Home / Romansa / Gadis Penebus Hutang / Tersudut Ketakutan

Share

Tersudut Ketakutan

Author: Vhiaraya
last update Last Updated: 2021-07-12 11:00:05

"Stop bercandanya, Mas! Apa kamu mau mengujiku?" jawab Prita geram sambil menggertakkan gigi dan memelototinya.

"Siapa yang bercanda? Orang aku serius malah dibilang bercanda," kata Firas mencoba meraih kursi rodanya.

"Jangan macem-macem ya, Mas! Pokoknya aku mau mandi sendiri," peringat Prita. Ia lekas masuk ke dalam kamar mandi dan mengunci pintu.

Setelah selang dua puluh menit, Prita selesai melakukan ritual mandinya. Ketika ia hendak mengambil handuk yang tadi ia bawa, handuknya terjatuh hingga basah. Akhirnya dengan sangat terpaksa, ia memutuskan untuk memanggil Firas. Ia akan meminta tolong pada suaminya untuk mengambilkan handuk baru.

"Mas Firas!" panggil Prita.

"Ada apa?" sahut Firas bertanya sambil menggerakkan menarik kursi rodanya.

"Om, tolong ambilin handuk baru dong. Ini handuknya tadi jatoh, jadi basah deh," pinta Prita bergegas menutup pintu.

"Mulai lagi nih ya manggil aku om," keluh Firas menatap pintu kamar mandi lekat. Sampai-sampai ia melupakan kepura-puraannya menjadi lumpuh dan beranjak berjalan mengambil handuk baru di lemari.

"Pantesan juga dipanggil om. Pokoknya mulai sekarang aku panggil kamu om aja," sahut Prita dengan nada meledek.

"Terserah kamu aja. Yang penting sekarang buka pintunya dulu. Gimana aku bisa ngasih handuknya, kalo pintunya aja masih kamu tutup," kata Firas beralasan.

"Mana handuknya? Cepet kesiniin," kata Prita tidak melihat sosok Firas di depan pintu.

Tiba-tiba, Firas berlari dan mencoba mendorong pintu kamar mandi.

"Dasar om-om mesum, kurang ajar!" teriak Prita menahan pintu yang hampir terbuka.

"Ayolah Prita buka pintunya. Aku cuman bercanda tadi," kata Firas jujur.

"Ngga mau. Om Firas pasti mau ngelakuin sesuatu 'kan? Ya 'kan?" sahut Prita khawatir bahwa Firas akan masuk ke dalam.

"Ngga. Aku serius. Kapan kita mau pergi beli bajunya, kalo sampe sekarang kamu belom selese. Sedangkan aku juga belom mandi," kata Firas lagi membuat Prita membuka pintu dan mengulurkan tangannya.

Firas menyerahkan handuk pada Prita dan menunggunya di depan pintu. Setelah melihat Prita keluar berbalutkan handuk. Firas menatap tajam ke arah dada Prita.

"Kecil-kecil tapi dadanya besar, sebesar dada orang dewasa," kata Firas sengaja meledek.

"Loh, Om kamu udah bisa jalan?" Prita terkejut melihat Firas berjalan dengan tegak.

"I-iyah," sahut Firas terbata sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Aduh, kok, aku bisa lupa yah. Kalo sekarang aku lagi pura-pura lumpuh. Sial, sial, sial!" bisik Firas dalam hati merutuki kebodohannya.

Prita menyilangkan kedua tangannya di dada. Ia berjalan mundur karena Firas berjalan ke arahnya. Hingga pada akhirnya, Prita jatuh terlentang di atas tempat tidur. Namun Firas tidak juga berhenti, justru menunjukkan senyuman yang membuat Prita gemetar ketakutan.

Mundur terus mundur, hingga kepalanya terbentur kepala ranjang. Prita semakin tersudut ketakutan karena tidak ada tempat berlindung lagi. Lama-kelamaan, Firas sudah berada tepat di depan matanya.

"Kamu mau ngapain, Om?" tanya Prita masih menyilangkan kedua tangannya di dada.

"Ini otak isinya apa, sih? Lain kali jangan mikir yang ngga-ngga. Kalo udah kejadian baru nyesel kamu," kata Firas menoyor kepala Prita.

