Home / Rumah Tangga / Gairah Saudara Ipar / Berdua Saja Di Rumah

Share

Berdua Saja Di Rumah

Author: Nona Lee
last update Last Updated: 2022-12-02 10:35:26

"Kau yakin wanita itu akan datang kemari?"

Seorang wanita paruh baya sedang makan dengan lahapnya, dia terlihat begitu sibuk dengan notepad yang ada atas meja makan itu.

Kania. Dia adalah ibu dari Andri dan juga Raka, mertua Mona. Wanita paruh baya itu memang jarang sekali terlihat di rumah, dia selalu sibuk dengan pekerjaan kantor yang begitu menumpuk. Seperti hari ini, rencananya untuk libur harus gagal karena rapat dadakan di kantor. Padahal menantunya sendiri akan datang dengan maksud yang baik, Mona ingin bertemu dengan ibu dari lelaki yang dia cintai.

"Iya, Mona akan datang kemari. Tidak bisakah Ibu libur hari ini saja? Kak Mona begitu kesepian di rumah, jadi dia aku ajak main kemari saja."

Andri memang bermaksud baik, dia ingin membuat kakak iparnya itu bahagia. Di hari-harinya yang penuh dengan perasaan sepi, setidaknya wanita itu akan merasa terhibur di sini. Bertemu dengan mertua, dan juga adik iparnya. Namun sayang, Kania adalah tipikal orang yang sibuk. Dia sangat menyukai dunia bisnis, sama seperti anak sulungnya Raka.

"Ibu tidak bisa sayang, hari ini ada rapat yang sangat penting di perusahaan. Jika dia kemari, kau saja yang temani ya."

Wanita paruh baya itu seolah tidak merasa khawatir. Padahal mereka sudah sangat dewasa, bahkan tidak pantas untuk tinggal bersama di rumah. Hal yang tidak di inginkan bisa saja terjadi pada keduanya, dan membuat rumah tangga anak sulungnya hancur. Tapi Kania seolah tidak perduli tentang hal itu, sekali dia fokus dengan satu hal, maka akan terus seperti itu.

"Iya sudah, sepertinya rapat itu memang lebih penting dari pada menantu Ibu," ucap Andri dengan lancarnya.

Kania menatap anak bungsunya itu, Andri memang sangat spontan jika berbicara. Apalagi tentang pernikahan kakaknya itu. Dia seolah ingin ikut campur dengan semua permasalahan mereka, padahal tidak seharusnya hal itu terjadi. Kania sendiri tidak terlalu paham, kenapa Andri bisa seperhatian itu? Terlebih pada kakak iparnya.

"Kau tidak suka Ibu mengurus perusahaan? Kalau begitu kau saja yang menggantikan Ibu, bagaimana?" Tanya wanita paruh baya itu dengan nada sinis nya.

Andri tidak suka dengan pembahasan seperti ini, sejak awal lelaki itu tidak pernah ingin terjun ke dunia bisnis. Dan ketika sang ibu memintanya untuk kedua kali, Andri semakin malas saja untuk membahas.

"Please Bu, aku tidak ingin membahas tentang hal ini. Aku tidak pernah sudi terjun ke dunia seperti itu, menghabiskan waktu!" Jawab Andri sinis.

"Iya sudah, kalau begitu Ibu berangkat sekarang. Kau jangan kemana-mana, jaga rumah!" Tegas Kania pada anak bungsunya.

Wanita paruh baya itu pergi meninggalkan anak bungsunya, sedangkan Andri hanya bisa menatap dengan perasaan kesal. Sang ibu memang cuek sekali, pada anaknya dan juga menantu. Mungkin karena hal ini, dia tidak pernah memiliki suami lagi.

Karena sudah berjanji akan menjemput Mona di rumahnya, Andri pun bersiap-siap. Namun ternyata wanita itu sudah ada di depan teras dengan tas kecil di tangannya. Dia terlihat sangat cantik, dengan dress merah atas lutut.

"Loh kak Mona?" Ucap Andri dengan mata yang membulat.

Wanita itu tersenyum manis, "Aku datang sendiri ya Ndri, maaf tidak mengabari."

"Kakak kemari dengan siapa?" Tanya lelaki itu.

"Aku naik taksi tadi, habis kau lama sekali menjemputku!" Jawab Mona.

