Home / Romansa / Gadis Kesayangan Boss / 2. SEBUAH SYARAT

Share

2. SEBUAH SYARAT

Author: Elpit
last update Last Updated: 2022-10-03 21:02:25

Jack memutar bola matanya jengah ketika Mike terus mengomel karena Jessie tidak menanggapi seruannya.

"Bisakah kau diam? Suaramu membuat kepalaku semakin berdenyut. Lebih baik kau periksa sekali lagi dokumen yang akan kita gunakan pagi ini, jangan sampai ada yang terlewat dan jangan sampai ada kesalahan!"

"Jack, kau gila! Apa aku harus setiap saat memeriksa dokumen yang sama? Sepagi ini aku sudah memeriksanya sebanyak lima kali, dan sudah kukatakan semuanya sudah beres. Kau pikir aku sangat kurang kerjaan!" Mike mendengus dan matanya pun melotot amat kesal.

"Memangnya apa kesibukanmu? Merayu para gadis yang bisa kau bodohi? Itu tidak lebih baik daripada pekerjaan yang aku berikan."

"Itu semua karena kau!" tukas Mike tiba-tiba, membuat Jack mengerutkan dahi tak mengerti.

"Aku?" Jack menunjuk pada dirinya sendiri, karena bingung dengan apa yang dibicarakan Mike.

"Ya, kau melarangku mendekati Jessie padahal kau tahu aku sangat tergila-gila padanya. Karena itulah aku melampiaskan kekesalanku pada gadis-gadis yang tergila-gila padaku. Dengar, Jack, kau memang tampan, tapi kau sangat angkuh. Pesonaku ini mengalahkan ketampananmu. Jadi jangan salahkan aku jika para gadis itu menggilaiku dan di sisi lain membencimu karena keangkuhanmu itu!"

"Cih, kau terlalu percaya diri, Mike! Kau mempermainkan mereka, maka jangan harap mereka menyukaimu dengan tulus!" cibir Jack sambil menyimpan kembali alat penyimpan berkas setelah ia selesai mengkopi data dari laptopnya.

"Aku beritahu, Mike, caramu itu salah! Kau pikir dengan kau mempermainkan gadis-gadis seperti itu membuatmu jadi keren? Kau pikir Jessie akan terkesan karena hal itu? Kau terlalu naif, Mike!"

Untuk sesaat Mike terdiam seribu bahasa. Sangat jarang Jack membicarakan hal demikian. Mendengar ucapan Jack, dia merasa Jack akan mempertimbangkan dirinya yang ingin memperjuangkan Jessie.

"Jack, apa kau akhirnya mengizinkan aku mengejar Jessie?" pertanyaan itu terlontar dari mulut Mike, dengan wajah yang masih setengah tak percaya.

"Jangan besar kepala!"

"Ayolah, Jack! Mengapa kau begitu kejam padaku? Kau ini sahabatku, bukan? Apa kau tidak ingin melihat sahabatmu ini bahagia?" Mike merengek seperti biasa.

Jack membuang napas panjang. "Mike, apa kau serius menyukai Jessie?" tanya Jack dengan tatapan serius.

"Kau pikir aku main-main dengan perasaanku?"

"Siapa tahu? Bukankah kau sangat suka bermain-main dengan gadis-gadis di luar sana?"

"Jack, aku serius!"

"Ya ya, baiklah. Mike, kau tentu tahu aku sangat menyayangi Jessie, bukan? Dan kau tahu apa yang aku khawatirkan jika dia dekat dengan seorang pria?" masih dengan tatapan mata yang serius, Jack juga mengucapkan kalimat yang serius pula.

"Kau takut Jessie tersakiti oleh laki-laki itu pada akhirnya?" balas Mike cepat.

"Ya."

"Ayolah, Jack! Aku bukan pria di luar sana. Kau sangat mengenalku dan aku begitu mengenal Jessie. Jika aku bersedia melindungimu dengan segenap ragaku, maka aku juga bersedia melindungi Jessie dengan segenap jiwa dan ragaku. Kau tahu itu, Jack!"

Jack berdecak pelan. Dalam situasi apapun tetap saja Mike sangat suka bersikap dramatis.

"Kau bisa menjamin Jessie aman di tanganmu? Kalau sampai kau menyakitinya maka aku akan menghilangkan nyawamu, Mike!"

"Tidak masalah, aku bersedia menerima resikonya. Tapi aku yakin aku bisa melindungi Jessie," balas Mike penuh percaya diri.

