Home / Romansa / Gairah Cinta CEO dan Peramalnya / Bab 145: Menyusun Makna Kehilangan dalam Jati Diri Baru

Share

Bab 145: Menyusun Makna Kehilangan dalam Jati Diri Baru

last update Last Updated: 2025-05-21 21:57:35

12.00 – Makan Siang dan Istirahat

Menu:

Sayur asem

Tempe goreng

Sambal tomat

Kerupuk singkong

Teh melati

13.30 – Sesi 3: “Ritual Melepaskan dan Mengizinkan Hidup” (oleh Tim Griya Rasa Sejati)

Lokasi: Tepi danau

Kegiatan:

Setiap peserta menuliskan satu kalimat singkat di kertas:

“Aku izinkan diriku untuk hidup, meski kamu telah tiada.”

Kertas dilipat menjadi perahu kecil, dilepaskan ke air danau

Musik seruling mengiringi prosesi

Anya menatap perahunya melayang di permukaan air, lalu berbisik:

“Rio, aku akan belajar hidup, dengan cinta yang kau tinggalkan.”

15.00 – Sesi 4: “Jurnal Relasi Spiritual”

Tulis 1 halaman tentang:

Apa warisan spiritual dari orang yang telah tiada

Apa yang masih bisa dijalani dalam hidup sebagai bentuk penghormatan pada kenangan mereka

Anya menulis bahwa Rio mengajarinya mencintai dengan tenang dan dalam. Ia akan melanjutkan ajaran meditasi dengan lebih lembut dan penuh cinta.

16.00 – Penutup Hari Keempat: Doa Kolektif dan Pelita Kehidupan

Semua peserta duduk m
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 147: Menyapa Emosi yang Terpendam

    12.00 – Makan Siang & Istirahat TenangMenu:Sayur lodeh santan tipisIkan nila panggang sambal dabuPepaya potongInfused water daun mint dan jeruk nipis14.00 – Workshop: “Menyentuh Diri dengan Kasih”Fasilitator: Laily Maeswara, Terapis Self-Compassion dan Touch TherapyIsi Workshop:Latihan self-compassion touch (menyentuh dada, wajah, atau pipi sendiri sambil berkata lembut)Menulis ulang narasi tubuh: dari “kenapa tubuhku lemah?” menjadi “terima kasih sudah bertahan”Membuat self-care kit berisi rempah, aromaterapi, dan afirmasi personalAfirmasi yang dibuat Anya dan disimpan dalam kantong aroma lavender:“Tubuhku adalah rumah yang telah menyelamatkanku. Aku mencintaimu meski kamu sering lelah.”16.00 – Sesi Renungan & Minum Jamu BersamaSetiap peserta duduk di lingkaran bambu. Disajikan jamu manis pahit: campuran temulawak, kayu manis, dan madu. Disimbolkan bahwa jamu seperti hidup—ada getir, ada hangat, dan ada manisnya di akhir.Renungan Anya:“Hari ini aku tahu, tubuhku buka

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 146: Menyembuhkan Inner Child

    Hari Keenam – Menyembuhkan Luka Lewat Inner Child.Langit pagi di Banten tampak teduh, dengan aroma embun dan tanah basah yang memberi ketenangan. Hari keenam dari rangkaian 100 hari pemulihan jiwa bertemakan:“Menyentuh Luka Masa Kecil: Inner Child Healing”Hari ini fokus utama adalah menyadari bahwa banyak respons kesedihan atau kehilangan yang muncul berasal dari luka masa kecil yang belum tersentuh, terutama pada figur keterikatan dan rasa ditinggalkan.06.00 – Meditasi Inner child & Pernapasan LembutFasilitator: Ibu Nurlaela Rahmawati, Master Inner Child & BreathworkLokasi: Pendopo utama dengan lampu temaram dan suara air gemericikRangkaian:Duduk dalam keheningan dengan posisi nyamanDipandu untuk membayangkan diri sebagai anak kecil usia 5-7 tahunMengajak anak kecil itu duduk bersama, memeluknya, dan mengatakan: “Maaf ya kamu sering sendirian. Sekarang aku di sini. Kamu tidak sendiri lagi.”Efek:Anya menangis dalam diam, melihat versi kecil dirinya yang sering memendam ta

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 145: Menyusun Makna Kehilangan dalam Jati Diri Baru

