Share

Bab 16

"Akhirnya, sudah jualan lagi ya Nay? " sapa Bimo, saat mendapati Kanaya, pagi itu sudah menggelar dagangannya.

"Iya Kak Bimo, kemarin sempat demam, tapi alhamdulillah, sekarang sudah tidak lagi" jawab Kanaya tersenyum tipis.

"Buatkan lontong pecel nya donk, tiga hari gak makan lontong pecel buatan kamu, rasanya kayak ada yang kurang." gombal Bimo, membuat Kanaya tertawa lirih.

"Wahhh...akhirnya. Sudah sembuh kamu Mbak??" sapa teman-teman Bimo, yang juga ingin membeli pecel.

"Alhamdulillah, sudah. Kok tahu, kalau saya habis sakit?" tanya Kanaya heran...

"Kata Bimo kamu sakit." jawab Leo, mahasiswa semester 5, sama dengan Bimo.

Setelah mereka menghabiskan pecel pesanannya, merekapun kemudian pamit, untuk kembali ke kampus, kecuali Bimo.

Pemuda berambut panjang itu, tampak tak beranjak dari duduknya.

"Hei, ayo Bim! !" seru teman-temannya, mengajak pria itu, cabut.

"Duluan deh, ntar aku nyusul." jawabnya.

"Hmm, hati-hati lo Mbak, jangan mudah terpancing dengan rayuan buaya darat satu it
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status