공유

Pertemuan pertama

작가: Miss Wang
last update 최신 업데이트: 2025-09-17 09:17:47

Keesokan harinya...

"Kamu sudah siap, Arsenio. Kamu... kembali tampan sekarang. Hahaha," ucap Tn. Albert, seperti biasa, tawanya selalu mengiringi ucapannya.

Pria dingin itu, mencukur rambut dengan gaya Caesar Cut, gaya rambut yang klasik dan simple, membuatnya semakin gagah, aura dingin dan sangar semakin terpancar. Ia juga menghilangkan semua bulu di wajahnya, mempertegas garis wajahnya yang maskulin. Ditambah dengan setelah jas serba hitam dan sepatu pentofel mengkilat yang menambah kesan wibawanya.

"Ya" Dan seperti biasa, jawabannya sangat singkat.

Wajah Tn. Albert berubah serius, suaranya serak saat berkata: "Nyonya Audrey, Tuan Thomas dan juga Nona Alexa si gadis buta putri konglomerat itu sudah menunggumu di sana, kamu sudah tahu tugasmu, kan, Arsen?"

"Ya, aku mengerti," sahut Arsenio.

Tanpa menunggu lama, Arsenio dengan penuh keyakinan dalam mengemban tugas yang telah diperintahkan, pergi menuju Kediaman megah milik Alexa Jennifer.

'Aku harus berhasil menyelesaikan misi ini! Dengan begitu, aku bisa menempuh hidupku yang baru, kamu akan menjadi batu loncatanku, Nona Alexa.' Hatinya berbisik lirih sembari manatap poto calon majikannya itu.

Sreeeetttttttttttttttt

Suara decitan rem sebuah mobil hitam memekik. Dua jam telah berlalu, dan akhirnya Arsenio tiba di sebuah parkiran yang luas, yang dipenuhi deretan mobil mewah yang berkilau. Matanya menyisir rumah tinggi dan megah bak istana yang menjulang kokoh di hadapannya. Langkahnya mengayun pasti di atas lantai marmer yang mengkilap, menuju pintu rumah berwarna perak yang sudah terbuka lebar.

Tap

Tap

Tap

"Selamat pagi, kau Arsenio Alvier, bukan? sapa Ny. Audrey dengan senyum dan tatapan liciknya.

"Selamat datang, Arsenio. Silahkan duduk." Timpal Tn. Thomas, suami sekaligus paman dari Alexa. Garis wajahnya menunjukkan raut penuh ambisi.

Arsenio hanya mengangguk singkat, kemudian duduk di atas kursi mewah di sampingnya, matanya berkeliling kembali mencari sosok yang akan menjadi majikannya.

Ny. Audrey dan Tn. Thomas duduk bersebelahan di kursi yang lain, "Tuan Albert sudah memberitahukan semua tugasmu, bukan?" bisik Ny. Audrey.

"Ya," sahut Arsenio.

"Bagus, kami harap kamu bisa sesegera mungkin menyelesaikannya," ujar Tn. Thomas dengan sengit, bibirnya melengkung menyeringai sinis.

"Tak usah banyak bicara dan tak perlu khawatir," ucap Arsenio, suaranya tegas memotong, mata dingin menembus seperti es.

"Hahaha, sayang, aku sungguh terpesona dengannya." Candu. Ny. Audrey tergelak lebar, matanya berkilau penuh ketertarikan.

"Orang-orang sepertinya lebih cenderung berkutat dengan kerja daripada sekedar omong kosong belaka." Keyakinan wanita tamak itu terhadap Arsenio menguat, membuatnya yakin untuk memperkerjakan pria itu tanpa ragu lagi.

Arsenio hanya terdiam, tanpa ekspresi. Sampai langkah sepatu terdengar bersahutan dengan suara tongkat yang menapak lantai membuat pria itu seketika menoleh.

Tap

Tap

Tap

"Apakah calon bodyguard itu sudah datang?" suara lembut menggema di ruangan besar itu, Alexa menuruni anak tangga satu per satu dengan perlahan, dengan kedua bola matanya tajam mengarah ke depan.

