Home / Romansa / Gadis Terakhir / Gadis Biasa

Share

Gadis Biasa

Author: Erna Azura
last update Last Updated: 2025-05-13 20:03:11

Sifabella tidak memiliki keberanian untuk menolak perjodohan ini.

Pasalnya oma Aneu adalah orang pertama yang bisa menghargai bakatnya dalam dunia makeup artis.

Karena beliau, nama Sifabella jadi terkenal dan banyak yang menggunakan jasanya.

Sifabella khawatir akan melukai perasaan oma Aneu bila menolak dijodohkan dengan cucunya.

Padahal Sifabella hanya gadis biasa dari keluarga sederhana yang tingkat perekonomiannya jauh di bawah Maheswara Aarav Marthadijaya.

Sifabella tahu siapa kedua orang tua Aarav dan kenal dengan Mommynya Aarav karena beliau selalu hadir membantu di setiap acara oma Aneu.

Kalau Sifabella menolak perjodohan ini hanya akan membuat anggapan kalau dia tidak tahu diri.

Akhirnya mau tidak mau Sifabella menerima perjodohan tersebut.

Sifabella masih ingat bagaimana senyum menyebalkan tersungging di bibir Aarav.

Entah apa rencana pria itu dengan pernikahan ini mengingat penuturan oma Aneu kalau sudah dua puluh enam gadis cantik yang ditolak mentah-mentah oleh Aarav.

Tapi apapun rencana pria menyebalkan itu, Sifabella harus bisa menghadapinya.

Dia akan selalu berhati-hati dan berpikir lebih cerdas dari Aarav yang mungkin akan memanfaatkan pernikahan ini.

“Enggak mungkin pria seperti dia mau membangun rumah tangga, dari gayanya aja selengean, pake anting segala terus nyebelin aja lah, pokoknya!” Sifabella misuh-misuh, kesal sendir di lorong apartemen setelah keluar dari lift.

Beberapa langkah kemudian dia sampai di depan pintu apartemen, menekan beberapa digit angka lalu membuka benda tersebut.

“Oh Astaga!” Sifabella berseru sembari mutar tubuhnya.

Matanya ternoda oleh pria bule yang bertelanjang bulat berdiri menghadapnya hanya dalam jarak beberapa meter.

“Rossaaaaaaa, laki lo suruh masuk ke kamar buruan!” Sifabella berteriak setengah menjerit.

Terdengar suara tawa dan langkah kaki mendekat.

“Sorry-Sorry … dia mabok, tenang aja … dia enggak akan inget lo besok pagi,” kata Rosa seraya menarik tangan bule itu ke kamar.

“Aaah, kebiasaan bawa-bawa cowok ke apartemen.” Sifabella bersungut-sungut sembari masuk ke dalam kamar.

Rosa memang memilih pergaulan bebas sebagai gaya hidupnya, dia juga adalah makeup artis tapi bekerja di stasiun televisi karena katanya pekerjaannya lebih santai dan bisa memiliki link dengan banyak orang terkenal.

Dulu juga Sifabella bekerja di sana tapi semenjak menjadi karyawan tetap oma Aneu, dia memilih fokus kerja berssama beliau dan hanya sesekali menerima pekerjaan dari luar seperti makeup Wedding, ulang tahun dan pernah juga seorang istri Jendral Polisi menggunakan jasa Sifabella untuk sebuah acara.

Setelah mencuci wajahnya, Sifabella langsung menghempaskan tubuh di atas ranjang.

Sifabella bukan orang yang bersedia larut dalam suatu masalah, dia memutuskan untuk tidur karena besok jam tiga pagi sudah harus kembali bekerja.

Biarlah urusan perjodohan dengan Aarav dia pikirkan besok lagi.

***

Alarm berbunyi nyaring padahal Sifabella baru tidur sekitar dua jam saja, dia bergegas mandi kemudian memeriksa kelengkapan koper berisi alat makeup miliknya.

Setelah itu keluar dari dalam kamar menuju pantry untuk mencari air hangat.

Suara desah dan jerit penuh kenikmatan dari kamar sebelah sampai menembus indra pendengaran Sifabella.

Dia hanya menggelengkan kepala bersama rotasi bola mata setelah menghabiskan satu gelas air hangat dari waterdispenser lalu keluar dari unit apartemen.

Apa sih yang dicari Sifabella sampai mati-matian mencari uang seperti ini padahal Rossa saja yang berprofesi sama dengannya bisa menikmati hidup.

Sifabella ingin menjadi orang kaya dengan jerih payahnya sendiri untuk membungkam mulut ibu tiri dan dua kakak tiri yang sering merendahkannya.

