Home / Romansa / Gairah Cinta CEO dan Peramalnya / Bab 46: Daya Tarik yang Semakin Kuat

Share

Bab 46: Daya Tarik yang Semakin Kuat

last update Last Updated: 2025-04-08 04:26:12

Anya duduk di apartemennya, menatap foto-foto Nathan yang diberikan Rio. Pikirannya berputar cepat. Jika Nathan memang masih ada di sekitar, kenapa dia tidak muncul di hadapan mereka?

Ponselnya tiba-tiba bergetar. Sebuah pesan masuk dari nomor tak dikenal:

"Berhenti mencari atau kamu akan menyesal."

Anya merasakan bulu kuduknya meremang. Tangannya spontan mengetik balasan, tetapi ragu-ragu sebelum mengirimnya.

Siapa yang mengirim ini? Apakah ada hubungannya dengan Nathan? Ataukah seseorang yang ingin menyembunyikan kebenaran?

Sebelum dia bisa berpikir lebih jauh, ponselnya kembali bergetar. Kali ini panggilan masuk dari Reza.

"Anya, aku di bawah. Buka pintu," suara Reza terdengar sedikit tegang.

Anya segera beranjak, membuka pintu apartemennya. Reza berdiri di sana dengan ekspresi serius.

"Kamu baik-baik saja?" tanyanya sambil menatap Anya lekat.

Anya mengangguk pelan. "Aku baru saja dapat pesan aneh."

Reza meraih ponselnya, membaca pesan tersebut, lalu mendengus pelan. "Sepertinya ad
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 111: Pengkhianatan yang Terungkap

    Anya masih terdiam setelah mendengar peringatan dari Reza. Suasana di kafe yang tadinya hangat mendadak terasa mencekam dalam pikirannya.“Aku nggak ngerti, Za… aku cuma bicara soal dekorasi dan dia minta sesi konsultasi. Sepertinya nggak ada yang aneh,” ucap Anya, masih mencoba mencerna semuanya.Reza menarik napas panjang, mencoba menenangkan dirinya agar tidak menakut-nakuti Anya.“Aku sudah cek latar belakang Yusuf. Dia punya rekam jejak yang nggak bersih, dan aku curiga dia nggak cuma urus dekorasi. Bisa jadi dia bagian dari orang yang nggak suka sama kita atau mau ganggu pernikahan kita.”Anya menelan ludah, dadanya berdebar. Ingatan tentang El dan ancaman dari masa lalu kembali terlintas.“Kamu pikir ini ada hubungannya dengan yang dulu?” bisiknya.Reza meraih tangan Anya, menggenggamnya hangat.“Nggak usah takut. Selama aku ada, nggak akan ada yang bisa sentuh kamu. Kita sudah lewati banyak hal. Aku janji, aku akan lindungi kamu… sampai kapan pun,” ucapnya mantap.Anya mengang

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 110: Rencana Jahat di Balik Tirai

    Beberapa hari setelah Reza menceritakan semuanya pada Anya, suasana hati mereka mulai membaik. Mereka tetap fokus dengan persiapan pernikahan yang tinggal hitungan minggu. Undangan sudah disebar, katering sudah dipilih, bahkan pengajian menjelang pernikahan sudah direncanakan bersama keluarga besar.Namun pagi itu, saat Reza membuka pintu apartemennya, sebuah amplop coklat tanpa nama tergeletak di depan. Ia membukanya dengan hati-hati. Di dalamnya ada foto-foto dirinya bersama Anya, lengkap dengan tulisan tangan berwarna merah:“Kalau pernikahan ini tetap dilanjutkan, bersiaplah kehilangan semuanya.”Reza meremas amplop itu, rahangnya mengeras.“Arman benar-benar serius…”Ia segera menelepon Rio.“Rio, gue dapet ancaman lagi. Dia makin berani.”Tak lama, Rio datang ke apartemen Reza. Mereka duduk sambil memeriksa foto-foto itu.“Ini udah nggak main-main, Za. Kita harus lapor polisi atau sewa pengamanan khusus buat acara nikah nanti,” usul Rio.Reza mengangguk, tapi sebelum ia menjawab

