Share

Bab 8. Pembicaraan Mereka Gurih Sekali

"Mas Bryan, Rara sedang apa kalian. Kelihatannya gurih kali pembicaraannya." Sindirku. Belum lagi netraku panas melihat mereka duduk berdekatan.

"Eh sayang, nggak ngomongin apa-apa, biasa seputar virtual aja," elak Mas Bryan dia tampak gugup dan salah tingkah. Begitupun dengan Rara.

"Kak, Mas, Rara ke kamar dulu ya. Mau lanjutin bikin tugas." dia berjalan setengah berlari memasuki kamarnya. Tingkahnya tak jauh berbeda dengan Mas Bryan.

"Sini duduk, Mon!" Mas Bryan menepuk-nepuk kursi sofa bekas didudukin Rara.

"Ngomongin virtual maksudnya gimana, Mas? Memang ada yang lucu sama virtualnya?" selidiki ketika baru mehenyakkan pantay di kursi sofa bekas pakai Rara.

"Iyaa, virtualnya lucu Mon. Lebih ribet dan parahnya lebih mengekang. Bikin makin mumet dan berasa kayak sedang dipatroli." jawab Mas Bryan dengan mengubah posisi duduknya.

"Bukannya lebih enak, Mas. Nggak perlu capek-capek ke area, bolak-balik ketemu klien. Sekarang follow up kliennya bisa via WA atau by phone kan lebih hemat tenaga dan hemat waktu juga."

"Enak sih enak Mon, tapi aku bosen." Keluhnya sembari memainkan gawai.

"Baru juga sehari, Mas. Masa udah bosen. Tapi ya wajar aja, perubahan yang belum terbiasa. Lagian juga nanti-nanti makin terbiasa. Banyak keuntungan sebenarnya Mas, makan kamu lebih teratur, kalau capek langsung bisa istirahat, meminimalisir terjangkitnya virus. Banyak lagi, Mas." Jelasku.

"Heleeehh, Mas ke atas dulu. Mau lanjut virtual," tanpa mengindahkan aku dia berlalu beranjak dari duduknya.

"Mas, sholat dulu baru virtual. 'Kan belum mulai juga." 

"Mas, sholatnya di atas. Siapin makan malam ya, Mas mau makannya di atas aja." Ujarnya sambil terus menaiki anak tangga, bahkan dia masih asyik memainkan gawai.

"Ya Allah, sabar kan aku menghadapi perilaku Mas Bryan." Gumamku.

***

Sudah pukul 22.00 malam Mas Bryan belum juga turun dari lantai dua, aku hanya seorang diri duduk di ruang tamu. Sedangkan Rara sedari tadi juga di dalam kamar. Rasa gundah semakin menyelimuti hatiku, pikiran buruk semakin menghantui. Apa Mas Bryan sedang bermain api?

Mana mungkin sudah jam segini masih melakukan virtual dengan klien kecuali memang kliennya spesial. Tak ingin berselimut gundah dan rasa curiga lebih lama kuputuskan untuk menaiki anak tangga. Dada rasa bergemuruh.

"Mas, buka pintunya!" panggilku ketika terus mengetuk pintu kamar atas karena pas kucoba menekan handle pintu tapi terkunci.

"Mas, kamu masih kerja?" lagi dan lagi tak ada sahutan.

Aku pun menuruni anak dan masuk ke kamar mengambil gawai pipih milikku. Lebih baik ku video call Mas Bryan memastikan memang dia tertidur atau tidak.

Tit... Tit... Tit...

Ku lihat layar handphone [Sayangku sedang dalam panggilan lainnya] 

Dengan siapa malam-malam begini Mas Bryan melakukan video call? Sedangkan aku mengetuk pintu saja tak ada sahutan darinya. Jantungku semakin berdegup kencang, tanganku gemetar. Yaa Rabb.

Sekarang aku mencoba untuk menghubungi Rara lewat sambungan video call hanya sekedar memastikan. Hal yang sama pun terjadi, Rara juga sedang melakukan panggilan lainnya. Apakah mereka? 

"Ra, buka pintunya!" panggilku dengan sekuat tenaga sembari mengetuk pintu kamar Rara. Hal ini tak bisa kubiarkan lebih lama.

"Ra, Rara, buka pintunya!"

"Ra, Rara, buka pintunya!"

Kret,

"Ada apa kak? Malam-malam gedor pintu kayak gitu kali," tanya Rara ketika pintu kamar sudah dibukanya, bahkan dengan mengucek-ngucek kedua matanya. Tapi pintu kamar hanya sedikit dia buka, aku berusaha mengintip dari luar, berhubung lampu kamarnya dimatikan semua tampak gelap.

"Kamu lagi apa?"

"Aku tidur kak, kakak kenapa? Apa yang terjadi?" 

"Tidur? Terus kenapa kakak nggak bisa telfon kamu via WA?"

Keningnya mengerut, "Nelfon? Buat apa kakak nelfonku? Handphone ku lagi di chas kak, jaringan kali kak. Kakak ni ada-ada aja, aku tidur dulu."

"Ta-tapi, Ra..." belum selesai aku berbicara Rara sudah menutup pintu kamarnya.

Rasaku semakin berkecamuk, apakah Rara bisa kupercaya? Inginku pasang kamera CCTV tapi bagaimana caranya sedangkan mereka di rumah terus. Atau lebih baik handphone Mas Bryan dan Rara ku sadap saja atau aku harus mencari cara yang lain untuk membongkarnya?

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status