"Nona sangat cantik, Tuan pasti tidaka akan bisa berpaling malam ini." Kata seorang perias.
Dalam waktu 45 menit. Penampilan gadis berusia 22 tahun itu berhasil di make over menjadi perempuan dewasa 30 tahun ke atas.
Gaun seksi berwarna hitam menampilkan area punggung, bahu, perhiasan yang melingkar di leher dengan belahan dada sengaja diperlihatkan guna menambah kesan perempuan dewasa yang begitu seksi.Tubuhnya yang mungil kini terlihat tinggi setelah mengenakan high heels setinggi lima senti, kaki jenjang gadis itu terlihat sempurna, ditambah belahan gaun bagian kiri memperlihatkan kulit putihnya dari paha hingga tumit kaki.Rambut panjang indahnya di gerai membentuk gelomban yang menyamping untuk menutupi sebagian punggung dan bahu yang terekspos. Polesan make up dengan blush on dan lipstik berwarna merah muda masih mempertahankan keaslian usianya yang masih muda.Perbandingan penampilan seksi Yasmin dan aura wajah baby facenya adalah fifty-fifty."Wah daebak… Tuan sangat gagah seperti aktor korea yang aku suka." Seru Yasmin memperhatikan penampilan Arkana.Suara Yasmin yang baru keluar dari lift membuat lelaki bertubuh besar itu berbalik menatapnya.Tatapan Arkana terkunci oleh penampilan Yasmin yang begitu sempurna malam ini. Tubuh elok dengan langkah kaki yang indah itu secara perlahan mendekatinya, suara ketukan dari heels dan lantai seirama dengan degupan jantung Arkana yang membisu tidak dapat mengucapkan apapun selain 'Sempurna'.Arkana yang masih membisu tidak menyadari Yasmin sedang mengelilingi memperhatikan tubuhnya sampai belakang, gadis itu bahkan mengukur tingginya yang kini hampir setara dengan lelaki itu. Gadis itu tidak perlu lagi menengadah untuk mensejajarkan tatapan mereka.Senyuman seringai pun muncul di wajah gadis itu, tangannya merangkul lengan Arkana dan mengatakan sesuatu di samping telinga lelaki itu."Aku malam ini seksi kan Tuan? seperti yang Tuan mau." Bisiknya.Arkana mengerjapkan kedua matanya sadar karena bisikan Yasmin yang membuat suhu tubuhnya menghangat, ia memejamkan mata mengatur nafasnya perlahan dan berkata. "Buang panggilan Tuan, karena saya bukan majikan kamu. Tapi suami kamu…" katanya penuh penekanan.Mulut gadis itu membentuk huruf O dengan kepala mengangguk tipis lalu berkata. "Baik Tuan sayang," Yasmin tersenyum tipis.Arkana tidak merespon, ia menerima rangkulan tangan gadis itu yang memeluk lengannya. Lelaki itu menuntun langkah kaki keduanya secara perlahan membawanya keluar rumah dan memasuki mobil yang sudah disiapkan.Mobil ditumpangi Arkana dan Yasmin meninggalkan kediaman megah, tidak hanya mobilnya. Satu mobil lain mengikutinya dari belakang, mobil itu berisi keempat bodyguard yang ditugaskan untuk memantau keamanan Yasmin dan dirinya sampai acara selesai.Kurang dari 15 menit mobil Arkana sudah sampai di depan gedung kebesaraan keluarga Amijaya, lebih tepatnya di lobby khusus penyambutan seluruh tamu penting. Semua petugas berbaris menyambut kehadiran Arkana yang menggandeng seorang perempuan cantik dengan mesra, di kawal ke empat bodyguard yang berbadan besar.Kewibawaan Arkana dan kecantikan Yasmin saat berjalan santai di atas karpet merah menjadi pusat perhatian.Hal itu membuat Yasmin mulai gugup, untuk pertama kalinya berjalan dengan seseorang yang begitu dihormati dan disegani. Meskipun malam ini ia terlihat seperti Raja dan ratu, tetapi ia tidak menyangka jika perasaannya saat ini bukanlah bahagia, melainkan takut dengan tatapan orang-orang asing itu."Tetap tegak jangan turunkan tatapanmu, kamu hanya perlu tersenyum membalas sambutan mereka. Ingat … jangan melakukan apapun yang akan membuatmu mendapatkan hukuman." Bisik Arkana dengan sangat lembut.Tidak disangka kegugupan Yasmin terbaca oleh lelaki di sampingnya itu. Seketika gadis itu kembali mengangkat bahunya menatap lurus kedepan mempertahankan senyumannya, ia berusaha menutupi kegugupannya semakin memeluk erat lengan Arkana.Sampai di depan pintu ruangan dimana acara digelar. Yasmin semakin gugup sampai menggigit bibir bawahnya, pikirannya penuh dengan hal negatif yang belum tentu terjadi.
