Share

BAB 2-Tamu Tak Terduga

Penulis: Cassian Story
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-13 23:44:50

Serena menatap rumah besar keluarga Collins yang malam itu tampak lebih ramai dari biasanya. Lampu-lampu halaman menyala terang, biasanya sang ayah hanya akan menghidupkan lampu itu untuk menyambut tamu penting.

Yang dilihat Serena, mobil-mobil mewah berjajar rapi di depan pintu utama.

“Apa ada seseorang yang datang? Pasti rekan bisnis Ayah,” gumamnya.

Begitu pintu besar dibuka, sosok Claudia, ibu tirinya, menyambut dengan senyum penuh kepalsuan. Senyum yang begitu janggal hingga membuat Serena hampir mengerutkan dahi.

"Serena, sayang. Akhirnya kamu pulang juga. Ayahmu sudah menunggumu," ucap Claudia terdengar lembut, seolah penuh kasih sayang.

Serena berhenti sejenak. Rasanya ingin tertawa, karena Claudia jarang sekali atau bahkan tidak pernah menyapanya seperti itu. Biasanya wanita itu hanya bicara seperlunya, dengan nada setengah angkuh yang sering membuat Serena malas menjawab.

"Iya, Bu," jawab Serena singkat, mencoba menutupi rasa curiga yang menggelayut. Ia melangkah masuk.

Di ruang tamu, ayahnya, Richard Collins, tampak sedang berbincang serius dengan seorang pria. Serena mengerutkan kening ketika pandangannya bertemu dengan mata tajam pria itu. Posturnya tegap, wajah yang maskulin dengan rahang tegas, setelan jas hitamnya jatuh sempurna. Ada aura berwibawa sekaligus dingin yang sulit diabaikan.

"Serena, sini," panggil Richard.

Serena berjalan mendekat. Ayahnya menepuk pundaknya dengan penuh bangga, lalu memperkenalkannya. "Ini Steave Alexander Whitmore. Dia rekan bisnis baru Ayah."

Jantung Serena berdetak lebih cepat. Whitmore. Nama itu langsung menghubungkan pikirannya pada Ethan. Benar, pria ini adalah pamannya. Serena menelan ludah, berusaha menyembunyikan keterkejutannya.

"Senang berkenalan denganmu," ucap Steave, suaranya berat, dalam, dan tenang.

Serena mengangguk sopan. "Saya juga."

Ia berusaha tetap terlihat biasa, meski ada rasa tidak nyaman yang tiba-tiba menyusup. Kehadiran pria ini begitu mendadak. Dan ayahnya sama sekali tidak pernah memberi kabar sebelumnya.

***

Makan malam digelar dengan mewah di ruang keluarga. Meja panjang penuh hidangan mahal, mulai dari steak, sup krim, hingga wine yang hanya disentuh oleh orang-orang dewasa.

Serena duduk di samping ayahnya, sementara Claudia dan Marissa duduk berhadapan. Steave berada di ujung meja, posisi yang menunjukkan kehormatan tersendiri.

Richard banyak bicara soal kerja sama mereka. Tentang investasi baru, bisnis, juga rencana yang terdengar terlalu strategis. Serena hanya mendengarkan sambil menunduk sesekali, menyuapkan makanan ke mulutnya dengan tenang.

Sesekali matanya bertemu dengan tatapan Steave. Bukan tatapan yang terang-terangan, tapi ada kehadiran tajam yang sulit dijelaskan. Seolah pria itu mengamati dirinya seperti seseorang yang tertarik.

"Ibu dengar kamu baru pulang dari kantor, Serena?" tanya Claudia tiba-tiba, suaranya dibuat manis.

Serena mengangguk, tersenyum tipis. "Iya, Bu."

"Bagus, setelah mendapat pengalaman yang cukup. Kamu pasti bisa membantu bisnis keluarga nanti."

Serena tidak menjawab. Ia tahu kalimat itu tidak sepenuhnya tulus. Claudia hanya ingin membuatnya terlihat sopan di depan tamu.

Di sisi lain, Marissa, kakak tirinya, mulai menunjukkan aksinya. Ia tersenyum genit setiap kali melirik Steave. Tangannya dengan sengaja menyentuh rambut panjangnya, memainkan helaiannya, mencoba terlihat anggun.

"Mr. Whitmore," suara Marissa terdengar lembut, "bagaimana bisa seorang pria seperti Anda masih sendiri? Sepertinya tidak sulit menemukan pasangan, ya."

Steave menoleh perlahan. Tatapannya dingin, begitu menusuk, hingga membuat senyum Marissa menegang sepersekian detik. "Saya tidak pernah membicarakan hal pribadi di meja makan," jawabnya datar.

Suasana sedikit canggung. Richard tersenyum kecil, mencoba menetralkan suasana. Sementara Claudia berpura-pura sibuk dengan hidangan di piringnya. Serena hanya diam, menahan perasaan yang semakin tidak karuan, karena jelas-jelas Steave sama sekali tidak tertarik pada Marissa.

