Share

Bab 31

Author: Adelia tpn
last update Last Updated: 2025-04-01 20:57:21

Setelah makan malam, rumah mulai tenang. Livia dan Eleanor masih asyik berbincang di ruang tamu, tertawa kecil sambil membahas hal-hal yang bagi mereka penting, tetapi bagi orang lain mungkin hanya omong kosong belaka—tentang permen favorit, warna piyama terbaru, dan kapan waktu terbaik untuk minum cokelat panas sebelum tidur.

Di sisi lain rumah, suasana jauh berbeda.

Di dalam ruang kerja Zayn, aroma tembakau memenuhi udara, bercampur dengan bau alkohol dari gelas kristal di tangan mereka. Richard duduk di kursi tamu, bersandar santai dengan sebatang rokok terselip di antara jarinya, sementara Zayn berdiri dekat jendela, satu tangan memegang gelas bourbon, satu lagi menyelipkan rokok ke bibirnya.

Mereka tidak berbicara untuk beberapa saat, hanya membiarkan asap tipis melayang di udara, menciptakan suasana yang berat.

Akhirnya, Richard memecah keheningan. "Aku sudah lama ingin berbincang seperti ini denganmu, Zayn."

Zayn mengangkat alis, meniupkan asap rokoknya. "Oh? Tentang apa? Tenta
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • GADIS POLOS MILIK CEO KEJAM   Bab 32

    Livia duduk di sofa dengan bibir mengerucut, kedua tangannya memeluk lengan Eleanor erat seperti anak kecil yang tidak mau ditinggal ibunya pergi bekerja. Eleanor yang duduk di sampingnya hanya bisa tertawa kecil melihat putrinya yang manja. "Mama, kalau Mama pulang sekarang, nanti aku sendirian!" Livia menggembungkan pipinya, ekspresinya seperti anak TK yang kehilangan balon. "Kamu kan sama Zayn,, Sayang," Eleanor mengelus rambut Livia, matanya penuh kasih. "Itu beda! Zayn itu dingin, Mama! Dia nggak lucu dan nggak gemesin kayak Mama!" Livia semakin merapat ke Eleanor, seperti lem yang tidak bisa dicabut. "Kalau Mama pulang, nanti aku nggak ada teman buat ngomongin permen dan boneka!" Eleanor tertawa lepas. "Kamu ini udah besar, Liv! Masak masih ngomongin permen?" "Ya kan permen itu kehidupan, Ma!" Livia berseru dramatis. "Aku nggak bisa hidup tanpa permen! Kalau aku nggak makan permen sehari aja, aku bisa..." Livia mendekat ke telinga Eleanor dan berbisik, "...sekarat." Eleano

    Last Updated : 2025-04-02
  • GADIS POLOS MILIK CEO KEJAM   Bab 33

    Malam itu, setelah menikmati cokelat panasnya, Livia duduk di sofa dengan ekspresi puas. Matanya berbinar-binar, menikmati setiap tegukan minuman favoritnya. Sementara itu, Zayn duduk di sebelahnya, menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan. Ada sesuatu di matanya, sesuatu yang membuat atmosfer ruangan sedikit lebih panas. Livia meletakkan cangkirnya di atas meja dan menoleh ke arah Zayn. "Kenapa kamu menatapku seperti itu?" tanyanya polos. Zayn tersenyum tipis, menggeser tubuhnya lebih dekat ke arahnya. "Aku hanya mengingatkanmu soal perjanjian kita, Livia. Ingat, sekarang kamu sudah selesai datang bulan." Livia menelan ludah, wajahnya langsung merona. Dia ingat betul apa yang dijanjikannya pada Zayn agar diizinkan kuliah. Dan sekarang, sepertinya Zayn menagih janjinya. "T-tapi..." Zayn mengangkat dagunya dengan satu jari, menatapnya dalam-dalam. "Jangan bilang kau lupa." Livia menunduk, jantungnya berdebar kencang. Dia tahu ini akan terjadi cepat atau lambat, tapi t