Dia juga ingin merebut perhatian papap Heru yang sudah tidak dia dapatkan semenjak beliau menikahi mama Lisa.

Sifabella ingin menunjukkan kalau dia adalah anak yang bisa papap Heru banggakan.

Kembali lagi pada Sifabella yang tengah menjemput rezeki, ternyata orang yang menggunakan jasa Sifabella kali ini bersedia memfasilitasi transportasi ke tempat acara jadi dia tinggal duduk di dalam mobil dan menggunakan waktu perjalanan untuk tidur.

“Sudah sampai, Bu.” Sang driver paruh baya itu membangunkan Sifabella.

Sifabella membuka mata, dia celingukan sembari mengumpulkan kesadarannya dan baru menyadari kalau telah sampai.

Seorang petugas hotel membuka pintu mobil, pria itu juga membantu Sifabella membawa koper berisi peralatan dan perlengkapan make up ke kamar si mempelai pengantin.

Dengan sangat mengantuk, Sifabella melangkah gontai mengikuti petugas hotel.

“Tahan Bel tahan … besok bisa tidur nyenyak sepanjang hari.” Batinnya memberi semangat.

Sifabella tidak membawa asisten, dia hanya khusus menangani mempelai pengantin.

Si empunya hajat menggunakan jasa MUA lain untuk merias keluarga dan orang tua jadi tugas Sifabella tidak terlalu berat.

“Mbak Bella, aku baru bangun.” Si calon mempelai pengantin bernama Naomi itu berujar dengan mata terbuka setengah saat membuka pintu untuk Sifabella.

Dia menuntun Sifabella masuk ke dalam kamarnya.

“Yang … bangun, Yang … pindah sana ke kamar kamu!” Dengan santai Naomi membangunkan pria yang Sifabella duga adalah calon suaminya.

Pria itu turun dari atas ranjang tanpa kaos hanya menggunakan celana pendek saja.

Seprei yang berantakan dan aroma sisa-sisa percintaan yang menembus indra penciuman Sifabella membuat benaknya ber-travelling.

Pria itu tersenyum penuh arti kepada Sifabella lantas mengedipkan satu matanya.

“Palingan cuma enam bulan pernikahan mereka.” Sifabella menerka di dalam hati.

“Aku mandi dulu ya, Mbak.” Naomi berujar demikian setelah calon suaminya keluar dari sana.

Sifabella membuka koper dan mulai mempersiapkan peralatan makeupnya.

Tidak lama Naomi keluar dari dalam kamar mandi menggunakan bathrobe dan langsung duduk di depan meja rias.

“Mbak … jangan menor-menor ya, flawless aja … terus alisnya jangan tebel-tebel … lipstiknya juga warna nude aja, mata aku bagus jadi tonjolan di mata … minta tulang pipinya juga ditonjolkan dan wajah aku dibuat tirus.”

Sifabella sudah terbiasa dengan permintaan tersebut dan intinya mereka semua menginginkan terlihat lebih cantik dari biasanya.

Itu lah gunanya mereka menyewa jasa Sifabella dan dia mahir dalam hal tersebut.

Sifabella tidak banyak bicara bila sedang bekerja, dia juga tanpa segan sengaja tidak menjawab pertanyaan ketika harus fokus apalagi bila sedang membuat alis.

Ada beberapa klien yang kesal tapi ada juga yang mengerti.

Sifabella tidak peduli, dia dibayar untuk melakukan keahliannya membuat cantik wajah seseorang bukan untuk mengobrol.

Dan hasil tangan dinginnya selalu memuaskan klien.

Naomi sampai terperangah menatap dirinya sendiri di cermin.

“Mbak … itu siapa?” Naomi bergumam tidak percaya.

Ekspresi juga pertanyaan itu lah yang selalu membuat Sifabella puas dan merasa bangga pada dirinya sendiri.

Setelah selesai mendandani calon mempelai pengantin, dia berniat untuk menggunakan waktu akad nikah untuk tidur karena setelah akad nikah, dia harus merapihkan make up Naomi juga membantunya memakai gaun pengantin untuk resepsi.

“Mbak Naomi, telepon saya kalau acara akad nikahnya sudah selesai ya.” Sifabella berpesan.

“Mbak Bella mau tidur ya?” Naomi menebak.

“Iya,” sahut Sifabella sembari tersenyum lebar.

“Ya udah, tidur di sini aja … nanti aku telepon kalau butuh sesuatu misalnya bulu mata aku lepas.”

