Share

Bab 17

"Setiap hari kamu jualan seperti ini, apa tidak capek??" tanya Bimo, kepada Kanaya..

"Sudah biasa, segala sesuatu itu, kalau kita jalani dengan ikhlas, maka semua akan terasa ringan dan mudah. Lain halnya, kalau kita melakukannya dengan terpaksa. Semuanya akan menjadi berat dan sulit." sindir Kanaya, kepada pemuda di depannya itu.

Bimo hanya nyengir, mendengar jawaban dari Kanaya barusan.

"Pandai sekali kamu, kalau suruh menyindir orang." ucap Bimo, menyeringai.

"Sudah sana, Kak Bimo balik ke kampus aja, betapa ruginya kalau sampai tertinggal pelajaran nanti.!" usir Kanaya, untuk yang ke sekian kalinya.

Akhirnya pemuda berkuncir itu menyerah. Kanaya tak sama dengan gadis-gadis yang selama ini selalu mengelilinginya.

Gadis di depannya ini, sungguh berbeda. Di matanya, Kanaya tampak begitu bersahaja, dan bukan tipe perempuan yang mudah di goda.

Bimo bangkit dari duduknya.

"Baiklah, demi bisa menjadi Imam yang baik, aku akan menuruti perintahmu." ucapnya, kemudian berpamitan, untuk k
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status