"Sampai kapanpun kamu tidak akan pernah bisa lari dari saya kecuali satu … saya yang membebaskanmu."
Peringatan Tuan Muda Arkana Amijaya, bagai kaset yang terus berputar dalam kepalanya. Setelah satu minggu lamanya berada di rumah asing, Yasmin berusaha untuk melarikan diri dan sayangnya tidak pernah berhasil.Penjagaan ketat di rumah besar itu membuat Yasmin sulit untuk mencari celah dan yang pada akhirnya tertangkap oleh anak buah suaminya.
Terakhir kalinya Yasmin tertangkap, ia mendapatkan hukuman kurungan di dalam kamar selama tiga hari. Selama dikurung Yasmin mendapatkan banyak informasi mengenai latar belakang suaminya dari bibi Anna salah satu pembantu yang sering membawakan makanan untuknya.Tuan Muda Arkana Amijaya. Salah satu pewaris terkuat yang diberikan kekuasaan tertinggi oleh pengusaha terkaya se asia, yakni perusahaan tambang emas yang dimiliki keluarga Amijaya adalah ayah kandung Arkana. Tidak heran jika rumah yang Yasmin tinggali saat ini seperti istana dalam dongeng, luas dan megahnya tidak dapat terbendung dalam pikiran gadis itu.Yasmin hanya bisa membuang nafas berat memikirkan nasibnya yang malang, hari-hari selama satu minggu ini seperti seorang tawanan yang selalu mendapatkan hukuman saat mendapat kesalahan.
"Mana ada istri tuan muda selau mendapatkan hukuman sepertini. Nasibku memang sial bertemu dengan pangeran kodok," gumamnya menatap langit-langit kamar.
Seumur hidup Yasmin tidak pernah menyangka akan menjadi seorang tawanan. Bukannya jadi seorang tuan putri, yang ada gadis itu diperlakukan seperti babu dengan semua peraturan yang harus dipatuhinya. Tok tok tok. "Nona bersiaplah, Tuan Muda minta Nona untuk makan malam. Hukumannya sudah selesai," ujar pembantu yang mengetuk pintu kamar Yasmin.Mau tidak mau Yasmin harus mematuhinya, lagi pula perutnya juga lapar dan waktunya makan malam. Karena melakukan apapun membutuhkan tenaga, termasuk berpikir. Jadi Yasmin tidak boleh melewatkan waktu makan, supaya tubuhnya memiliki tenaga untuk memikirkan cara agar bisa keluar dari rumah tersebut. Meskipun mustahil. Yasmin melangkahkan kaki di atas lantai marmer berwarna terang menampilkan bayangan penampilannya. Tubuh Yasmin dibalut kaos besar berwarna hitam, kakinya yang mungil terekspos hanya menggunakan celana pendek tertutupi oleh kaos besar yang dikenakanannya. Rambut panjang sebahu dibiarkan terurai dengan wajah polos tanpa make up sedikitpun menampilkan wajah manis yang begitu natural sesuai dengan usianya yang masih muda. Gadis itu menggunakan lift menuju lantai dua ditemani bibi Anna yang memanggilnya tadi, hanya butuh waktu satu menit pintu lift terbuka sampai di lantai dua. Keluar beberapa langkah dari pintu lift, terlihat ruangan makan yang begitu luas dengan meja makan dengan sepuluh yang rapi. Sorot mata Yasmin tertuju kepada Arkana duduk berdampingan bersama seorang perempuan yang juga sedang menatap ke arahnya, salah satu alis Yasmin pun terangkat penasaran siapa perempuan itu. Arkana dan perempuan itu terlihat seumuran. Yasmin duduk tepat di depan Arkana, dengan santainya ia mengambil nasi dan beberapa lauk yang ada di hadapannya. Semua makanan yang dihidangkan, Yasmin selalu menyukainya karena Yasmin bukan pemilih makanan. Gadis itu justru makan dengan lahap tidak memperdulikan tatapan orang di sekitarnya. Tidak ada pembicaraan apapun selama mereka sedang makan, Arkana tidak menyukai hal itu dan Yasmin mengetahuinya dari pembantunya yang sering memberikannya informasi. Lelaki itu akan marah besar jika di meja makan ada pembicaraan, apalagi keributan, karena peraturannya boleh berbicara setelah jam makan selesai. Sepuluh menit berlalu, sisa makan yang dihidangkan tadi sudah rapi dibersihkan oleh para pembantu. Yasmin, Arkana dan perempuan tadi masih berada di meja makan ada hal yang akan disampai oleh Tuan Muda Arkana. "Besok malam adalah puncak acara anniversary daddy dan mommy, Jessica akan membantumu