Arsenio sejenak tertegun, terpaku melihat wajah Alexa yang aslinya lebih cantik dari gambar yang ia lihat. Namun pikirannya kembali teralihkan oleh misi dan tujuan utamanya.

"Sayang, sini duduklah!" Ny. Audrey mengarahkannya menuju kursi tepat di hadapan Arsenio.

"Dia berada duduk tepat di depanmu. Calon bodyguardmu—Arsenio," ujar Tn. Thomas.

"Bisakah kalian meninggalkan kami? Aku harus bicara empat mata dengannya, agar aku bisa menentukan, dia layak untuk menjadi bodyguardku atau tidak," pinta Alexa tegas namun lembut.

"Silahkan, bicaralah," kata Ny. Audrey dengan suara yang tegas.

Kedua sosok itu kemudian melangkah meninggalkan ruangan, seraya memberi isyarat mati kepada Arsen bahwa seluruh harapan kini bergantung padanya. Arsen membalas dengan anggukan yang hampir tidak terlihat.

"Perkenalkan, namaku Alexa Jennifer," ucap Alexa sambil mengulurkan tangannya.

Arsenio memperhatikan wajah Alexa dengan intens, seolah ingin menembus setiap rahasia yang tersembunyi di balik tatapan kosongnya. Dengan gerakan lambat, ia menyambut uluran tangan Alexa, seraya memperkenalkan diri dengan suara rendah namun jelas, "Namaku, Arsenio Alvier."

Alexa tersenyum tipis, "Dari suaramu, dan juga tekstur kulitmu sepertinya kamu masih muda, mungkin sekitar umur 27 tahun." Tebak Alexa.

Arsenio tercekat. " Ya, benar," sahutnya.

'Apakah gadis ini benar-benar buta?'. Batin pria itu berbisik, matanya tak lepas dari wajah Alexa.

"Kamu pasti bertanya-tanya, apakah aku buta atau tidak, bukan?" tanya Alexa, membuat Arsenio semakin penasaran.

Arsenio hanya diam, tak menjawab.

"Tenang saja, aku benar benar buta, Arsenio," sambungnya menyeringai.

"Ya, mau buta atau tidak, tugasku hanya melindungimu," jawab Arsenio dengan nada serius.

"Oke, kita mulai saja, aku mempunyai dua pertanyaan, jawabanmu akan menentukan, kamu layak menjadi bodyguardku atau tidak," tegas Alexa.

"Baiklah, silahkan," jawab Arsenio enteng.

"Pertama: Hal apakah yang bisa membuatmu bahagia, Arsenio?" tanya Alexa dengan nada santai.

'Apa hubungannya pertanyaannya dengan pekerjaan sebagai bodyguard?' Batin Arsenio dibuat bertanya-tanya lagi oleh gadis buta itu. 'Akh! Terserahlah'

"Uang." Tanpa ragu Arsenio menjawab.

Alexa menyeringai, "Apa kau yakin?"

"Ya! Aku sangat yakin," sahut Arsenio.

"Baiklah, pertanyaan kedua: Apa cita-citamu, Arsen?" tanya Alexa, sorot matanya seolah tak sabar mendengar jawaban dari pria itu.

'Ceh! Memangnya aku ini anak TK, apa? ' Batin Arsenio sekejap merasa geli.

"Cita-citaku, membahagiakan semua orang yang penting dalam hidupku," jawab Arsenio dengan penuh keyakinan.

Alexa terdiam sejenak, tersenyum penuh arti. "Baiklah, aku mengerti sekarang. Kita masuk ke tahap terakhir, mendekatlah Arsen!" perintahnya.

Arsenio menghela nafas, dengan enggan ia duduk mendekat. Namun, Alexa yang tak sabar, dalam sebuah gerakan yang tiba-tiba, ia meraih kerah jas Arsenio dan menariknya mendekat hingga nafas mereka berhembus saling beradu di antara ruang yang hanya bisa diisi oleh desahan kecil.

