Jack memutar bola matanya jengah ketika Mike terus mengomel karena Jessie tidak menanggapi seruannya.
"Bisakah kau diam? Suaramu membuat kepalaku semakin berdenyut. Lebih baik kau periksa sekali lagi dokumen yang akan kita gunakan pagi ini, jangan sampai ada yang terlewat dan jangan sampai ada kesalahan!""Jack, kau gila! Apa aku harus setiap saat memeriksa dokumen yang sama? Sepagi ini aku sudah memeriksanya sebanyak lima kali, dan sudah kukatakan semuanya sudah beres. Kau pikir aku sangat kurang kerjaan!" Mike mendengus dan matanya pun melotot amat kesal."Memangnya apa kesibukanmu? Merayu para gadis yang bisa kau bodohi? Itu tidak lebih baik daripada pekerjaan yang aku berikan.""Itu semua karena kau!" tukas Mike tiba-tiba, membuat Jack mengerutkan dahi tak mengerti."Aku?" Jack menunjuk pada dirinya sendiri, karena bingung dengan apa yang dibicarakan Mike."Ya, kau melarangku mendekati Jessie padahal kau tahu aku sangat tergila-gila padanya. Karena itulah aku melampiaskan kekesalanku pada gadis-gadis yang tergila-gila padaku. Dengar, Jack, kau memang tampan, tapi kau sangat angkuh. Pesonaku ini mengalahkan ketampananmu. Jadi jangan salahkan aku jika para gadis itu menggilaiku dan di sisi lain membencimu karena keangkuhanmu itu!""Cih, kau terlalu percaya diri, Mike! Kau mempermainkan mereka, maka jangan harap mereka menyukaimu dengan tulus!" cibir Jack sambil menyimpan kembali alat penyimpan berkas setelah ia selesai mengkopi data dari laptopnya."Aku beritahu, Mike, caramu itu salah! Kau pikir dengan kau mempermainkan gadis-gadis seperti itu membuatmu jadi keren? Kau pikir Jessie akan terkesan karena hal itu? Kau terlalu naif, Mike!"Untuk sesaat Mike terdiam seribu bahasa. Sangat jarang Jack membicarakan hal demikian. Mendengar ucapan Jack, dia merasa Jack akan mempertimbangkan dirinya yang ingin memperjuangkan Jessie."Jack, apa kau akhirnya mengizinkan aku mengejar Jessie?" pertanyaan itu terlontar dari mulut Mike, dengan wajah yang masih setengah tak percaya."Jangan besar kepala!""Ayolah, Jack! Mengapa kau begitu kejam padaku? Kau ini sahabatku, bukan? Apa kau tidak ingin melihat sahabatmu ini bahagia?" Mike merengek seperti biasa.Jack membuang napas panjang. "Mike, apa kau serius menyukai Jessie?" tanya Jack dengan tatapan serius."Kau pikir aku main-main dengan perasaanku?""Siapa tahu? Bukankah kau sangat suka bermain-main dengan gadis-gadis di luar sana?""Jack, aku serius!""Ya ya, baiklah. Mike, kau tentu tahu aku sangat menyayangi Jessie, bukan? Dan kau tahu apa yang aku khawatirkan jika dia dekat dengan seorang pria?" masih dengan tatapan mata yang serius, Jack juga mengucapkan kalimat yang serius pula."Kau takut Jessie tersakiti oleh laki-laki itu pada akhirnya?" balas Mike cepat."Ya.""Ayolah, Jack! Aku bukan pria di luar sana. Kau sangat mengenalku dan aku begitu mengenal Jessie. Jika aku bersedia melindungimu dengan segenap ragaku, maka aku juga bersedia melindungi Jessie dengan segenap jiwa dan ragaku. Kau tahu itu, Jack!"Jack berdecak pelan. Dalam situasi apapun tetap saja Mike sangat suka bersikap dramatis."Kau bisa menjamin Jessie aman di tanganmu? Kalau sampai kau menyakitinya maka aku akan menghilangkan nyawamu, Mike!""Tidak masalah, aku bersedia menerima resikonya. Tapi aku yakin aku bisa melindungi Jessie," balas Mike penuh percaya diri."Kau mungkin bisa melindungi Jessie, tapi apa kau yakin kau bisa merebut hati Jessie?" pertanyaan telak itu berhasil membuat Mike mengumpat tajam. "Kau lihat, Jessie selalu menghindari pertanyaan yang berhubungan dengan perasaannya terhadapmu, bukan?""Sial! Itu karena kau yang selalu membuat jarak di antara aku dan Jessie, Jack! Beri aku kesempatan dan aku akan membuat Jessie menerimaku. Siapa tahu Jessie merasa malu jika mengungkapkan perasaannya di hadapanmu?""Baiklah, karena kau bersikeras maka aku akan memberimu kesempatan. Tapi aku memiliki sebuah syarat