mempersiapkan semuanya. " Arkana melirik perempuan di sampingnya.Perempuan bernama Jessica itu tersenyum tipis, "Dengan senang hati tuan," ujarnya menundukkan kepala dengan hormat.Yasmin menghembuskan nafas pelan, ia memperhatikan perempuan yang bernama Jessica itu lalu kembali menatap Arkana dan berkata. "Kenapa aku harus ikut?" "Kewajiban seorang menantu menghadiri acara pesta yang diadakan mertuanya, besok Jessica akan mengajarkanmu cara bersikap dan tata krama yang baik di depan banyak orang, terutama mommy dan daddy. Dan ingatlah, setiap kesalahan ada hukumannya." Arkana menatap lurus gadis di depannya.Raut wajah Yasmin semakin ditekuk, setiap pembicaraan pasti ada ancaman yang keluar dari mulut lelaki itu. Yasmin berdiri dari duduknya berniat pergi lebih dulu meninggalkan meja makan, langkahnya tertahan saat bibi Anna menahan lengannya dan membisikan sesuatu padanya. "Tuan muda tidak menyukai sikap Non yang seperti ini, lebih baik Non kembali duduk sebelum mendapatkan hukuman," bisiknya. Yasmin terpaksa berbalik menatap Arkana yang memang sedang menatapnya marah. Namun, saking kesalnya Yasmin tidak bisa menahan diri dan berkata. "Sekarang apa lagi? mau hukum aku kayak mana lagi hah?" ucapnya menantang lelaki itu seperti sudah kebal dengan hukuman. Para pembantu itu sangat terkejut dengan keberanian Yasmin kepada Tuan Muda yang mereka patuhi selama ini, tidak ada yang berani menentang dan melakukan kesalahan sedikitpun selama mereka bekerja disana. Dan baru kali ini mereka melihat ada yang berani menantang tuannya. Suasana ruang makan berubah jadi mencekam saat aura dingin keluar dari tubuh Arkana, lelaki itu mengangkat salah satu sudut bibirnya membuat senyum smirk yang membuat mereka merinding kecuali Yasmin.Arkana berdiri mendekati gadis kecil dengan nyali yang besar selalu melawan dan membantah perkataannya.
Tubuh besar Arkana membuat Yasmin mulai gugup, kemudian satu jari pria itu mengangkat dagunya agar menengadah ke atas dan tatapan keduanya bertemu karena tinggi Yasmin hanya sebatas dada Arkana. "Malam ini, kamu harus temani saya tidur." Arkana langsung mengangkat tubuh Yasmin seperti karung beras.Tubuh mungil Yasmin melayang sampai rambutnya menjuntai ke bawah, gadis itu begitu terkejut hingga memukul punggung Arkana minta di turunkan. "Turunin, aku gak mau, tolong, " teriaknya berusaha memberontak. "Tuan turunin, aku gak mau," teriaknya lagi. Arkana menulikan pendengarannya, ia mencengkram kaki gadis itu dengan tangannya yang besar membawanya pergi dari ruang makan. Gadis itu mengangkat kepalanya menatap bibi Anna dan Jessica dengan wajah merah memelas meminta bantuan sambil berteriak. "Tante Jessica tolong aku, Tante, bibi Anna tolong," teriaknya saat mulai menjauh dari sana dan tidak ada yang bisa menolongnya kecuali tuhan.Bersambung…Yasmin akhirnya memiliki teman dalam keluarga Amijaya, yaitu Bela. Marcel mendapatkan restu setelah Arkana kembali dan resmi kembali menjadi Tuan Muda, meskipun kehamilan palsu Bela terungkap, Amijaya tetap merestui pernikahan mereka. Begitu bahagia, Marcel akhirnya bisa menikahi Bela, pria itu sampai mengajak Arkana berlomba untuk mendapatkan anak. Padahal Yasmin dan Bela tidak ingin terburu-buru memiliki anak. Namun harapan Yasmin telah hilang, karena perempuan itu telah hamil lebih dulu akibat Arkana termakan ucapan Marcel. “Sayang bangun yuk, kita berjemur.” Ujar Arkana membangunkan istrinya dengan lembut. “Aku masih ngantuk,” rengek Yasmin memeluk guling.Arkan menarik guling sang istri, kemudian mengangkat tubuh Yasmin ke dalam gendongannya, membawanya ke kamar mandi.Seperti anak kecil yang susah dibangunkan, Arkana membasuh wajah istrinya di kamar mandi, tidak lupa menggosok gigi dalam keadaan Yasmin yang masih memejamkan mata.Setelah itu Arkana mengikat rambut Yasmin, m