Sebelum pintu besar itu di buka, Arkana mengusap punggung lengan gadis itu dan sekali lagi mendekatkan wajahnya berbisik. "Tenanglah, saat saya tidak disampingmu. Jessica dan kedua bodyguard akan mengawalmu," katanya menenangkan gadis itu.Arkana menuntun Yasmin berjalan dengan perlahan melewati orang-orang yang menyambutnya dengan ekspresi beragam, intinya mereka penasaran terhadap perempuan yang digandeng seorang Tuan Muda Arkana Amijaya.
***
Arkana berdiri di podium mengumumkan siapa perempuan disampingnya, tampaklah seluruh orang di dalam ruangan itu menatap Arkana menggandeng seorang perempuan yang baru pertama kali mereka lihat.
"Perkenalkan dia adalah istri saya, kalian bisa memanggilnya Yasmin. Menantu pertama di keluarga Amijaya," ujar Arkana.
Berbagai spekulasi dan tanggapan dari mereka pun berbagai macam, bagaimana tidak? Arkana yang sudah lama single tiba-tiba mengenalkan seorang perempuan sebagai istrinya tanpa ada kabar pernikahan.
Tentu saja mereka dibuat terkejut dengan berita Arkana, terutama kedua saudara tirinya Bagas dan Marcel. Kedua lelaki itu terlihat tidak baik-baik saja mendengar kabar bahagia dari Arkana, mereka tidak percaya begitu saja dan meminta Arkana untuk menunjukan bukti pernikahannya.
"Jangan merusak acara ini demi kepentingan pribadi, leluconmu itu sudah kelewatan brother." Kata Bagas.
"Kami tahu kamu merencanakan semua ini untuk mempertahankan posisimu sebagai pewaris, tidak kah semua itu keterlaluan sampai menyewa seorang perempuan demi mencapai tujuanmu?" sambung Marcel membuat suasana semakin mencekam dengan pertikaian ketiga bersaudara itu.
"Jaga ucapan anda, saya bukan perempuan murahan yang bisa dibayar dengan apapun. Itu sungguh tidak terhormat," kata Yasmin marah.
Mereka semua terkejut, apalagi Arkana. Sebuah pembelaan keluar dari mulut istrinya karena tidak terima dengan ucapan Marcel.
"Lalu apa kalau bukan perempuan bayaran? Perempuan simpanan? Dia bisa membeli perempuan manapun, termasuk dirimu." Balas Marcerl semakin memperkeruh suasana.
"Kecuali kamu seorang putri raja, atau perempuan yang di cintainya. Tetapi itu sangat mustahil, karena perempuan yang dicintainya sudah pergi meninggalkan dunia ini." Timpal Bara ikut mengomporinya.
Sebelum Arkana membuka mulutnya, Yasmin lebih dulu membalas ucapan Bara dan Marcel. Tetapi Arkana memberikan isyarat melalui tatapan dan remasan digenggemannya, ia menggelengkan kepala pelan berharap gadis itu tidak mengatakan apapun lagi yang akan membuat suasana semakin runyam.
Sayangnya Yasmin tidak bisa diam saat ada seseorang yang merendahkan harga dirinya. Ia menatap Arkana dan berkata.
"Saya bukan perempuan bayaran, ataupun putri raja. Tetapi saya perempuan yang dinikahi atas perjanjiannya dengan kedua orang tua saya." Ucap Yasmin dengan lantang membuat mereka terdiam.
Arkana meremas genggaman tangannya mebuat Yasmin menatap suaminya yang menatapnya tajam. Ia hanya mengerjapkan matanya melirik semua orang yang sedang menatapnya.
Marcel tertawa keras, kemudian ia berkata. "Itu tidak ada bedanya, orang tuamu sudah menjualmu kepadanya hahaha." Katanya membuat semua tamu ikut menertawakan Yasmin.
"DIAM," teriak Arkana marah besar.
Tidak ada lagi tawa diantara mereka, kemarahan Arkana membuat mereka semua bungkam tidak berani menyangkalnya. Itulah pengaruh seorang pemimpin yang berwibawa, dengan mudahnya membuat mereka tunduk.
Tetapi berbeda dengan Yasmin, ia justru semakin berani dan berkata. "Kalian salah paham, maksud saya dia sudah berjanji dengan kedua orang tua saya dihadapan tuhan dan mengikat saya sebagai istri sahnya yang akan menemaninya dalam keadaan suka maupun duka. Itu adalah isi perjanjian yang di ucapkannya," ujar Yasmin dengan tenang.
Yasmin menatap tatapan suaminya dengan lembut dan berkata. "Seorang pria sejati adalah yang bisa memegang janji yang sudah diucapkannya, betulkan?" ucapanya pada Arkana.
