Share

Bab 5. Bukan Perempuan Bayaran!

"Nona sangat cantik, Tuan pasti tidaka akan bisa berpaling malam ini." Kata seorang perias. 

Dalam waktu 45 menit. Penampilan gadis berusia 22 tahun itu berhasil di make over menjadi perempuan dewasa 30 tahun ke atas.

Gaun seksi berwarna hitam menampilkan area punggung, bahu, perhiasan yang melingkar di leher dengan belahan dada sengaja diperlihatkan guna menambah kesan perempuan dewasa yang begitu seksi.

Tubuhnya yang mungil kini terlihat tinggi setelah mengenakan high heels setinggi lima senti, kaki jenjang gadis itu terlihat sempurna, ditambah belahan gaun bagian kiri memperlihatkan kulit putihnya dari paha hingga tumit kaki.

Rambut panjang indahnya di gerai membentuk gelomban yang menyamping untuk menutupi sebagian punggung dan bahu yang terekspos. Polesan make up dengan blush on dan lipstik berwarna merah muda masih mempertahankan keaslian usianya yang masih muda.

Perbandingan penampilan seksi Yasmin dan aura wajah baby facenya adalah fifty-fifty.

"Wah daebak… Tuan sangat gagah seperti aktor korea yang aku suka." Seru Yasmin memperhatikan penampilan Arkana.

Suara Yasmin yang baru keluar dari lift membuat lelaki bertubuh besar itu berbalik menatapnya.

Tatapan Arkana terkunci oleh penampilan Yasmin yang begitu sempurna malam ini. Tubuh elok dengan langkah kaki yang indah itu secara perlahan mendekatinya, suara ketukan dari heels dan lantai seirama dengan degupan jantung Arkana yang membisu tidak dapat mengucapkan apapun selain 'Sempurna'.

Arkana yang masih membisu tidak menyadari Yasmin sedang mengelilingi memperhatikan tubuhnya sampai belakang, gadis itu bahkan mengukur tingginya yang kini hampir setara dengan lelaki itu. Gadis itu tidak perlu lagi menengadah untuk mensejajarkan tatapan mereka.

Senyuman seringai pun muncul di wajah gadis itu, tangannya merangkul lengan Arkana dan mengatakan sesuatu di samping telinga lelaki itu.

"Aku malam ini seksi kan Tuan? seperti yang Tuan mau." Bisiknya.

Arkana mengerjapkan kedua matanya sadar karena bisikan Yasmin yang membuat suhu tubuhnya menghangat, ia memejamkan mata mengatur nafasnya perlahan dan berkata. "Buang panggilan Tuan, karena saya bukan majikan kamu. Tapi suami kamu…" katanya penuh penekanan.

Mulut gadis itu membentuk huruf O dengan kepala mengangguk tipis lalu berkata. "Baik Tuan sayang," Yasmin tersenyum tipis.

Arkana tidak merespon, ia menerima rangkulan tangan gadis itu yang memeluk lengannya. Lelaki itu menuntun langkah kaki keduanya secara perlahan membawanya keluar rumah dan memasuki mobil yang sudah disiapkan.

Mobil ditumpangi Arkana dan Yasmin meninggalkan kediaman megah, tidak hanya mobilnya. Satu mobil lain mengikutinya dari belakang, mobil itu berisi keempat bodyguard yang ditugaskan untuk memantau keamanan Yasmin dan dirinya sampai acara selesai.

Kurang dari 15 menit mobil Arkana sudah sampai di depan gedung kebesaraan keluarga Amijaya, lebih tepatnya di lobby khusus penyambutan seluruh tamu penting. Semua petugas berbaris menyambut kehadiran Arkana yang menggandeng seorang perempuan cantik dengan mesra, di kawal ke empat bodyguard yang berbadan besar.

Kewibawaan Arkana dan kecantikan Yasmin saat berjalan santai di atas karpet merah menjadi pusat perhatian.

Hal itu membuat Yasmin mulai gugup, untuk pertama kalinya berjalan dengan seseorang yang begitu dihormati dan disegani. Meskipun malam ini ia terlihat seperti Raja dan ratu, tetapi ia tidak menyangka jika perasaannya saat ini bukanlah bahagia, melainkan takut dengan tatapan orang-orang asing itu.

"Tetap tegak jangan turunkan tatapanmu, kamu hanya perlu tersenyum membalas sambutan mereka. Ingat … jangan melakukan apapun yang akan membuatmu mendapatkan hukuman." Bisik Arkana dengan sangat lembut.

Tidak disangka kegugupan Yasmin terbaca oleh lelaki di sampingnya itu. Seketika gadis itu kembali mengangkat bahunya menatap lurus kedepan mempertahankan senyumannya, ia berusaha menutupi kegugupannya semakin memeluk erat lengan Arkana.

Sampai di depan pintu ruangan dimana acara digelar. Yasmin semakin gugup sampai menggigit bibir bawahnya, pikirannya penuh dengan hal negatif yang belum tentu terjadi.

