Share

Take Off

“Masuk!” ucapnya yang membuat Hana dengan cepat berjalan ke arah kursi penumpang dan langsung duduk dengan manis.


“Kamu mau kuliah?” tanya Christian.


“Nggak kuliah. Aku mau ngurus skripsi. Masih ada yang mau direvisi dan sekalian balikin buku ini ke perpus. Kamu ngapain disini?” tanya Hana.


“Aku kebetulan lewat. Dan lihat kamu.”


“Oh… Kamu mau ke kantor?”


“Iya. Kamu lama disini?”


“Nggak tahu juga sih… Aku juga mau ketemu dosen pembimbing dulu.” jawab Hana.


“Sore ini kita ke Bali. Aku ada urusan bisnis.”


“Kita? Aku ikut?”


“Iya, kamu ikut. Itu kan tujuan hubungan kita.”


“Iya juga sih… Tapi kamu kok bisa tahu aku kuliah disini?”


“Tentu aku harus tahu tentang kamu. Kamu tahu kan isi perjanjian kita hanya berlaku untuk kamu ?Tapi aku juga hanya sebatas tahu aja dan tidak boleh ikut campur.” ucap Christian.


“Iya, aku tahu. Kamu kenapa? Seperti kelihatan nggak sehat.”


“Iya… Aku agak pusing sejak pagi tadi.” jawab Christian memijat pangkal tulang hidung mancungnya.


“Kenapa nggak istirahat aja? Kamu nggak demam kan?” tanya Hana dengan khawatir.


“Nggak. Aku baik- baik aja.” jawab Christian dengan wajah tanpa ekspresinya.


“Ya udah… Kamu urusin dulu kuliah kamu.”


“Lalu… Nanti sore aku harus gimana?”


“Kartu ini buat kamu dan kamu boleh pakai untuk beli apapun kebutuhan kamu.” jawab Christian sambil mengeluarkan sebuah kartu yang ia ambil dari saku depan jas mahalnya. Ia pasti sudah mempersiapkan hal ini sebelumnya, pikir Hana.


“Nggak nggak… Bukan itu maksud aku. Maksud aku nanti sore aku harus gimana? Harus ke hotel kemarin atau kemana? Kamu jemput aku dimana atau aku nyamperin kamu dimana gitu…”


“Aku tahu, Hana…” ucap Christian sambil mencubit pipi Hana dengan lembut dan membuat pemiliknya langsung salah tingkah.


“Iya. Maksud aku gitu.”


“Tapi ini tetap bisa kamu pakai. Kamu beli aja apapun yang kamu mau.”


“Aku nggak mau apa- apa. Lagian aku nggak tahu selesai jam berapa dan mungkin nggak sempat belanja apapun. Aku akan bawa yang aku punya aja.” ucap Hana sambil melirik jam tangannya karena tatapan mematikan sang sugar daddy.


“Baik… Kalau gitu, aku akan suruh sekertaris aku untuk belanja buat kamu. Jadi nanti kamu nggak perlu bawa apapun. Sekertaris aku akan hubungi kamu nantinya. Boleh seperti itu?” tanya Christian yang paham jika Hana mungkin masih merasa enggan.


“Terserah kamu aja. Aku udah telat dan aku harus pergi dulu. Kamu hati- hati ya…” ucap Hana sambil bersiap membuka pintu mobil milik sang sugar daddy.


“Tunggu…”


“Apa?” tanya Hana dengan heran.


“Kamu nggak lupa sesuatu?”


“Nggak ada… Semua ada di dalam tas kok.”


“Ada. Kamu lupa mencium aku…” jawab Christian yang langsung menarik Hana dan menciumnya dengan lembut.


“Bibir kamu lembut dan manis sekali…” bisik Christian dengan lembut. Aroma mint dari bibirnya seolah berpindah ke bibir Hana yang masih sedikit terbuka karena terkejut.


“See you soon, baby…” ucap Christian yang menyeka sudut bibir Hana dengan ujung ibu jarinya.

***

Setelah Christian pergi, Hana lantas meraih ponsel dan menghubungi sahabatnya. “Halo, Dit… Loe dimana?”

“Di kantor. Kenapa?”

