Home / Romansa / Gairah Cinta Tuan Mafia / bab2 ingin memilikimu

Share

bab2 ingin memilikimu

Author: Rentya Karin
last update Last Updated: 2025-07-17 10:12:29

𝘿𝙤𝙤𝙧.... 𝙙𝙤𝙤𝙧..... 𝙙𝙤𝙤𝙧𝙧....

Suara tembakan itu terdengar sangat jelas di luar gudang. Leonardo langsung berdiri. Wajahnya berubah dingin. Aura membunuh langsung menyelimuti seluruh ruangan itu.

Leo menoleh pada anak buahnya yang muncul dari pintu samping.

"Orang-orang Bos Lin datang. Mereka mengejar si saksi juga. Mereka tahu dia ada di sini," lapor pria itu cepat.

Clarissa langsung menatap Leonardo dengan panik. "Siapa Bos Lin? Apa maksudnya mereka juga mengejarku?" tanya Clarissa dengan raut wajah yang terlihat khawatir, sekaligus takut. Belum juga selesai berurusan dengan Leo, malah muncul lagi orang yang mengejarnya. Sungguh sial sekali nasib wanita ini.

Leo menarik pistol dari balik jaket kulitnya, lalu menoleh sebentar ke arah Clarissa. "Itu artinya... hidupmu sekarang lebih bergantung padaku daripada yang kau kira." Ucapnya sekilas memperlihatkan seringai kecil dari sudut bibirnya.

Tanpa berpikir panjang, Leo menarik tangan Clarissa. "Ikut aku. Sekarang." Pintanya.

Clarissa tidak menolak, karena ucapan Leo memang ada benarnya juga. Mungkin saat ini, dia harus bergantung pada pria menyeramkan ini, daripada dia harus di tangkap oleh orang yang bernama bos Lin itu.

Mereka mulai menyelinap keluar melalui jalur belakang gudang. Hujan masih turun dengan deras. Leo memayungi tubuh Clarissa dengan tubuhnya sendiri, menembus gang sempit yang basah dan licin. Anak buahnya berjaga di setiap sisi.

Clarissa berlari sambil terengah, napasnya berat, tapi ia tidak sempat berpikir terlalu banyak. Namun ia baru menyadari satu hal, ia tidak lagi bebas.

Dunia yang ia kenal telah berubah. Dan pria di sampingnya, sang mafia berdarah dingin, adalah satu-satunya pelindung yang ia miliki sekarang. Atau mungkin, ia juga adalah kehancuran hidupnya. Entahlah yang jelas saat ini, Clarissa harus kabur bersama pria berdarah dingin ini.

***

Mereka akhirnya tiba di sebuah vila tersembunyi, jauh di luar kota. Bangunannya megah, tapi dijaga seperti benteng militer. Leo mengganti bajunya yang basah, sementara Clarissa diberi handuk dan pakaian ganti.

Saat malam mulai larut, Clarissa berdiri di balkon kamar yang dipaksa menjadi tempat tidurnya. Angin malam menerpa wajahnya yang cantik alami tanpa polesan make up sedikit pun, namun pikirannya justru penuh dengan kebingungan dan sosok pria bernama Leonardo De Luca. Pria yang menculiknya.

"Takdir macam apa ini? Kenapa aku harus di hadapkan dengan situasi yang seperti ini?" batin Clarissa sambil menatap langit malam yang hitam.

Tidak lama, pintu yang terbuat dari kaca itu terbuka dengan pelan. Leonardo masuk, tanpa suara. Ia hanya mengenakan kaus hitam polos dan celana panjang, lebih santai daripada biasanya.

Berdiri di samping Clarissa, membuat Clarissa langsung tersadar dari lamunannya.

“Kenapa kau belum tidur?” tanya Leo sembari menatap gadis itu dari samping.

Clarissa menoleh, sejenak ia terdiam, terkesima dengan wajah tampan laki-laki itu. Namun sedetik kemudian, Clarissa pun tersadar dan berkata. "Bagaimana aku bisa tidur disaat hidupku bisa berakhir kapan saja?" sambil memalingkan wajahnya dan kembali menatap langit hitam.

Leo menghela nafas panjang, tatapan matanya masih tertuju pada sang gadis yang telah menarik perhatiannya itu. "Justru karena itu, tidurlah. Di tempat ini… aku yang akan menjaga hidupmu." Ucapnya membuat Clarissa kembali menoleh ke arah nya.

"Kenapa kau perduli dengan kehidupanku? Bukankah kamu membawaku kesini karena kamu ingin mengetahui kenyataan tentang kejadian malam itu? Sungguh, aku benar-benar tidak sengaja melewati jalan itu. Percayalah dan bebaskan aku dari sini," kata Clarissa memohon.

"Aku belum puas bermain denganmu, bagaimana mungkin aku akan membebaskanmu," Leo menjeda ucapannya sejenak, kemudian ia pun berkata lagi. "Dan aku akan mencari tahunya sendiri, bukan dari mulutmu. Kau mengerti!" tegas tak terbantahkan.

Clarissa harus menarik nafasnya beberapa kali, menghadapi laki-laki dingin ini, memang harus memiliki kesabaran dan juga mental yang kuat.