Sebelum pintu besar itu di buka, Arkana mengusap punggung lengan gadis itu dan sekali lagi mendekatkan wajahnya berbisik. "Tenanglah, saat saya tidak disampingmu. Jessica dan kedua bodyguard akan mengawalmu," katanya menenangkan gadis itu.

Arkana menuntun Yasmin berjalan dengan perlahan melewati orang-orang yang menyambutnya dengan ekspresi beragam, intinya mereka penasaran terhadap perempuan yang digandeng seorang Tuan Muda Arkana Amijaya. 

***

Arkana berdiri di podium mengumumkan siapa perempuan disampingnya, tampaklah seluruh orang di dalam ruangan itu menatap Arkana  menggandeng seorang perempuan yang baru pertama kali mereka lihat.

"Perkenalkan dia adalah istri saya, kalian bisa memanggilnya Yasmin. Menantu pertama di keluarga Amijaya," ujar Arkana. 

Berbagai spekulasi dan tanggapan dari mereka pun berbagai macam, bagaimana tidak? Arkana yang sudah lama single tiba-tiba mengenalkan seorang perempuan sebagai istrinya tanpa ada kabar pernikahan. 

Tentu saja mereka dibuat terkejut dengan berita Arkana, terutama kedua saudara tirinya Bagas dan Marcel. Kedua lelaki itu terlihat tidak baik-baik saja mendengar kabar bahagia dari Arkana, mereka tidak percaya begitu saja dan meminta Arkana untuk menunjukan bukti pernikahannya.

"Jangan merusak acara ini demi kepentingan pribadi, leluconmu itu sudah kelewatan brother." Kata Bagas. 

"Kami tahu kamu merencanakan semua ini untuk mempertahankan posisimu sebagai pewaris,  tidak kah semua itu keterlaluan sampai menyewa seorang perempuan demi mencapai tujuanmu?" sambung Marcel membuat suasana semakin mencekam dengan pertikaian ketiga bersaudara itu. 

"Jaga ucapan anda, saya bukan perempuan murahan yang bisa dibayar dengan apapun. Itu sungguh tidak terhormat," kata Yasmin marah. 

Mereka semua terkejut, apalagi Arkana. Sebuah pembelaan keluar dari mulut istrinya karena tidak terima dengan ucapan Marcel. 

"Lalu apa kalau bukan perempuan bayaran? Perempuan simpanan? Dia bisa membeli perempuan manapun, termasuk dirimu." Balas Marcerl semakin memperkeruh suasana. 

"Kecuali kamu seorang putri raja, atau perempuan yang di cintainya. Tetapi itu sangat mustahil, karena perempuan yang dicintainya sudah pergi meninggalkan dunia ini." Timpal Bara ikut mengomporinya. 

Sebelum Arkana membuka mulutnya, Yasmin lebih dulu membalas ucapan Bara dan Marcel. Tetapi Arkana memberikan isyarat melalui tatapan dan remasan digenggemannya, ia menggelengkan kepala pelan berharap gadis itu tidak mengatakan apapun lagi yang akan membuat suasana semakin runyam. 

Sayangnya Yasmin tidak bisa diam saat ada seseorang yang merendahkan harga dirinya. Ia menatap Arkana dan berkata. 

"Saya bukan perempuan bayaran, ataupun putri raja. Tetapi saya perempuan yang dinikahi atas perjanjiannya dengan kedua orang tua saya." Ucap Yasmin dengan lantang membuat mereka terdiam. 

Arkana meremas genggaman tangannya mebuat Yasmin menatap suaminya yang menatapnya tajam. Ia hanya mengerjapkan matanya melirik semua orang yang sedang menatapnya. 

Marcel tertawa keras, kemudian ia berkata. "Itu tidak ada bedanya, orang tuamu sudah menjualmu kepadanya hahaha." Katanya membuat semua tamu ikut menertawakan Yasmin. 

"DIAM," teriak Arkana marah besar.

Tidak ada lagi tawa diantara mereka, kemarahan Arkana membuat mereka semua bungkam tidak berani menyangkalnya. Itulah pengaruh seorang pemimpin yang berwibawa, dengan mudahnya membuat mereka tunduk.

Tetapi berbeda dengan Yasmin, ia justru semakin berani dan berkata. "Kalian salah paham, maksud saya dia sudah berjanji dengan kedua orang tua saya dihadapan tuhan dan mengikat saya sebagai istri sahnya yang akan menemaninya dalam keadaan suka maupun duka. Itu adalah isi perjanjian yang di ucapkannya," ujar Yasmin dengan tenang. 

Yasmin menatap tatapan suaminya dengan lembut dan berkata. "Seorang pria sejati adalah yang bisa memegang janji yang sudah diucapkannya, betulkan?" ucapanya pada Arkana.

Bersambung...

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status