LOGINTak menunggu lama, mobil Sophie pun sudah sampai di tempat parkiran.
Supir membukakan pintu mobil buat Sophie, dia pun keluar dari mobil kemudian mengajak Utami untuk mengikutinya. Saat memasuki gedung tingkat empat itu, Utami mengedarkan pandangannya. Di sebelah kanan dekat pintu masuk, ada sebuah restoran, sedangkan di sebelah kiri dekat pintu masuk ada sebuah fitnes center. Utami terus mengekor di belakang Sophie, kemudian Sophie memasuki lift dan menuju ke lantai empat. Tak lama kemudian, Sophie pun keluar dari lift tersebut yang masih diikuti oleh Utami. Mereka menyusuri lorong tersebut, dan sampailah di depan sebuah ruangan yang di depannya terdapat sebuah meja dan kursi kerja yang di duduki oleh seorang wanita cantik, berambut curly, dengan memakai dres mini berlengan pendek, dari kejauhan dia sudah tersenyum ke arah Sophie dan Utami. "Morning mami phie..." Sapa wanita cantik itu dengan ramah dan tersenyum. "Morning too Luna..." Sophie membalas sapaan itu dengan tak kalah ramahnya. "Kenalin, ini karyawan baru di sini, namanya Utami," Ujar Sophie mengenalkan karyawan barunya kepada asistennya yang bernama Luna tersebut. Utami dan Luna pun saling menyapa dan mengulurkan tangan mereka untuk berjabat tangan. "Silakan masuk mami," Ucap Luna sembari membukakan pintu ruangan Sophie. "Terima kasih Luna," Sahut Sophie sembari tersenyum. "Tami ... ayo masuk," Ujar Sophie kepada Utami. "Baik mami..." Sahut Utami yang kemudian mengikuti Sophie masuk ke dalam ruangannya. "Kamu duduk ya, aku mau menghubungi seseorang dulu," Tutur Sophie, dan Utami hanya menganggukkan kepalanya. Jemari Sophie pun terlihat menari di atas ponselnya, dan terdengar seperti memerintahkan seseorang untuk naik ke lantai empat dan mendatangi ruangannya. Setelah itu dia pun mengakhiri sambungan teleponnya. Tapi setelah mengakhiri sambungan di ponselnya, dia kemudian menelepon menggunakan telepon yang ada di atas mejanya. "Buatkan perjanjian kontraknya sekarang ya," Titah Sophie kepada seseorang yang menjadi lawan bicaranya di sambungan telepon tersebut. Setelah mengakhiri sambungan telepon, Sophie menghampiri Utami ke sofa panjang yang ada di ruangannya. "Aku akan memberimu waktu hari ini untuk melihat-lihat dulu, nanti akan ada seseorang yang menemanimu untuk melihat pekerjaan apa saja yang ada di dalam gedung ini. kamu bisa memilih salah satu tempat di mana kamu mau bekerja, setelah kamu memilih tempat di mana kamu mau bekerja, kita akan tanda tangan kontrak kerja kamu dan mulai besok kamu bisa mulai untuk bekerja. Tok... Tok... Tok... "Permisi mam..." Ucap seseorang di balik pintu. "Yaa...masuk," Sahut Shopie. "Andre, aku minta tolong sama kamu untuk membawa Utami berkeliling melihat apa saja pekerjaam yang ada di dalam gedung ini, nanti dia bisa memilih salah satu tempat dia bekerja. Setelah dia menetapkan pilihannya di mana dia akan bekerja, kalian kembali lagi ke ruanganku, karena Utami harus menandatangani perjanjian kontrak kerja. "Siap mam, saya akan menemaninya untuk berkeliling gedung ini," Sahut Andre, salah satu karyawan kepercayaan Shopie dan sebagai kepala HRD yang menangani semua karyawan yang ada disana. "Hai Utami, kenalkan saya Andre. Saya akan membawamu keliling gedung ini, ayo kita jalan sekarang," Ucap Andre yang mengulurkan tangannya untuk bersalaman sembari mengajaknya untuk keluar dari ruangan Shopie dan Utami pun hanya mengangguk. Utami berjalan di belakang Andre. "Utami ... jangan di belakang, sini deketan sama aku. Kita akan mulai dari lantai tiga, lantai yang berada