Sesuai yang diperintahkan Tuan Muda Arkana tadi malam. Yasmin pagi hari sudah bangun di sambut Jessica sudah menunggunya satu jam yang lalu, keterlambatan Yasmin membuat perempuan seksi itu marah karena sudah membuang waktu satu jam hanya menunggu gadis pemalas sepertinya.
Padahal bibi Anna sudah membangunkannya lebih awal, tetapi ternyata masih saja kesiangan. Saat ini Yasmin sedang belajar menggunakan heels di atas karpet merah. Jessica menyuruh gadis itu berjalan berulang kali seperti yang sudah di contohkannya, karena langkah Yasmin masih terlihat kaku akibat tidak biasa menggunakan heels. "Berdirilah dengan tegak, busungkan dadamu, angkat dagumu dan tatapan lurus kedepan." "Tidak perlu seperti model, paling tidak langkahkan kakimu untuk dapat berjalan dalam satu garis lurus. Jangan lupa berikan sedikit senyuman ramah."Yasmin melakukan apa yang diajarkan Jessica, ia terus melangkahkan kaki di atas karpet dengan senyuman manis berjalan santai untuk menunjukan pesonanya. Meskipun mendapat bentakan dari Jessica dan kakinya yang mulai pegal, ia tetap sabar melakukannya dengan baik. Rasa lelahnya hari ini akan terbayarkan dengan sebuah janji yang Arkana katakan. Jika saja ia berhasil melakukannya dan tidak membuat kekacauan di pesta. Maka ia boleh mengajukan satu permintaan yang akan dipenuhi lelaki itu. Itulah janji Arkana tadi malam yang membuatnya bersemangat."Oke cukup, istirahatlah," ujar Jessica. "Akhirnya," ucap Yasmin membuang nafas lega. Yasmin meluruhkan tubuhnya di lantai, ia menyelonjorkan kaki sembari memijat kedua betisnya nya yang pegal. Baru satu menit gadis itu istirahat, kini Jessica memanggil menyuruhnya ke ruang makan. Yasmin mengusap dadanya dan berkata, "Sabar Yasmin, sabar," Yasmin dengan cepat berdiri. Di meja makan terdapat beberapa hidangan lezat membuat cacing di perut Yasmin meronta-ronta tidak sabar menyantapnya, meskipun belum waktunya makan siang. Ia sudah lebih dulu mendapatkan jatah makan siang enak setelah melakukan pelatihan yang membuatnya lapar.Kedua tangan Yasmin bersiap mengambil makanan lezat di depannya untuk dimasukan kedalam mulut, tiba-tiba punggung tangannya dipukul oleh Jessica.Plak."Siapa yang menyuruhmu makan?" Katanya. "Akhh sakit Tante," Yasmin meniup punggung tangannya dipukul sumpit besi.Meskipun tidak terlalu keras, tetap saja terasa sakit sampai kulit putih Yasmin merah. "Jangan panggil saya Tante, panggil saya Ms Jessi." Katanya. "Iya ms Jessi, puas…" jawab Yasmin kesal."Perhatikan baik-baik, jika salah aku akan memukulmu lebih keras." Kata Jessi.Yasmin tidak lagi membantah, dengan terpaksa ia menegakan tubuhnya dan menaikan kedua sudut bibirnya membentuk senyuman. Ia mulai memegang alat makan di depannya mengikuti setiap gerakan yang diajarkan Ms Jessica.Belajar seperti itu saja membutuhkan waktu seharian sampai jadwal tidur siang Yasmin hilang. Selesai makan siang dilanjutkan dengan beberapa biografi orang yang akan ditemui di acara pesta nanti malam, Yasmin harus mengingat identitas orang-orang tersebut untuk pertama kalinya. Kedua mata Yasmin sudah merah, kesekian kalinya ia menguap sambil meluruskan tubuhnya di atas sofa memainkan ipad memperhatikan foto orang-orang yang akan ditemuinya, termasuk kedua mertuanya. Pada akhirnya gadis itu tidur dengan ipad yang berada di dada, wajahnya ditutupi masker oleh Jessica yang kini meninggalkannya sendirian hingga tidak ada yang mengganggu Yasmin tidur. Tiga jam berlalu, kini mamasuki jam lima sore. Yasmin belum kunjung bangun, sedangkan acara pesta satu jam lagi akan dimulai. Anna tidak ada disana dan Jessica pun belum kembali sehingga tidak ada yang membangunkan gadis itu. Arkana baru saja pulang dari kantor membawa penata busana sekaligus penata rias yang akan membantu istrinya untuk