Andri menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal, "Maaf ya Kak, tadi aku ada urusan dulu dengan Ibu."

"Oh iya Ibu dimana? Lama sekali aku tidak bertemu dengannya."

Mona masuk begitu saja ke dalam rumah, bahkan tanpa harus menunggu Andri mempersilahkannya. Matanya mencari dimana keberadaan sang mertua, yang sudah pergi ke kantor sejak tadi itu.

"Bu..." Panggil Mona penuh semangat.

Andri berjalan mendahuluinya, dia duduk di sofa dengan santai sembari tersenyum manis kepada kakak iparnya itu.

"Ibu pergi ke kantor, katanya ada rapat dadakan."

Wanita itu membulatkan matanya, dia pun ikut duduk di sofa dengan wajah penuh kekecewaan. Padahal dengan sengaja Mona datang kemari untuk bertemu dengan mertuanya. Tapi wanita paruh baya itu malah mementingkan rapat dari pada sang menantu.

"Aku kira dia di rumah, lalu kita hanya berdua disini?"

Sebuah pertanyaan yang langsung membuat Andri berpikir mesum, karena di dalam rumah ini mereka hanya berdua. Apa yang akan keduanya lakukan?

"Iya berdua, memangnya dengan siapa lagi?" Tanya balik Andri pada wanita itu.

Mona juga mungkin baru menyadari, jika mereka hanya berdua. Hal yang sebenarnya dia tidak sukai, karena pikiran wanita ini selalu berlarian Kemanapun. Jika saja ada sang mertua, mungkin Mona tidak akan tiba-tiba canggung seperti ini.

"Kalau begitu, kita pergi keluar saja bagaimana?" Ajak Mona pada adik iparnya itu.

Ctarr!

Suara petir menyambar begitu kuat, tidak bisa di duga jika tiba-tiba hujan di pagi ini. Andri menatap ke luar jendela, begitu juga Mona. Kini keduanya saling menatap, apa yang akan mereka lakukan di tengah hujan?

"Bisa-bisanya hujan di pagi hari seperti ini. Padahal tadi cuaca terlihat cerah sekali, apa ini pertanda kit tidak boleh pergi ya?" Tanya Mona dengan wajah polosnya.

Andri refleks mengangguk, "Iya tentu saja. Mungkin sesuatu yang buruk bisa saja terjadi di luar sana, oleh karena itu lebih baik kita diam saja di rumah."

"Apa yang akan kita lakukan Andri?" Tanya Mona pada lelaki itu.

"Mungkin sesuatu yang menyenangkan. Oh iya aku ingin mengajak Kakak ke ruangan atas, di sana ada bekas kamar kak Raka."

Seketika wanita itu langsung tertarik, dia memang sedang merindukan suaminya itu. Jadi dengan melihat semua kenangan tentangnya, mungkin bisa sedikit mengobati hatinya yang kelam.

Tanpa berpikiran macam-macam, Mona mengikuti Andri yang berjalan di depannya. Mereka menuju lantai dua dengan penuh hati-hati, melewati lorong-lorong untuk sampai ke tempat tujuan.

Sebuah pintu coklat, dengan gagang yang mulai rusak, menjadi tempat keduanya terdiam. Andri membuka kamar itu untuk mempersilahkan Mona masuk, dan wanita itu pun dengan santai berjalan ke dalam sana.

Matanya menatap sekitar, tentang foto dan barang-barang klasik yang tertata begitu rapi. Dengan cepat Mona menyentuhnya, melihat secara detail benda milik suaminya itu. Seketika air matanya menetes, melihat sebuah bingkai foto pernikahan mereka berdua. Benda itu masih ada di sana, dan tetap menjadi pajangan paling indah.

Ingin sekali Mona menjerit, merasakan hatinya yang sakit. Kenapa semua ini bisa terjadi? Ketika pernikahan indah yang sebelumnya dia impikan, berubah menjadi begitu dingin. Entah apa yang sudah terjadi pada suaminya itu, hingga membuat Andri tega meninggalkan dia di rumah seorang diri.

Mona sempat berfikir, jika sang suami memiliki wanita atau istri idaman lain. Tapi Raka tidak mungkin juga melakukan itu padanya, dia memang fokus pada pekerjaan, bukan hal lain.