'Apa yang akan gadis ini lakukan? Selain buta, dia juga aneh.' Mata Arseno membulat lebar, nafasnya tercekat.

Dengan lembut, jemari halus Alexa bergerak naik, mengusap kening Arsenio dengan penuh perasaan. Tangannya yang mungil, dengan jari-jari yang lentik itu, menelusuri setiap kontur; dari mata, ke hidung, hingga akhirnya berhenti di bibir Arsenio. Setiap sentuhan Alexa, seolah melukis wajah Arsen dalam bayangannya.

"Sayang sekali, aku tak bisa melihat, sepertinya kamu lumayan tampan," ucapnya dengan senyuman yang memancarkan kehangatan, namun di baliknya tersembunyi rasa pilu yang mendalam.

Arsenio hanya terpaku, menatap wajah Alexa yang hanya berjarak beberapa inci darinya. Mata indah berwarna biru itu terbuka lebar, namun sayangnya tak bisa melihat.

Sentuhan tangan gadis itu tiba tiba turun ke dada keras Arsenio, Glup. Alexa terlihat menelan ludah.

"Apa yang kamu lakukan?" Arsenio menahan tangan Alexa yang akan menyentuhnya lebih intens lagi.

"Aku hanya ingin memastikan, jika kamu benar-benar bisa melindungiku, tapi sudahlah, aku sudah memutuskannya," ucap Alexa, dengan cepat ia duduk mundur dan menjauhkan tangannya dari tubuh Arsenio.

Alis Arsenio bertaut ketat, hatinya tak henti berbisik, 'Aku sungguh tak bisa menebak apa yang gadis ini pikirkan, aku salah... ternyata dia bukan gadis yang mudah, walau dia buta.'

"Aku pasti bisa melindungimu, Nona," ucap Arsenio tiba tiba.

Deg

Alexa tertegun, membeku. Kedua matanya berkaca kaca, teringat ucapan mendiang ayahnya sebelum meninggal dunia.

"Anakku, jika ada orang yang berambisi dengan uang, namun dia berkeinginan untuk membahagiakan orang yang ia sayangi, dekatilah dia!"

"Kenapa, pa?" tanya Alexa penasaran.

"Kamu tak usah ragu, berarti orang itu setia dan akan melakukan apapun untuk melindungi orang yang ia sayangi."

Kalimat itu, terngiang di telinganya. 'Apakah dia benar benar orang seperti itu? Arsenio? Apakah dia dapat dipercaya? Ma... Pa... Sebenarnya aku sangat takut.' Batin Alexa lirih.

"Kau baik baik saja, Nona?" tanya Arsenio, ia menggerakkan telapak tangannya ke kanan dan ke kiri tepat di depan mata Alexa.

Alexa segera mengganti ekspresinya dengan senyuman, air mata yang hendak jatuh itu pun seketika kering. "Baiklah, Arsenio. Kamu, aku terima. Mulai sekarang, kamu adalah bodyguardku " ucapnya tegas, walau masih ada ragu dan ketakutan menggelayut di hati dan pikirannya.

"Yes! Kita berhasil, sayang," bisik Ny. Audrey yang diam diam menguping pembicaraan mereka bersama suaminya.

"Ya, sayang. Aku yakin, dia bisa dengan cepat menyelesaikan tugasnya, gadis buta ini akan segera lenyap. Katanya, selain berwajah dingin, ia juga berdarah dingin, dia baru saja keluar dari penjara karena membunuh," bisik Tn. Thomas, matanya menyipit, senyum licik mengembang.

