Share

Bab 43

Papa mengangguk setelah mendengar informasi dari Tante Siska. Kemudian telepon pun dimatikan olehnya dan menyerahkan benda pipih itu padaku.

"Syakila kenapa, Pah?" tanyaku penasaran.

"Ibunya Syakila, tadi meninggal dunia, gerd katanya," terang papa menjelaskan kabar duka dari Tante Siska.

"Inalillahi wa innailaihi rojiun, semoga beliau husnul khatimah," ucapku.

Hal tak terduga datang lagi, padahal kemarin beliau tampak sehat, tidak ada yang menyangka kabar duka yang dibawa oleh Tante Siska untuk ibunya Syakila.

"Ada lagi kabar dari Syakila, ia harus dibersihkan rahimnya. Karena, dokter tadi bilang, janinnya mengalami kematian mudigah." Papa menambahkan informasi lagi.

Aku terdiam, Syakila kini kehilangan semuanya yang ia miliki. Pasti ini sangat berat untuknya. Namun semua sudah takdir, pasti akan ada hikmah di akhir.

***

Pagi bersinar terang, matahari yang telah terbit membuat mataku terbuka. Tapi, kenapa tiba-tiba suara ini sulit aku ucapkan. Astaga, papa tolong aku! Aku tak mampu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status