Satu minggu lagi Arkana dan Yasmin akan segera pindah, segala persiapan dan penyelesaian yang sudah Arkana mulai tinggal menunggu kabar Jessica yang belum memberikan keputusan apapun, bahkan kabarnya tiba-tiba menghilang setelah pembicaraan dengan Arkana.Yasmin berusaha menghubunginya, tetapi tidak mendapatkan jawaban. Arkana sangat berharap Jessica akan kembali saat perayaan sekaligus peresmian pergantian Arkana nanti.Disamping itu Yasmin tidak sabar ingin bertemu Bela dan juga mertuanya, yang sudah menghubunginya beberapa kali, sedangkan Meli merasa sedih karena mereka akan meninggalkan rumahnya.Sebetulnya, Meli sangat berat harus berpisah dengan putrinya, ia begitu takut kejadian dulu terulang kembali.Namun, melihat antusias dan keceriaan putrinya, ia merasa sedikit lega, berusaha membuang pikiran negatifnya.“Mami dan papi ikut Yasmin aja, pindah kesana.” Pinta Yasmin.“Nanti Mami dan Papi mau tinggal dimana? rumah yang dulu sudah dijual sama Papi,” kata Meli dengan wajah cemb
“Yasmin sudah aku bilang, aku gak ada hubungan apapun sama Emeli.” Ujar Arkana dengan nada tinggi. “Kalau gak ada hubungan apapun, kenapa kamu kemarin perhatian sama dia? Udah aku bilang jangan terlalu dekat sama dia,” teriak Yasmin membalasnya. “Kamu tahu dia rekan kerja satu kantor, bagaimana bisa aku tidak dekat dengannya? Kerjasama itu membutuhkan hubungan yang baik, selain karena pekerjaan aku tidak ada hubungan apapun dengannya.” kata Arkana berusaha menahan emosinya. Pagi hari Yasmin dan Arkana sudah memulai pertengkaran hebat, teriakannya sampai terdengar ke lantai bawah, kedua orang tua Yasmin sampai khawatir karena dari kemarin hubungan Yasmin dan Arkana tidak baik-baik saja. Belum lagi Yasmin sedang terbakar api cemburu yang belum reda, hati dan pikirannya masih terbakar karena kedekatan Arkana dan Emeli. Yasmin kembali menangis, ia masih belum terima dengan kejadian di restoran, ia masih marah diliputi kecemburuan yang hebat. Sudah beberapa kalinya Yasmin menangis, m
Api cemburu semakin membakar emosi Yasmin yang menyaksikan kedekatan suaminya dengan Emeli. Yasmin berusaha menahan diri untuk tidak menyerang perempuan itu, jika saja tidak ditemani Jessica, mungkin Yasmin sudah membuat kesalahan untuk kedua kalinya. Walaupun begitu, Yasmin tidak tahan untuk meluapkan emosinya dan menangis merasakan sakit dalam dadanya. Jessica mengantarkan Yasmin pulang dalam keadaan dibanjiri air mata, tangisannya berlanjut sampai rumah membuat Meli terkejut dan menanyakannya kepada Jessica. “Anak tante sedang dilanda kecemburuan, jangan terlalu khawatir nanti juga sembuh kalau sudah baikan dengan suaminya.” Kata Jessica. “Memangnya cemburu karena apa?” Kata Meli penasaran.“Tadi di restoran, saya dan Yasmin secara diam-diam mengikuti Arkana makan siang bersama Emeli dan juga salah satu klien perusahaan, entah itu disengaja atau tidak. Arkana terlihat perhatian dan begitu dekat dengan Emeli,” jawab Jessica. “Untung dia bisa menahan emosi, tidak melabrak perem
Semenjak Dimas datang, Yasmin sering bermain ponsel dan begitu sering mengabaikan kehadiran Arkana.Arkana begitu kesal setiap kali istrinya main ponsel saat bersamanya, bahkan sekarang pun perempuan itu masih bermain ponsel, tidak peduli suaminya memperhatikannya sejak tadi. “Iya halo, ada apa Emeli?” Ujar Arkana menjawab panggilannya. Pria itu berdiri melangkahkan kaki ke walk in closet melepas pakaiannya satu persatu, sambil membicarakan pekerjaan bersama Emeli. “Tidak perlu, besok Tomi yang akan menyiapkannya.” Ujar Arkana. Di balik cermin, bayangan Yasmin sedang mengintip di balik pintu, hal itu membuat senyuman di wajah Arkana. Ternyata panggilan Emeli bisa mengalihkan istrinya, yang tadi sibuk bermain ponsel dan mengabaikannya, kini perempuan itu penasaran dengan pembicaraannya dengan Emeli. “Jika kamu tidak keberatan, kamu bisa ikut makan siang bersama klien dari Inggris, kita bisa berangkat bersama setelah melakukan meeting.” Ujar Arkana dengan suara agak keras. Yasmin