Sifabella tertawa. “Enggak akan, Mbak … saya jamin.”

Naomi lantas keluar dari kamar dijemput anggota Wedding Organizer sehingga Sifabella bisa mengistirahatkan mata dan tubuhnya yang terasa begitu lelah.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Gadis Terakhir   Niat Meminta Restu

    Aarav : Oma, bilang sama Bella … nanti Aarav jemput jam sembilan.Oma Aneu berdecak lidah membaca pesan dari cucunya.Rumah mereka saling berhadapan hanya dibatasi jalanan komplek. Apa tidak bisa cucu lucknutnya itu datang ke rumah untuk bicara secara langsung, bukannya malah mengirim pesan.Oma Aneu : Chat sendiri orangnya.Oma Aneu menyematkan nomor ponsel Sifabella dalam chat tersebut agar Aarav menyimpannya.Aarav : Oma aja yang chat Bella, dia ‘kan jodoh pilihan Oma.“Halaaah, memang mau ngerjain aja ini bocah.” Oma Aneu bergumam.Malas berdebat lagi, beliau yang tengah menikmati teh sambil menonton televisi mau saja dijadikan perantara oleh sang cucu.Oma Aneu pun mengirim pesan kepada Sifabella.Bu Aneu : Bel, kata Aarav dia jemput kamu jam sembilan.Sifabella : Baik, Oma.Beberapa detik kemudian, balasan pesan dari Sifabella masuk ke ponsel oma Aneu.Oma Aneu membuka ruang pesan dengan Aarav.Oma Aneu : Kata Bella oke.Aarav : Thanks Oma ku sayang.Tidak lupa Aarav menambahka

  • Gadis Terakhir   Makan Malam Berdua

    Aarav mengikuti saran oma Aneu untuk membawa Sifabella makan malam di sebuah restoran.Bukan tanpa alasan mengapa sekarang dia menjadi cucu penurut yang tadinya adalah cucu pembangkang.Aarav ingin mengetahui tentang calon istrinya lebih dalam lagi karena besok dia akan bertemu sang calon ayah mertua.Dia harus bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan random yang mungkin saja dilontarkan calon ayah mertua yang entah siapa namanya itu saat besok mengungkapkan niat ingin mempersunting Sifabella.Merepotkan memang, tapi demi obsesi oma dan kedua orang tuanya, demi agar berhenti dikatai sebagai jomblo menahun dan supaya berhenti dicurigai sebagai penyuka sesama jenis, Aarav harus menikahi Sifabella.“Turun!” Aarav berseru dingin sebelum membuka pintu kemudian keluar lantas membanting pintu mobil.Sifabella mendengkus seraya menjulurkan lidahnya pada Aarav yang sudah berjalan masuk ke dalam restoran.Meski kesal karena sikap menyebalkan pria itu tapi Sifabella turun juga dari dalam mobil, mengi

  • Gadis Terakhir   Ide Brilliant

    Beberapa jam kemudian Naomi masuk kembali ke kamar usai melakukan acara akad nikah.Sifabella yang beberapa saat lalu terbangun dari tidur singkatnya pun membantu Naomi mengganti pakaian dan merapihkan riasannya. “Mbak Bella sarapan dulu,” kata Naomi perhatian.“Iya,” kata Sifabella yang tengah menambahkan lipstik di bibir Naomi.“Ini acaranya sampai jam berapa Mbak?” Sifabella bertanya.“Jam tiga juga udah selesai kayanya, Mbak Bella ada acara setelah ini? Kalau mau pergi jam dua juga udah boleh pergi kok … aku transfer sekarang Fee-nya.” “Makasih ya, Mbak.” Sifabella senang mendapat klien pengertian seperti ini.“Aku yang makasih, dibuat manglingin kaya gini sampai suami aku melongo terus ngeliatin aku.” Keduanya lantas tertawa membayangkan ekspresi suami Naomi ketika akad nikah tadi.Naomi harus meninggalkan Sifabella lagi saat salah satu anggota Wedding Organizer memberitahu kalau acara resepsi akan dimulai.Sifabella membasuh wajahnya di kamar mandi lalu memoles make up tipis