Dia tidak boleh takut lagi, atau dia akan terus di permainkan oleh laki-laki ini.

"Jika seperti itu, lebih baik kau bunuh saja aku, tuan!" seru Clarissa dengan amarah yang mulai menggebu-gebu.

Pria itu tak menjawab. Ia hanya mendekat hingga jaraknya membuat Clarissa mundur perlahan, hingga punggungnya menyentuh dinding balkon.

Leonardo menyentuh wajah Clarissa dengan lembut. "Aku tidak tahu… apakah aku harus membunuhmu, menyelamatkanmu, atau... memilikimu." Bisiknya membuat bulu kuduk Clarissa langsung berdiri.

Mata mereka saling menatap. Nafas Clarissa memburu, jantungnya berdetak tak karuan.

Tangan Leo mulai menelusuri wajah cantik itu, hidungnya, matanya, alisnya dan terakhir bibir berwarna pink yang terlihat sangat menggoda. Namun, sebelum pria itu sempat menyentuh bibir pink itu, Clarissa membuang muka dan berkata dengan suara pelan, "Kalau kau punya niat lain... bunuh saja aku sekarang."

Leonardo terdiam sesaat. Lalu ia tertawa kecil, tapi tawa itu terdengar sangat dingin dan menakutkan.

"Kau bukan tipe wanita yang mudah dijinakkan. Tapi itu justru... yang membuat aku makin ingin memiliki hatimu." Kata Leo berterus terang, tidak ada yang ia tutup tutupi sama sekali.

Dia ingin memliki gadis itu, ingin membuat gadis itu jatuh cinta dan terus berada di sampingnya. Dia tidak akan membiarkan gadis itu pergi dari hidupnya.

"Good night baby," bisik Leo, kemudian pergi meninggalkan Clarissa yang kini mulai di selimuti oleh berbagai pertanyaan tentang laki-laki berdarah dingin itu.

"Dia... Dia sudah gila!" teriak Clarissa yang masih dapat di dengar oleh Leo.

Leo hanya terkekeh mendengar teriakan gadis itu, lalu sedetik kemudian wajahnya pun berubah menjadi dingin dan menyeramkan. Entah apa yang ada dalam pikiran laki-laki itu, hanya dirinya sendiri yang mengetahuinya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Gairah Cinta Tuan Mafia   bab6. Untuk pertama kalinya

    Clarissa berdiri di depan cermin, menatap pantulan dirinya dalam gaun malam hitam sederhana namun elegan. Gaun itu tak terlalu terbuka, tapi tetap menonjolkan siluet tubuhnya dengan anggun. Rambutnya digerai, dan sepatu hak tinggi yang diberikan Leonardo terasa agak asing di kaki, seperti dunia tempat ia akan melangkah malam ini."Kau terlihat sangat cantik."Suara itu datang dari belakang. Leonardo muncul dalam setelan jas hitam rapi, dasi merah gelap, dan ekspresi penuh kekuasaan. Satu tatapannya cukup membuat siapa pun bertekuk lutut, termasuk Clarissa, jika ia tidak menguatkan hatinya."Jangan pikir pujianmu akan membuatku lupa siapa dirimu sebenarnya," sindir Clarissa datar.Leonardo hanya menyeringai kecil. "Aku tidak berharap kau lupa. Aku hanya ingin kau tahu bahwa mulai malam ini… dunia yang kau lihat bukan lagi dunia biasa." Tekan Leo yang hanya mendapat deheman pelan dari gadis itu. "Kita berangkat sekarang," ajak Leo sambil sambil menghentikan langkah kakinya. Clarissa me

  • Gairah Cinta Tuan Mafia   bab5 badai belum datang

    Hening. Hanya suara daun-daun bergesekan dan burung liar yang terdengar di tengah belantara. Rumah kayu di kaki gunung itu seperti terisolasi dari dunia, dan bagi Clarissa… ini seperti berada di ambang dua kutub, pelindung dan penculik, ketenangan dan bahaya.Pagi itu, Leonardo pergi sebentar untuk mengurus seseorang, yang entah artinya menginterogasi, menyuap, atau membunuh. Clarissa ditinggalkan dengan pesan pendek, "Jangan pergi ke mana pun. Aku akan tahu." Itu bukan hanya sekedar pesan biasa, melainkan sebuah ancaman. Tapi itu semua demi kebaikan dan keselamatan gadis itu. Di ruang tamu kecil yang hangat, Clarissa duduk sendiri dengan secangkir teh dan rasa gelisah yang tak kunjung reda. Matanya tertuju pada tas kecil miliknya yang sempat ia bawa dari kantor saat kejadian penembakan. Ia baru ingat satu hal, ia masih menyimpan ponsel milik korban, ponsel yang Leonardo pikir sudah hilang.Dengan tangan gemetar, Clarissa mengeluarkan ponsel itu dari saku rahasia tasnya. Layarnya sud