    12.00 – Makan Siang dan IstirahatMenu:Sayur asemTempe gorengSambal tomatKerupuk singkongTeh melati13.30 – Sesi 3: “Ritual Melepaskan dan Mengizinkan Hidup” (oleh Tim Griya Rasa Sejati)Lokasi: Tepi danauKegiatan:Setiap peserta menuliskan satu kalimat singkat di kertas: “Aku izinkan diriku untuk hidup, meski kamu telah tiada.”Kertas dilipat menjadi perahu kecil, dilepaskan ke air danauMusik seruling mengiringi prosesiAnya menatap perahunya melayang di permukaan air, lalu berbisik:“Rio, aku akan belajar hidup, dengan cinta yang kau tinggalkan.”15.00 – Sesi 4: “Jurnal Relasi Spiritual”Tulis 1 halaman tentang:Apa warisan spiritual dari orang yang telah tiadaApa yang masih bisa dijalani dalam hidup sebagai bentuk penghormatan pada kenangan merekaAnya menulis bahwa Rio mengajarinya mencintai dengan tenang dan dalam. Ia akan melanjutkan ajaran meditasi dengan lebih lembut dan penuh cinta.16.00 – Penutup Hari Keempat: Doa Kolektif dan Pelita KehidupanSemua peserta duduk m

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 144: Kegiatan Pemulihan Jiwa

    Kegiatan Hari Ketiga – Pemulihan Jiwa Hari ke-3.Hari ketiga di Griya Rasa Sejati dibuka dengan suasana pagi yang berbeda. Kabut sudah menipis lebih cepat, dan sinar matahari menembus celah pepohonan. Anya merasa tubuhnya sedikit lebih ringan, meski pikirannya masih diliputi kenangan tentang Rio. Hari ini difokuskan pada pemulihan tubuh fisik yang menyimpan trauma emosional, berdasarkan pendekatan psikosomatik dan terapi tubuh.06.00 – Senam Pernafasan “Napas Kehidupan” (oleh Dr. Yoga Santoso, ahli psikosomatik)Di lapangan rumput, para peserta berdiri membentuk lingkaran besar.Tujuan:Mengaktifkan sistem saraf parasimpatis untuk menenangkan tubuhMengatur ulang hubungan tubuh dan pikiranMengurangi ketegangan dari kesedihan dan traumaLatihan:Tarik napas 4 detik – tahan 4 detik – hembuskan 6 detikGerakan tangan melingkar, seolah memeluk udaraGerakan membuka dada sambil mengucapkan afirmasi: "Aku izinkan tubuhku untuk sembuh."Anya merasakan dadanya sedikit lebih longgar. Ia meny

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 143: Hari Pertama dan Kedua

    Setelah itu ada pembagian buku panduan 100 hari (berisi jadwal, jurnal harian, kutipan refleksi, lembar tugas)Buku “Melepas Tanpa Lupa” karya Prof. HaryoPena, alat tulis, dan sebotol aromaterapi lavender kecil08.15 – Sesi Pembukaan di Aula UtamaDibuka oleh Prof. Dr. Haryo Widjaya. Ia menyambut 33 peserta yang datang dari berbagai kota, sebagian besar adalah perempuan yang kehilangan pasangan. Dalam pembukaannya, Prof. Haryo berkata: “Kesedihanmu itu wajar, dan di tempat ini, kamu tidak akan disuruh ‘lupa’. Kamu hanya akan dipandu agar tidak tenggelam.”08.30 – Ice Breaking & Perkenalan Sesi Lingkaran JiwaPeserta duduk melingkar, memperkenalkan diri satu per satu, dan menjawab satu pertanyaan:“Apa yang kamu rasakan setiap kali bangun pagi?”Anya menjawab dengan lirih, “Hampa. Seperti tubuhku bangun, tapi jiwaku belum ikut.”09.30 – Sesi 1: “Mengenal Proses Duka” (oleh Dr. Ratna Arifin)Materi menjelaskan secara ilmiah tahapan duka (denial, anger, bargaining, depression, acceptan

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 142: Perpisahan yang Tak Pernah Siap

