Gadis Penjual Pecel, Sukses jadi Miliarder

Gadis Penjual Pecel, Sukses jadi Miliarder

last updateLast Updated : 2024-01-31
By:  Wiks_elsakkakini Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
2 ratings. 2 reviews
43Chapters
5.2Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Perjuangan Kanaya demi masa depannya, rela pergi dari rumah untuk menghindari sang ayah, yang ingin menikahkannya sebagai pelunas hutang. Kuliah sambil berjualan pecel, siapa yang menyangka jika dirinya akan menjadi orang yang sukses, dan menemukan cintanya.

View More

Chapter 1

Bab 1

"Di dalam tas ini ada baju-baju, ijazah dan surat-surat penting lainnya Nduk. Nanti malam Bu Lely menunggumu di persimpangan jalan, tepat pukul 10 malam. Kamu harus kejar cita-cita kamu" ujar Bu Tuti, kepada Kanaya putrinya, yang baru lulus SMA. 

"Tapi Ibu dan adik bagaimana?" tanya Kanaya, dengan mata yang mulai berkaca-kaca, hendak menangis.

"Jangan pikirkan Ibu Nduk, yang terpenting sekarang itu kamu" ucap bu Tuti, membingkai wajah putrinya, menatap manik hitam putrinya, yang mulai merebakkan air matanya.

"Ibu tidak rela, anak gadis ibu di nikahkan dengan Juragan tua, yang lebih pantas menjadi kakekmu itu " ucap bu Tuti lagi, segera melanjutkan mengemas barang-barang milik putri semata wayangnya itu.

Seminggu yang lalu, ayah Kanaya memang sudah mengungkapkan rencananya itu kepada sang istri.

"Kita tidak ada pilihan lagi Bune, Juragan Sugito akan merampas rumah ini jika kita tidak segera membayar hutang hutang kita" ucap Slamet, ayah Kanaya.

"Apa Kang?? hutang kita?? itu semua adalah hutangmu sendiri, bukan hutang kita!!" jawab bu Tuti tampak meradang.

"Andai Sampean tidak suka main judi, dan minum tuak, tidak mungkin hutang itu ada!! jadi jangan pernah libatkan aku, apalagi anak- anak, hanya untuk melunasi hutang- hutangmu itu, terhadap rentenir tua bangka itu!!" seru bu Tuti, dengan dada naik turun.

"Tapi Juragan Gito, mau membebaskan semua hutangku, kalau Kanaya mau menjadi istrinya Bune!!" seru Slamet, mulai emosi, melihat istrinya yang tidak mau di ajak bekerja sama itu.

"Sampai mati, aku tidak akan pernah menyerahkan Kanaya, sebagai penebus hutangmu Kang!!! Aku membesarkannya dengan susah payah, setiap hari panas-panasan keliling desa berjualan pecel, demi menyekolahkannya supaya jadi sarjana, agar tidak menjadi seperti kedua orang tuanya yang bodoh ini!" ucap bu Tuti, mulai menangis.

Kanaya dan adik lelakinya yang masih berusia 9 tahun, tampak bersembunyi di kamar, mendengarkan pertengkaran kedua orang tuanya itu.

"Alah!!! mimpi kamu itu ketinggian Bune, kita itu hanya orang desa, buat apa jadi sarjana?!!" ketus pak Slamet tertawa sinis, mendengar keinginan istrinya itu.

"Sampean bisa bilang seperti itu, karena Sampean tidak ikut membesarkan anak-anak selama ini!! aku pontang-panting sendirian mencari makan, dan biaya sekolah anak-anak.

Sedangkan sampean, setiap hari tahunya cuma judi dan mabuk-mabukan! !! mana tanggung jawab kamu sebagai kepala rumah tangga Kang!!!" teriak bu Tuti geram.

Merasa tersentil harga dirinya, dengan ucapan sang istri, yang seakan menjatuhkan harga dirinya itu, Slamet mulai meradang, dan memukuli istrinya dengan beringas. 

"Kurang ajar!! aku ini suami kamu! berani-beraninya merendahkan ku, dan menentang ku!!! 

Aku tidak mau tahu ya Bune, minggu depan Kanaya akan aku kawinkan dengan Juragan Gito" ucap Slamet, kemudian segera keluar rumah sambil membanting pintu dengan keras.

Begitu Bapaknya keluar rumah, Kanaya dan adiknya, segera berlari keluar kamar, dan menghampiri ibunya.

"Ibukkk" teriak mereka, langsung memeluk tubuh bu Tuti, yang masih terduduk di lantai semén rumahnya.

"Bapak jahat!!" seru Bayu, anak bungsu bu Tuti menangis, sambil memeluk tubuh ibunya.

Setelah kejadian itu, pagi harinya Pak Slamet membawa banyak belanjaan ke rumahnya. 

"Bune, ini ada titipan dari calon menantu kita" ucap nya dengan wajah sumringah, sambil menurunkan sembako dan banyak belanjaan yang lainnya.

Kanaya yang sedang bersiap untuk pergi ke acara perpisahan di sekolahnya, tampak heran melihat begitu banyak belanjaan di lantai ruang tamunya.

"Apa ini Kang?" tanya bu Tuti, yang baru saja selesai menjemur cucian di belakang. 

"Nih lihat! ini dari Juragan Gito, untuk keperluan acara lamaran Kanaya minggu depan" ujar Pak Slamet tertawa lebar.

Kanaya dan bu Tuti tampak shock mendengar itu.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
siti khodijah
cetita nya bagus, penulisan nya juga enak di baca, semangat terus ya kak
2024-06-13 05:26:51
0
user avatar
Enggar Rahayu
alur ceritanya tentang seorang gadis pekerja keras cantik semoga sukses Kanaya jadi wanita yang mandiri, tangguh dan kuat the best Good Novel the best
2024-06-12 14:36:43
0
43 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status