  • Gairah Cinta Tuan Mafia   bab4 cinta dan kehancuran

    Ledakan pertama terdengar begitu keras hingga kaca jendela vila retak. Clarissa menjerit kecil dan menunduk, tubuhnya gemetar hebat. Dia tak tahu siapa yang menyerang atau berapa banyak orang yang datang. Tapi dia tahu satu hal, Leonardo berada di luar sana, melawan sesuatu yang jauh lebih besar dari apa pun yang pernah Clarissa hadapi dalam hidupnya.Tembakan demi tembakan menggema di halaman depan vila. Raungan senapan mesin dan jeritan menyayat membuat udara pagi berubah jadi medan perang. Asap dan bau mesiu menyeruak lewat celah-celah pintu dan jendela.Clarissa merayap ke balik sofa, mencoba mengatur napasnya. Matanya menatap ke sekeliling ruangan, berharap menemukan sesuatu yang bisa ia gunakan untuk bertahan. Tapi tak ada. Yang ada hanya dirinya dan rasa takut yang membara.Tiba-tiba, suara pintu dibuka paksa dari luar. Seorang pria berbadan besar dengan wajah penuh tato masuk membawa pistol."Mereka bilang gadis itu harus di tangkap hidup-hidup!" serunya pada dua pria lain di

  • Gairah Cinta Tuan Mafia   bab3. Satu hal

    Pagi menyingsing pelan di langit Jakarta. Langit masih kelabu, seolah ikut menyimpan kegelisahan yang tersisa sejak malam tadi. Clarissa terbangun dari tidur yang tak nyenyak, tubuhnya menggigil meski selimut tebal sudah membungkusnya semalam. Di luar jendela vila, kabut menggantung rendah di antara pepohonan.Dia mengedarkan pandangan ke sekeliling kamar mewah yang asing, dengan dinding-dinding putih bersih, aroma kayu manis samar, dan cahaya matahari yang mulai menembus tirai. Seharusnya ini seperti hotel bintang lima, tapi tidak, ini adalah penjara emas.Clarissa duduk dan memeluk lututnya. Perasaannya kacau. Ia masih belum bisa mencerna semuanya. Bagaimana hidupnya berubah dalam hitungan jam. Dari sekadar sekretaris kantor ke dunia yang dipenuhi peluru, rahasia, dan pria seperti Leonardo De Luca.Pria itu… terlalu dingin. Terlalu berbahaya. Tapi kenapa justru wajahnya yang pertama kali muncul di benak Clarissa saat membuka mata?BRAK.Pintu terbuka tiba-tiba. Clarissa tersentak da

  • Gairah Cinta Tuan Mafia   bab2 ingin memilikimu

    𝘿𝙤𝙤𝙧.... 𝙙𝙤𝙤𝙧..... 𝙙𝙤𝙤𝙧𝙧.... Suara tembakan itu terdengar sangat jelas di luar gudang. Leonardo langsung berdiri. Wajahnya berubah dingin. Aura membunuh langsung menyelimuti seluruh ruangan itu. Leo menoleh pada anak buahnya yang muncul dari pintu samping. "Orang-orang Bos Lin datang. Mereka mengejar si saksi juga. Mereka tahu dia ada di sini," lapor pria itu cepat.Clarissa langsung menatap Leonardo dengan panik. "Siapa Bos Lin? Apa maksudnya mereka juga mengejarku?" tanya Clarissa dengan raut wajah yang terlihat khawatir, sekaligus takut. Belum juga selesai berurusan dengan Leo, malah muncul lagi orang yang mengejarnya. Sungguh sial sekali nasib wanita ini. Leo menarik pistol dari balik jaket kulitnya, lalu menoleh sebentar ke arah Clarissa. "Itu artinya... hidupmu sekarang lebih bergantung padaku daripada yang kau kira." Ucapnya sekilas memperlihatkan seringai kecil dari sudut bibirnya. Tanpa berpikir panjang, Leo menarik tangan Clarissa. "Ikut aku. Sekarang." Pin

  • Gairah Cinta Tuan Mafia   Bab1. Di culik

    Hujan mengguyur kota dengan deras saat Clarissa berjalan cepat menyusuri trotoar. Jaket tipis yang membalut tubuhnya tak cukup untuk menahan dinginnya malam. Sepatu haknya terendam genangan air, dan tas kecilnya terayun di bahunya. Namun, tak satu pun itu membuat langkahnya goyah. Ia harus kabur. Sebelum orang-orang itu menemukannya.Di balik kaca jendela mobil hitam yang berhenti tak jauh dari sana, seorang pria bertubuh tegap dan wajah dingin mengawasi setiap gerak Clarissa. Matanya tajam, penuh kuasa. Tak ada emosi terpancar di sana, selain rasa tertarik yang samar namun dalam."Temukan dia. Sekarang." Suaranya rendah dan dalam, cukup membuat seluruh anak buahnya langsung bergerak. Ia adalah Leonardo De Luca, pria berdarah campuran Italia-Indonesia, pemimpin keluarga mafia De Luca yang ditakuti dari Palermo hingga ke Jakarta.Clarissa baru saja menyaksikan pembunuhan yang tidak seharusnya ia lihat, dan sayangnya, yang dibunuh adalah klien besar dari De Luca Group. Ia hanya seorang

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status