"Hehehe ... Lagian situnya aja yang bikin orang mikir yang ngga-ngga. Dasar om-om nyebelin!" sahut Prita terkekeh geli, tetapi tidak lupa untuk menyalahkan Firas.

Pria itu hanya menoleh dan menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Namun, ia tiba-tiba keluar karena melupakan sesuatu.

"Pakai ini untuk sementara. Nanti kita beli baju baru yang banyak. Tentunya yang jauh lebih bagus daripada itu," kata Firas melempar gaun yang sudah ia siapkan.

"Jangan tiba-tiba keluar loh, yah. Aku mau pake baju di sini. Awas aja kalo sampe keluar! Aku gigit kamu, Om," kata Prita mengancam.

Buat apa ganti baju di kamar, sedangkan ada ruang ganti khusus di di balik lemari.

"Mau dong digigit," kata Firas tersenyum menyeringai.

"Dasar om-om ngga jelas!" kata Prita memajukan bibirnya.

Firas masuk ke dalam kamar mandi. Ia hanya tersenyum dan berencana membuka pintu agar Prita terkejut dan kelabakan.

Klek!

Firas sengaja membuka pintu dengan suara yang agak kencang.

"Aaaaa!" Prita berteriak mendengar suara pintu kamar mandi terbuka.

Padahal Firas hanya membukanya, tetapi tidak keluar. Ia sengaja ingin mengerjai Prita. Sebegitu menyenangkannya kah membuat Prita marah? Sepertinya kehidupan tenang Prita akan segera berakhir, tetapi tidak dengan Firas. Ia justru merasa kehidupannya jauh lebih berwarna dengan kehadiran Prita di hidupnya.

"Dasar om-om mesum! Awas aja kamu, yah," teriak Prita kesetanan. Ia merencanakan sesuatu untuk membalaskan dendamnya pada Firas.

Prita bergegas memakai gaunnya, karena ia takut Firas akan keluar. Kemudian, ia mengeringkan rambutnya. Setelah itu, ia berdiri di depan pintu kamar mandi sambil melipat tangan kirinya di depan dan tangan kanannya yang sedang ia mainkan kukunya.

Ketika Firas sedang membuka pintu, Prita menendang pintu hingga Firas mundur beberapa langkah ke belakang.

"Apa yang kamu lakukan anak songong?" Firas mengeluh melihat sikap Prita.

Bukannya menjawab, Prita malah masuk ke

dalam kamar mandi. Ia mendorong bahu Firas menggunakan telunjuknya. Namun tiba-tiba, kaki Prita terpeleset dan ia jatuh ke dalam pelukan Firas. Sedangkan sang empu tidak sadar bahwa handuk yang ia lilitkan di pinggangnya jatuh terlepas.

Prita merasa ada sesuatu yang keras menusuk ke perutnya. Ketika ia menunduk ke bawah, ia melihat sesuatu yang asing yang bahkan belum pernah ia lihat sebelumnya.

"Aaaa! Dasar om-om mesum!" teriak Prita memukul-mukul dada Firas sambil memejamkan matanya. Setelah itu, ia berlari keluar.

Firas ikut menunduk dan melihat juniornya yang menegang, meminta masuk ke dalam sarangnya. Kemudian ia bergegas mengambil handuk di lantai dan melilitkannya kembali ke pinggangnya. Ia terkekeh geli melihat ekspresi Prita yang entah ketakutan atau malu. Karena melihat sesuatu yang tidak seharusnya ia lihat.

Ia keluar kamar mandi dan melihat Prita bersembunyi di balik selimut. Ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal dan masuk ke ruang ganti. Setelah memastikan tidak ada Firas di kamar. Prita membuka selimut dan duduk sila. Ia menyentuh pipinya yang terasa menghangat mengingat kejadian tadi.

Ia membayangkan betapa kekarnya tubuh Firas dengan perut kotak-kotaknya. Ditambah dengan juniornya yang besar. Membuat Prita merasa malu sendiri.

Sementara di ruang ganti, Firas menatap layar ponselnya sambil tersenyum. Ia melihat rekaman CCTV kamar saat ini. Alasan yang bisa membuatnya tersenyum adalah Prita. Semenjak Prita masuk ke dalam kehidupannya. Firas jadi lebih mudah tersenyum. Dibandingkan ketika Indira meninggalkannya.