“Dit, kayaknya nanti malam gue nggak bisa deh temanin loe makan malam.”

“Kenapa? Loe lanjut shift sore? Ya nggak apa- apa. Abis loe pulang aja.”

“Bukan… Gue shift pagi kok. Tapi gue ada acara nanti malam.”

“Ke mana? Sama Christian?”

“Iya. Dan dia minta ditemenin ke Bali. Gue kok ya malah nggak semangat ya…”

“Ke Bali? Berapa lama?”

“Nggak tahu. Katanya ada kerjaan di sana dan minta gue ikut.”

“Cieeee…. Ya udahlah pergi aja. Sekalian loe jalan- jalan. Kok malah nggak semangat?”

“Ya gue takut aja. Dia kan orang asing. Bukan siapa- siapa gue juga. Ya kalaupun gue kenapa- kenapa nantinya, ya dia pasti juga nggak bakalan peduli.” jawab Hana dengan sendu.

“Ya lagian loe udah gede. Ngapain juga loe mau kenapa- kenapa? Takut jatuh cinta sama dia?”

“Nggak lah… Nggak ada ya gue jatuh cinta sama dia. Gue cukup tahu diri kok. Dia tuh anggap gue cuma mainan doang. Cuma teman kencan teman segala- galanya aja. Dan dia juga udah ingetin gue soal itu sejak awal. Makanya dia nggak suka sama perempuan yang terlalu muda. Katanya cepat baper.” jelas Hana menceritakan pembicaraan ringannya dengan Christian malam itu.

“Ya udah… Nanti kalau ada apa- apa, loe telepon gue aja. Tapi dari sepengalaman gue sebagai sugar baby yah, mereka nggak akan celakain loe. Mereka tuh lebih ke butuh teman ngobrol sih sebenarnya. Teman tidur juga sih udah pasti.”

“Gue takut kalau dia… Dia punya kelainan atau penyimpangan gitu loh Dit… Kan ada tuh orang yang suka kalau harus bertiga, atau harus mukul dulu atau apalah gitu…”

“Feeling loe soal Christian kayak gitu? Apa ada gelagat kalau dia kayak gitu?”

“Ya mana gue tahu! Orang gue baru dua kali ketemuannya.”

“Dua kali? Bukannya baru ketemu semalam? Satu kali deh, Han…”

“Dua kali, Pradita… Tadi dia nyamperin gue ke kampus.” jawab Hana.

“Seriusan?” pekik Dita. Tampak sekali, sahabat Hana itu terkejut!

“Iya… Gue juga kaget. Kayaknya sih dia lagi nyari tahu soal gue. Ya gue sih nggak masalah.”

“Hati- hati… Jangan baper loh ya…” ledek Dita yang tahu betul lembutnya hati sang sahabat.

“Nggak lah… Gue udah tanamin di kepala gue kalau apapun yang dia lakuin karena dia ngebayar gue dan apapun yang gue lakuin itu karena dia juga yang ngebayar gue.”

“Serah loe mau tanemin apa, asal jangan sampai loe malah pupukin rasa sayang sama dia. Lebih gampang lho buat jatuh cinta sama yang kayak modelan Christian gitu. Ganteng- ganteng cool galak tegas gitu… Dikit bad boy tapi perhatian. Jadi please jangan kebawa perasaan. Yang ada loe sendiri yang bakalan susah.” ujar Dita mengingatkan.

“Iya, gue tahu…”

“Ya udahlah. Jadi loe langsung pulang untuk ngambil barang?”

“Nggak. Tadi Christian bilang gue nggak usah bawa apapun. Tinggal tunggu kabar sekertaris sama asistennya aja. Mereka yang akan siapin semua dan jemput gue.”

“Ya udah… Saran gue nih ya… Mending loe ke salon aja dulu. Sambil nunggu. Loe udah selesai kan kerjanya?”

“Iya… Nih gue udah selesai dan mau pulang.”

“Ya mampur aja dulu ke salon. Creambath kek waxing kek…”

“Harus ya?”

“Ya harus lah… Biar wangi dan bikin loe percaya diri aja.”

“Oh… Oke…”

“Just give him the best.”

“Hah? Best?" kaget Hana. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status