    Last Updated : 2025-04-03
  • GADIS POLOS MILIK CEO KEJAM   Bab 34

    Keesokan paginya, Livia terbangun dengan tubuh yang terasa remuk. Ketika ia melangkah ke cermin, matanya langsung melebar saat melihat bercak-bercak merah kebiruan menghiasi leher dan bahunya. Ia menjerit histeris. "AAAAAKKKH!!!" Suara jeritannya menggema di seluruh rumah, membuat beberapa pelayan yang sedang menyiapkan sarapan hampir menjatuhkan piring. Livia memegang lehernya panik, matanya berkaca-kaca. "Astaga! Aku… aku… terkena penyakit aneh!" serunya, memeriksa leher dan pundaknya yang penuh jejak. Saat itu juga pintu kamar terbuka, dan Zayn berdiri di sana dengan ekspresi datarnya. Matanya menyipit melihat Livia yang sedang ribut sendiri di depan cermin. "Kenapa berisik sekali pagi-pagi?" tanyanya malas sambil menyandarkan tubuhnya ke kusen pintu. Livia berbalik dengan wajah penuh kepanikan. "Z-Zayn! Aku tertular penyakit aneh! Lihat ini! Ini parah banget, ada bercak-bercak di mana-mana! Aku harus ke dokter! Harus segera diobati sebelum makin parah!" Zayn menatapn

    Last Updated : 2025-04-04
  • GADIS POLOS MILIK CEO KEJAM   Bab 35

    Setelah memastikan Livia sudah masuk ke gedung kampus, Zayn melirik cermin spion sekali lagi, memastikan tak ada siapa pun yang mencurigakan mengikutinya. Mobil hitamnya melaju keluar dari kawasan kampus Universitas Grand Haven, menyusuri jalan utama ibukota. Ia hendak menyalakan musik seperti biasa, menikmati sedikit ketenangan pagi—namun, ketenangan itu tak bertahan lama. Ponselnya berdering. AXEL. Zayn sempat menyipitkan mata. Panggilan pagi-pagi dari Axel… bukan pertanda baik. Ia menggeser layar ke kanan, menjawab, “Ada apa?” Namun, suara Axel terdengar jauh lebih rendah dan berbeda dari biasanya. Tak ada formalitas. Tak ada laporan. Hanya nada tegang dan nyaris berbisik, “Ini darurat, Tuan… dan ini bukan tentang investor, bukan juga tentang merger.” Zayn mengernyit. “Bicara yang jelas.” “Ini… sesuatu yang hanya Anda dan saya yang tahu. Sesuatu yang tidak boleh sampai bocor.” Detik itu juga, genggaman Zayn di setir menguat. Sorot matanya berubah tajam, napasnya

    Last Updated : 2025-04-05
  • GADIS POLOS MILIK CEO KEJAM   Bab 36

    Gedung kantor Zayn menjulang angkuh seperti benteng kekuasaan di tengah kota. Tapi di balik kaca-kaca mewah dan lobi bergaya modern itu, terdapat lantai terdalam yang tidak pernah disentuh publik ruang kontrol untuk bisnis kelam yang hanya dikenal oleh segelintir orang. Zayn melangkah cepat, jasnya berkibar. Wajahnya tetap datar, tapi sorot matanya tajam seperti pisau siap mengiris siapa saja. Axel sudah menunggunya di ruang rahasia di bawah basement, di depan layar-layar hitam putih berisi rekaman dari pelabuhan, gudang, dan titik transaksi tersembunyi. “Boss,” ucap Axel dengan nada berat. “Masalah besar. Polisi mulai mencium jejak kita.” Zayn mengerutkan kening. “Apa yang mereka tahu?” “Pengiriman senjata dari Singapura ke Jerman. Seorang pengkhianat bocorkan titik koordinat pelabuhan. Sekarang beberapa aset kita sedang diinterogasi. Kalau mereka bicara—” Axel menghentikan kalimatnya, menahan napas. Zayn menoleh perlahan, tatapannya dingin. “Kau sudah identifikasi siapa pengkhi