yang harus kau lakukan." Seringai bermain di bibir Jack ketika mengucapkan kalimat itu. Mike merasa ada sesuatu yang harus diwaspadai saat melihat Jack memasang wajah yang seperti itu."Katakan!""Aku akan memberimu kesempatan berdua dengan Jessie. Di pertemuan penting nanti aku tidak akan ikut, aku serahkan pekerjaan itu padamu dan kau harus memenangkan proyek itu. Jangan lupa, kau juga harus melindungi Jessie. Aku beritahu padamu bahwa orang-orang yang akan hadir kali ini tidak bisa dianggap remeh. Jika kau memenangkan proyek ini maka aku akan mempertimbangkan apakah kau boleh mengejar Jessie atau tidak.""Baik, aku setuju. Kau tahu aku tidak suka dikalahkan, bukan? Kali ini aku juga akan memenangkan proyek itu. Dan saat itu terjadi kau harus menepati janjimu, Jack!" Mike menerima persyaratan itu tanpa ragu."Tentu saja, aku tidak pernah ingkar janji!"Tepat setelah Jack menyelesaikan kalimatnya, Jessie masuk dengan membawa secangkir kopi untuk Jack. Cukup lama Jessie pergi karena ia sengaja membelikan sarapan juga untuk sang boss, sebab dia tahu Jackson pasti belum makan.Melihat Jessie yang hanya membawa secangkir kopi, Mike kembali bersungut-sungut."Jessie, Ya Tuhan! Kau benar-benar sudah semakin mirip dengan bossmu ini, kau kejam! Kau benar-benar tidak membuatkan minuman untukku juga? Kau benar-benar hanya membuatnya untuk Jack saja?" Mike mengacak rambutnya frustrasi."Sebaiknya kau kembali ke ruanganmu, Tuan Michael.""Lihat! Lihatlah anak didikanmu ini, Jack! Dia tidak membuatkan minuman untukku dan sekarang dia mengusirku? Kalian benar-benar membuatku gila lama-lama.""Aku membuatkanmu kopi, dan sudah aku antar ke ruanganmu. Jadi sebaiknya kau kembali ke ruanganmu sebelum kopimu dingin," kata Jessie tetap tenang, terkesan tanpa ekspresi.Seketika senyuman merekah di bibir Mike. "Maafkan aku sudah menyama-nyamakan dirimu dengan boss kejam ini, Jessie. Aku tahu kau sangat baik hati, terima kasih. Kalau begitu aku permisi." Tanpa menunggu balasan dari Jessie maupun Jack, Mike segera keluar dari ruangan Jack dan kembali ke ruangan miliknya."Jessie, aku merasa kurang enak badan," ujar Jack setelah kepergian Mike."Kau sakit? Apa aku perlu membawamu ke dokter?" Jessie seketika panik."Tidak-tidak, itu tidak perlu. Aku hanya butuh istirahat, aku pulang saja. Untuk proyek itu aku sudah menyerahkannya pada Mike, temani dia pergi dan menangkan proyeknya. Aku menantikan kabar baik.""Baiklah, aku mengerti. Apa aku perlu mengantarmu pulang sebelum aku pergi ke pertemuan itu?""Tidak perlu, aku masih bisa menyetir. Aku akan menggunakan mobilmu, kalian pakailah mobilku!" perintah Jack.Mobil Jack adalah mobil modifikasi yang dirancang khusus. Di dalam mobil tersebut tersimpan beberapa senjata dan perlengkapan bertarung. Mobil itu lah yang selalu digunakan untuk menghadiri pertemuan-pertemuan dengan klien.Bukan tanpa alasan, Jack melakukan itu karena banyak perusahaan yang bertindak kriminal saat mereka kalah dalam persaingan. Mereka akan menghadang di tengah jalan dan memulai pertempuran. Hal itulah yang memicu Jack membuat mobil modifikasi tersebut."Aku mengerti." Jessie mengangguk paham."Temui Mike dan susun rencana. Aku dan Mike sudah menyusun rencana sebelumnya, tapi mungkin akan sedikit berbeda karena kali ini aku tidak akan ikut pergi. Kau tahu Mike sangat ceroboh, jadi tolong jaga dia, jangan biarkan dia bertindak tanpa berpikir panjang. Aku yakin Mike akan patuh padamu. Satu lagi, proyek kali ini akan dihadiri banyak perusahaan dengan perwakilan yang cukup sulit dihadapi, kalian harus waspada!""Aku sudah menyelidiki tentang itu, dan aku sudah mempersiapkan diri," balas Jessie lugas."Bagus. Kalau begitu pergilah temui Mike!""Baik!"Jessie baru saja akan masuk ke dalam ruangan miliknya yang berseberangan dengan ruang milik Mike, ketika Mike menarik lengan gadis itu dan memaksanya masuk ke dalam ruangan Mike.Jessie tersentak