Beranda / Romansa / Gairah Cinta Tuan Mafia / bab6. Untuk pertama kalinya

Share

bab6. Untuk pertama kalinya

Penulis: Rentya Karin
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-20 08:28:03

Clarissa berdiri di depan cermin, menatap pantulan dirinya dalam gaun malam hitam sederhana namun elegan. Gaun itu tak terlalu terbuka, tapi tetap menonjolkan siluet tubuhnya dengan anggun. Rambutnya digerai, dan sepatu hak tinggi yang diberikan Leonardo terasa agak asing di kaki, seperti dunia tempat ia akan melangkah malam ini.

"Kau terlihat sangat cantik."

Suara itu datang dari belakang. Leonardo muncul dalam setelan jas hitam rapi, dasi merah gelap, dan ekspresi penuh kekuasaan. Satu tatapannya cukup membuat siapa pun bertekuk lutut, termasuk Clarissa, jika ia tidak menguatkan hatinya.

"Jangan pikir pujianmu akan membuatku lupa siapa dirimu sebenarnya," sindir Clarissa datar.

Leonardo hanya menyeringai kecil. "Aku tidak berharap kau lupa. Aku hanya ingin kau tahu bahwa mulai malam ini… dunia yang kau lihat bukan lagi dunia biasa." Tekan Leo yang hanya mendapat deheman pelan dari gadis itu. "Kita berangkat sekarang," ajak Leo sambil sambil menghentikan langkah kakinya.

Clarissa mengangguk pasrah, lalu ia pun berjalan menghampiri Leo. Mereka mulai melangkah bersama keluar vila, dan masuk ke dalam mobil sport hitam yang menunggu di pelataran.

Sepanjang perjalanan menuju tempat pertemuan, Clarissa bisa merasakan ketegangan yang tumbuh. Bukan karena takut, tapi karena firasatnya mengatakan sesuatu akan terjadi malam ini.

***

Di Gedung Tua di Tengah Kota

Sebuah bangunan tua bergaya kolonial berdiri di tengah jantung kota, disamarkan sebagai museum seni. Namun malam ini, tempat itu berubah menjadi lokasi perjamuan rahasia para petinggi mafia dari berbagai negara.

Saat Clarissa masuk bersama Leonardo, semua mata langsung tertuju pada mereka. Beberapa menatapnya dengan kagum, sisanya dengan curiga. Dunia ini, penuh dengan pria berjas dan wanita berdarah dingin, yang membunuh sambil tersenyum, ini benar-benar bukan tempat Clarissa. Namun apa boleh buat, nasi sudah menjadi bubur, dan Clarissa tidak bisa lagi lari dari dunia menyeramkan itu.

Clarissa menggenggam erat lengan Leonardo, dan pria itu tampak menikmati kedekatan mereka. Ia menunduk dan membisikkan kata-kata. "Tersenyumlah. Di sini, senyuman bisa menyelamatkan nyawa."

Clarissa terdiam beberapa saat, ia mencerna ucapan Leo. Bulu kuduknya berdiri, rasa takut mulai menghantuinya. Namun dengan cepat ia pun menepis nya dan meyakinkan diri, jika bersama Leo dia akan selamat.

Leo menuntun Clarissa ke meja tengah, di mana empat pria lain sudah menunggu, seorang Jepang tua dengan tongkat emas, pria berdarah Rusia berwajah penuh luka, dan dua lelaki dari Amerika Selatan dengan tatapan tajam.

"Tuan De Luca," sapa mereka bergantian, menyiratkan rasa hormat. Namun mata mereka sesekali menatap Clarissa. Seolah bertanya, 'Siapa gadis ini? Apakah dia kelemahan baru sang Tuan Mafia?'

Namun sebelum Clarissa sempat menjawab tatapan mereka dengan sikap, langkah sepatu hak tinggi menggema dari arah tangga spiral.

Seorang wanita muncul. Tinggi, cantik, elegan, dan mematikan.

Dengan gaun merah menyala dan rambut pirang keemasan, ia berjalan langsung ke meja mereka seperti ratu. Clarissa nyaris tak bisa bernapas saat melihat Leonardo menegang seketika.

