공유

Obat Perangsang

작가: Miss Wang
last update 최신 업데이트: 2025-09-17 11:03:23

"Ini adalah kamarmu, kepala pelayan akan mempersiapkan semuanya untukmu, dari mulai pakaian dan juga makanan, dan kamarku tepat ada di depan kamar ini," jelas Alexa.

Mata Arsenio menelusuri setiap detail ruangan luas itu. Sejenak ia berdecak takjub melihat kamarnya yang dua kali lipat lebih mewah dari kamarnya yang berada di kediaman Tn. Albert.

"Apakah kamu sudah tahu apa saja tugasmu?" tanya Alexa kemudian.

"Tentu, aku sudah tahu," sahut Arsenio.

"Baiklah, sekarang bersiaplah! Antar aku shopping!" seru Alexa dengan semangat.

Tanpa menunggu jawaban, ia berbalik, memacu tongkatnya—melangkah pergi ke keluar dari ruangan itu.

"Shopping? Oke! Aku ingin tahu, bagaimana gadis buta berbelanja," gumam Arsenio sambil menggelengkan kepalanya.

Singkat cerita, mereka pun tiba di mall terbesar di kota itu, semangat Alexa tak terbendung. Meski kehilangan penglihatannya, setiap aroma dan suara di sekitar menghidupkan imajinasinya. Dia tahu persis arah toko langganannya, tongkat di tangan memberi kepercayaan untuknya melangkah. Saat memasuki toko, aura Alexa memancarkan pesona. Pelayan-pelayan toko langsung menunduk dengan penuh hormat, menyambut kedatangan pelanggan setianya.

Tiba-tiba, decak kagum menggema di udara, terpesona dengan sosok Arsenio yang menawan berdiri tegak di belakang Alexa.

"Silahkan, Nona. Hari ini banyak barang import terbaru, semuanya bagus dan akan sangat cocok untukmu tentunya," ucap salah satu pelayan wanita toko itu.

"Baiklah, tunjukkan semuanya padaku!" perintah Alexa dengan antusias.

"Ceh! Apa yang perlu ditunjukkan? Bahkan dia tak akan tau warna apa baju yang sedang dia pakai," bisik Arsenio pada dirinya sendiri.

Tak lama kemudian, beberapa pelayan toko berjajar di depan Alexa yang duduk santai di sofa. Para pelayan itu, masing masing membawa sebuah gaun mewah di tangannya.

"Nona, ini adalah gaun import, hanya ada dua di dunia." Pelayan di depannya menjelaskan.

Alexa perlahan meraba kain dari gaun itu," Lembut sekali," gumamnya tersenyum.

Kemudian ia meraba setiap detail dari pakaian itu, penuh perasaan. Termasuk label merk dan juga harga pada pakaian itu.

"Aku suka baju hitam ini, bungkus saja, oke!" ucapnya yakin.

Arsenio yang berdiri di sampingnya tercengang, "Astaga! Bagaimana dia bisa tahu warna pakaian itu?" gumamnya pelan.

Setelah itu, Alexa berbelanja sepatu, tas dan barang lain yang ia inginkan. Gadis itu, ke sana kemari dengan lincah, tak seperti orang tunanetra pada umumnya. Dan pada akhirnya kedua tangan Arsenio penuh dengan paperbag milik bosnya, Alexa.

"Sial! Sampai kapan dia berhenti berbelanja?" keluh Arsenio, "Lebih baik aku berkelahi daripada harus mengikutinya seperti ini!" gerutunya kesal.

Dua jam kemudian....

"Taruh saja semua di bagasi!" titah Alexa, wajahnya tersenyum girang setelah mendapatkan semua yang ia inginkan.

Arsenio membuka bagasi mobil mewah itu, kemudian menaruh semua paperbag di tangannya itu dengan kasar.

"Sungguh menjengkelkan!" Arsenio menggerutu.

"Kenapa? Kamu ingin mengatakan sesuatu Arsen?" tanya Alexa.

"Tidak!" jawab Armenia datar.

" Oke, ayo kita pulang!" seru Alexa.

Mereka berdua pun masuk ke dalam mobil, Arsenio mengemudi dengan kecepatan sedang. Sepanjang perjalanan tersebut, Arsenio terus mencuri pandang lewat pantulan spion. Ada misteri yang tersimpan rapat di balik wajah Alexa yang berubah-ubah, terkadang ia ceria, muram, kemudian dingin, lalu tiba-tiba menjadi seseorang yang ramah. Setiap ekspresi itu bagai kode yang sulit untuk Arsenio pecahkan, membuatnya sulit untuk menebak apa isi kepala gadis muda itu.

#Sreeeeeeetttttttttttttt!

"Kita sudah sampai Nona," ucap Arsenio.

"Baiklah, terima kasih," sahut Alexa tulus.

Kini, ekspresi Alexa terlihat dingin dan datar, berubah 180 derajat dari ekspresinya saat di Mall tadi. Dia berjalan menuju kamarnya tanpa bicara sepatah kata pun. Arsenio, masih mengikutinya dari belakang dan tak henti menelaah setiap raut wajahnya.

