Sampai apa hayooo 😂 ada yang bisa nebak ga nih?
"Apa aku harus memuaskan dia malam ini?" Ide gila macam apa ini? Oh, astaga, bisa-bisanya Tisya memikirkan hal yang tak akan pernah terjadi di antara mereka berdua. Yah, setahu Tisya suaminya sangat anti dengan sentuhan. Untuk itulah, dia sangat yakin, jika di dalam pernikahan kontrak keduanya tak akan pernah terjadi hal-hal demikian. Akan tetapi, entah kenapa pipinya tiba-tiba memerah dan refleks mengembung, dengan bibir bergetar, menahan rasa aneh yang baru pertama kali ini dia rasakan. "Aku dulu pernah menikah, tetapi aku tidak pernah merasakan jantungku berdetak kencang seperti ini, saat mengingat suamiku dulu," celetuk Tisya, yang benar adanya. Karena selama dia menjalani pernikahan sirinya dulu, seingatnya dia tak pernah saling menyentuh. Jika Tisya sedang berjibaku dengan pikiran absurdnya, maka bebeda dengan Derren yang sedang berjalan mondar-mandir, layaknya setrikaan rusak. "Sial!" umpat Derren yang kembali mengingat bebda pusakanya sempat nyaris kehilangan kendali, d
Aryesta? Nama itu membuat Tisya flashback pada kejadian beberapa bulan terakhir, ketika dirinya menikahi laki-laki beristri. Dan wanita yang menjadi istrinya bernama Aryesta. Lalu apa ini? Kenapa para pelayan berkata seperti itu? Apakah ada hubungan antara Aryesta— madunya dulu dengan Derren suaminya? Tapi ada hubungan apa? Kenapa semuanya seperti sebuah kebetulan yang sulit Tisya pahami. Oh astaga, kepala Tisya seolah nyaris pecah, hingga bisik-bisik para pelayan langsung menghilang, dan membuat Tisya mengerjapkan matanya bingung. Namun, akhirnya mengabaikan keanehan itu. Menghela napas, dan mulai melangkah kembali meminum air dingin, tetapi belum juga air itu melewati kerongkongan, tiba-tiba saja ekor matanya melihat sosok Derren yang sedang menatapnya tajam. Byur! Refleks mata kedua anak manusia itu membulat sempurna. Tisya yang terkejut air minumnya menyembur, sementara Derren melotot, kaus hitamnya basah karena ulah istrinya. "Apa yang kamu lakukan, Tisya!" geram Derre
Sialan! Dengan tangan mengepal kencang, Derren mencoba menyingkir ke sisi kiri. Akan tetapi, bukannya Tisya menjauh, dia justru semakin menempel layaknya lem super kuat yang tak bisa Derren tepis agar menyingkir. Yang makin parahnya lagi, gairahnya sebagai pria dewasa entah mengapa langsung terusik, padahal hanya gara-gara ketempelan istrinya, dan embusan napas hangat Tisya, tetapi Derren kini justru tengah mati-matian menahan diri. "Apa aku sudah gila?" umpat Derren pada dirinya sendiri yang merasa jika celana bahannya sudah sangat sesak di bawah sana. Dan akhirnya, mereka tidur dengan keadaan bertolak belakang. Jika Tisya tidur sangat nyenyak, karena memang dia belum bisa beristirahat dengan benar selama dua hari ini, maka berbeda dengan Derren, pria itu justru terjaga semalaman, dan baru bisa nyenyak, ketika menjelang subuh. Istri dadakannya ini memang benar-benar sialan. Mana bisa membuat Derren tak tidur semalaman, hanya karena wanita itu menempel layaknya prangko. Kini
"Jatuh cinta sepuasmu. Tapi ...." Ucapan Derren menggantung, memberikan ruang untuk istrinya berbicara, tetapi yang ada justru tatapan bingung yang Tisya berikan. Tapi apa? Kalimat tersebut hanya ada di dalam pikiran Tisya, tanpa mampu dia utarakan. Wanita itu memilih untuk bungkam, dan menunggu kalimat selanjutnya. Melihat istrinya tak ada respon, akhirnya Derren melanjutkan, "Tapi aku tidak akan bertanggung jawab jika kamu terbawa perasaan pada pernikahan ini." Deg! Saat itulah, jantung Tisya seolah diledakan dari dalam, sehingga membuatnya mematung. Apa katanya tadi ... Derren enggan bertanggung jawab, jika dirinya terbawa perasaan? Apakah dia sejelek itu? Sampai-sampai suami mendadaknya ini terlihat seperti tak sudi memiliki hubungan lebih, daripada hanya pernikahan kontrak ini saja? Tetapi kalau dilihat-lihat dirinya tak sejelek itu. Namun, kenapa Derren terlihat sangat membencinya? Oh, sungguh demi apa pun, Tisya sangat penasran pada background story suaminya. Siap
"T–Tuan tahu dari mana?" gagap sudah suara Tisya, akibat rasa syok yang dia terima dari suaminya. Dari mana pria di atasnya ini tahu semua tentang masa lalu Tisya? Padahal Tisya menutupnya serapat mungkin. Dia pun memutuskan pindah ke London, ikut bersama nenek kandungnya, karena ingin menghindari konflik di Indonesia. Lantas apa yang dia hadapi sekarang, kenapa terkesan jauh lebih mengerikan daripada saat dirinya tinggal di Indonesia? Apalagi melihat Derren, entah kenapa aura suaminya ini sangat mendominasi, dan sangat misterius. Bahkan, Tisya tak paham akan tujuan Derren sebenernya memperistri dirinya. Tisya tahu pernikahan mendadak keduanya memang atas kesepakatan bersama, dan Tisya yang kala itu merasa terpojok, karena dikejar renternir, hingga membahayakan nyawanya. Namun, pertemuan tak terduga dia dengan Derren seolah takdir memang mempertemukan mereka. Yang akhirnya Tisya merasa sedikit ada kejanggalan. Kejanggalan itu Tisya rasakan saat Derren yang langsung meminta hak
"Layani aku malam ini!" Satu kalimat yang memuat dada Tisya berdebar sangat kencang. Hingga jari-jarinya saling dan tubuhnya sedikit gemetar. Rasa takut menyelusup masuk ke dalam dadanya, hingga bayangan ketika dirinya beranjak remaja kembali ternging. Bayangan ketika dirinya hendak dirubah paksa oleh laki-laki yang usianya di atas dia, seketika itu juga Tisya merasa ulu hatinya mual, yang spontan menutup mulut. Kemudian Tisya segera berbalik menuju kamar mandi, memuntahkan isi dalam perutnya. Hal tersebut tentu saja membuat Derren terkejut, kenapa istrinya mual-mual begitu? Apakah Tisya sedang hamil? Tapi mana mungkin bisa? Karena penasaran, akhirnya Derren menghampiri pesan istri yang baru saja keluar dari kamar mandi. "Sejak kapan kamu hamil?" Kalimat tersebut membuat Tisya melotot tak percaya dengan perasaan bingung. "M–maksud Tuan, apa?" Bingung Tisya. Kenapa pula suami dadakannya ini bertanya hal demikian? Di saat Tisya merasa bingung, maka Derren justru mendecih sin