"Amelia von Strauss." Nama itu berbisik di antara para tamu.

Amelia menatap Leonardo dengan senyum miring. "Sudah lama, Leo." Suaranya lembut, namun seperti pisau belati yang menancap pada jantung.

Leonardo berdiri, lalu mencium punggung tangannya, sekilas tindakan formal yang menutupi ketegangan di antara mereka. "Kau masih suka membuat panggung dramatis." Kata Leo membuat wanita bernama Amelia itu terkekeh.

"Aku hanya ingin melihat siapa yang menggantikan posisiku… di sisimu," ujar Amelia sambil melirik Clarissa dengan tatapan menusuk.

Clarissa mengerutkan alis. "Dia siapa?" bisiknya pelan pada Leonardo.

"Wanita yang dulu nyaris membuatku kehilangan segalanya," jawab Leonardo datar. "Dan sekarang dia kembali, dan itu bukan berarti hal baik." Lanjut Leo membuat Clarissa langsung terdiam, tidak lagi berkata-kata.

***

Beberapa Saat Kemudian, Balkon Rahasia

Clarissa menyelinap ke balkon untuk menghirup udara. Pesta itu terlalu mewah untuk ukuran acara berdarah seperti ini. Ia merasa seperti domba di kandang serigala. Dan kini, seekor serigala betina muncul dalam wujud wanita bernama Amelia.

Tak lama, Amelia bergabung. Tanpa ragu, ia berdiri di samping Clarissa dan menyalakan rokok.

"Kau pikir kau mengerti pria seperti Leonardo?" tanya Amelia pelan. "Pria itu tak punya ruang untuk cinta. Hanya obsesi dan penguasaan." Lanjut wanita itu lagi.

Clarissa menoleh, dia menatap Amelia dengan tatapan tajam. "Aku tidak butuh saran dari seseorang yang ditinggalkan.”

Amelia tertawa pelan, ia menghisap sebatang rokok itu, lalu berkata. "Aku tidak ditinggalkan, manis. Aku pergi... karena aku tahu, suatu saat dia akan menghancurkan siapa pun yang ia ‘sayangi’."

Clarissa tak menjawab. Tapi kata-kata itu membekas. Ia tahu Leonardo adalah badai. Tapi ia tak sadar, betapa banyak korban yang sudah terhempas karenanya.

***

Malam Itu Kembali ke Vila...

Perjalanan pulang berlangsung dalam hening. Leonardo menyetir sendiri, sementara Clarissa menatap jendela dengan pikiran berkecamuk. Sepanjang perjalanan mereka hanya diam membisu, sama sekali tidak ada yang bersuara.

Setibanya di vila, Clarissa langsung masuk ke kamar tanpa sepatah kata. Namun, beberapa menit kemudian, Leonardo menyusul, membuka pintu dan berdiri di ambang puntu dengan wajah lelah.

"Kau marah?" tanyanya.

Clarissa menoleh. "Marah? Untuk apa aku marah? Aku hanya mencoba memahami... siapa sebenarnya dirimu. Dan apa sebenarnya yang kau mau dariku?"

Leonardo berjalan mendekat, menatap gadis itu lekat-lekat. "Aku juga sedang mencari tahu. Tapi saat kau pergi ke balkon tadi... aku panik." katanya di iringi dengan hembusan nafasnya yang kasar.

Clarissa mengerutkan dahi dan menatap laki-laki itu. "Kenapa?"

Leonardo menghela napas dalam, tatapan matanya masih tertuju pada gadis itu. "Karena aku takut... kau akan memilih lari. Atau menghilang."

Clarissa langsung berdiri dari tempat tidurnya. "Kalau aku hilang, apa yang akan kau lakukan?" tanyanya penasaran.

Leonardo berjalan semakin mendekat. Tangannya menyentuh pinggang Clarissa, lembut namun penuh kuasa. "Aku akan mencari ke seluruh dunia. Dan saat kutemukan, aku tak akan biarkan kau hilang lagi." Ucapannya sangat tegas dan penuh keyakinan.

