Share

Undangan

Aku bergegas mengemasi apa yang aku bawa, dengan cekatan aku menyalaminya sebelum pak Narto mencegahku dan menahanku untuk berunding lagi. Rasanya keputusan mas Deni sudah mengobrak-abrik kepercayaanku.

"Hen, bisa antar aku pulang?" tanyaku

Hendi tak menjawab, ia hanya bangkit dari duduknya merapikan barang bawaannya lalu mengikuti langkahku keluar setelah berpamitan.

Aku tak menghiraukan Mei dan Rifki, karena sudah tentu mereka akan pulang bersama.

*****

Hari ini hujan, dan aku tetap melakukan perjalanan. Aku ingin menangis tanpa harus terlihat orang lain. Beberapa kali Hendi melirikku dari spion,

"kita neduh dulu apa lanjut Nay?" tanyanya setengah teriak

"lanjut aja Hen !!" jawabku lantang

"nanti kamu sakit loh !"

"biarin Hen !"

Kami melanjutkan perjalanan dengan ditemani deras hujan. Tiba-tiba motor Hendi berhenti di sebuah rumah makan. Hanya kami, entah kemana Rifki Mei serta mas Deni dan pak Narto yang semula tak jauh dibelakang kami.

"kalau mau hujan-hujanan sambil nangis, peru
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status