"Kakak kenapa menangis?" Tanya Andri dengan wajah penuh penyesalan. Dia merasa sudah salah membawa kakak iparnya kemari, karena hal itu Mona menangis tanpa sebab. Wanita itu bahkan memeluk erat sebuah bingkai foto, hingga membuat Andri ingin merebutnya.

"Lebih baik, Kakak berikan saja bingkai foto itu padaku!" Ucap Andri dengan nada sedikit membentak.

Mona menatap sang adik ipar dengan perasaan heran, "Kenapa? Aku hanya ingin memeluk foto pernikahan kami."

Prank!

Andri merebut lalu melempar bingkai foto itu hingga pecah, pecahan beling nya sampai berceceran ke lantai. Mona menatap sedih , dia menyayangkan sikap yang dilakukan oleh Andri padanya.

"Lupakan saja lelaki brengsek itu! Kau hanya akan sedih jika terus mencintainya!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Gairah Saudara Ipar   Balas Dendam [Part ke-4]

    "Lebam? Kau yakin jika itu ulah Kakakmu?"Kania menatap serius pada putra bungsunya itu, dia memastikan jika ini bukanlah bualan yang dibuat oleh Andri. Kania hanya khawatir, jika menantunya itu membuat sebuah fitnah, agar Raka semakin terpojokkan. Memanfaatkan kepolosan Andri sebagai jalan. Benar-benar wanita licik yang hanya mementingkan harta dan kedudukan."Bu, bisa saja lelaki itu marah dan melampiaskan semuanya amarahnya pada kak Mona. Bukanlah Ibu lihat? Bagaimana Kakak begitu kesalnya mendengar kedudukan yang selama ini dia miliki, Ibu berikan padaku. Lelaki itu memiliki temperamen yang buruk," ucap Andri pada sang Ibu."Iya aku memang melihat tempramen lelaki itu berbeda dari sebelumnya, iya mungkin karena keadaan yang dia rasakan saat ini. Namun apapun itu, kau tidak berhak ikut campur dalam urusan rumah tangga Kakakmu. Biarkan saja meraka mengurus masalah mereka masing-masing Andri," ucap Kania pada putranya itu.Andri bingung harus berkata apa lagi, dia seolah dibatasi ten

  • Gairah Saudara Ipar   Balas Dendam [Part ke-3]

    "Sialan!"Andri mengumpat kesal, dengan wajah paniknya. Bukan hanya lelaki itu saja, tetapi Mona juga. Kedua orang yang sudah ketahuan basah tengah bercinta di ruangan terbuka itu, tidak bisa berkata-kata lagi. Mereka saling menatap, sembari memperbaiki penampilan yang acak-acakan. Mona benar-benar bingung, bagaimana jika kejadian ini sampai kepada suami dan mertuanya?!"Apa yang kau lihat? Pergi sana!"Lelaki itu membentak wanita paruh baya yang sejak tadi masih berdiri kaku memandang dirinya. Itu adalah bi Mina, pembantu yang sudah bekerja bersama keluarganya 20 tahun. Dia sangat syok, melihat pemandangan yang tidak menyenangkan seperti ini. Namun apapun itu, dia tidak bisa menegur bahkan menasehati majikan kesayangannya itu."Maafkan Bibi, permisi..."Bi Mina pergi meninggalkan kedua pasangan yang masih terengah-engah itu, berusaha tidak ikut campur tentang apa yang terjadi. Sementara Mona sibuk mencari cara, agar hal buruk tidak menimpanya."Andri bagaimana ini? Dia pasti mengadu

  • Gairah Saudara Ipar   Balas Dendam [Part ke-2]

    "Office boy??"Mona membulatkan matanya, mendengar cerita dari suaminya itu. Mertua yang begitu dia hormati, mulai bertindak diluar nalar terhadap Raka, setelah kejadian yang menimpanya beberapa waktu yang lalu. Satu kesalahan lelaki itu lakukan, namun Kania membalasnya dengan banyak hal yang cukup mengejutkan. Dari mulai mencabut jabatan, hingga kehidupan mewah yang selama ini Raka rasakan. Mona pun ikut terjerat dalam situasi ini, karena dia adalah istrinya. Walaupun sang ibu mertua tidak menyalahkan dia atas apapun, tetap saja Mona merasa ikut terpojokkan sekarang ini.Sekarang, sebuah pekerjaan baru Raka lakoni. Posisi yang tidak pernah dia bayangkan seumur hidupnya. Bagaimana nanti orang-orang akan menilai dirinya? Jika seorang bos besar seperti dirinya, kini tak memiliki kekuasaan apapun. "Aku tidak habis pikir, bagaimana bisa wanita tua itu memberiku pekerjaan yang sangat rendah seperti itu. Apa anak sialan itu yang meminta Ibu melakukannya?!" Gerutu Raka pada sang istri.Mona