Clarissa menatap matanya. Jantungnya mulai berdebar dengan sangat cepat, sementara wajahnya terlihat merona.

Dan untuk pertama kalinya, ia tidak menarik diri ketika bibir Leonardo menyentuh miliknya, hangat, intens, dan penuh emosi yang selama ini tertahan.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Gairah Cinta Tuan Mafia   bab6. Untuk pertama kalinya

    Clarissa berdiri di depan cermin, menatap pantulan dirinya dalam gaun malam hitam sederhana namun elegan. Gaun itu tak terlalu terbuka, tapi tetap menonjolkan siluet tubuhnya dengan anggun. Rambutnya digerai, dan sepatu hak tinggi yang diberikan Leonardo terasa agak asing di kaki, seperti dunia tempat ia akan melangkah malam ini."Kau terlihat sangat cantik."Suara itu datang dari belakang. Leonardo muncul dalam setelan jas hitam rapi, dasi merah gelap, dan ekspresi penuh kekuasaan. Satu tatapannya cukup membuat siapa pun bertekuk lutut, termasuk Clarissa, jika ia tidak menguatkan hatinya."Jangan pikir pujianmu akan membuatku lupa siapa dirimu sebenarnya," sindir Clarissa datar.Leonardo hanya menyeringai kecil. "Aku tidak berharap kau lupa. Aku hanya ingin kau tahu bahwa mulai malam ini… dunia yang kau lihat bukan lagi dunia biasa." Tekan Leo yang hanya mendapat deheman pelan dari gadis itu. "Kita berangkat sekarang," ajak Leo sambil sambil menghentikan langkah kakinya. Clarissa me

  • Gairah Cinta Tuan Mafia   bab5 badai belum datang

    Hening. Hanya suara daun-daun bergesekan dan burung liar yang terdengar di tengah belantara. Rumah kayu di kaki gunung itu seperti terisolasi dari dunia, dan bagi Clarissa… ini seperti berada di ambang dua kutub, pelindung dan penculik, ketenangan dan bahaya.Pagi itu, Leonardo pergi sebentar untuk mengurus seseorang, yang entah artinya menginterogasi, menyuap, atau membunuh. Clarissa ditinggalkan dengan pesan pendek, "Jangan pergi ke mana pun. Aku akan tahu." Itu bukan hanya sekedar pesan biasa, melainkan sebuah ancaman. Tapi itu semua demi kebaikan dan keselamatan gadis itu. Di ruang tamu kecil yang hangat, Clarissa duduk sendiri dengan secangkir teh dan rasa gelisah yang tak kunjung reda. Matanya tertuju pada tas kecil miliknya yang sempat ia bawa dari kantor saat kejadian penembakan. Ia baru ingat satu hal, ia masih menyimpan ponsel milik korban, ponsel yang Leonardo pikir sudah hilang.Dengan tangan gemetar, Clarissa mengeluarkan ponsel itu dari saku rahasia tasnya. Layarnya sud

  • Gairah Cinta Tuan Mafia   bab4 cinta dan kehancuran

    Ledakan pertama terdengar begitu keras hingga kaca jendela vila retak. Clarissa menjerit kecil dan menunduk, tubuhnya gemetar hebat. Dia tak tahu siapa yang menyerang atau berapa banyak orang yang datang. Tapi dia tahu satu hal, Leonardo berada di luar sana, melawan sesuatu yang jauh lebih besar dari apa pun yang pernah Clarissa hadapi dalam hidupnya.Tembakan demi tembakan menggema di halaman depan vila. Raungan senapan mesin dan jeritan menyayat membuat udara pagi berubah jadi medan perang. Asap dan bau mesiu menyeruak lewat celah-celah pintu dan jendela.Clarissa merayap ke balik sofa, mencoba mengatur napasnya. Matanya menatap ke sekeliling ruangan, berharap menemukan sesuatu yang bisa ia gunakan untuk bertahan. Tapi tak ada. Yang ada hanya dirinya dan rasa takut yang membara.Tiba-tiba, suara pintu dibuka paksa dari luar. Seorang pria berbadan besar dengan wajah penuh tato masuk membawa pistol."Mereka bilang gadis itu harus di tangkap hidup-hidup!" serunya pada dua pria lain di