tepat di bawah lantai ini," Ujar Andre. Mereka pun mulai memasuki lift dan turun ke lantai tiga. "Nah ... di lantai tiga ini ada panti pijat, yang di sebelah kiri panti pijat khusus wanita dan di sebelah kanan panti pijat khusus pria. Ayo, aku tunjukin panti pijat khusus wanita dulu. Nah ini ruangan khusus untuk karyawan panti pijat, ada beberapa loker untuk penyimpanan barang mereka, kemudian ini sofa untuk mereka istirahat saat belum ada customer," Ujar Andre memperlihatkan bagian panti pijat wanita. Utami pun sesekali mengangguk dan tersenyum kepada karyawan yang sedang duduk di sofa sembari memainkan ponselnya sebelum mendapatkan customer. Setelah melihat-lihat beberapa saat, Andre pun membawa Utami untuk keluar dari ruangan karyawan tersebut kemudian memperlihatkan kamar-kamar sebagai tempat pijat untuk para pelanggan. "Disini tersedia 12 room untuk customer, terdiri dari 8 room reguler dan 4 room vip, dan di sebelah sana adalah ruang tunggu buat customer yang sedang antri sebelum mereka dipanggil masuk ke dalam room untuk dipijat. Oh iya, karyawan di panti pijat wanita ada 8 orang, dan kami masih kekurangan karyawan di sini," Jelas Andre dan Utami hanya mengangguk - anggukan kepalanya. Setelah melihat bagian panti pijat khusus wanita, kemudian mereka pergi ke bagian panti pijat khusus pria. "Sebenarnya hampir sama saja ruangan yang ada di dalam bagian panti pijat pria ini, jadi aku nggak perlu mendetailkannya lagi ya, disini karyawannya ada 10 orang. Sekarang kita ke lantai dua yuk," Ajak Andre. Mereka pun masuk kembali ke dalam lift dan turun ke lantai dua. "Nahhh, di lantai dua ini terdapat salon dan spa, dan juga ada tempat aerobik dan Zumba yang berada di sebelah kiri ujung sana," Tutur Andre. "Waah ... ramai ya kak salonnya," Ujar Utami yang takjub dengan banyaknya pengunjung salon dan spa. "Iya, setiap hari pasti ramai pengunjung di Salon n spa disini, karena pelayanan di sini memuaskan customer, kami belum pernah mendapatkan kritik dari para customer yang sudah pernah ke salon dan spa disini. Oke, sekarang kita lanjut ke lantai satu," Ajak Andre. Saat di Salon dan Spa, banyak karyawan wanita maupun customer yang curi - curi pandang kepada Andre. Karena, Andre adalah seorang pria berwajah tampan, yang memiliki tubuh tinggi, atletis dan ideal, bahu dan dadanya yang bidang, kulitnya eksotis yang sedikit gelap atau sawo matang membuatnya semakin terlihat tampan serta senyumnya yang menawan mampu membuat wanita seketika terpikat kepadanya. Apalagi dengan karyawan salon dan spa, setiap Adrian datang, pasti mereka langsung menatapnya tanpa henti dengan jantung berdebar sembari menggigit bibir bawah mereka. Tapi, tak jarang dari karyawan yang ada di sana diajak jalan dan tidur oleh Andre. Dan para wanita itu akan dengan sukarela dan tanpa penolakan memberi tubuh mereka kepada Andre. Kini Andre dan Utami sudah berada di lantai satu. "Yang ini restoran Asia, mereka menyajikan makanan - makanan dari Asia, sedangkan yang di sebelahnya ada restoran Europe, yang tentu saja menyajikan bermacam - macam makanan dari Benua Eropa. Yang di seberang sini terdapat toko kosmetik, dan di sebelahnya, dekat pintu masuk, ada fitness center. Kita sudah melihat semuanya, ehm ... apa kamu punya pertanyaan?" Tanya Andre dengan ramah. "Ehm ... kalau yang di lantai empat diatas, selain ruangan mami, itu ada beberapa ruangan, itu ruangan apa ya?" Tanya Utami. "Ooh ... kalau itu, ruangan untuk menjamu para tamu penting mami atau papi, jadi setelah melihat semuanya kamu memilih untuk bekerja