bersiap, tapi apa yang ditemukannya saat ini membuatnya geleng kepala. Istrinya itu justru tertidur pulas di sofa, ia berusaha membangunkannya dengan cara menjepit hidungnya. Yasmin mulai terusik tidak bisa bernafas, barulah kedua matanya terbuka terkejut dengan kehadiran lelaki itu. "Saya beri waktu kalian 45 menit untuk mengurusnya, pertaruhannya pekerjaan kalian jika waktu yang saya berikan masih belum selesai." Kata Arkana. "Baik Tuan," ujar ketiga perempuan itu serempak. Ketiga perempuan yang mengenakan seragam yang sama merupakan petugas dari sebuah salon mulai bergerak memegang tubuh Yasmin yang baru saja bangun, gadis itu dipaksa berdiri. Nyawa Yasmin yang belum terkumpul sempurna pun terkejut saat tubuhnya tiba-tiba diseret dua orang. Yasmin menatap Arkana. "Tuan tolongin, aku mau di apain lagi Tuan?" teriaknya sebelum pintu ruang ganti ditutup. Selama Yasmin sedang di make over. Arkana juga mempersiapkan diri di kamarnya. Lelaki itu menatap tubuhnya di pantulan cermin hanya mengenakan celana panjang, tubuh besarnya begitu indah dengan proporsi yang sempurna bagi lelaki dewasa yang berusia 35 tahun. Untuk memiliki tubuh yang sempurna tentu saja tidak mudah seperti yang dibayangkan, melakukan olahraga hanya hal biasa yang dapat dilakukan setiap orang. Arkana justru melakukan hal yang lebih berat dari hal itu. Lelaki itu berjuang keras melakukan latihan fisik dalam keadaan jadwalnya yang begitu padat, yang ingin didapatkan bukan hanya tubuh indah melainkan kekuatan dari fisik dan mentalnya untuk melawan semua serangan yang harus di jalaninya. Usia matang saat memimpin sebuah perusahaan besar yang diwariskan Amijaya bukanlah sebuah kesenangan yang bisa digunakan seenaknya, justru tanggung jawabnya yang harus mengorbankan dirinya sendiri demi menjaga dan mempertahankan haknya sebagai pewaris utama. Karena pada intinya, jika sebuah pedang diserahkan kepadanya, itu artinya bahaya sedang mengincarnya. Tugasnya sekarang adalah bagaimana ia mempertahankan pedang tersebut agar tidak jatuh kepada orang lain yang akan membahayakan dirinya sendiri. Selama dua tahun Arkana pemimpin Amijaya Crop, ia sudah mempertaruhkan nyawa seorang yang dicintainya, bukti itu bahkan masih membekas di perutnya sampai saat ini. Luka yang cukup dalam itu masih belum mampu menyelamatkan seseorang dari serangan kejam yang memang sudah sejak lama mengincar nyawanya. Arkana mengusap bekas luka sepanjang lima senti itu menjadi kenangan pahit yang tidak bisa dilupakannya sampai saat ini."Maafkan aku Angel, aku tidak punya pilihan selain menikahi gadis itu demi mempertahankan posisiku saat ini. Aku tidak mau perjuangan kita selama ini sia-sia, hanya ini yang dapat aku lakukan agar kamu tetap aman." Gumam Arkana menatap dirinya di cermin. Arkana membuang nafasnya perlahan setelah meluapkan kenangan bersama kekasihnya Angel. Kemudian lelaki itu meraih kemeja putih mengancingkan satu persatu, mengenakan jas hitam yang begitu mewah dengan dasi kupu-kupu dan juga sepatu mengkilap menampilkan outfit Tuan Muda yang gagah. Penampilan sempurnanya malam ini akan menjadikannya bahan perbincangan hangat di acara puncak pesta kedua orang tuanya, terlebih Arkana akan didampingi seorang perempuan yang diperkenalkan kepada keluarga besar sebagai istri Tuan Mudan Arkana Amijaya. "Malam ini adalah waktu yang tepat untuk mempublikasikannya, sesuai rencana yang sudah disiapkan sebelumnya, termasuk pengumuman Yasmin Putri Aditya sebagai menantu dari keluarga Amijaya." Ucap Arkana menatap pantulan dirinya dari cermin. Bersambung…"Nona sangat cantik, Tuan pasti tidaka akan bisa berpaling malam ini." Kata seorang perias. Dalam waktu 45 menit. Penampilan gadis berusia 22 tahun itu berhasil di make over menjadi perempuan dewasa 30 tahun ke atas. Gaun