    Last Updated : 2025-04-06
  • GADIS POLOS MILIK CEO KEJAM   Bab 37

    Zayn berdiri beberapa detik di tempatnya, memandangi gelas whiskey yang mulai mengembun di genggamannya. Ada desakan aneh dalam dadanya, perasaan tak nyaman yang selama ini selalu ia tekan dengan dingin dan logika. Tapi entah kenapa, suara Livia barusan… menusuk. Cokelat panas lebih jujur daripada kamu. Ucapan itu melayang-layang di kepalanya. Zayn menarik napas dalam-dalam lalu berjalan pelan menuju dapur. Di sana, ia melihat Livia duduk di kursi tinggi dapur, mengenakan piyama warna mint dengan motif domba kecil. Rambutnya dikuncir dua seperti anak TK, dan di hadapannya ada mug besar berisi cokelat panas yang mengepul manis. Gadis itu menatap minumannya lekat-lekat, lalu menyeruput dengan suara kecil. “Huh… enaknya,” gumamnya pelan. Zayn menyandarkan punggung di ambang pintu, memperhatikannya tanpa suara. Beberapa pelayan yang melihat tuan besar mereka datang langsung pergi meninggalkan dapur, memberi ruang bagi mereka berdua. “Aku bukan anak kecil,” ucap Livia tiba-tiba

    Last Updated : 2025-04-08
  • GADIS POLOS MILIK CEO KEJAM   Bab 38

    Pagi itu dimulai... dengan keheningan. Terlalu hening, hingga burung pun malas berkicau, dan matahari yang biasanya cerah seolah tahu: akan ada kekacauan besar sebentar lagi.Tepat pukul 07.39 pagi, seluruh penjuru rumah mewah bergaya klasik itu masih tenang. Para pelayan tengah sibuk menyiapkan sarapan seperti biasa. Cokelat panas untuk Nona Livia, roti panggang dengan olesan stroberi, dan tentu saja, susu dingin karena Livia kadang berubah pikiran di detik terakhir.Tapi detik berikutnya…“AAAAAAAAAAKKKKKHHHHHH!!! AKU TELAT!!! AKU TELAAAAAATTTT!!”Teriakan nyaring membelah pagi dengan dramatis. Seisi rumah langsung berhenti. Sendok terjatuh dari tangan salah satu pelayan, penjaga pintu hampir menjatuhkan earphone-nya, bahkan kucing peliharaan keluarga kabur ke bawah sofa karena trauma suara.Dari lantai dua, seorang gadis dengan piyama penuh gambar kesukanya tergesa-gesa keluar kamar dengan rambut acak-acakan yang menjulang seperti sarang burung. Livia Everleigh si polos, si manja,

    Last Updated : 2025-04-10
  • GADIS POLOS MILIK CEO KEJAM   Bab 39

    Pintu lift terbuka dengan bunyi khas yang menggema di seluruh lorong lantai paling atas kantor megah milik Zayn Vanderbilt. Aroma khas kopi dan parfum mahal menyambut kehadirannya saat Zayn melangkah keluar, diiringi Axel yang berjalan di sampingnya dengan ekspresi tegang. Tak seperti biasanya, Axel yang dikenal tenang dan rapi kali ini terlihat sedikit urakan dasinya longgar, rambutnya sedikit berantakan, dan wajahnya menunjukkan beban besar yang tengah ia pendam. Zayn masuk ke ruangannya yang penuh dengan kaca dan rak berisi dokumen rahasia. Begitu duduk di kursi kerjanya yang menghadap jendela besar dengan pemandangan kota, ia langsung melepas jas dan membuka dua kancing kemejanya. Tatapannya tajam mengarah pada Axel yang berdiri di seberang meja. Di ruangan penuh cahaya lampu putih dingin dan aroma kopi hitam yang mulai dingin, Zayn berdiri membelakangi jendela, memandangi lalu lintas padat kota yang mulai menggeliat menjelang siang. Tangannya menyelip di saku celana, dan wajahn