"Simpan saja semuanya di atas ranjang, biar pelayan membereskannya nanti, " ucap Alexa.

"Baik, Nona," balas Arsenio.

"Pergilah, kamu pasti lelah, karena besok kamu akan memulai pekerjaan yang sesungguhnya." Alexa menyunggingkan senyum tipis.

"Baik," sahut Arsenio, ia pun pergi meninggalkan kamar Alexa.

Tepat di depan pintu, ia berpapasan dengan seorang pelayan yang membawa sebuah nampan berisi minuman dan cemilan di tangannya. Pelayan itu menunduk pelan kemudian masuk ke dalam kamar Alexa. Arsenio terdiam sejenak, menaruh curiga pada pelayan itu.

"Nona, ini jus apel kesukaan anda," ucap pelayan itu.

"Iya, Bi. Taruh saja di atas meja, terima kasih," ucap Alexa pelan.

"Baik, Nona." Pelayan itu menaruh jus itu di atas meja, namun tiba tiba ia mengeluarkan sesuatu dari dalam saku celemeknya. Dengan sangat hati-hati ia hendak memasukkan serbuk di dalam bungkusan ke dalam jus apel itu, namun...

#Slap

Arsenio diam-diam menarik lengan pelayan itu dan membawanya keluar dari kamar Alexa. Sementara itu Alexa sedang anteng mengeluarkan barang belanjaan satu per satu.

"Apa yang akan kamu masukkan ke dalam minuman Nona Alexa?" tanya Arsenio berbisik, tatapannya tajam menusuk.

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요
댓글 (8)
goodnovel comment avatar
Miss Wang
ok kk.......
goodnovel comment avatar
Miss Wang
haahahhaahah
goodnovel comment avatar
Yulia Ningrum
lanjut........
댓글 모두 보기

최신 챕터

  • Gadis Buta Hyper & Bodyguard Dingin   Cemburu

    Ruangan CEO itu seketika berubah hening.Hening yang berbeda. Hening yang… menusuk.Alexa, yang semula duduk santai di sofa, kini menegang seperti kucing yang baru melihat anjing mengendus di sebelahnya.Matanya sempit. Bibirnya kaku.Mireya Alverra—artis papan atas, wajahnya sering muncul di iklan internasional, majalah fashion, billboard LED sepanjang jalan protokol.Sosoknya memang… cantik.Cantik dengan cara yang mahal.Tingginya proporsional, rambutnya seperti air terjun hitam yang jatuh sempurna di bahunya. Gaunnya berpotongan lembut, elegan. Aroma parfumnya bahkan memenuhi ruangan.Dan sekarang… dia menatap Arsenio.Dengan tatapan yang sangat tidak disukai Alexa.Arsenio menghela napas pelan sebelum menyambutnya secara formal.“Selamat datang, Nona Mireya. Silakan duduk.”“Terima kasih,” jawab Mireya, tetapi ia tidak langsung duduk.Ia melangkah pelan—dan berhenti sangat dekat dengan meja Arsenio.Terlalu dekat.Alexa merasakan alisnya terangkat sendiri.Mireya meletakkan berka

  • Gadis Buta Hyper & Bodyguard Dingin   Artis Cantik

    Satu minggu berlalu sejak malam kelam itu—malam ketika nyawa Arsenio hampir dicabut paksa.Rumah sakit telah menjadi saksi puluhan kunjungan, ratusan ucapan syukur, dan begitu banyak doa. Sekarang, pagi ini, ia akhirnya kembali ke tempat yang paling ia kuasai: kantor AJ Cooperation.Arsenio berdiri di depan pintu kaca besar lantai eksekutif, mengenakan setelan hitam rapi, meski tubuhnya masih belum pulih sepenuhnya. Bekas luka di perutnya tertutup rapat di balik kemeja, tapi tidak ada satu pun tanda bahwa ia baru saja hampir mati.Tatapannya tetap seperti biasa—tajam, tegas, dan mendominasi.Saat ia membuka pintu…“SELAMAT DATANG KEMBALI, TUAN ARSENIO!”Seluruh karyawan langsung berdiri dari meja masing-masing, memberikan tepuk tangan meriah. Ada yang tersenyum lega, ada yang matanya berkaca-kaca. Kelvin bahkan memberikan suitan kecil sebelum menutup mulut karena tatapan Loli. Loli maju dan menunduk singkat pada bosnya. “Kami hampir kehilangan Anda, Tuan.”Arsenio hanya mengangkat al