"Kau mungkin bisa melindungi Jessie, tapi apa kau yakin kau bisa merebut hati Jessie?" pertanyaan telak itu berhasil membuat Mike mengumpat tajam. "Kau lihat, Jessie selalu menghindari pertanyaan yang berhubungan dengan perasaannya terhadapmu, bukan?"

"Sial! Itu karena kau yang selalu membuat jarak di antara aku dan Jessie, Jack! Beri aku kesempatan dan aku akan membuat Jessie menerimaku. Siapa tahu Jessie merasa malu jika mengungkapkan perasaannya di hadapanmu?"

"Baiklah, karena kau bersikeras maka aku akan memberimu kesempatan. Tapi aku memiliki sebuah syarat yang harus kau lakukan." Seringai bermain di bibir Jack ketika mengucapkan kalimat itu. Mike merasa ada sesuatu yang harus diwaspadai saat melihat Jack memasang wajah yang seperti itu.

"Katakan!"

"Aku akan memberimu kesempatan berdua dengan Jessie. Di pertemuan penting nanti aku tidak akan ikut, aku serahkan pekerjaan itu padamu dan kau harus memenangkan proyek itu. Jangan lupa, kau juga harus melindungi Jessie. Aku beritahu padamu bahwa orang-orang yang akan hadir kali ini tidak bisa dianggap remeh. Jika kau memenangkan proyek ini maka aku akan mempertimbangkan apakah kau boleh mengejar Jessie atau tidak."

"Baik, aku setuju. Kau tahu aku tidak suka dikalahkan, bukan? Kali ini aku juga akan memenangkan proyek itu. Dan saat itu terjadi kau harus menepati janjimu, Jack!" Mike menerima persyaratan itu tanpa ragu.

"Tentu saja, aku tidak pernah ingkar janji!"

Tepat setelah Jack menyelesaikan kalimatnya, Jessie masuk dengan membawa secangkir kopi untuk Jack. Cukup lama Jessie pergi karena ia sengaja membelikan sarapan juga untuk sang boss, sebab dia tahu Jackson pasti belum makan.

Melihat Jessie yang hanya membawa secangkir kopi, Mike kembali bersungut-sungut.

"Jessie, Ya Tuhan! Kau benar-benar sudah semakin mirip dengan bossmu ini, kau kejam! Kau benar-benar tidak membuatkan minuman untukku juga? Kau benar-benar hanya membuatnya untuk Jack saja?" Mike mengacak rambutnya frustrasi.

"Sebaiknya kau kembali ke ruanganmu, Tuan Michael."

"Lihat! Lihatlah anak didikanmu ini, Jack! Dia tidak membuatkan minuman untukku dan sekarang dia mengusirku? Kalian benar-benar membuatku gila lama-lama."

"Aku membuatkanmu kopi, dan sudah aku antar ke ruanganmu. Jadi sebaiknya kau kembali ke ruanganmu sebelum kopimu dingin," kata Jessie tetap tenang, terkesan tanpa ekspresi.

Seketika senyuman merekah di bibir Mike. "Maafkan aku sudah menyama-nyamakan dirimu dengan boss kejam ini, Jessie. Aku tahu kau sangat baik hati, terima kasih. Kalau begitu aku permisi." Tanpa menunggu balasan dari Jessie maupun Jack, Mike segera keluar dari ruangan Jack dan kembali ke ruangan miliknya.

"Jessie, aku merasa kurang enak badan," ujar Jack setelah kepergian Mike.

"Kau sakit? Apa aku perlu membawamu ke dokter?" Jessie seketika panik.

"Tidak-tidak, itu tidak perlu. Aku hanya butuh istirahat, aku pulang saja. Untuk proyek itu aku sudah menyerahkannya pada Mike, temani dia pergi dan menangkan proyeknya. Aku menantikan kabar baik."

"Baiklah, aku mengerti. Apa aku perlu mengantarmu pulang sebelum aku pergi ke pertemuan itu?"

"Tidak perlu, aku masih bisa menyetir. Aku akan menggunakan mobilmu, kalian pakailah mobilku!" perintah Jack.

Mobil Jack adalah mobil modifikasi yang dirancang khusus. Di dalam mobil tersebut tersimpan beberapa senjata dan perlengkapan bertarung. Mobil itu lah yang selalu digunakan untuk menghadiri pertemuan-pertemuan dengan klien.