  • Gairah Saudara Ipar   Balas Dendam [Part ke-1]

    "Jadi kau memutuskan untuk bergabung dengan perusahaan pusat?"Kania menatap serius wajah putra bungsunya itu, dia merasa kaget karena keputusan Andri yang mendadak seperti ini. Setelah menaklukkan perusahaan yang dia rebut dari kakaknya, dia menginginkan perusahaan pusat yang ibu nya kuasai. Karena dengan begitu, Andri bisa leluasa mengawasi Mona dari kakaknya yang brengsek itu. Dia juga sedang menyiapkan rencana yang akan merusak rumah tangga Mona dan sang suami. Setelah itu dia akan memiliki wanita yang sangat dia cintai itu."Memangnya aku tidak boleh ikut bergabung dengan perusahaan kesayangan ibu itu? Bukankah aku juga anak kesayangan Ibu?" tanya Andri dengan senyuman kecil diwajahnya.Kania tertawa mendengar ucapan lelaki itu. Sejak kapan dia bersikap manis seperti ini? Karena sejak awal Andri tidak pernah tertarik sedikitpun dengan yang namanya dunia bisnis. Dia bahkan selalu marah jika disangkut pautkan dengan hal seperti itu. Namun sekarang? Lelaki itu sangat terobsesi, seol

  • Gairah Saudara Ipar   Mengadu

    "Apa yang terjadi dengan wajahmu? Siapa yang melakukan semua ini Mona?!"Andri dibuat syok dengan keadaan wajah Mona yang penuh dengan memar. Setelah cukup jauh diperjalanan dan menahan perasaan rindu, lelaki ini malah dibuat syok setengah mati. Wanita yang dia cintai penuh dengan luka lebam, bahkan raut wajahnya penuh dengan rasa takut. "Raka, dia menyiksaku setiap hari Andri."Mata lelaki itu semakin membulat sempurna, ketika tahu sang kakak lah yang melakukan semua ini pada kekasihnya Mona. Sebuah fakta yang sangat mengejutkan, dan benar-benar tidak bisa termaafkan. Emosi lelaki itu jelas memuncak, mengetahui wanita yang sangat dia cintai di perlakukan seperti ini. "Lelaki sialan! Berani sekali dia berbuat seperti ini padamu. Kenapa kau tidak bilang padaku dari awal hah? Kenapa kau biarkan Kakakku menyiksamu seperti ini?!"Hati Andri rasanya remuk, hancur, tak berbentuk. Dia tidak bisa berkata-kata lagi dengan kondisi yang sedang Mona alami sekarang. Ini mungkin jawaban dari semu

  • Gairah Saudara Ipar   Semua Salahmu

    "Kau senang melihat suamimu hancur? Bukankah ini yang kau tunggu-tunggu selama ini Mona?"Sudah hampir sebulan Raka tidak kembali ke perusahaan itu, mengurus bisnis keluarga yang dulu dia jalani setiap harinya. Kini lelaki itu sudah menganggur, tak diperlukan lagi oleh ibunya. Setiap Minggu dia hanya mendapat jatah uang dari Kania, untuk hidup sehari-hari. Uang di dalam tabungannya tidak cukup banyak, karena dia berikan pada wanita selingkuhannya. Namun hubungan mereka benar-benar berakhir, karena Raka tak memiliki apapun lagi. Andri adalah orang paling penting di perusahaan sekarang, dan semua orang menghormatinya. Raka merasa iri sekali."Kau bicara apa? Apa kehadiranku disini tidak cukup untuk membuktikan apapun Raka?"Mona menahan amarahnya, dengan menusuk roti di atas piring itu dengan garpu. Selama Raka berada dirumah, dia tidak bisa melakukan apapun kecuali melayani lelaki itu. Mona juga harus menahan rasa rindunya pada sang kekasih karena lelaki ini. Andri, entah kapan mereka

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status