    Last Updated : 2025-04-10

Latest chapter

  • GADIS POLOS MILIK CEO KEJAM   Bab 60

    Di sudut kota tua Milan yang penuh arsitektur klasik, cahaya lampu malam menyinari bangunan kuno yang kini telah disulap menjadi sebuah aula pelelangan mewah. Di sinilah, di antara tamu-tamu berdasi dan gaun gemerlap, dunia bawah tanah bertemu dengan kemewahan permukaan.Zayn Vanderbilt berdiri tegak di antara kerumunan elite. Mengenakan setelan hitam Armani yang membentuk tubuh tegapnya dengan sempurna, tatapannya tajam menelusuri suasana. Di sampingnya, Axel berdiri dengan kedua tangan disilangkan di depan dada, waspada terhadap segala gerak-gerik mencurigakan.“Target kita adalah peti nomor 17,” bisik Axel, suaranya nyaris tak terdengar. “Isinya senjata prototipe yang hanya muncul sekali di pasar gelap dalam dua dekade.”Zayn mengangguk tanpa memalingkan wajah. Ia menyapu ruangan dengan matanya—dan saat itulah, langkah seorang wanita menarik perhatian banyak mata.Wanita itu melangkah anggun, dengan gaun merah menyala membelah ruangan yang dipenuhi dominasi hitam dan emas. Rambut p

  • GADIS POLOS MILIK CEO KEJAM   Bab 59

    Pintu gerbang rumah Vanderbilt terbuka perlahan, menampakkan halaman luas dan bangunan megah bercat putih bersih. Mobil merah mewah itu melaju pelan, seperti pangeran yang baru pulang dari medan perang—tapi isinya justru dua wanita cerewet dan satu bocah super heboh.Begitu mobil berhenti, Finnian langsung membuka pintu belakang.“Yesss! Aku duluan yang sampe!” serunya sambil berlari ke dalam rumah seperti sedang lomba lari estafet.“FINNIAN! Sepatunya lepas! Eh—YA AMPUN, dia bawa boneka kucingnya masuk juga!” Serenity turun dengan rambut sedikit berantakan karena tertiup AC mobil, lalu menoleh ke Livia yang masih tertawa di dalam mobil.“Welcome to my chaotic life, sayang,” ujarnya dramatis.Livia menutup pintu dan berjalan beriringan dengan Serenity.Begitu masuk, suasana rumah yang biasanya hening karena aura misterius Zayn, kini berubah. Suara tawa Finnian menggema, disusul dengan suara Serenity yang berteriak, “Jangan lompat di sofa, Nak! Itu harganya bisa bayar SPP kuliah kamu s

  • GADIS POLOS MILIK CEO KEJAM   Bab 58

    Sore itu, mentari mulai condong ke barat, membentuk bayangan panjang di sepanjang terminal penjemputan. Livia berdiri dengan ransel mungilnya, topi bulat berwarna pastel menutupi sebagian rambutnya yang terurai manis. Dia memandangi layar ponselnya yang, entah sudah berapa kali, dicek untuk melihat apakah ada kabar dari Zayn."Nggak ada juga… dia bener-bener lupa, ya?" gumam Livia sambil mengerucutkan bibir. Meski wajahnya tampak cemberut, ada seulas manis yang tetap membuat siapa pun yang melihatnya ingin menyubit pipinya. Ia berdiri kikuk, sendiri, seperti anak ayam kehilangan induk.Namun tiba-tiba—"BRAAAAK!" suara pintu mobil mewah yang terbuka dari arah jalan mengagetkannya. Mobil berwarna merah menyala, dengan velg hitam elegan dan jendela kaca gelap yang baru saja menepi, benar-benar menarik perhatian banyak pasang mata.Livia melongo. Matanya melebar.“Eh? Itu… Lamborghini?” gumamnya, ragu. Tapi sebelum sempat dia memastikan, jendela di bagian penumpang depan turun perlahan.

