Home / Romansa / Gairah Membara Paman Tunanganku / BAB 23 - Hanya Sebatas Ranjang

Share

BAB 23 - Hanya Sebatas Ranjang

last update Huling Na-update: 2025-10-17 21:46:40

Malam itu, Serena berdiri di depan cermin, mencoba menenangkan dirinya. Apa yang terjadi di kantor tadi sore bersama Steave, cukup membuat Serena semakin rendah.

Ia menatap pantulan dirinya dengan campuran gugup dan bingung. Pertemuan dengan keluarga Whitmore. Terutama ibunya Ethan, orang yang paling mendukung pertunangan mereka.

“Semoga aku tidak melakukan kesalahan nanti,” gumamnya menghela napas.

Gaun yang ia kenakan berwarna biru lembut dengan potongan elegan. Bahan satin tipisnya mengikuti lekuk tubuhnya tanpa berlebihan. Tali bahu tipis dengan aksen renda putih menambah kesan manis, sedangkan potongan A-line pada bagian bawah membuat gerakannya tampak ringan dan anggun.

Rambutnya diikat setengah ke belakang dengan jepit mutiara kecil yang ia beli sendiri dua minggu lalu. Ia tidak menggunakan banyak riasan, hanya meka up tipis, lipstik, dan sedikit maskara.

Serena menatap sekali dirinya di kaca, lalu meraih tas tangan kecil. Ia tidak ingin membuat Ethan semakin curiga saat tahu
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Gairah Membara Paman Tunanganku   BAB 28- Rencana Pernikahan

    Serena turun dari taksi tepat di depan rumah besar bergaya klasik milik keluarga Collins. .Ia membayar ongkos taksi, lalu mengucapkan terima kasih singkat.Begitu pintu besar terbuka. Seorang pelayan tua yang sudah mengenalnya sejak kecil menunduk sopan.“Selamat malam, Nona Serena.”“Selamat malam.”Pelayan itu tersenyum lembut, namun matanya terlihat cemas. Ia tahu hubungan Serena dengan keluarga ini tidak pernah baik lagi sejak kedatangan orang asing.Langkah Serena berhenti di ambang ruang tamu. Di sana, duduk dua wanita yang wajahnya selalu ia lihat dengan perasaan kesal. Claudia, ibu tirinya, serta Marissa, kakak tirinya yang cantik namun penuh kesombongan.Mereka berdua menatap Serena dengan senyum sinis yang lebih terasa seperti ejekan.“Lihat siapa yang akhirnya datang juga,” ujar Claudia tanpa menutupi nada dinginnya.Serena hanya menatap sebentar, lalu berjalan melewati mereka. “Ayah di mana?” tanyanya datar.“Di atas. Ayah sedang bicara hal penting dengan Ethan,” jawab Ma

  • Gairah Membara Paman Tunanganku   BAB 27- Merendahkan Harga Diri Di depanmu

    Sore sebelum jam pulang kerja hampir selesai, Serena menutup laptopnya dan merapikan barang-barang yang telah digunakan.Hari ini ia memutuskan akan pulang ke rumah orang tuanya, ia harus selesaikan masalah pertunangan ini secepatnya. Dulu, ia menyetujui semua perkataan ayahnya karena dialah yang membiayai semua pengobatan ibunya. Sekarang? Mereka lepas tangan, tidak ingin bertanggung jawab, tapi meminta lebih dari Serena. Suntikan dana dari keluarga Ethan sudah sangat cukup mengembangkan kembali bisnis ayahnya yang sempat bermasalah, sekarang Serena tidak akan lagi menjadi pion mereka.Ia melihat satu demi satu rekan kerja mulai beranjak pulang. Hanya suara detak jam dan langkah sepatu di koridor yang sesekali terdengar.Saat Serena hendak berdiri, matanya menangkap sosok perempuan yang baru saja masuk ke lantai itu. Wanita itu tampak begitu mencolok di antara karyawan lain. Serena sempat terpaku, matanya mengikuti langkah wanita itu yang semakin mendekat. Wanita itu berhenti tepat