  • Gadis Terakhir   Gadis Biasa

    Sifabella tidak memiliki keberanian untuk menolak perjodohan ini.Pasalnya oma Aneu adalah orang pertama yang bisa menghargai bakatnya dalam dunia makeup artis.Karena beliau, nama Sifabella jadi terkenal dan banyak yang menggunakan jasanya.Sifabella khawatir akan melukai perasaan oma Aneu bila menolak dijodohkan dengan cucunya.Padahal Sifabella hanya gadis biasa dari keluarga sederhana yang tingkat perekonomiannya jauh di bawah Maheswara Aarav Marthadijaya.Sifabella tahu siapa kedua orang tua Aarav dan kenal dengan Mommynya Aarav karena beliau selalu hadir membantu di setiap acara oma Aneu. Kalau Sifabella menolak perjodohan ini hanya akan membuat anggapan kalau dia tidak tahu diri.Akhirnya mau tidak mau Sifabella menerima perjodohan tersebut.Sifabella masih ingat bagaimana senyum menyebalkan tersungging di bibir Aarav.Entah apa rencana pria itu dengan pernikahan ini mengingat penuturan oma Aneu kalau sudah dua puluh enam gadis cantik yang ditolak mentah-mentah oleh Aarav.Tap

  • Gadis Terakhir   Tidak Menolak

    Sifabella dan Aarav saling memaku tatap.Mereka duduk berhadapan di meja itu.Oke, Sifabella akui kalau Aarav memang tampan tapi sebagai makeup artis yang bekerja untuk oma Aneu yang selalu berhubungan dengan para model—Sifabella sudah imun dengan pria tampan dengan tubuh atletis.Itu kenapa Sifabella merasa biasa saja.Sedangkan Aarav sedang fokus memindai keseluruh wajah Sifabella untuk mencari kekurangannya.Dia masih memiliki mindset akan menolak perjodohan ini padahal sudah tidak bisa lagi untuk melakukan itu.Wajah Sifabella kecil, keningnya sempit, hidungnya lancip, matanya bulat dan bibirnya mungil tapi padat.Menurut Aarav, secara keseluruhan Sifabella memang cantik tapi dia menduga pasti Sifabella cantik karena polesan makeup mengingat gadis yang dijodohkan dengannya ini adalah makeup artis.Sifabella menunggu Aarav bicara namun pria itu malah melipat kedua tangan di dada sambil terus menatapnya membuat Sifabella jengah.Dia tidak memiliki waktu untuk main-main seperti ini.

  • Gadis Terakhir   Duduk Satu Meja

    “Tadi Aarav dijodohin lagi sama oma,” kata mommy berbisik di tengah-tengah acara fashion show sedang berlangsung.Keduanya duduk di kursi di sisi catwalk bersama tamu undangan yang lain.Daddy Akbi menoleh ke belakang mencari Aarav yang tadi terlihat duduk di sana dan akhirnya menangkap sosok Aarav, sang putra menatapnya malas karena daddy Akbi memberikan senyum meledek.Hanya melihat senyum daddy saja, Aarav sudah menduga kalau sang mommy pasti telah memberitahu daddy perihal perjodohannya dengan seorang gadis makeup artis.Pasalnya tadi saat oma selesai mengucapkan kalimat paksaan agar gadis makeup artis itu mau menikah dengannya—bertepatan dengan langkah mommy tiba di antara mereka.Aarav masih ingat dengan ucapan sompralnya sewaktu menunggu Rachel-sang kakak ipar melahirkan si kembar di rumah sakit beberapa waktu lalu—Aarav pernah mengatakan akan menerima siapapun gadis yang dijodohkan untuknya. Jadi sepertinya sekarang dia tidak memiliki kuasa untuk menolak lagi.“Ceweknya ajak

  • Gadis Terakhir   Obsesi Sang Oma

    Maheswara Aarav Marthadidjaya semestinya tidak perlu datang ke kantor lagi, pria itu hanya harus fokus mempelajari data dan materi dari perusahaan yang akan dia pimpin di Sydney.Tapi dia tidak suka bekerja di rumah jadi masih pergi ke kantor untuk memahami semua data yang dikirimkan calon sekertarisnya di Negri Kangguru sana.Ponsel yang diletakan di atas meja berdering saat Aarav hendak bangkit dari kursi kebesarannya untuk pulang ke rumah.Nama sang mommy muncul di layarnya, wanita mungil yang melahirkan Aarav ke dunia itu tidak pernah absen menghubunginya meski beliau tengah disibukkan dengan Event peragaan busana.Mommy Aurystella Akeu Quenbee atau yang dipanggil Aarav dengan sebutan mommy Bee adalah seorang perancang busana terkenal sama seperti oma Aneu-ibunda beliau yang tidak lain adalah omanya Aarav yang super rese dan bawel. “Hallo Mom?” Aarav menyahut sembari menarik simpul dasi di lehernya.“Sayang, ke sini donk!” pinta Mommy Bee dari ujung panggilan sana.Aarav mengembu

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status