****

Makan malam selesai tanpa banyak bicara. Richard segera masuk ke ruang kerja untuk membicarakan detail bisnis yang belum selesai, begitupun Claudia. Marissa asyik dengan ponselnya, sibuk mengirim pesan entah kepada siapa.

Rayuannya pada Steave tidak ditanggapi dengan baik, ia jengkel.

Serena, yang merasa sesak dengan atmosfer rumah itu, memutuskan keluar. Ia melangkah ke taman samping, mencari udara segar. Serena duduk di sana, memeluk dirinya sendiri, menikmati sejenak ketenangan.

Ia menghela napas panjang, menatap kosong langit malam. Rumah ini memang megah, tetapi selalu terasa asing. Ia tidak pernah benar-benar tenang saat di rumah.

“Sesuatu mengganggumu, Nona?”

Serena terlonjak mendengar suara bariton yang cukup rendah itu di telinganya, ia buru-buru menoleh dan mendapati Steave entah sejak kapan duduk di bangku tak jauh dari tempatnya berdiri, dengan lengan kemejanya yang digulung keatas, memperlihatkan otot lengannya yang menyembul, dan sebatang rokok yang sepertinya masih baru dinyalakan terselip di kedua bibirnya.

Wanita itu buru-buru meminta maaf terhadap tamu penting ayahnya itu. “Maafkan aku tuan, aku tidak tahu anda berada di sini,” ucapnya. “Aku tidak akan mengganggu anda,”

Serena baru saja akan berbalik, tapi suara itu lagi-lagi menghentikannya. “tidak perlu!”

Steave berdiri, “Ini rumahmu, kenapa harus kau yang pergi,” ucapnya, melangkah mendekati Serena yang masih terpaku di tempatnya, lebih tepatnya ia melewati Serena, hendak pergi.

Namun tiba-tiba, seolah melupakan sesuatu, Steave berbalik dan mendekati Serena lagi.

“Jika kau membutuhkan bantuan, kau bisa datang padaku.” kata pria itu, secara tiba-tiba, sembari menyerahkan sebuah kartu nama ke pada Serena.

Dengan seribu satu pertanyaan di dalam pikirannya, Serena mengangkat tangannya, menerima kartu itu sembari berkata, “kenapa?”

Tanpa mendengar jawaban apapun, Steave pergi begitu saja, membiarkan pertanyaan Serena menggantung.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Gairah Membara Paman Tunanganku   BAB 55- Keguguran

    Steave menangkap mata Serena yang mulai berkabut. Ia membawa wanita itu ke balik pohon besar di belakang mereka, lalu berciuman panas. Steave sebenarnya merasa aneh dengan Serena yang tampak selalu bergairah sekarang. Biasanya, wanita itu akan malu-malu dan membutuhkan waktu untuk membangun suasana. Tapi kali ini, Serena seolah tidak sabar dan sangat menginginkannya.Steave tidak mempermasalahkan hal itu. Ia malah senang karena Serena tidak terpaksa lagi untuk berhubungan dengannya. Setelah berpisah beberapa hari, ia merindukan sentuhan dan ciuman Serena. Bahkan gairahnya hampir tidak bisa ditahan karena mereka selalu melakukannya setiap hari. Ciuman keduanya semakin dalam dan menuntut. Tangan Steave mulai menjelajahi tubuh Serena, membelai setiap inci kulitnya dengan yang masih ditutupi pakaian. Serena mendesah, merasakan sensasi yang menjalar ke seluruh tubuhnya."Steave," desahnya, memohon lebih.Steave mengerti permintaannya. Ia mengangkat Serena dan merebahkannya di atas rumput

  • Gairah Membara Paman Tunanganku   BAB 54- AKU mau Kau

    Ethan, berjalan dengan penampilan kusut dan mata memerah. Menggenggam erat tangannya hingga memperlihatkan urat nadinya yang panjang. Lalu membuka pintu apartemen dengan kasar, sontak saja tindakan Ethan mengejutkan Marissa yang tengah bersantai di ruang tamu.Wanita itu memang tinggal di sana sekarang karena permintaan Ethan, agar ia tidak mengacaukan pernikahannya dengan Serena. Nyatanya, video mereka berhubungan intim malah tersebar.Ethan mengira kalau wanita itu pelakunya."Apa yang sudah kau lakukan?!" bentak Ethan, suaranya menggelegar di seluruh ruangan.Marissa tersentak kaget, menatap Ethan dengan tatapan bingung. "Apa maksudmu?""Jangan pura-pura bodoh! Kau yang menyebarkan video itu, kan?!" tuduh Ethan, menunjuk Marissa dengan jari telunjuknya.Marissa membelalakkan matanya, tidak percaya dengan tuduhan Ethan. "Apa? Aku menyebarkan video apa? Kau gila ya? Kenapa aku harus melakukan itu?""Video kita saat berhubungan. Kau melakukannya karena kau cemburu! Kau tidak rela aku