"Mmm ... mmm ... " Firas keluar dari ruang ganti mendapati Prita tersenyum malu.

Sementara Prita langsung masuk kembali ke dalam selimut ketika mendengar suara deheman Firas.

"Ayo jalan, udah sore nih," ajak Firas melihat ke arah jam yang melingkar di pergelangan tangannya.

Karena tidak melihat pergerakan dari Prita. Ia melanjutkan kata-katanya, "Apa kita ngga usah jadi beli baju kamu aja, yah? Terus kita main dalam selimut sama-sama deh. Kayanya seru nih. Gimana?"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Gadis Penebus Hutang   Inilah Akhir

    "Lepasin, lepasin aku, lepasin aku... " teriak Prita sambil memukul-mukul punggung Firas.Firas keluar kelas dalam posisi membopong tubuh Prita di bahunya. Sepanjang jalan keluar, Prita terus saja berteriak dan berontak. Tanpa menghiraukan semua tatapan orang-orang. Firas pun tetap fokus berjalan menuju halte di mana Zafran berada. Sementara Zafran, ia melihat sang bos keluar dari gerbang sekolah, langsung keluar dan membukakan pintu mobil. Firas bergegas membaringkan tubuh Prita di kursi penumpang. Kemudian, ia langsung ikut masuk dan menutup pintu mobil."Kunci, Za!" perintah Firas."Buka pintu, buka pintunya!" teriak Prita memukul-mukul jendela mobil."Bukaaa... bukaaaaa... " sambung Prita berteriak menatap tajam ke arah Firas."Ntar aku buka kalo udah sampe rumah," balas Firas santai."Rumah? Rumah siapa?" tanya Prita melirik tajam."Rumah kitalah, rumah siapa lagi. Udah, mendingan kamu duduk diem," balas Firas.Prita mengg

  • Gadis Penebus Hutang   Khayalan Seorang Firas

    Hari demi hari, Firas jalani dengan penuh kesabaran. Demi kesembuhannya dan yang paling penting, demi menjemput kembali ingatan istrinya. Firas tidak pernah menanyakan apapun perihal Prita pada kedua orang tuanya. Ia tahu alasan mereka tidak memberitahukan pada dirinya karena mereka khawatir. Jadi, ia memilih diam dan fokus pada kesembuhannya.Sementara Firas fokus pada kesembuhannya. Prita juga melakukan beberapa tes dan diizinkan pulang setelah dokter memastikan, bahwa ia benar-benar baik-baik saja. Satu Minggu berrlalu, Firas pulih. Begitu pula dengan Prita, yang kembali masuk sekolah. Gadis itu memiliki banyak pertanyaan yang muncul di benaknya.Kenapa tiba-tiba ia berubah menjadi kelas tiga? Kenapa sebentar lagi ia sudah harus menjalani ujian sekolah? Padahal ia baru saja naik kelas dua SMA. Ia terus saja bertanya pada Anggi. Karena selalu diberondong pertanyaan, akhirnya ia mencoba untuk mengingatkan Prita. Namun sayangnya, sahabatnya itu tidak mempercayain

  • Gadis Penebus Hutang   Mengingatkan Apa Yang Sudah Ia Lupakan

    "Mu-mungkin cuman perasaan kamu aja kali. Aku ngga pernah ketemu sama kamu ko," elak Zafran."Iya kali, ya," ujar Prita mengangguk-anggukkan kepalanya."Kalian ngomongin apa, sih, ko kayanya serius gitu?"Anggi keluar dari kamar mandi dan bertanya dengan raut penasaran, melihat suasana ruangan yang terlihat sangat menegangkan bagi Zafran."Pasti kalian ngomongin gue, yah?" selidik Anggi dengan nada bertanya."Ko lo tau, sih. Jadi gini, gue itu nyoba mempromosikan lo sama Aa Za. Barangkali aja kalian cocok," balas Prita blak-blakan."Gila lo yah. Aa Za ngga usah dengerin dia. Prita ini emang orangnya nyablak, bar-bar gitu," ujar Anggi tidak percaya dengan apa yang sahabatnya katakan. Kemudian ia mencoba menjelaskan pada Zafran agar tidak mempercayai ucapan Prita."Sama, lo juga bar-bar. Gue 'kan cuman mau bantu lo aja, Nggi. Biar lo ngga jomblo terus-menerus," sungut Prita memajukan bibirnya."Emang lo kira lo ngga jomblo,