seksi berwarna hitam menampilkan area punggung, bahu, perhiasan yang melingkar di leher dengan belahan dada sengaja diperlihatkan guna menambah kesan perempuan dewasa yang begitu seksi. Tubuhnya yang mungil kini terlihat tinggi setelah mengenakan high heels setinggi lima senti, kaki jenjang gadis itu terlihat sempurna, ditambah belahan gaun bagian kiri memperlihatkan kulit putihnya dari paha hingga tumit kaki. Rambut panjang indahnya di gerai membentuk gelomban yang menyamping untuk menutupi sebagian punggung dan bahu yang terekspos. Polesan make up dengan blush on dan lipstik berwarna merah muda masih mempertahankan keaslian usianya yang masih muda.Perbandingan penampilan seksi Yasmin dan aura wajah baby facenya adalah fifty-fifty."Wah daebak… Tuan sangat gaga
Cup.Arkana mengecup kening sang istri dengan mesra. Kemesraan yang Arkana tunjukan semakin membuat mereka heboh. Tetapi mereka kembali terdiam saat sang pemilik acara itu bersuara. "Saya sebagai orang tuanya yang menjadi saksi pernikahan mereka, Yasmin adalah menantuku. Acara ini memang sudah direncakan untuk menyambut, sekaligus memperkenalkan menantuku kepada kalian semua." Ujar Amijaya.Mereka semua pun bungkam dengan pernyataan Amijaya yang secara langsung memperkenalkan menantu pertamanya yang tiba-tiba. Jika pria itu sudah berkata, maka tidak ada yang berani membantahnya."Tuan, bisakah kita kembali ke meja. Saya mau makan," bisik Yasmin tanpa malu. Yasmin merasa bahagia dengan perlakuan Arkana malam ini, perlakuannya seprti seorang raja yang memanjakan ratunya penuh kasih sayang dan cinta. Hingga ia memanfaatkan waktu tersebut dengan riang setiap kali permintaannya dipenuhi oleh sang suami. ***Waktu terus berputar, malam semakin larut, Yasmin mulai mengantuk. Namun, pesta
Bila sedang istirahat, tidak pernah ada yang berani mengganggu waktu istirahat Arkana. Siapapun harus menunggu tuan mudanya keluar dari kamar dan tidak ada yang berani masuk ke kamarnya tanpa seizin beliau. Namun dalam tidurnya kali ini Arkana merasa terganggu oleh pergerakan di dekatnya. Suara-suara dari pergerakan itu masuk kedalam gendang telinganya dengan mata yang masih terpejam, derap langkah selambat apapun Arkana dapat mengetahui seseorang sudah masuk kedalam kamarnya secara diam-diam, Dengan tetap tenang Arkana tetap terlentang memejamkan kedua matanya untuk memantau pergerakan yang terdeteksi melalui indranya yang begitu peka. Kini penciumannya yang bekerja menghirup aroma dari tubuh orang yang berada di dekatnya.Tampaknya orang itu sudah menaiki ranjangnya, masuk kedalam selimut yang sedang dikenakannya dan deru nafas menyapu wajahnya dengan lembut."Hehehe, selamat pagi tuan!" Sapa Yasmin saat mata lelaki di bawahnya itu terbuka lebar. Sebetulnya Yasmin sangat terkejut
"Mami baik-baik saja sayang,""Baik gimana mami? mami pakai kursi roda seperti orang sakit, itu artinya tidak baik-baik saja." "Iya nanti mami jelasin, kamu datang dengan siapa sayang?" Mami Yasmin melirik bibi Anna yang tersenyum dengan ramah kepadanya. Yasmin memeluk lengan bibi Anna mengajaknya untuk mendekati mami nya, lalu memperkenalkannya. "Ini bibi Anna yang selama ini menemani dan selalu membantu Yasmin, bibi Anna bibi yang paling the best." Katanya dengan ceria. "Itu sudah menjadi tugas saya non," katanya. Mendengar hal itu mami Yasmin segera meraih tangan bibi Anna menggenggam dan menatapnya dengan lekat membuat bibi Anna berjongkok di depannya. "Terimakasih sudah menjaga putri saya, tolong maafkan jika dia suka merepotkan. Saya titip putri saya," ujarnya. Bibi Anna tersenyum, ia menganggukan kepala dan berkata. "Selain itu adalah tugas saya, saya menyayangi putri anda seperti putri saya sendiri. Jadi jangan terlalu mengkhawatirkan nya, putri anda pemberani." Katanya.