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 109: Batas Kesabaran Reza

    “Anya, lama nggak ketemu ya. Aku denger-denger kamu mau nikah… Tapi kalau ada apa-apa, kamu selalu bisa cerita sama aku, kan?” ucap Dimas sambil tersenyum dengan tatapan tajam ke arah Reza.Reza memperhatikan dengan tenang, namun dalam hati ia mulai waspada. Ia tak ingin ada gangguan dari masa lalu yang merusak hubungan mereka. Setelah pertemuan keluarga selesai, Reza dan Anya sempat bicara di perjalanan pulang.“Za, jangan salah paham ya. Dimas memang dari dulu suka sok perhatian begitu. Aku anggap dia cuma sepupu dan teman,” ujar Anya menenangkan.Reza mengangguk pelan.“Aku ngerti, sayang. Aku percaya sama kamu. Kita fokus ke persiapan kita aja ya.”Walau begitu, diam-diam Reza memutuskan akan lebih waspada pada Dimas. Ia tak ingin calon istrinya diganggu oleh siapa pun. Hubungan mereka sudah terlalu jauh untuk digoyahkan.Perjalanan ke Bandung mempererat hubungan kedua keluarga. Semua sepakat untuk menggelar akad nikah di Jakarta, dilanjutkan dengan resepsi sederhana namun hangat.

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 108: Lamaran Resmi di Hadapan Keluarga

    Dua minggu setelah kejadian di pelabuhan, suasana rumah keluarga Anya penuh kehangatan. Hari itu, Reza dan keluarganya datang bersilaturahmi secara resmi ke rumah orang tua Anya. Bukan sekadar kunjungan biasa — tapi lamaran yang sudah lama dinanti.Anya mengenakan kebaya pastel lembut, rambutnya disanggul sederhana. Senyumnya tak pernah lepas sejak pagi. Reza, dengan batik elegan, duduk berdampingan dengan orang tuanya. Hatinya berdebar, namun wajahnya tetap tenang.Ayah Anya membuka percakapan dengan suara hangat, “Reza, niat baikmu kami hargai. Apalagi kami sudah melihat sendiri bagaimana kamu menjaga dan menyayangi Anya selama ini.”Reza mengangguk hormat.“Pak, Bu… saya datang ke sini dengan niat serius. Saya ingin melamar Anya, membangun rumah tangga bersama, dan membahagiakannya seumur hidup.”Ibunda Anya tersenyum haru. Anya menunduk malu, pipinya merona.Ayah Anya memandang putrinya, lalu kembali menoleh pada Reza.“Kalau Anya sudah mantap dengan pilihan hatinya, kami restui.”

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 107: Janji dalam Badai yang Mengancam

    Mata Anya menajam. Luka pengkhianatan terasa menyesakkan.“Kamu… kamu tega ngelakuin itu ke aku?”Rio menunduk dalam rasa bersalah.“Aku minta maaf. Aku mau tebus semua salahku. Aku bakal bantu kamu dan Reza. Aku janji.”Sementara itu, di luar kafe, seorang pria bertubuh tegap — anak buah Rino — memperhatikan mereka dari balik kaca. Ia mengirim pesan singkat pada Rino.Rio mulai berkhianat. Mau saya habisi?Rino, yang sedang duduk di kantornya, tersenyum dingin.Belum. Biarkan saja dulu. Biar dia pikir dia masih bisa main dua kaki.Di apartemen, Reza yang menunggu kepulangan Anya, menerima pesan dari nomor tak dikenal.Anya dalam bahaya. Rio nggak sebersih yang kamu kira. – RReza mengepalkan tangannya, wajahnya berubah serius. Ia mengambil kunci mobil dan bergegas menyusul Anya ke kafe.Di kafe, Anya menatap Rio tajam.“Aku nggak tahu aku bisa percaya kamu atau nggak. Tapi aku terima niat baik kamu… untuk saat ini.”Rio tersenyum samar, tapi di balik tatapan matanya, jelas ada gejola

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 106: Jejak Bayangan Masa Lalu

    Malam itu, Anya duduk di balkon apartemen sambil menatap kota yang berkelip. Angin malam berhembus lembut, tetapi pikirannya tidak setenang udara sekitar. Ia memikirkan siapa sebenarnya Rino, dan mengapa pria itu begitu terobsesi dengan dirinya dan Reza.Reza datang menghampiri dengan dua cangkir teh hangat. Ia duduk di samping Anya dan menyerahkan secangkir padanya.“Pikiranmu masih tentang ancaman itu, ya?”Anya mengangguk pelan.“Iya… Aku cuma nggak paham, kenapa orang-orang dari masa lalu kita selalu muncul lagi dan bikin kacau.”Reza menarik napas dalam, lalu perlahan berkata,“Sebenarnya aku belum cerita semuanya. Dulu, waktu aku kuliah di luar negeri, Rino itu salah satu teman dekatku. Tapi dia terlibat kasus penggelapan dana besar. Waktu kasus itu terbongkar, dia salah satu orang yang aku laporkan ke pihak kampus dan akhirnya ditangkap.”Anya membelalakkan mata.“Jadi dia dendam sama kamu?”“Iya. Dan aku baru sadar… Dia juga punya koneksi dengan El dulu. Mungkin itulah alasan