  • GADIS POLOS MILIK CEO KEJAM   Bab 57

    Setelah keluar dari kantin dengan perut kenyang dan hati riang, Livia berjalan sambil bersenandung kecil menuju taman kampus. Di sebelahnya, Aisha melangkah santai dengan tangan dimasukkan ke dalam saku jaket. Angin siang yang sejuk menyapu rambut mereka, sementara cahaya matahari menerobos sela dedaunan, menciptakan bayangan teduh di sepanjang jalur setapak.“Dosen nggak masuk, tumben banget ya,” ucap Livia riang, tangannya mengayun ke depan dan ke belakang seperti anak kecil.Aisha hanya mengangguk malas. “Mungkin beliau sakit kepala lihat tugas-tugasmu,” gumamnya pelan.Livia melotot pelan, tapi hanya beberapa detik sebelum ia tertawa. “Kau jahat, tahu nggak?”Ketika mereka tiba di taman, Livia langsung mengenali sosok yang sedang duduk di bangku panjang, tak jauh dari kolam. Mahasiswa itu tengah membuka novel dengan tatapan serius, namun senyumnya langsung muncul ketika melihat Livia datang.“Reyhan!” seru Livia sembari melambai, seperti anak TK yang baru melihat teman TK-nya juga

  • GADIS POLOS MILIK CEO KEJAM   Bab 56

    Langit siang di atas gedung Vanderbilt Corporation tampak mendung, seakan meramalkan badai yang tak hanya akan melanda kota, tetapi juga dunia bisnis kelam yang selama ini Zayn sembunyikan rapat-rapat di balik jas dan dasi mahalnya.Zayn Vanderbilt tengah duduk di ruang kerjanya yang luas dan minimalis. Layar laptop di depannya menampilkan laporan proyek dari salah satu anak perusahaan di luar negeri, namun pikirannya jelas tidak sepenuhnya tertambat pada angka-angka itu. Sejak pagi, rasa gelisah samar mengganggu fokusnya. Perasaan yang tak bisa ia jelaskan, tetapi cukup kuat untuk membuat alisnya terus berkerut.Tiba-tiba, pintu ruangannya terbuka tanpa ketukan. Zayn tak perlu menoleh untuk mengetahui siapa pelakunya. Hanya ada satu orang yang cukup berani dan cukup penting untuk melanggar etika formal seperti itu.Axel Reinhardt. Tangan kanan sekaligus sahabat lamanya, yang lebih banyak menghabiskan waktu di dunia bawah tanah dibanding ruang rapat."Sudah kuduga kau belum meninggalk

  • GADIS POLOS MILIK CEO KEJAM   Bab 55

    Finnian duduk di kursi dengan kaki yang belum menyentuh lantai, sibuk memindahkan telur ke atas pancake dan menyebutnya "roket makanan ke bulan."Livia duduk di sebelahnya, tertawa kecil sambil membantu Finnian mengoleskan madu. Ia terlihat lebih segar pagi ini. Luka di lengannya sudah mulai mengering, dan semangatnya mulai kembali setelah beberapa hari rehat dari kampus.Serenity duduk di seberang Zayn sambil menyeruput kopi, lalu membuka suara, “Jadi, hari ini aku mau nganter Finnian ke sekolah Montessori yang kamu rekomendasikan itu. Semoga anak ini bisa duduk tenang lebih dari dua menit.”Finnian langsung protes, “Aku bisa duduk! Tapi kalau kursinya empuk!”Semua tertawa.Zayn yang sejak tadi diam, akhirnya bicara, “Aku sudah kirim berkasnya ke kepala sekolah. Mereka akan bantu proses pendaftaran hari ini.”Serenity mengangkat dua jempol. “Good. Aku nggak tahu mesti mulai dari mana. Banyak sekolah lihat aku sebelah mata. Ya, you know… single mom dengan sejarah drama.”Livia yang d