Bukan tanpa alasan, Jack melakukan itu karena banyak perusahaan yang bertindak kriminal saat mereka kalah dalam persaingan. Mereka akan menghadang di tengah jalan dan memulai pertempuran. Hal itulah yang memicu Jack membuat mobil modifikasi tersebut.

"Aku mengerti." Jessie mengangguk paham.

"Temui Mike dan susun rencana. Aku dan Mike sudah menyusun rencana sebelumnya, tapi mungkin akan sedikit berbeda karena kali ini aku tidak akan ikut pergi. Kau tahu Mike sangat ceroboh, jadi tolong jaga dia, jangan biarkan dia bertindak tanpa berpikir panjang. Aku yakin Mike akan patuh padamu. Satu lagi, proyek kali ini akan dihadiri banyak perusahaan dengan perwakilan yang cukup sulit dihadapi, kalian harus waspada!"

"Aku sudah menyelidiki tentang itu, dan aku sudah mempersiapkan diri," balas Jessie lugas.

"Bagus. Kalau begitu pergilah temui Mike!"

"Baik!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Gadis Kesayangan Boss   22. RESTU

    Kedua orang tua Jack sudah mengerahkan banyak orang untuk mempersiapkan pesta pernikahan Jack dan Jessie dan harus selesai dalam waktu yang singkat. Bukan hanya itu saja, mereka juga menginginkan pesta yang meriah untuk putra putri mereka.Disisi lain, Jack yang sebenarnya memang sudah memesan gaun pengantin dari jauh-jauh hari, kini pria itu sangat puas dengan hasilnya. Selama ini Jack terlihat diam dan tenang, tapi sebenarnya Jack juga merasa khawatir Jessie akan jatuh ke pelukan pria lain. Jack sengaja mempersiapkan segala hal dan dia akan melamar gadis yang dicintainya itu pada waktu dan situasi yang tepat. Jack tidak pernah mengira dia akan dipaksa untuk segera menikahi Jessie oleh ibunya. Beruntung Jack sudah memiliki persiapan yang tersusun rapi sehingga dia tidak perlu kalang kabut sekarang.Usai menyelesaikan konferensi pers, kedua orang tua Jack segera menuju gedung dimana akan diadakannya pesta pernikahan, untuk melihat bagaimana dekorasi yang mereka inginkan, apakah bisa s

  • Gadis Kesayangan Boss   21. SEMUA MENGHILANG

    Pagi hari, Jessie bangun dan langsung memeriksa seantero kamarnya. Dia khawatir Jack berada di kamarnya semalaman, dan ternyata Jack tidak ada di sana. Jessie bernapas lega.Menyibakkan selimut, Jessie turun dari tempat tidur kemudian keluar dari kamarnya. Jessie belum bertemu dengan ibunya sejak semalam. Setidaknya Jessie juga harus meminta maaf pada ibunya karena bukan hanya Jack saja yang bersalah, namun dirinya juga bersalah.Jessie mengedarkan pandangannya, mencari keberadaan Caroline, James, dan juga Jack, namun Jessie tidak bisa menemukan mereka di mana pun.Jessie kembali ke kamarnya, mencari ponselnya dan segera menghubungi Jack. Tanpa menunggu lama, Jack telah menjawab panggilannya."Kau baru bangun, Jessie?""Jack, kau ada di mana? Di mana semua orang? Kenapa rumah begitu sepi? Aku tidak bisa menemukan Mom dan juga Dad. Kalian pergi ke suatu tempat dan aku tidak ikut? Apa kau sedang diberikan hukuman oleh Mom? Katakan sesuatu, Jack! Mengapa kau diam saja?"Jack sampai sedik

  • Gadis Kesayangan Boss   20. CINTA YANG TAK DIRESTUI

    Melihat pintu yang setengah terbuka, Jack mengetuknya dan Caroline segera meminta putranya masuk. Dengan langkah yang dipaksakan untuk berani, Jack masuk sesuai perintah sang ibu."Tutup!"Jack menutup pintu dan segera mendekati ibunya sesuai perintah.Jack berdiri di belakang ibunya yang sengaja membelakangi putranya. Kepalanya menunduk. Dia tidak mengeluarkan sepatah katapun, menunggu ibunya berbicara lebih dulu."Apa yang kau lakukan?" tanya Caroline masih tetap memunggungi."Ap-apa?"Caroline berbalik badan dan memasang wajah garangnya. Jack tercekat, dia benar-benar siap jika ibunya memenggal kepalanya. Tatapannya yang begitu tajam melebihinya ketajaman sebilah pedang yang baru saja diasah membaut Jack tak bisa berkutik."Apa yang kau lakukan selama kami pergi? Kalian berkencan?" Caroline lebih menyeramkan daripada Jessie. Suaranya yang datar seolah mampu meremukkan tulang-tulang Jack."Ti-tidak, itu tidak benar.""Lalu tadi itu apa?"Jack terperanjat ketika tiba-tiba suara Carol