  • Gadis Buta Hyper & Bodyguard Dingin   Viral

    Suara jeritan Alexa menggema di ruangan CEO yang dipenuhi kaca pecah dan bau asap. Tubuh Arsenio yang terkulai dalam pelukannya membuat semua orang di ruangan itu seolah kehilangan napas.“ARSENIO! BERTAHANLAH!!” Alexa menekan perutnya yang dipenuhi darah, tangannya sendiri telah memerah.Felix sudah berlari ke arah pintu. “MEDIS!! PANGGIL MEDIS!! BUKA JALAN!!”Saat itu... CLAP!Lampu seluruh lantai kembali menyala terang dalam sekejap. Seakan dunia baru bangun dari mimpi buruk.Dan bersama cahaya itu, suara-suara keras dari luar gedung mulai terdengar:Teriakan polisi, suara radio taktis, suara borgol diklik, teriakan protes para anggota sindikat, suara sirine polisi dan ambulance yang bersahutan. Scorpio Syndicate—yang selama ini beroperasi dalam bayang-bayang gelap—akhirnya digulung habis. Para anggota mereka ditahan, Kelvin membuka jalan sementara dua paramedis masuk tergesa-gesa.“Pasien laki-laki, umur 30-an, kehilangan banyak darah! Cepat angkat!” seru salah satu dari mereka

  • Gadis Buta Hyper & Bodyguard Dingin   Intelejen

    Suara tembakan dan erangan Arsenio menggema melalui speaker keamanan hingga membuat seluruh gedung membeku. Alexa tersentak seperti ditarik dari tubuhnya sendiri—matanya membesar, wajahnya memucat drastis.“Ar… Arsenio…” suaranya pecah, hampir tidak terdengar.Kelvin langsung menatap Felix. “Itu… itu tembakan dari atap?!”Felix mengangguk cepat, wajahnya pucat. “Iya. Sumber audionya tepat dari mic rooftop...”Alexa menutup mulutnya, tubuhnya mulai bergetar hebat. “Tidak… jangan… jangan… Arsen…”Ia berdiri mendadak, tubuhnya limbung, lalu berlari ke arah pintu.“Alexa! Jangan ke luar!” Kelvin menahan lengannya kuat-kuat.“Lepaskan! Aku takut Arsenio terluka!! AKU HARUS NAIK!”Kelvin berusaha menahan, tapi Alexa meronta seperti orang kehilangan akal. Dania segera membantu Kelvin, merangkul Alexa dari belakang.“Alexa, berhenti! Di luar masih ada orang bersenjata! Kamu bisa mati!” Dania hampir berteriak, tapi suaranya bergetar penuh ketakutan.Alexa jatuh berlutut, air matanya jatuh tanp

  • Gadis Buta Hyper & Bodyguard Dingin   Atap Gedung

    Di ruangan staff dipenuhi ketegangan. Lampu darurat berkedip merah setiap tiga detik, membuat bayangan di wajah semua orang berubah-ubah—antara takut, tegang, dan waspada.Di luar, suara tembakan masih terdengar samar.Di dalam ruangan CEO, hanya ada suara cepat dari jari Felix yang menari di atas keyboard dan bunyi napas tertahan dari setiap orang di ruangan itu.Dania berdiri di depan pintu, pistol di tangan. Matanya menatap setiap bayangan di koridor luar. Alexa duduk di lantai, punggungnya bersandar ke dinding kaca. Tangannya gemetar, tapi pandangannya tajam, terus menatap layar komputer tempat peta keamanan masih berdenyut pelan.“Dia sudah sampai di atap,” suara Kelvin pelan tapi jelas.Alexa menoleh cepat. “Kamu yakin?”Kelvin mengangguk, matanya menatap monitor pengawas yang masih menampilkan gambar kabur dari kamera rooftop. “Ya. Itu dia.”Alexa menatap layar itu, menahan napas. Siluet hitam Arsenio tampak kecil di tengah terpaan angin malam, kemejanya berkibar, langkahnya te

  • Gadis Buta Hyper & Bodyguard Dingin   Terkepung

    Lampu di ruang CEO berkelap-kelip, suara alarm berdering rendah di seluruh lantai atas. Felix menatap layar yang tiba-tiba penuh gangguan sinyal, sementara Arsenio perlahan mengeluarkan pistol dari balik jas hitamnya.Dalam sepersekian detik—tembakan meletus dari arah atap kaca.DOR! “MENUNDUK!” teriak Arsenio. Kaca pecah berhamburan, serpihannya jatuh berkilau di bawah cahaya redup. Alexa menunduk, tubuhnya gemetar, sementara Arsenio mengangkat pistol dan dengan membidik—menembak ke arah bayangan di atap.DOR!Tubuh berpakaian hitam itu jatuh menghantam kaca, terhempas ke lantai bawah. Semua orang terpaku.Felix langsung berteriak dari balik meja kontrol.“Sistem alarmku diretas! Mereka sudah masuk ke jaringan utama!”Arsenio menatapnya cepat. “Fokus, Felix! Jangan pikirkan tembakan. Aku jalan pintas ke sistem Scorpio sebelum semuanya terkunci!”Felix mengetik cepat, wajahnya pucat. “Aku berusaha, tapi mereka menyerang dari dua arah. Ini bukan hacker biasa, Tuan—mereka tahu kode ki

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status