hingga mendorong tubuh Mike sekuat tenaga untuk melepaskan cekalan Mike pada lengannya ketika mereka sudah masuk ke dalam ruang kerja Mike."Tuan Michael, apa yang kau lakukan?" pekik Jessie dengan suara tertahan."Aku ingin bicara denganmu, Jessie. Dan panggil aku Mike saja, oke?""Kau bisa bicara baik-baik tanpa menyeretku seperti tadi, bukan?" kata Jessie kesal."Oke-oke, aku minta maaf. Jadi, kau mau duduk sebentar, bukan?" bujuk Mike dengan wajah serius.Jessie membuang napas sesaat, kemudian duduk di salah satu kursi yang ada di ruangan Mike yang tidak sebesar ruangan Jack. Meski begitu ruangan mereka dibuat eksklusif, karena hanya ada ruang kerja Mike, Jessie, dan Jack di lantai tersebut. Tidak ada ruangan lain. "Baiklah, apa yang ingin kau katakan? Kebetulan aku juga diminta oleh Tua
"Jessie, kau pindah tempat dan bersiaga di balik kemudi. Aku akan turun untuk meladeni pria itu!" ucap Mike tajam dan penuh penekanan, terdengar seperti perintah yang tidak terbantahkan."Aku tidak akan membiarkanmu bertarung sendiri, Mike. Kau sadar kau ini ceroboh! Aku akan ikut turun." Jessie menolak pada apa yang diperintahkan Mike."Tolong patuhlah! Aku sudah berjanji pada Jack akan melindungimu, memastikan kau aman. Jadi bantu aku menepati janjiku itu, tolong." Nada bicara Mike terdengar sangat serius.Jessie menghela napas mendengarnya. Dia mengalah, namun tetap akan memasang sikap waspada."Kembalilah dengan selamat. Selagi bisa, hindari pertarungan. Jika terpaksa bertarung, jangan gunakan sikap cerobohmu itu!" pesan Jessie tak kalah serius."Akan aku usahakan." Tanpa banyak kata, Mike langsung keluar dari mobil dan menghadapi pengemudi mobil yang menghadangnya."Aku pikir kau pria yang memiliki etika, namun dengan caramu menghadang mobilku seperti ini, kau tidak terlihat memil
Jessie menyerang dengan sebuah tendangan yang dapat dengan mudah ditangkis oleh Matthew, satu kaki Jessie dicekal oleh lawan. Jessie membuat gerakan melompat kemudian satu kakinya yang bebas melayang hingga mengenai dada Matthew, dengan begitu Jessie terbebas dari cekalan Matthew dan kemudian mendarat dengan baik di atas aspal.Matthew terbatuk untuk sesaat, tak lama kemudian pria itu terlihat sudah berhasil menguasai dirinya kembali."Kau cukup kuat, Nona! Aku rasa aku salah karena telah meremehkan dirimu. Sekarang, aku akan serius menghadapimu.""Itu lebih baik! Kau telah melukai temanku, jadi aku tidak akan mengalah denganmu, Tuan!" Tepat setelah menyelesaikan kalimatnya, Jessie melesat menyerang Matthew. Menggunakan tinjunya, Jessie memberikan pukulan bertubi-tubi yang cukup berarti, karena Jessie cakap memberikan pukulan yang berarti, bukan hanya membuang tenaga dengan sia-sia.Matthew mengambil langkah mundur ketika Jessie kembali menendangnya. Dia berhasil menghindar dan kaki J
Jessie sudah sampai di rumah sakit, dan Leon yang sudah dihubungi sebelumnya, sudah siaga di sana. Leon segera menangani luka tembak yang diderita Mike."Ck! Apa kau tidak bosan terus menjadi sarang peluru? Katanya penembak jitu, tapi kau selalu terkena peluru!" Sambil berusaha mengeluarkan peluru dari lengan Mike, Leon mencibir demikian."Akh! Sakit, Bodoh! Tidak bisakah kau pelan-pelan? Perlakukan aku dengan lembut!" Mike melancarkan aksi protes karena merasa Leon sengaja menekan luka tembak yang dideritanya."Cih! Kau bahkan tidak pernah memperlakukan para gadis itu dengan lembut, dan sekarang kau ingin diperlakukan dengan lembut seperti aku memperlakukan seorang gadis, begitu?" tukas Leon dibarengi dengan memutar bola matanya jengah."Hey, apakah kau pernah memperlakukan seorang gadis dengan lembut, seperti yang kau katakan itu? Kau bahkan tidak pernah jatuh cinta, kau adalah kaum jomblo abadi!" balas Mike mencibir."Kau berisik!""Siapa yang berisik lebih dulu?" balas Mike lagi,