Brak. Kecelakan lalu lintas terjadi di kilometer 65 jalan Raya Merdeka itu melibatkan dua kendaraan roda empat yang melaju berlawanan arah yang mengakibatkan kedua penumpang kritis dilarikan ke rumah sakit. Menurut saksi mata, kecelakaan itu terjadi ketika salah satu pengemudi mencoba menyalip kendaraan di depannya namun tidak menyadari adanya kendaraan yang melaju. Kedua kendaraan bertabrakan saling beradu sehingga menyebabkan kerusakan yang signifikan pada kedua mobil. Petugas kepolisian yang berada di lokasi menyelidiki kecelakaan tersebut lebih lanjut. Hasil dari penyelidikan tersebut, Aditya Gusmawan dinyatakan tersangka utama atas kesalahannya yang tidak mematuhi peraturan lalu lintas yang mengakibatkan kecelakan hingga pengendara lain meninggal dunia. "Saya akan mencabut tuntutannya jika anda mau menandatangani perjanjian yang saya berikan," ujar Arkana mendatangi ruang perawatan putri Aditya yang sedang kritis. Aditya dan istrinya tidak berani menatap Arkana. Siapa yang t
Waktu masih menunjukan jam 04:45 pagi, semua para pembantu di rumah sudah terbangun memulai tugasnya. Sedangkan tuan muda masih berada di paviliun pribadinya, lelaki itu akan turun saat waktunya sarapan pagi tepat jam 06:30. Dengan muka bantal dan baju tidur, Yasmin berusaha membuka kedua matanya lebar-lebar melakukan setiap petunjuk dari chef. Menu sarapan Arkana pagi ini adalah nasi goreng spesial buatannya, mulai menyiapkan beberapa sosis, telur, bakso, suwiran ayam, wortel, buncis dan jagung untuk topingnya. Gadis itu mulai memotong sayurannya. Kedua chef itu hanya memperhatikan dan mengarahkan Yasmin yang sedang berusaha memotong 3 buah buncis saja membuat mereka ngilu sekaligus kesal, pasalnya gadis itu sepertinya tidak pernah memasak sampai menggunakan pisau saja salah. Hanya menyiapkan toping saja membutuhkan waktu satu jam. Bibi Anna sampai ketiduran, ia tidak bisa membuang waktu lagi. "Arnold kamu siapkan menu sarapan yang lain saja, waktunya sangat mepet." Perintah Anna
Tuan Muda Arkana Amijaya duduk di atas kasur, tepat di samping istri kecilnya yang masih memejamkan kedua matanya. Dilihatnya wajah gadis itu begitu pucat dengan nafas yang teratur, Ia merapikan anak rambut yang menghalangi wajahnya dan merapikan rambut itu ke belakang telinga dengan pergerakan yang begitu lembut. Istri kecilnya itu menggeliat sebentar, membuka sedikit matanya yang sayu, namun setelah itu kedua matanya tertutup kembali. Sepertinya gadis itu masih mengantuk dan berat untuk membuka kedua matanya. Arkana menghembuskan mata pelan masih setia menatap wajah gadis itu, ia beralih menatap tangannya Yasmin yang diperban. Insiden tadi pagi mengingatkannya dengan pesan yang disampaikan bibi Anna padanya. Perempuan paruh baya itu mengatakan, "Akhir-akhir ini istri tuan muda sedang belajar menjadi istri yang baik. Jika tuan muda tidak menyukainya, setidaknya tuan muda tidak menghukum atau memarahinya, dia sedang berusaha beradaptasi menjadi wanita dewasa seperti yang tuan ingin
"Daddy dan mommy malam ini kan menginap, jadi tolong siapkan kamar." Kata Amijaya. Kedua mata Yasmin membulat sempurna, ia melirik suaminya yang memijat tulang hidung tanpa mengatakan apapun. Yasmin menggigit bibir bawahnya memikirkan keadaan selanjutnya akan seperti apa, pastinya dia tidak akan bisa bebas karena pengawasan mertuanya. Dalam hati Yasmin menjerit lelah seharian berakting menjadi wanita dewasa, ia ingin segera normal seperti sebelumnya bebas melakukan apapun yang diinginkannya. Tidak perlu menjaga image dan natural apa adanya karena itu jati dirinya. "Mommy ingin lebih dekat dan mengenal mantu pertama Amijaya, kamu harusnya sering-sering bawa istri kamu kerumah mommy kalau gak mau mommy yang terus-terusan kesini." Kata Faramita mengusap punggung tangan Yasmin yang duduk di sampingnya. Yasmin hanya tersenyum mendengar antusias ibu mertuanya begitu baik, kemudian ia melirik suaminya yang masih diam memijat memejamkan kedua matanya. Lelaki itu seperti tidak senang saat k