Malam ini terasa begitu panjang dan melelahkan bagi Bela, begitu banyak pelanggan yang datang memenuhi cafe tempatnya bekerja, tidak seperti malam biasanya Bela masih bisa bersantai.Pekerjaan baru di Cafe Starla cukup membantu perekonomian Bela untuk menambah pemasukan dan mencukupi keperluannya sehari-hari.Meskipun lelah bekerja, itu sudah menjadi suatu kewajiban yang harus dilakukannya, karena tidak hanya untuk mencukupi kehidupan pribadinya, Bela harus mengirim uang untuk adik-adiknya agar tidak putus sekolah.Bekerja keras memanglah tidak mudah, di usia muda Bela yang harus kuliah dan bekerja sudah menjadi rutinitasnya setiap hari.Rasa sakit kepala atau demam tidak pernah Bela manjakan, apalagi cuti bekerja, Bela selalu masuk dan memaksakan diri untuk tetap kuat dan tegar.Namun, kali ini Bela tidak bisa menahan rasa sakit di perutnya yang begitu melilit, wajahnya semakin pucat membuat rekan kerjanya khawatir dan meminta Bela untuk istirahat.“Bela lebih kamu istirahat, biar ak
“Maag ku kambuh karena telat makan, bukan karena aku hamil.” Ujar Yasmin. Awalnya Yasmin terkejut saat Arkana mengatakan dirinya sedang hamil, namun setelah dipikir-pikir lagi itu tidak mungkin karena baru saja kemarin Yasmin datang bulan.Mual dan sakit kepala memang sering terjadi saat maag kambuh, ditambah datang bulan, emosi juga tidak terkontrol karena hormon perempuan saat datang bulan tidak stabil. Wajah Arkana berubah, ia nampak kecewa mendengarnya.“Kamu marah, karena aku tidak hamil?” Ujar Yasmin saat Arkana meninggalkannya. “Tidak,” jawab Arkana. Yasmin merasa tidak enak, ia mengurungkan niatnya dan meletakan kembali ponselnya di tempat semula, ia menyusul suaminya yang berubah murung. Arkana duduk di sofa masih menggunakan handuk, berelanjang dada sambil memeriksa laptopnya. Yasmin menghampirinya lalu duduk di samping suaminya dan berkata. “Jangan terlalu dekat dengan perempuan itu, apalagi kamu bertemu tanpa mengajakku.”Arkana justru tersenyum melihat istrinya mem
“Gimana? semua yang aku suruh kamu lakukan kan?” kata Jessica.Yasmin menganggukan kepala, kemudian ia menyeruput minuman coklate hangatnya penuh kenikmatan.Secara diam-diam Yasmin kembali bertemu dengan Jessica di apartemen pria berkedok perempuan itu, hubungan Yasmin dan Jessica semakin dekat semenjak perempuan itu mengundurkan diri dari perusahaan Arkana.Yasmin tahu Arkana sedang mencari Jessica, tetapi perempuan muda itu sengaja tidak memberitahukan untuk memberikan pelajaran, jika Jessica sangatlah penting bagi Arkana.Rencana yasmin berhasil, suaminya kewalahan menangani masalah di kantor saat Jessica pergi, pria itu bahkan terlihat stres dan sering sakit karena tidak ada yang membantunya.Meskipun Yasmin selalu ada dan mensupportnya, tentu saja Arkana sangat membutuhkan sekretaris seperti Jessica, karena yasmin tidak bisa membantu Arkana dalam menangani perusahan.“Udahlah kamu cepetan balik lagi, kasihan suamiku sering begadang.” kata Yasmin membujuk Jessica.“Gak semudah i
Matahari mulai muncul dari ufuk timur, semua burung diatas ranting berkicauan bak bersiul menyambut pagi. Air embun membuat tanaman tumbuh segar dan sehat. Yasmin dan keluarga menikmati embun pagi di taman, sambil melakukan peregangan otot dengan olahraga seperti menggerakkan tubuh, ataupun berlari mengelilingi taman. Tubuh yang tidak biasa melakukan olahraga pagi memang berat, belum sampai satu putaran saja Yasmin dan Aditya sudah merengek meminta minum. “Papi ngapain sih ikut-ikutan,” kesal Yasmin karena Aditya merebut minumannya. “Papi haus, seret banget nih tenggorokan.” Katanya meneguk minuman Yasmin sampai habis.Tidak lama Meli juga datang meminta minum, dengan nafas ngos-ngosan, ia langsung membaringkan tubuhnya di atas tikar. “Papi ambilin minum,” ujarnya. “Iya Papi ambilin,” katanya segera berdiri. “Mami kepala aku pusing,” ucap Yasmin memegang kepalanya.Meli langsung duduk mendekati putrinya, dilihat dari wajah Yasmin pucat, Meli memeriksa suhu tubuhnya.“Badan kamu