Bersambung...
Cup.Arkana mengecup kening sang istri dengan mesra. Kemesraan yang Arkana tunjukan semakin membuat mereka heboh. Tetapi mereka kembali terdiam saat sang pemilik acara itu bersuara. "Saya sebagai orang tuanya yang menjadi saksi pernikahan mereka, Yasmin adalah menantuku. Acara ini memang sudah direncakan untuk menyambut, sekaligus memperkenalkan menantuku kepada kalian semua." Ujar Amijaya.Mereka semua pun bungkam dengan pernyataan Amijaya yang secara langsung memperkenalkan menantu pertamanya yang tiba-tiba. Jika pria itu sudah berkata, maka tidak ada yang berani membantahnya."Tuan, bisakah kita kembali ke meja. Saya mau makan," bisik Yasmin tanpa malu. Yasmin merasa bahagia dengan perlakuan Arkana malam ini, perlakuannya seprti seorang raja yang memanjakan ratunya penuh kasih sayang dan cinta. Hingga ia memanfaatkan waktu tersebut dengan riang setiap kali permintaannya dipenuhi oleh sang suami. ***Waktu terus berputar, malam semakin larut, Yasmin mulai mengantuk. Namun, pesta
Bila sedang istirahat, tidak pernah ada yang berani mengganggu waktu istirahat Arkana. Siapapun harus menunggu tuan mudanya keluar dari kamar dan tidak ada yang berani masuk ke kamarnya tanpa seizin beliau. Namun dalam tidurnya kali ini Arkana merasa terganggu oleh pergerakan di dekatnya. Suara-suara dari pergerakan itu masuk kedalam gendang telinganya dengan mata yang masih terpejam, derap langkah selambat apapun Arkana dapat mengetahui seseorang sudah masuk kedalam kamarnya secara diam-diam, Dengan tetap tenang Arkana tetap terlentang memejamkan kedua matanya untuk memantau pergerakan yang terdeteksi melalui indranya yang begitu peka. Kini penciumannya yang bekerja menghirup aroma dari tubuh orang yang berada di dekatnya.Tampaknya orang itu sudah menaiki ranjangnya, masuk kedalam selimut yang sedang dikenakannya dan deru nafas menyapu wajahnya dengan lembut."Hehehe, selamat pagi tuan!" Sapa Yasmin saat mata lelaki di bawahnya itu terbuka lebar. Sebetulnya Yasmin sangat terkejut
"Mami baik-baik saja sayang,""Baik gimana mami? mami pakai kursi roda seperti orang sakit, itu artinya tidak baik-baik saja." "Iya nanti mami jelasin, kamu datang dengan siapa sayang?" Mami Yasmin melirik bibi Anna yang tersenyum dengan ramah kepadanya. Yasmin memeluk lengan bibi Anna mengajaknya untuk mendekati mami nya, lalu memperkenalkannya. "Ini bibi Anna yang selama ini menemani dan selalu membantu Yasmin, bibi Anna bibi yang paling the best." Katanya dengan ceria. "Itu sudah menjadi tugas saya non," katanya. Mendengar hal itu mami Yasmin segera meraih tangan bibi Anna menggenggam dan menatapnya dengan lekat membuat bibi Anna berjongkok di depannya. "Terimakasih sudah menjaga putri saya, tolong maafkan jika dia suka merepotkan. Saya titip putri saya," ujarnya. Bibi Anna tersenyum, ia menganggukan kepala dan berkata. "Selain itu adalah tugas saya, saya menyayangi putri anda seperti putri saya sendiri. Jadi jangan terlalu mengkhawatirkan nya, putri anda pemberani." Katanya.