  • Gadis Kesayangan Boss   19. BERTENGKAR

    Jessie mengetuk pintu dengan durasi cepat, menandakan bahwa dia tidak sabar ingin dibukakan pintu.Dari arah dalam Jack bergegas melangkah lebar menuju ke arah pintu dengan rasa penasaran, siapakah gerangan yang datang bertamu dan bersikap tidak sopan dengan mengetuk pintu tanpa jeda seperti itu?"Jessie?"Jessie menatap Jack sekilas, kemudian tanpa bicara apapun gadis itu menerobos masuk dan langsung duduk di sofa, melipat kedua tangannya di depan dada serta menyilangkan kaki. Ekspresinya datar dan gadis itu mengunci mulut rapat-rapat.Perasaan Jack tidak enak saat melihat keterdiaman Jessie yang justru membuatnya merinding. Jack tahu Jessie pasti marah besar sekarang. Dengan ragu Jack mendekati gadis itu sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.Kemarahan Jessie yang seperti ini lebih menyeramkan bagi Jack, dibandingkan kemarahan Jessie yang masih mau mengomel. Jack kebingungan, apa yang harus dia lakukan untuk membujuk Jessie agar gadis itu membuka mulut?"Jessie, kau sudah pul

  • Gadis Kesayangan Boss   18. CINTA YANG MENYESAKKAN

    Jessie membawa langkahnya memasuki area restoran yang begitu sepi, tidak ada seorang pengunjung pun di sana. Kecurigaan mulai dirasakan Jessie. Gadis itu pun memasang sikap waspada. Jessie hanya takut jika sesuatu terjadi pada Mike dan Jack.Seorang waiters datang menghampiri Jessie, menyampaikan pesan bahwa gadis itu diminta untuk langsung ke dalam, menuju meja yang telah didekorasi sedemikian rupa.Jessie bertanya pada waiters itu Mengapa restoran itu sama sekali tidak ada pengunjung, dan waiters itu mengatakan bahwa tempat ini sudah di booking oleh seseorang.Jessie berpikir bahwa Jack yang melakukan itu, sehingga ia menurut saja ketika waiters itu mengajaknya untuk segera menuju ke meja yang di sana sudah ada Mike.Namun kening Jessie berkerut ketika Jack tidak ada di sana. Bukan hanya itu saja, selain dekorasi yang tentu saja dapat Jessie tebak apa maksudnya, di sana juga hanya ada dua buah kursi yang salah satunya sudah ditempati oleh Mike."Kau sudah datang, Jessie.""Di mana J

  • Gadis Kesayangan Boss   17. PERMINTAAN MIKE

    Mike masih tetap berada di ruangan bossnya setelah Jack memintanya dan juga Jessie untuk kembali ke ruangan masing-masing, sedangkan Jessie sudah melangkah pergi."Kau ingin mengatakan sesuatu?" tebak Jack melihat gelagat Mike.Mike tersenyum tanggung. "Kau sangat peka, Boss.""Ck, cepat katakan dan pergilah dari sini. Aku malas melihat wajahmu."Jika saja tidak sedang butuh bantuan Jack, tentu saja Mike akan membalas ucapan pria itu dengan tak kalah tajam. Namun kali ini dia harus mengalah demi tercapainya sesuatu yang menjadi tujuannya."Aku membutuhkan bantuanmu," kata Mike tanpa basa-basi.Jack menghentikan kegiatannya sesaat, lalu menatap Mike dengan tatapan serius. "Apa ini menyangkut Jessie?""Kau sangat pintar, Jack!""Tidak!""Tidak? Maksudmu, kau tidak pintar?""Bukan itu. Aku tidak mau membantumu. Aku sudah berjanji pada Jessie untuk tidak membuat kesepakatan denganmu lagi, diluar sepengetahuan dia.""Jack, ayolah. Bantu aku sekali ini saja." Tidak mau menyerah begitu saja,

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status