  • Gadis Penebus Hutang   Selalu Benar

    "Keadaan Prita gimana, Mah. Calon anakku baik-baik aja 'kan?" tanya Firas khawatir."Prita sama janin yang ada dalam kandungannya baik-baik aja ko. Udah mendingan kamu istirahat aja, ngga usah mikirin yang lain dulu," sahut Aisyah meminta agar putranya fokus pada kesembuhannya."Firas kangen pengen ketemu Prita, Mah," ujar Firas berusaha bangkit."Awww... " Firas memekik kesakitan sambil menyentuh lukanya."Mamah bilang istirahat dulu ya istirahat dulu. Ngga usah nyesel deh. Kamu itu udah gede bukan anak kecil lagi. Kalo sampe jahitan kamu kebuka lagi gimana?" sergah Aisyah membantu Firas membaringkan tubuhnya."Tapi, Mah... Firas kangen pengen ketemu Prita. Firas mohon!" lirih Firas memohon. Entah mengapa setelah sadar, perasaannya tidak enak. Ia merasa ada yang salah, namun ia tidak tahu itu apa."Pokoknya kalo belom sembuh total, kamu ngga boleh ketemu sama Prita!" sahut Aisyah memutuskan.Sebenarnya, ia tidak bermaksud melarang pu

  • Gadis Penebus Hutang   Hampir Kehilangannya

    "Kondisi ini biasanya memerlukan psikoterapi yang berdasarkan analitik psikodinamik dan hanya bisa dilakukan oleh psikiater yang berpengalaman. Psikiater yang mampu melakukan hipnosis juga biasanya bisa membantu pasien dengan kondisi amnesia disosiatif. Jadi, nanti saya akan memberikan rujukan pada psikiater di rumah sakit ini," jawab Dokter Rudi."Baik Dok, terima kasih banyak. Kalo begitu saya permisi mau kembali menemani putri saya," pamit Susilo sambil mengulurkan tangannya yang kemudian disambut uluran tangan Dokter Rudi.Susilo kembali ke ruang perawatan putrinya. Namun sebelum masuk, ia mengatur nafas, mengusap wajahnya, dan mengatur senyum di wajahnya agar tidak terlihat kaku."Kata dokter apa, Pak?" tanya Prita melihat sang ayah kembali."Ngga papa ko, kamu sehat," sahut Susilo menyembunyikan kenyataan yang ada."Bapak keluar dulu yah, bapak pengen nyari udara segar," sambung Susilo ingin menemui kedua besannya karena tadi sudah berjanji u

  • Gadis Penebus Hutang   Amnesia Disosiatif

    "Lo serius itu yang lo inget?" tanya Anggi memastikan."Iya. Emang kenapa? Apa ada yang terlewat yang ngga gue inget?" balas Prita mengangguk. Kemudian ia balik bertanya pada Anggi.Anggi tersenyum kikuk tidak tahu harus menjawab apa. Gadis itu dan Wati saling tatap. Mereka jelas-jelas tahu bagaimana kejadiannya. Karena memang Anggi menceritakan segalanya ketika ia menghubungi orang tua Prita. Tapi kenapa? Ada apa dengan Prita?Klek!Susilo dan dokter masuk ke dalam. Kemudian dokter itu langsung melangkah mendekat dan mulai memeriksa mata menggunakan senter, denyut nadi, detak jantung, dan yang terakhir memeriksa kondisi janin. Meski dalam kondisi syok berat, namun kondisi janin di perut Prita dalam kondisi baik-baik saja. Entah apa yang membuat janin itu bertahan dengan begitu kuatnya. Padahal sebelumnya terlihat sangat lemah."Bagaimana kondisi Ibu Prita? Apa ada yang sakit atau dikeluhkan?" tanya dokter."Maaf Dok, saya masih muda baru ke

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status