Jack sengaja mengantar Jessie sampai ke apartemennya, namun Jessie tidak menyangka ternyata Jack mengikutinya sampai masuk ke apartemen miliknya.Jessie masuk, dan ketika ia berbalik untuk menutup pintu, lebih dulu Jack menerobos masuk dan tanpa menunggu dipersilakan Jack langsung duduk di sofa.Jessie mendesah pelan, menutup pintu dan kemudian menyusul Jack."Kau tidak mengusirku? Tidak biasanya," kata Jack merasa heran. Karena memang biasanya Jessie tidak akan membiarkan Jack masuk ke apartemennya tanpa Mike, begitu pula sebaliknya. Jessie hanya tidak ingin berdua saja dengan lawan jenis di dalam satu ruangan yang sama, di luar urusan pekerjaan."Sebenarnya aku ingin menyeretmu keluar, tapi aku urungkan.""Kenapa?""Karena ada yang ingin aku tanyakan padamu.""Apa yang ingin kau tanyakan?" Jack melempar tubuhnya ke belakang hingga punggungnya bersandar pada sandaran sofa, kemudian melonggarkan dasi."Tentang janji," balas Jessie to the point. "Aku rasa kau berbohong saat mengatakan
Jessie merasakan jantungnya berdegup kencang, dan juga ada perasaan aneh yang seperti membakar dirinya. Menanti Jack berkata, Jessie justru sibuk dengan ekspektasinya sendiri yang terkesan konyol jika dipikir secara logika.Kenapa Jack tidak kunjung berkata-kata? Apa yang sebenarnya ingin dia katakan? Batin Jessie berbicara, masih dengan posisi yang tidak berubah dan tatapan mereka tetap beradu pandang seperti tadi. Jessie meneguk salivanya susah payah, ketika semakin memandang Jessie justru mengagumi Jack hingga tanpa disadari gadis batinnya memuji Jack tampan."Jessie, bisakah kau bangun dari atas tubuhku? Kau kecil, tapi lama-lama aku merasa berat juga," ujar Jack dengan ekspresi yang sangat sulit diartikan bagi Jessie.Malu setengah mati, seketika itu juga Jessie langsung bangkit dan menjauh dari Jack, menggeser tubuhnya hingga ujung sofa yang lain. Jessie merasakan perasaannya semakin tak karuan. Antara kesal, malu, dan ... kecewa? Entahlah, Jessie sekarang tidak tau harus berbu
Sejak petang, Jessie sudah sibuk di dapur untuk membuat beberapa menu makanan yang kemudian akan dia bawa untuk Mike. Meski ditugaskan untuk mengurus makanan untuk Mike, Jessie tetap tidak ingin terlambat datang ke kantor. Rasa tanggung jawabnya terhadap pekerjaan sangatlah besar. Meski mengurus Mike juga merupakan salah satu tugas yang diberikan Jack, namun Jessie tetap berusaha untuk mengerjakan semua pekerjaan, termasuk pekerjaan kantor, dengan disiplin waktu.Jessie membuka pintu apartemennya ketika ia sudah siap untuk pergi ke tempat tinggal Mike, dengan membawa rantang berisi makanan untuk laki-laki itu.Betapa terkejutnya Jessie, ketika pintu terbuka, Jack berdiri tepat di depan pintu, dan Jessie hampir saja menabrak tubuh Jack yang berdiri mematung tepat di depan pintu."Jack, kenapa kau ada di sini sepagi ini?" Jessie mengernyitkan dahi. Rasa canggung yang kemarin tercipta, kini masih sedikit tersisa dialami gadis itu."Aku tahu kau tidak nyaman jika datang ke apartemen Mike
Jack dan Jessie berjalan beriringan memasuki gedung Emperor, nampak begitu serasi dan anggun serta berkarisma. Setiap lapisan jabatan di gedung Emperor memuja kekompakan Jessie dan Jack, tak lupa Mike juga ikut menjadi pujaan bagi mereka dalam kekompakan, dan pujaan bagi para gadis tentunya.Bagi mereka yang tidak tahu mereka bersaudara, pasti sudah akan berasumsi mereka adalah pasangan yang serasi. Namun bagi mereka yang tahu mereka bersaudara, akan menilai Jack terlalu posesif menjaga adik perempuannya sampai-sampai membatasi Jessie agar tidak berinteraksi dengan sembarang pria.Mendapat perlakuan yang demikian posesif, bagi sebagian orang menganggap Jessie mungkin akan merasa tertekan. Namun bagi Jessie, itu justru sebuah hal yang dia sukai. Jessie menyukai perlakuan Jack yang demikian, karena sejujurnya Jessie tidak terlalu memikirkan untuk menjalin hubungan dengan seorang pria untuk saat ini.Jessie yang telah dibesarkan dan difasilitasi dengan amat baik oleh keluarga Howard, mem