Share

Bab 44

"Nggak, Tante aku lihat tadi ...."

Aku bicara sambil menunjuk, tapi memang tidak ada Syakila di depan kamar mandi.

"Fika, kamu baik-baik aja?" tanya Tante Siska.

"Hm, aku baik, Tante. Sepertinya aku halusinasi, entah kenapa ini terjadi," sahutku sambil duduk dan menggigit jari.

Kemudian Tante Siska mematikan sambungan teleponnya. Setelah ia yakin aku baik-baik saja.

Setelah menutup telepon, aku berinisiatif untuk menyusul Papa ke kantor. Sebab khawatir halusinasi ini semakin menjadi.

Dengan cepat aku bersiap-siap. Lalu naik ke mobil dengan diantar sopir.

Aku bergegas ke kantor papa, hendak bicara tentang mimpi tadi. Rasa takut ini, membuatku ingin bertemu papa. Sampai-sampai, meminta sopir untuk mengantarkan aku ke sana. Karena khawatir tidak fokus dalam berkendara.

Sesampainya di kantor. Papa tidak ada di kantor, makin panik dan cemas terhadap mimpi yang aku alami tadi.

"Dinda, Papa di mana?" tanyaku pada wanita yang biasa papa hubungi.

"Eh Mbak Fika, tadi Pak Wijaya pergi bersama
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status