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요
댓글 (6)
goodnovel comment avatar
Miss Wang
iya kk ku ............
goodnovel comment avatar
Widya Octaviana
meski baru awal tp sudah mulai ada rasa2...
goodnovel comment avatar
Miss Wang
maacih loh kk ku sayang ............... lope sekebon ......
댓글 모두 보기

최신 챕터

  • Gadis Buta Hyper & Bodyguard Dingin   Cemburu

    Ruangan CEO itu seketika berubah hening.Hening yang berbeda. Hening yang… menusuk.Alexa, yang semula duduk santai di sofa, kini menegang seperti kucing yang baru melihat anjing mengendus di sebelahnya.Matanya sempit. Bibirnya kaku.Mireya Alverra—artis papan atas, wajahnya sering muncul di iklan internasional, majalah fashion, billboard LED sepanjang jalan protokol.Sosoknya memang… cantik.Cantik dengan cara yang mahal.Tingginya proporsional, rambutnya seperti air terjun hitam yang jatuh sempurna di bahunya. Gaunnya berpotongan lembut, elegan. Aroma parfumnya bahkan memenuhi ruangan.Dan sekarang… dia menatap Arsenio.Dengan tatapan yang sangat tidak disukai Alexa.Arsenio menghela napas pelan sebelum menyambutnya secara formal.“Selamat datang, Nona Mireya. Silakan duduk.”“Terima kasih,” jawab Mireya, tetapi ia tidak langsung duduk.Ia melangkah pelan—dan berhenti sangat dekat dengan meja Arsenio.Terlalu dekat.Alexa merasakan alisnya terangkat sendiri.Mireya meletakkan berka

  • Gadis Buta Hyper & Bodyguard Dingin   Artis Cantik

    Satu minggu berlalu sejak malam kelam itu—malam ketika nyawa Arsenio hampir dicabut paksa.Rumah sakit telah menjadi saksi puluhan kunjungan, ratusan ucapan syukur, dan begitu banyak doa. Sekarang, pagi ini, ia akhirnya kembali ke tempat yang paling ia kuasai: kantor AJ Cooperation.Arsenio berdiri di depan pintu kaca besar lantai eksekutif, mengenakan setelan hitam rapi, meski tubuhnya masih belum pulih sepenuhnya. Bekas luka di perutnya tertutup rapat di balik kemeja, tapi tidak ada satu pun tanda bahwa ia baru saja hampir mati.Tatapannya tetap seperti biasa—tajam, tegas, dan mendominasi.Saat ia membuka pintu…“SELAMAT DATANG KEMBALI, TUAN ARSENIO!”Seluruh karyawan langsung berdiri dari meja masing-masing, memberikan tepuk tangan meriah. Ada yang tersenyum lega, ada yang matanya berkaca-kaca. Kelvin bahkan memberikan suitan kecil sebelum menutup mulut karena tatapan Loli. Loli maju dan menunduk singkat pada bosnya. “Kami hampir kehilangan Anda, Tuan.”Arsenio hanya mengangkat al

  • Gadis Buta Hyper & Bodyguard Dingin   Viral

    Suara jeritan Alexa menggema di ruangan CEO yang dipenuhi kaca pecah dan bau asap. Tubuh Arsenio yang terkulai dalam pelukannya membuat semua orang di ruangan itu seolah kehilangan napas.“ARSENIO! BERTAHANLAH!!” Alexa menekan perutnya yang dipenuhi darah, tangannya sendiri telah memerah.Felix sudah berlari ke arah pintu. “MEDIS!! PANGGIL MEDIS!! BUKA JALAN!!”Saat itu... CLAP!Lampu seluruh lantai kembali menyala terang dalam sekejap. Seakan dunia baru bangun dari mimpi buruk.Dan bersama cahaya itu, suara-suara keras dari luar gedung mulai terdengar:Teriakan polisi, suara radio taktis, suara borgol diklik, teriakan protes para anggota sindikat, suara sirine polisi dan ambulance yang bersahutan. Scorpio Syndicate—yang selama ini beroperasi dalam bayang-bayang gelap—akhirnya digulung habis. Para anggota mereka ditahan, Kelvin membuka jalan sementara dua paramedis masuk tergesa-gesa.“Pasien laki-laki, umur 30-an, kehilangan banyak darah! Cepat angkat!” seru salah satu dari mereka

