Share

Part 3

Olivia berlari sekuat tenaga. Dia tak boleh tertangkap sebelum mengetahui apa yang terjadi. Olivia tak tahu kenapa Silvia bisa terlibat dengan orang-orang mengerikan seperti itu.

Dia hanya bisa berlari. Tak bisa menghentikan sebuah taksi karena tak ada uang yang dia pegang. Ponsel dan dompetnya masih tertinggal di loker tempatnya bekerja. 

Dalam hati dia berjanji akan kembali dan menemui pria yang terluka dibuatnya untuk meminta maaf. Serta menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Seperti yang dia pikirkan, ini hanya kesalahpahaman. Asal Silvia bisa menjelaskan duduk persoalan yang sebenarnya, semua akan selesai. Dan Olivia akan kembali hidup normal tanpa teror seperti ini.

Olivia juga akan meminta maaf pada Ronan, bila mungkin akan memberikan kompensasi meski dengan mencicil. Dengan begitu urusan mereka selesai dan tidak akan bertemu lagi di kemudian hari.

Olivia begitu terkejut saat melihat Kim berdiri di seberang jalan. Pria itu masih mengejarnya. Menoleh ke kanan dan ke kiri untuk menyeberang jalan. Olivia kembali berlari sebelum pria dengan ekspresi datar itu menangkapnya. Jika tertangkap sekarang, mungkin dia tidak akan punya kesempatan untuk membuktikan bahwa dia tidak bersalah.

"Behenti, kau!" Suara Kim terdengar dari arah belakang. 

Olivia hanya mencibir. Pria itu memberi perintah seolah dia akan menuruti ucapannya.

Olivia berlari tak tentu arah. Sesekali dia menarik dan mengatur napas saat langkah Kim masih terlihat jauh. Meski berada jauh di depan, namun Kim masih bisa melihat Olivia dengan jelas.

Olivia semakin ketar-ketir. Hidungnya kembang kempis menahan sesak. Namun dia tetap harus meloloskan diri dari Kim.

Dalam kekalutan, Olivia mendengar suara dentuman di jalan raya. Dia melihat rombongan marching band sedang konvoi dengan barisan yang teramat panjang. Olivia baru menyadari, kalau hari ini adalah peringatan hari kemerdekaan.

Olivia langsung menuju ke arah rombongan. Melepas rompi berwarna merah maroon, hingga hanya meninggalkan kemeja putih dan celana panjang bahan. Dia membuang atribut seragam kerjanya itu asal dan masuk ke dalam barisan. Bergabung dengan rombongan agar berbaur dan tersamarkan dengan mereka.

Kim celingak-celinguk, seolah kehilangan jejak. Dia telah kehilangan jejak gadis yang berpakaian mencolok tadi. Dia menghentikan langkah, kepalanya berputar mengelilingi area.

'Gadis itu licin juga.' Kim kembali mengumpat dalam hati.

Pria itu juga mengatur napas yang terengah-engah, lalu menghubungi seseorang dengan ponselnya.

Sementara Olivia cukup merasa tenang karena tak melihat lagi sesosok pria yang mengejarnya. Dalam hati dia mengucap syukur. Selain pada Tuhannya, juga pada para pahlawan. Bukan hanya menyelamatkan negara dari penjajah, tapi juga menyelamatkannya dari pria suruhan si hidung belang.

*

Olivia tak punya pilihan lain selain berjalan kaki menuju kontrakan. Pikirannya hanya tertuju pada Silvia. Temannya sejak kecil sejak dari panti asuhan. Mereka tumbuh bersama bagai saudara. Olivia benar-benar akan menuntut penjelasan.

Namun sepertinya hal itu tidak akan mudah. Ada beberapa mobil yang sedang parkir di halaman rumahnya. Beberapa warga juga menonton para pria berpakaian seperti pria yang mengejarnya sedang berkeliaran di sekitar rumah.

Beberapa dari mereka bahkan memasuki rumah dan berjaga di sana. Apa Silvia sedang bersama mereka? Bagaimana jika saudaranya itu juga tertangkap? Olivia ingin berlari dan menerobos ke sana untuk mencari tahu apa yang terjadi. 

Tapi tentu saja itu tidak mungkin. Dia bisa mati konyol di tangan orang-orang mengerikan itu. Atau apakah dia harus menyerahkan diri dan bicara baik-baik dengan bos mereka? Silvia mungkin juga ikut dijebak, sama sepertinya. Dan dia harus menjelaskan agar urusan ini tidak berlarut-larut dan  menjadikan dia layaknya buronan seperti ini.

Tapi lagi-lagi Olivia ragu. Dia tampak ketakutan. Dan seketika rencananya tadi terasa buyar. Dia yang hanya bisa bersembunyi dari balik pohon akasia, yang cukup jauh agar bisa mengintai. Tak ada tanda-tanda Silvia keluar, atau dibawa paksa dari sana.

Sepertinya orang-orang itu sedang menunggu dan sengaja menanti kepulangannya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status