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 105: Bayangan Masa Lalu

    Farel akhirnya mengungkapkan, bahwa bertahun-tahun lalu saat Reza masih kuliah, ia pernah terseret dalam sebuah kasus bisnis gelap yang melibatkan penipuan investasi. Meskipun Reza saat itu akhirnya keluar dari lingkaran tersebut dan membenahi hidupnya, rekam jejak itu masih ada dan beberapa orang dari masa lalu itu mulai kembali muncul di Jakarta.“Aku tidak mengatakan Reza orang jahat. Justru dia keluar dari lingkaran itu dengan susah payah. Tapi aku khawatir, mereka yang dulu pernah terlibat bisa mencoba mendekati kalian lagi, bahkan memanfaatkan momen pernikahan kalian untuk balas dendam,” jelas Farel dengan serius.Anya terdiam lama. Pandangannya jatuh pada Reza, yang kini menunduk, wajahnya diliputi rasa bersalah.“Kenapa kamu nggak pernah cerita soal ini ke aku?” bisik Anya.Reza menghela napas dalam.“Aku takut kamu nggak bisa terima masa lalu aku. Aku ingin kamu melihat aku yang sekarang… bukan yang dulu.”Suasana menjadi hening. Namun beberapa menit kemudian, Anya menggengga

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 104: Badai yang Terlewati, Cinta yang Menguat

    Hari-hari Anya dan Reza semakin padat dengan persiapan pernikahan. Di tengah-tengah kesibukan itu, Reza sesekali mengajak Anya meluangkan waktu berdua untuk sekadar makan malam santai atau berjalan-jalan sore, agar mereka tak tenggelam dalam stres persiapan.Sementara itu, Rio, yang diam-diam memendam rasa kepada Anya sejak lama, mulai terlihat berbeda. Ia semakin sering menawarkan bantuan untuk segala hal, bahkan hal-hal kecil. Suatu sore saat mereka bertiga berkumpul untuk rapat vendor, Rio menatap Anya lebih lama dari biasanya. Rina, yang menyadari hal itu, menarik Rio ke samping setelah rapat.“Rio, kamu harus hati-hati dengan perasaanmu. Anya sudah akan menikah dengan Reza,” ujar Rina pelan tapi tegas.Rio menunduk, bibirnya menekan.“Aku tahu, Rin. Aku cuma… aku nggak bisa pura-pura nggak ada apa-apa. Aku suka dia, dari dulu.”Rina menepuk bahu Rio.“Kamu sahabat mereka berdua. Jangan rusak itu. Kalau kamu memang sayang Anya, kamu harus ikut bahagia lihat dia bahagia.”Rio meng

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 103: Restu dan Janji di Hadapan Orang Tua

    Anya tertawa pelan sambil menunjukkan pesan itu pada Reza.“Kayaknya sahabatku sudah nggak sabar ikut heboh.”Hari itu mereka kembali ke Jakarta dengan hati penuh rencana. Setibanya di apartemen, mereka langsung menemui orang tua Anya dan Reza. Kedua keluarga menyambut dengan suka cita dan mendukung rencana mereka sepenuhnya.Minggu-minggu berikutnya diisi dengan berbagai kesibukan. Reza menemani Anya memilih undangan, fitting kebaya akad, dan mencari tempat resepsi yang sesuai. Rio, meskipun menahan rasa di hati, ikut membantu menjadi koordinator tamu.Suatu sore di kafe langganan dekat apartemen, Rina, Anya, dan Rio berkumpul untuk membicarakan konsep dekorasi. Rina bersemangat menunjukkan moodboard yang sudah ia siapkan, sementara Rio diam-diam memperhatikan Anya dengan tatapan lembut.“Anya, kamu benar-benar bahagia sekarang, ya?” tanya Rio, suaranya tenang.Anya mengangguk penuh keyakinan.“Iya, Rio. Aku yakin Reza orang yang tepat untuk aku.”Rio mengulum senyum. Ia menunduk sej

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status