  • Gadis Buta Hyper & Bodyguard Dingin   Intelejen

    Suara tembakan dan erangan Arsenio menggema melalui speaker keamanan hingga membuat seluruh gedung membeku. Alexa tersentak seperti ditarik dari tubuhnya sendiri—matanya membesar, wajahnya memucat drastis.“Ar… Arsenio…” suaranya pecah, hampir tidak terdengar.Kelvin langsung menatap Felix. “Itu… itu tembakan dari atap?!”Felix mengangguk cepat, wajahnya pucat. “Iya. Sumber audionya tepat dari mic rooftop...”Alexa menutup mulutnya, tubuhnya mulai bergetar hebat. “Tidak… jangan… jangan… Arsen…”Ia berdiri mendadak, tubuhnya limbung, lalu berlari ke arah pintu.“Alexa! Jangan ke luar!” Kelvin menahan lengannya kuat-kuat.“Lepaskan! Aku takut Arsenio terluka!! AKU HARUS NAIK!”Kelvin berusaha menahan, tapi Alexa meronta seperti orang kehilangan akal. Dania segera membantu Kelvin, merangkul Alexa dari belakang.“Alexa, berhenti! Di luar masih ada orang bersenjata! Kamu bisa mati!” Dania hampir berteriak, tapi suaranya bergetar penuh ketakutan.Alexa jatuh berlutut, air matanya jatuh tanp

  • Gadis Buta Hyper & Bodyguard Dingin   Atap Gedung

    Di ruangan staff dipenuhi ketegangan. Lampu darurat berkedip merah setiap tiga detik, membuat bayangan di wajah semua orang berubah-ubah—antara takut, tegang, dan waspada.Di luar, suara tembakan masih terdengar samar.Di dalam ruangan CEO, hanya ada suara cepat dari jari Felix yang menari di atas keyboard dan bunyi napas tertahan dari setiap orang di ruangan itu.Dania berdiri di depan pintu, pistol di tangan. Matanya menatap setiap bayangan di koridor luar. Alexa duduk di lantai, punggungnya bersandar ke dinding kaca. Tangannya gemetar, tapi pandangannya tajam, terus menatap layar komputer tempat peta keamanan masih berdenyut pelan.“Dia sudah sampai di atap,” suara Kelvin pelan tapi jelas.Alexa menoleh cepat. “Kamu yakin?”Kelvin mengangguk, matanya menatap monitor pengawas yang masih menampilkan gambar kabur dari kamera rooftop. “Ya. Itu dia.”Alexa menatap layar itu, menahan napas. Siluet hitam Arsenio tampak kecil di tengah terpaan angin malam, kemejanya berkibar, langkahnya te

  • Gadis Buta Hyper & Bodyguard Dingin   Terkepung

    Lampu di ruang CEO berkelap-kelip, suara alarm berdering rendah di seluruh lantai atas. Felix menatap layar yang tiba-tiba penuh gangguan sinyal, sementara Arsenio perlahan mengeluarkan pistol dari balik jas hitamnya.Dalam sepersekian detik—tembakan meletus dari arah atap kaca.DOR! “MENUNDUK!” teriak Arsenio. Kaca pecah berhamburan, serpihannya jatuh berkilau di bawah cahaya redup. Alexa menunduk, tubuhnya gemetar, sementara Arsenio mengangkat pistol dan dengan membidik—menembak ke arah bayangan di atap.DOR!Tubuh berpakaian hitam itu jatuh menghantam kaca, terhempas ke lantai bawah. Semua orang terpaku.Felix langsung berteriak dari balik meja kontrol.“Sistem alarmku diretas! Mereka sudah masuk ke jaringan utama!”Arsenio menatapnya cepat. “Fokus, Felix! Jangan pikirkan tembakan. Aku jalan pintas ke sistem Scorpio sebelum semuanya terkunci!”Felix mengetik cepat, wajahnya pucat. “Aku berusaha, tapi mereka menyerang dari dua arah. Ini bukan hacker biasa, Tuan—mereka tahu kode ki

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status