    Hujan turun perlahan di Jakarta, seolah langit pun turut berduka. Di pemakaman yang tenang, keluarga dan kerabat berdiri dalam diam. Wajah-wajah sendu menunduk, tak ada kata yang mampu menggambarkan perasaan kehilangan.Anya berdiri paling depan, tubuhnya menggigil bukan hanya karena dinginnya cuaca, tapi karena hatinya yang hampa. Mata sembabnya menatap dalam pada nisan bertuliskan nama suaminya, Rio Aryasatya.Rio telah pergi. Setelah berjuang melawan kanker otak, tubuhnya akhirnya menyerah. Ia mengembuskan napas terakhirnya, dalam tidur, dengan tangan Anya yang menggenggamnya erat.Pemakaman dilakukan di dekat rumah maminya Rio, sesuai permintaan terakhirnya. Ia ingin tetap dekat dengan keluarga, dan Anya pun menghormati itu.Setelah semua doa dipanjatkan, satu per satu orang meninggalkan makam. Tapi Anya tetap berdiri. Tangannya mengelus pelan batu nisan, air matanya jatuh satu per satu.“Terima kasih karena pernah memilih aku, Rio. Terima kasih karena sudah mencintaiku setulus in

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 141: Bayangan Lama Kembali

    Sore itu, setelah Rio kembali ke kantor, suasana restoran mulai sepi. Anya membereskan kartu tarotnya, bersiap untuk pulang lebih awal. Namun sebelum sempat meninggalkan booth, seorang tamu tak terduga datang. Langkahnya mantap, senyumnya masih sama seperti dulu.“Anya,” panggil Reza dengan suara berat, namun tenang.Anya menoleh. Hatinya sejenak berdebar. “Reza?”“Aku enggak bisa bohong, aku masih sering kepikiran kamu,” ucap Reza pelan, duduk di depan meja tarot. “Aku tahu kamu udah menikah. Tapi aku juga tahu, ada bagian dari dirimu yang dulu... hampir jadi milikku.”Anya terdiam. Matanya memandangi Reza dalam-dalam. Ada getir, ada kenangan, tapi tidak ada lagi getaran yang sama seperti dulu. Ia tersenyum, tenang.“Reza, kamu bagian dari fase hidupku yang penting. Tapi sekarang... hatiku sudah menetap,” jawab Anya.Reza menunduk, lalu tertawa kecil. “Itu jawaban yang jujur. Terima kasih karena pernah jadi ‘ramalan’ terbaik dalam hidupku.”Sebelum pergi, Reza mengeluarkan sebuah ben

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 140: Surat dari Reza

    Malam itu, setelah semua tamu pulang dan restoran sudah tutup, Anya tertidur di sofa ruang belakang Ruang Harmoni. Rio menemaninya sambil menyelesaikan laporan di laptop, tetapi tanpa sadar ikut tertidur di kursi seberang.Dalam tidurnya, Anya bermimpi aneh. Ia berada di sebuah taman luas penuh bunga lavender. Di tengah taman ada seorang perempuan tua berambut putih panjang, mengenakan jubah berwarna ungu.Perempuan itu berkata, “Anya, kamu telah melewati banyak lapisan dunia—alam sadar, bawah sadar, dan energi antar dimensi. Sekarang waktumu membimbing, bukan hanya membaca.”Anya ingin bertanya, tapi mulutnya tak bersuara. Perempuan itu mengangkat tangannya, dan cahaya keemasan turun dari langit, menyelimuti Anya. Di antara cahaya itu, terdengar suara-suara anak-anak memanggil namanya, suara-suara orang tua yang merintih, dan bisikan-bisikan dari masa lalu yang pernah ia sentuh melalui tarot.Ketika terbangun, Anya langsung duduk dan menarik napas panjang. Keringat dingin membasahi d

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 139: Kembali Aktif Sebagai Konsultan

    Pagi hari di rumah Rio dan Anya terasa berbeda. Udara terasa lebih segar, sinar matahari menyelinap lembut ke dalam ruang makan, dan aroma kopi yang diseduh Rio memenuhi udara. Anya berdiri di depan jendela besar, mengenakan gaun putih sederhana, memeluk secangkir teh hangat.Hari ini genap dua bulan sejak pernikahan mereka.Rio mendekat, memeluk Anya dari belakang.“Aku pikir cinta hanya tentang perasaan,” kata Anya pelan, “tapi ternyata… cinta juga soal keberanian, memaafkan masa lalu, dan memilih untuk tetap tinggal.”Rio mengecup pelipisnya. “Terima kasih karena tetap memilihku, setiap hari.”Di tengah sarapan sederhana, ponsel Anya berbunyi. Sebuah pesan masuk dari salah satu produser acara televisi lokal yang dulu pernah melihatnya membaca tarot di mall:"Kami tertarik menjadikan Anya sebagai pembaca tarot tetap di segmen spiritual show. Apakah Anda bersedia hadir untuk diskusi minggu ini?"Anya menatap Rio dengan mata berbinar. “Apa ini pertanda, Rio?”Rio tersenyum bangga. “It

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status