  • Gairah Cinta Tuan Mafia   bab3. Satu hal

    Pagi menyingsing pelan di langit Jakarta. Langit masih kelabu, seolah ikut menyimpan kegelisahan yang tersisa sejak malam tadi. Clarissa terbangun dari tidur yang tak nyenyak, tubuhnya menggigil meski selimut tebal sudah membungkusnya semalam. Di luar jendela vila, kabut menggantung rendah di antara pepohonan.Dia mengedarkan pandangan ke sekeliling kamar mewah yang asing, dengan dinding-dinding putih bersih, aroma kayu manis samar, dan cahaya matahari yang mulai menembus tirai. Seharusnya ini seperti hotel bintang lima, tapi tidak, ini adalah penjara emas.Clarissa duduk dan memeluk lututnya. Perasaannya kacau. Ia masih belum bisa mencerna semuanya. Bagaimana hidupnya berubah dalam hitungan jam. Dari sekadar sekretaris kantor ke dunia yang dipenuhi peluru, rahasia, dan pria seperti Leonardo De Luca.Pria itu… terlalu dingin. Terlalu berbahaya. Tapi kenapa justru wajahnya yang pertama kali muncul di benak Clarissa saat membuka mata?BRAK.Pintu terbuka tiba-tiba. Clarissa tersentak da

  • Gairah Cinta Tuan Mafia   bab2 ingin memilikimu

    𝘿𝙤𝙤𝙧.... 𝙙𝙤𝙤𝙧..... 𝙙𝙤𝙤𝙧𝙧.... Suara tembakan itu terdengar sangat jelas di luar gudang. Leonardo langsung berdiri. Wajahnya berubah dingin. Aura membunuh langsung menyelimuti seluruh ruangan itu. Leo menoleh pada anak buahnya yang muncul dari pintu samping. "Orang-orang Bos Lin datang. Mereka mengejar si saksi juga. Mereka tahu dia ada di sini," lapor pria itu cepat.Clarissa langsung menatap Leonardo dengan panik. "Siapa Bos Lin? Apa maksudnya mereka juga mengejarku?" tanya Clarissa dengan raut wajah yang terlihat khawatir, sekaligus takut. Belum juga selesai berurusan dengan Leo, malah muncul lagi orang yang mengejarnya. Sungguh sial sekali nasib wanita ini. Leo menarik pistol dari balik jaket kulitnya, lalu menoleh sebentar ke arah Clarissa. "Itu artinya... hidupmu sekarang lebih bergantung padaku daripada yang kau kira." Ucapnya sekilas memperlihatkan seringai kecil dari sudut bibirnya. Tanpa berpikir panjang, Leo menarik tangan Clarissa. "Ikut aku. Sekarang." Pin

  • Gairah Cinta Tuan Mafia   Bab1. Di culik

    Hujan mengguyur kota dengan deras saat Clarissa berjalan cepat menyusuri trotoar. Jaket tipis yang membalut tubuhnya tak cukup untuk menahan dinginnya malam. Sepatu haknya terendam genangan air, dan tas kecilnya terayun di bahunya. Namun, tak satu pun itu membuat langkahnya goyah. Ia harus kabur. Sebelum orang-orang itu menemukannya.Di balik kaca jendela mobil hitam yang berhenti tak jauh dari sana, seorang pria bertubuh tegap dan wajah dingin mengawasi setiap gerak Clarissa. Matanya tajam, penuh kuasa. Tak ada emosi terpancar di sana, selain rasa tertarik yang samar namun dalam."Temukan dia. Sekarang." Suaranya rendah dan dalam, cukup membuat seluruh anak buahnya langsung bergerak. Ia adalah Leonardo De Luca, pria berdarah campuran Italia-Indonesia, pemimpin keluarga mafia De Luca yang ditakuti dari Palermo hingga ke Jakarta.Clarissa baru saja menyaksikan pembunuhan yang tidak seharusnya ia lihat, dan sayangnya, yang dibunuh adalah klien besar dari De Luca Group. Ia hanya seorang

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status