dimana?" Tanya Andre. "Gaji yang paling tinggi dimana kak?" Tanya Utami lagi. "Kalau gaji hampir semuanya sama saja, yang membedakan hanyalah bonus. Bonus tertinggi itu ada di panti pijat," Jawab Andre. "Ooh ... tapi saya nggak bisa pijat kak, padahal pengennya disitu," Ujar Utami. "Nanti ada kok yang ngajarin, tapi saran saya sih, untuk permulaan mendingan kamu kerja di restoran atau salon dan spa saja," Ujar Andre memberi masukan, dia melihat Utami masih sangat polos, sayang kalau harus bekerja di panti pijat, karena disana harus mengikuti kemauan customer, dan dia tau pasti lah apa yang terjadi di panti pijat. "Ooh ya sudah kalau gitu kak, saya memilih di restoran Asia saja, kebetulan saya juga suka masak memasak, hehe..." Sahut Utami. "Oke, kalau begitu kita kembali ke ruangan mami," Ucap Andre. Setelah masuk ke dalam lift, dan tak butuh waktu lama, mereka pun kini sudah berada di lantai empat, dan menyusurinya hingga sampai ke ruangan Sophie. "Permisi mam..." Sapa Andre. "Ya, masuk..." Sahut Sophie dari dalam. "Saya sudah memperlihatkan semuanya mam, dan Utami memilih bekerja di Restoran Asia," Ujar Andre. "Oke, sekarang kamu tanda tangan disini ya Utami, kamu belum punya KTP ya?" Tanya Sophie. "Belum mam," Jawab Utami. "Nanti mami buatkan ya," Ujar Sophie. "Terimakasih mam," Ucap Utami. Setelah itu, Utami pun menandatangani surat perjanjian kontrak kerjanya. "Besok jam 7.30 pagi, kamu sudah harus ada di sini ya, dan langsung masuk ke Restoran Asia. Ehm ... Andre, bawa kembali Utami ke restoran, dan kenalkan dia kepada karyawan disana," Titah Sophie. "Baik mam," Sahut Andre. Saat sampai di restoran, dia pun mengenalkan Utami kepada semua karyawan Restoran Asia. ******* Keesokan harinya, Utami, Usama maupun Ulfa sudah selesai sarapan, kemudian mereka pun ke sekolah. Utami memakai pakaian terbaiknya yang ada, yaitu kemeja peach dan celana kulot hitam. Usama dan Ulfa berboncengan menggunakan sepeda ke sekolah mereka. Sedangkan Utami menaiki angkot untuk ke tempat kerjanya. Beberapa menit kemudian Utami pun sampai di gedung "Sophie Menara Group" dan langsung masuk ke dalam restoran, dan sebelumnya di pintu masuk, menyapa dengan ramah seorang security. Didalam restoran sudah ada dua orang yang datang. "Pagi kak..." Sapa Utami ramah kepada Anggi, salah satu karyawan restoran yang sedang mengelap meja. "Pagi juga ... kamu Utami ya, yang baru mulai kerja hari ini?" Tanya Anggi. "Iya kak, ini apa yang harus saya kerjakan?" Tanya Utami. "Sementara kamu mengelap - ngelap meja dulu ya, selanjutnya akan di arahkan oleh manager restoran." Jawab Anggi. "Baik kak," Sahut Utami. Beberapa menit kemudian, manager pun datang, tapi kemarin dia sedang izin tak masuk kerja, oleh karena itu dia belum berkenalan dengan Utami. Tapi, dia sudah di hubungi oleh Andre bahwa ada karyawan baru yang bernama Utami. "Hai, kamu karyawan baru, kamu Utami ya, saya Alfian, manager disini, ayo masuk ke ruangan saya," Ucap Alfian sembari melihat dari atas sampai ke kaki Utami. "Cantik juga nih, sepertinya masih bersih ni anak, akan ku coba nanti," Batin Alfian dengan senyum seringainya.Utami pun mulai memijat Alfian. Alfian sampai tertidur merasakan enaknya pijatan Utami. "Pak ... bangun pak ... sudah selesai pijatnya," Ucap Utami membangunkan Alfian, tapi Alfian masih tidur dengan lelap. Karena kelelahan memijat tubuh Alfian, akhirnya Utami pun membaringkan tubuhnya di sofa, dan tak lama kemudian, dia pun tertidur. Setelah satu jam berlalu, Alfian terbangun dan dia melihat Utami tertidur di atas