Share

Laras Hamil?

"Ayo berangkat!"

"Kemana, Pak?"

"Bukannya kepalamu sakit?"

Mataku memutar, celaka! tadi aku hanya ngomong sekenanya saja. Lupa kalau bapak orangnya seriusan.

"Lain kali saja, Pak. Gigi bisa sendiri. Sakitnya sudah hilang kok. Hari ini karyawan yang masuk hanya sedikit, kita tidak bisa meninggalkan kantor."

Bapak terlihat berpikir, "Kalau sakit lagi, jangan tunda untuk periksa!"

"Siap, Pak." Aku menarik garis senyum untuk meyakinkannya.

Bapak kembali ke kursinya, beliau mulai terlihat sibuk dan sangat serius. Sedangkan, aku? Tidak ada pekerjaan yang bisa kulakukan sekarang, hanya duduk terpaku memandangnya. Menunggu instruksi yang beliau berikan, selain itu aku tidak bisa melakukan apa-apa tanpa perintah.

Usiaku mungkin tidak jauh berbeda dengan Den Aaraf, itu artinya aku lebih pantas jadi anaknya dari pada istri beliau. Ih! Kenapa juga aku berpikir sejauh itu. Bapak mungkin akan menikah lagi, tapi bukan berarti denganku. Ini semua gara-gara Minah!

"Sadar-sadar Gigi, jangan ikutan gil
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status