Brak. Kecelakan lalu lintas terjadi di kilometer 65 jalan Raya Merdeka itu melibatkan dua kendaraan roda empat yang melaju berlawanan arah yang mengakibatkan kedua penumpang kritis dilarikan ke rumah sakit. Menurut saksi mata, kecelakaan itu terjadi ketika salah satu pengemudi mencoba menyalip kendaraan di depannya namun tidak menyadari adanya kendaraan yang melaju. Kedua kendaraan bertabrakan saling beradu sehingga menyebabkan kerusakan yang signifikan pada kedua mobil. Petugas kepolisian yang berada di lokasi menyelidiki kecelakaan tersebut lebih lanjut. Hasil dari penyelidikan tersebut, Aditya Gusmawan dinyatakan tersangka utama atas kesalahannya yang tidak mematuhi peraturan lalu lintas yang mengakibatkan kecelakan hingga pengendara lain meninggal dunia. "Saya akan mencabut tuntutannya jika anda mau menandatangani perjanjian yang saya berikan," ujar Arkana mendatangi ruang perawatan putri Aditya yang sedang kritis. Aditya dan istrinya tidak berani menatap Arkana. Siapa yang t
Waktu masih menunjukan jam 04:45 pagi, semua para pembantu di rumah sudah terbangun memulai tugasnya. Sedangkan tuan muda masih berada di paviliun pribadinya, lelaki itu akan turun saat waktunya sarapan pagi tepat jam 06:30. Dengan muka bantal dan baju tidur, Yasmin berusaha membuka kedua matanya lebar-lebar melakukan setiap petunjuk dari chef. Menu sarapan Arkana pagi ini adalah nasi goreng spesial buatannya, mulai menyiapkan beberapa sosis, telur, bakso, suwiran ayam, wortel, buncis dan jagung untuk topingnya. Gadis itu mulai memotong sayurannya. Kedua chef itu hanya memperhatikan dan mengarahkan Yasmin yang sedang berusaha memotong 3 buah buncis saja membuat mereka ngilu sekaligus kesal, pasalnya gadis itu sepertinya tidak pernah memasak sampai menggunakan pisau saja salah. Hanya menyiapkan toping saja membutuhkan waktu satu jam. Bibi Anna sampai ketiduran, ia tidak bisa membuang waktu lagi. "Arnold kamu siapkan menu sarapan yang lain saja, waktunya sangat mepet." Perintah Anna
Tuan Muda Arkana Amijaya duduk di atas kasur, tepat di samping istri kecilnya yang masih memejamkan kedua matanya. Dilihatnya wajah gadis itu begitu pucat dengan nafas yang teratur, Ia merapikan anak rambut yang menghalangi wajahnya dan merapikan rambut itu ke belakang telinga dengan pergerakan yang begitu lembut. Istri kecilnya itu menggeliat sebentar, membuka sedikit matanya yang sayu, namun setelah itu kedua matanya tertutup kembali. Sepertinya gadis itu masih mengantuk dan berat untuk membuka kedua matanya. Arkana menghembuskan mata pelan masih setia menatap wajah gadis itu, ia beralih menatap tangannya Yasmin yang diperban. Insiden tadi pagi mengingatkannya dengan pesan yang disampaikan bibi Anna padanya. Perempuan paruh baya itu mengatakan, "Akhir-akhir ini istri tuan muda sedang belajar menjadi istri yang baik. Jika tuan muda tidak menyukainya, setidaknya tuan muda tidak menghukum atau memarahinya, dia sedang berusaha beradaptasi menjadi wanita dewasa seperti yang tuan ingin
"Daddy dan mommy malam ini kan menginap, jadi tolong siapkan kamar." Kata Amijaya. Kedua mata Yasmin membulat sempurna, ia melirik suaminya yang memijat tulang hidung tanpa mengatakan apapun. Yasmin menggigit bibir bawahnya memikirkan keadaan selanjutnya akan seperti apa, pastinya dia tidak akan bisa bebas karena pengawasan mertuanya. Dalam hati Yasmin menjerit lelah seharian berakting menjadi wanita dewasa, ia ingin segera normal seperti sebelumnya bebas melakukan apapun yang diinginkannya. Tidak perlu menjaga image dan natural apa adanya karena itu jati dirinya. "Mommy ingin lebih dekat dan mengenal mantu pertama Amijaya, kamu harusnya sering-sering bawa istri kamu kerumah mommy kalau gak mau mommy yang terus-terusan kesini." Kata Faramita mengusap punggung tangan Yasmin yang duduk di sampingnya. Yasmin hanya tersenyum mendengar antusias ibu mertuanya begitu baik, kemudian ia melirik suaminya yang masih diam memijat memejamkan kedua matanya. Lelaki itu seperti tidak senang saat k
"Jadi kamu belum hamil? terus kemarin mual-mual kenapa?""Asam lambung Yasmin kumat mom, lagi pula gimana mau hamil Yasmin kan masih perawan." "Apa? kalian belum pernah melakukannya sama sekali?" Yasmin menggelengkan kepala, sedangkan mertuanya terdiam memperhatikan lekat wajah sang menantu dengan berbagai pemikiran dalam kepalanya. Ia tidak menyangka jika pasangan suami istri belum melakukan melakukan pertama, bukankah itu sungguh aneh. Saking seriusnya memikirkan hubungan putra dan menantunya, ia sampai terpikirkan dengan sesuatu hal yang harus dilakukan untuk membantu memperbaiki masalah dalam hubungan putranya.Faramita paham jika suatu pasangan sah belum melakukan hubungan layaknya suami istri, itu artinya ada masalah dalam hubungan mereka."Tunggu disini ya, mommy ambilkan minum. Kamu pasti haus," katanya berdiri. Yasmin menahan ibu mertuanya dan berkata. "Jangan mom, biar Yasmin saja." Katanya. "Tidak apa apa nak, kaki kamu kan masih sakit." Katanya melepaskan tangan gadis