sofa. Karena tak tega, dia mengangkat tubuh Utami ke atas kasur dan membaringkannya disana. Dia terus memandangi wajah Utami, wajah yang manis dan sangat polos. Dia tak tega merusak wanita semanis dan sepolos itu. Dia mulai berpikir, apabila Utami pindah ke bagian panti pijat, pasti dia akan rusak disana, mendingan dia tetap meminta Utami untuk bekerja di restoran. "Lho pak ... kok saya di sini?" Utami terkejut saat dia membuka matanya, dan menyadari bahwa tempat tidurnya berbeda dengan yang sebelumnya. "Tadi saya yang memindahkan mu ke kasur, karena saya nggak tega
"Cantik juga nih, sepertinya masih bersih ni anak, akan ku coba nanti," Batin Alfian dengan senyum seringainya. "Duduk dulu ya," Ucap Alfian saat dia dan Utami sudah berada di dalam ruangannya. "Iya pak," Sahut Utami. Beberapa menit kemudian, Alfian menghampiri Utami dan duduk di sebelah Utami. "Kamu bisa masak?" Tanya Alfian. "Bisa pak," Jawab Utami sembari menunduk. "Oke, untuk dua bulan ke depan, kamu saya tempatkan di bagian cuci piring dulu ya, jika kamu bekerjanya rajin, saya akan menempatkanmu di bagian dapur untuk menjadi asisten chef," Ujar Alfian. "Baik pak," Ucap Utami. "Ya sudah, sekarang kamu bisa mulai bekerja," Titah Alfian. "Terima kasih pak," Sahut Utami. Utami pun antusias dan giat dengan pekerjaan barunya. Dia sangat bahagia, karena kini dia bisa bekerja di restoran, walaupun hanya sebagai pencuci piring, tapi dia bisa mendapatkan gaji bulanan, dia juga tak perlu panas - panasan lagi saat menjajakan koran yang di jualnya. "Kak, tiap hari kakak
Tak menunggu lama, mobil Sophie pun sudah sampai di tempat parkiran. Supir membukakan pintu mobil buat Sophie, dia pun keluar dari mobil kemudian mengajak Utami untuk mengikutinya. Saat memasuki gedung tingkat empat itu, Utami mengedarkan pandangannya. Di sebelah kanan dekat pintu masuk, ada sebuah restoran, sedangkan di sebelah kiri dekat pintu masuk ada sebuah fitnes center. Utami terus mengekor di belakang Sophie, kemudian Sophie memasuki lift dan menuju ke lantai empat. Tak lama kemudian, Sophie pun keluar dari lift tersebut yang masih diikuti oleh Utami. Mereka menyusuri lorong tersebut, dan sampailah di depan sebuah ruangan yang di depannya terdapat sebuah meja dan kursi kerja yang di duduki oleh seorang wanita cantik, berambut curly, dengan memakai dres mini berlengan pendek, dari kejauhan dia sudah tersenyum ke arah Sophie dan Utami. "Morning mami phie..." Sapa wanita cantik itu dengan ramah dan tersenyum. "Morning too Luna..." Sophie membalas sapaan itu dengan tak k
"Kakak..." Panggil Ulfa."Kenapa dek?" Tanya Utami."Lihat nih...sepatu dan tas ku udah sobek dimana - mana." Ujar Ulfa sembari memperlihatkan tas dan sepatunya kepada Utami.Tapi, sebelum Utami menjawabnya, Usama datang dan langsung mengambil tas dan sepatu Ulfa."Sepatunya hanya terlihat kusam dan terbuka sedikit bagian bawahnya, tp kan tinggal beli lem aja, tapi masih di pakai. Trus tasnya juga, masih bisa di pakai kok, tinggal di jahit sedikit yang bagian sobeknya. Nggak perlu beli yang baru, pakai ini aja." Ucap Usama bijaksana."Tapi kan aku malu, sering di ledekin sama teman - teman di sekolah bang, beliin yang baru ya kak." Rengek Ulfa kepada Utami."Hem .... iya dek, nanti kalau ada rezeki lebih, kakak beliin yang baru ya, do'ain kakak semoga sehat terus, kalian juga sehat terus ya, yang rajin belajarnya." Ucap Utami."Si Ulfa jangan terlalu di manja kak, nanti dia minta jantung lho." Ujar Usama menyindir Ulfa."Apaan sih bang, kakak kan memang baik, penyayang, cantik lagi. M