  • Gairah Membara Paman Tunanganku   BAB 53- Hentakan Kasar

    Serena tidak percaya dengan apa yang dikatakan ayahnya. Mengapa ibunya yang berselingkuh? Selama ini, yang ia tahu, ayahnya lah yang berselingkuh dengan Claudia. Dan ibunya mengalami kecelakaan saat mengetahui hubungan gelap mereka hingga koma di rumah sakit sampai sekarang "Tidak mungkin," ucap Serena lirih, menggelengkan kepalanya. "Ibu tidak mungkin melakukan itu."Richard menghela napas panjang, menatap putrinya dengan tatapan sedih. "Ayah tahu ini sulit dipercaya, Sayang. Tapi itu kenyataannya. Ayah punya bukti-buktinya. Foto, rekaman percakapan, semuanya.""Tapi kenapa? Kenapa Ibu melakukan itu?" tanya Serena, air matanya mulai menetes."Ayah tidak tahu pasti apa alasannya. Mungkin dia tidak bahagia dengan Ayah. Dan mencintai pria lain itu lebih dari Ayah. Ayah tidak tahu pastinya," jawab Richard. "Yang Ayah tahu, Ayah sangat terpukul dan kecewa saat mengetahui kebenarannya.""Lalu, apa yang terjadi setelah itu?" tanya Serena, penasaran."Ayah mencoba berbicara dengan Ibumu, me

  • Gairah Membara Paman Tunanganku   BAB 52- Ibumu Yang Berselingkuh

    Acara pernikahan berantakan dan langsung batal. Sontak saja, video Ethan dan Marissa langsung viral menghebohkan dunia Maya.Semua orang berkumpul di kediaman Richard Collins. Serena sudah sadar dari pingsannya sejak beberapa menit lalu dan ingin ikut untuk pembicaraan ini.Ethan dan Mamanya Evelyn juga berada di sana. Sementara Claudia, ibu tirinya Serena, duduk tak jauh dari mereka. Suasana berubah tegang dan canggung.Richard duduk di samping Serena, merangkul putrinya dengan protektif. Evelyn duduk di seberang mereka, menatap Serena dengan tatapan menyesal. Begitupun Ethan yang mengambil posisi di samping mamanya. "Serena, Sayang. Tante minta maaf atas kelakuan Ethan," ucap Evelyn, memecah keheningan. "Tante tidak tahu kalau dia bisa melakukan hal seperti ini. Kami semua sangat malu."Serena tidak menjawab, ia hanya menunduk, menatap tangannya yang saling bertaut."Serena, aku bisa jelaskan," kata Ethan, melangkah mendekat. "Video itu, itu terjadi karena tidak sengaja. Aku khilaf

  • Gairah Membara Paman Tunanganku   BAB 51- Selesai Sudah

    Serena berdiri di depan kaca besar, memandangi dirinya yang sudah dibalut gaun pengantin. Hari ini adalah pemberkatan pernikahannya dengan Ethan. Pemberkatan itu diadakan di St. Paul's Cathedral, London. Bangunan megah dengan arsitektur klasik itu memberikan kesan sakral dan mewah. Gaun pengantin putih yang ia gunakan terasa hampa. Serena merasa seperti mengenakan topeng, menyembunyikan kebingungan dan keraguannya. Ia pernah bermimpi, pernikahan yang akan ia lakukan ada kedua orang tuanya dan pria yang akan hidup bersamanya adalah seseorang yang ia cintai.Tapi, pernikahannya yang sekarang tidak lebih dari sekedar balas dendam. Setelah itu, ia akan mengakhiri hubungan dengan ayahnya. Pergi jauh dari kehidupan Steave. Ini cara terbaik untuk melanjutkan hidup.Serena, lakukan lah yang terbaik. Batinnya."Nona Serena, sudah siap?" suara seorang pelayan membuyarkan lamunannya.Serena menoleh dan melihat pelayan itu berdiri di ambang pintu, tersenyum padanya. "Sudah," jawab Serena juju

  • Gairah Membara Paman Tunanganku   BAB 50- Aku Menginginkannya Steave

    Beberapa hari setelah dirawat di rumah sakit, Serena kembali beraktivitas seperti semula. Bekerja lagi sebagai asisten Steave, sebenarnya pria itu ingin Serena beristirahat saja dan tidak perlu memikirkan pekerjaan lagi. Namun, Serena tidak mau, ia sudah banyak bergantung pada Steave, dan tidak ingin menambah lagi yang akan memperkuat ikatan mereka.Dua hari lagi adalah pernikahannya dengan Ethan, tapi hubungan mereka justru semakin jauh. Ethan terlihat selalu bimbang setiap kali bertemu Serena, seolah ada beban yang ia sembunyikan.Namun, Ethan selalu mengiriminya pesan atau sekedar menanyakan kabar Serena melalui panggilan ponsel. Setidaknya, pria itu semakin perhatian padanya daripada dulu.Di tengah kesibukan dengan lamunannya, Serena dikejutkan oleh rekan kerjanya, Maya. Wanita itu menyodorkan sebuah tablet yang menampilkan berita terbaru.Steave dan Viviane resmi bercerai."Benarkah?" tanya Serena, matanya membulat tak percaya.Maya mengangguk, "Iya, beritanya baru saja keluar.

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status