  • GADIS POLOS MILIK CEO KEJAM   Bab 54

    Zayn memasuki rumahnya dengan langkah tegap dan ekspresi kaku yang sudah menjadi ciri khasnya. Setelah seharian dikejar rapat dan laporan dari jaringan bawah tanah yang mencurigakan, ia hanya ingin memeriksa kondisi Livia, memastikan luka gadis itu tidak kambuh dan pikirannya tetap aman.Namun baru saja membuka pintu utama, alisnya langsung bertaut saat mendengar…“TEMBAK DINO KUNINGNYA, FINN! TEMBAKKK!!”Suara Livia.“BUNYI SIRINEEE!! DINONYA LEMES!! AAAAKK!”Dan... suara kakaknya?Zayn mendecak pelan dan mempercepat langkahnya. Sampai akhirnya ia berhenti di ambang ruang keluarga.Pemandangan yang ia lihat sukses membuatnya nyaris kehilangan kata.Di tengah ruangan mewah bergaya modern itu, Livia duduk bersila di lantai, memakai bando kelinci, sambil memegang joystick mainan game dinosaurus yang diproyeksikan ke layar besar. Di sebelahnya, Finnian berdiri di atas meja kopi, berteriak heboh sambil menggenggam boneka t-rex yang matanya menyala.Dan di ujung sofa, Serenity—kakaknya yan

  • GADIS POLOS MILIK CEO KEJAM   Bab 53

    Pagi hari itu, matahari bersinar malu-malu dari balik tirai kamar yang setengah terbuka. Udara masih segar, sedikit dingin, dan aroma harum dari diffuser lavender masih melayang di udara. Namun, alih-alih disambut dengan ceria seperti biasa, pagi ini Livia terbangun dengan nyut-nyutan di pergelangan tangannya yang masih dibebat perban.“Ugh… kenapa rasanya kayak habis tinju sama Iron Man…” gumamnya pelan, memeluk guling dengan ekspresi meringis.Sebenarnya, lukanya tidak terlalu parah—cuma sedikit memar dan tergores karena kecelakaan kecil di lab praktek kemarin. Tapi tentu saja, bagi seorang Zayn Vanderbilt, itu sudah sama saja seperti Livia baru saja selamat dari kecelakaan pesawat.Belum sempat Livia bangkit dari tempat tidur, pintu kamarnya terbuka pelan. Zayn masuk, membawa nampan sarapan dengan ekspresi datar—yang artinya dia sedang menahan marah dalam kadar medium. Seperti biasa, gaya CEO-nya tetap terpancar dari rambut sampai ujung kaki, padahal cuma pakai kaus lengan panjang

  • GADIS POLOS MILIK CEO KEJAM   Bab 52

    Keesokan HarinyaLivia kembali menjalani rutinitasnya di kampus. Kali ini dengan dua pengawal tambahan yang dikirim oleh Zayn. Meski awalnya sempat protes, akhirnya ia menyerah karena takut Zayn benar-benar memasang CCTV di tiap sudut kampus.Di kampus, Aisha kembali muncul. Luka di bahunya tertutup perban, dan senyumnya sedikit dipaksakan.“Akudenger cowok kamu ngamuk ya kemarin?” tanya Aisha ketus saat menyusul Livia ke taman belakang kampus tempat mereka biasa duduk saat istirahat.Livia menggigit roti sandwich-nya perlahan, cengengesan. “Hehe... iya, agak serem sih... tapi dia baik kok. Kamu nggak apa-apa kan? Bahumu gimana?”Aisha menyipitkan mata.“Lucu ya kamu... masih bisa nanyain aku padahal udah jelas-jelas aku bikin kamu luka waktu praktik.”Livia langsung menegakkan duduknya. “Itu nggak sengaja kan? Aku tahu kok. Nggak usah merasa bersalah... aku juga sering jatuh sendiri, saking cerobohnya.”Aisha hanya mendecih kecil, kemudian menghela napas.“Kadang aku bingung deh... k

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status