  • Gairah Membara Paman Tunanganku   BAB 26- Pernikahan Yang Akan diepercepat

    Pagi ini, Serena tiba lebih awal di kantor, berharap bisa menenggelamkan diri dalam pekerjaan agar pikirannya tidak lagi melayang pada malam itu.Ia memutar laptop, membuka dokumen laporan keuangan yang harus diserahkan hari ini. Pandangannya berusaha fokus, meskipun jemarinya sempat berhenti beberapa kali. Ada sebuah notifikasi masuk di ponsel membuatnya melirik cepat. Pesan dari rumah sakit.(Kondisi Ibu Anda stabil, tidak perlu khawatir. Kami akan kabari bila ada perkembangan baru)Serena mengembuskan napas lega. Beban kecil di pundaknya terasa terangkat. Ia menatap layar sejenak sebelum kembali mengetik. Semuanya harus selesai hari ini. Ia ingin terlihat normal, seolah tidak ada yang terjadi beberapa hari ini.Suara langkah terdengar mendekat. Rekannya, Maya, muncul di depan meja sambil membawa beberapa berkas.“Serena, ini tanda tangan dari tim proyek yang kemarin kau minta,” katanya.“Terima kasih, Maya.”Maya menatapnya sejenak, memperhatikan wajah Serena yang tampak pucat. “K

  • Gairah Membara Paman Tunanganku   BAB 25- Kau Menginginkanku?

    “Steave, buka!” Steave membuka pintu dengan enggan. Ia bisa merasakan kemarahan Viviane hanya dari nada suaranyaWanita itu berdiri di hadapannya, tak ada sikap formal atau pun basa-basi seperti biasa yang dilakukannya. “Di mana dia?” tanya Viviane dingin, menatap sekeliling ruangan. “Kau menyembunyikan seorang perempuan di sini?” Wanita itu langsung masuk tanpa Steave mempersilahkan.Steave tidak menjawab. Ia hanya menutup pintu di belakangnya dan berdiri diam beberapa langkah dari Viviane. Tatapannya tidak menunjukkan rasa bersalah.Viviane mulai berjalan ke arah ruang tamu, membuka satu per satu pintu dengan kasar. “Serius, Steave? Kau membawa perempuan lain ke rumah ini? Tinggal bersamamu?” Ia menatap sekeliling apartemen yang masih rapi, meski sangat bersih dan tidak ada bukti yang menunjukkan adanya orang lain di tempat ini, Viviane sangat yakin Steave telah merapikannya.“Viviane,” suara Steave akhirnya terdengar. “Jangan berteriak di sini.”Wanita itu berbalik cepat, matany

  • Gairah Membara Paman Tunanganku   BAB 24- Hukuman Penuh Nafsu

    Steave baru saja membuka pintu apartemennya. Sepanjang perjalanan dari kediaman keluarga Whitmore, Steave merasa sedikit kejam pada Serena.Saat masuk, ruangan apartemen sangat sepi. Ia pikir Serena akan menunggunya di ruang tamu. “Serena?” panggilnya, tapi tak ada jawaban.Steave berjalan ke arah kamar. Pintu kamar terbuka sedikit, dan dari dalam terdengar suara gemericik air. Alisnya terangkat.Dia melangkah masuk, lalu memanggil lagi. “Serena, kau di dalam?”Tak ada jawaban juga. Hanya suara air yang mengalir terus dari kamar mandi.Ketika Steave mendorong pintu perlahan, pandangan matanya menangkap sosok Serena yang duduk di dalam bathtub, dengan air mengucur dari shower yang masih menyala di atas kepalanya.Bahunya berguncang karena air mata bercampur dengan air di wajahnya, menetes tanpa suara.Steave sempat terdiam beberapa detik. Entah kenapa pemandangan itu membuatnya merasa puas juga sekaligus iba. Ia mendekat, tapi Serena tidak menyadari kehadirannya sampai ia mematikan

  • Gairah Membara Paman Tunanganku   BAB 23 - Hanya Sebatas Ranjang

    Malam itu, Serena berdiri di depan cermin, mencoba menenangkan dirinya. Apa yang terjadi di kantor tadi sore bersama Steave, cukup membuat Serena semakin rendah.Ia menatap pantulan dirinya dengan campuran gugup dan bingung. Pertemuan dengan keluarga Whitmore. Terutama ibunya Ethan, orang yang paling mendukung pertunangan mereka.“Semoga aku tidak melakukan kesalahan nanti,” gumamnya menghela napas.Gaun yang ia kenakan berwarna biru lembut dengan potongan elegan. Bahan satin tipisnya mengikuti lekuk tubuhnya tanpa berlebihan. Tali bahu tipis dengan aksen renda putih menambah kesan manis, sedangkan potongan A-line pada bagian bawah membuat gerakannya tampak ringan dan anggun. Rambutnya diikat setengah ke belakang dengan jepit mutiara kecil yang ia beli sendiri dua minggu lalu. Ia tidak menggunakan banyak riasan, hanya meka up tipis, lipstik, dan sedikit maskara. Serena menatap sekali dirinya di kaca, lalu meraih tas tangan kecil. Ia tidak ingin membuat Ethan semakin curiga saat tahu

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status