Share

CHAPTER 48 | AURORA MINTA MAAF

Author: Langit Parama
last update Last Updated: 2025-09-10 08:05:47

“Ngapain kamu mau nyusul ke sini?” suara Isandro langsung mengeras, punggungnya tegak membuat Yessa langsung berpegangan erat pada lehernya.

“Ya mau nyusul kalian lah. Aku yang nyusul ke sana, atau kamu yang pulang ke rumah?” balas Aurora di seberang sana, “Tapi gak memungkinkan, karena Arby pasti udah tidur.”

“Aku telepon kamu jam sekarang karena aku udah hafal kamu jam segini belum tidur,” lanjut Aurora masih dengan suara lembutnya.

“Gak usah, kamu gak perlu nyusul kami ke sini. Kita bertemu besok pagi di rumah,” setelah mengatakan itu, Isandro langsung memutuskan panggilan sepihak.

Pria itu melempar ponselnya ke atas meja hingga menimbulkan suara nyaring. Yessa terlonjak kaget, namun dia masih menahan diri leher Isandro.

“Mas ...!” tegur Yessa sambil mengusap bahu pria itu. “Nanti Arby bangun.”

“Maaf, saya emosi.” Isandro mengepalkan tangannya erat.

Harusnya dia senang Aurora pulang, tapi ini justru sebaliknya. Hanya satu jawabannya, perihal kejadian sebelumnya saat istrinya
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Gairah Terlarang: Sahabat Suamiku, Nafsu Rahasiaku   CHAPTER 74 | SIDANG KEDUA

    Empat hari berlalu, di dalam ruang sidang penuh sesak. Yessa duduk di deretan depan, mengenakan blus putih sederhana dan rok hitam. Wajahnya tenang, tapi kedua tangannya bergetar halus di pangkuannya. Ada Salma yang juga hadir dan sempat bertemu Yessa, serta memberi kekuatan. Yessa tak menyangka ibu mertuanya itu justru mendukung keputusannya. Di sana juga ada Isandro yang duduk tegak, tatapannya lurus ke depan memperhatikan prosesi sidang yang tengah berlangsung. Namun saat menatap Kaveer, tatapannya dingin dan menusuk. Suasana menegang ketika panitera mulai membacakan gugatan penganiayaan, penyekapan, kekerasan psikis, dan penelantaran rumah tangga. Bukti visum, laporan kepolisian, hingga foto-foto luka ditunjukkan satu per satu. Semua mata beralih pada Kaveer yang duduk dengan kaos tahanannya, tangan terborgol di depan. Rahangnya mengeras, matanya penuh am

  • Gairah Terlarang: Sahabat Suamiku, Nafsu Rahasiaku   CHAPTER 73 | KECUALI SELINGKUH

    “Arby, lain kali jangan bahas soal adek ya di depan tante Yessa,” ucap Isandro pada sang anak yang duduk di kursi sebelahnya. Saat ini mereka dalam perjalanan pulang ke mansion karena jam sudah menunjukkan pukul setengah sembilan malam, waktunya sang anak tidur. Awalnya Arby ingin menginap, tapi karena besok bukan weekend—Isandro tidak membiarkannya, takut telat besok saat ke sekolah. “Memang kenapa, Papa?” tanya bocah itu sambil menatap pada sang ayah yang fokus mengemudi. “Karena tante Yessa bukan Mama kamu, harusnya kamu tanya sama Mama kalau soal adek,” balasnya, meski dia tahu mustahil untuk itu, karena Aurora tidak akan mau hamil lagi. “Memangnya, kalau tante Yessa punya anak gak bisa jadi adeknya Arby, Pa?” Pertanyaan polos itu membuat Isandro menyunggingkan senyum tipis. Tentu saja bisa kalau dia mau menghamili wanita itu, pikirnya.

  • Gairah Terlarang: Sahabat Suamiku, Nafsu Rahasiaku   CHAPTER 72 | ARBY INGIN ADEK

    “Yessa kamu di dalam?” tanya Isandro lagi, suaranya semakin terdengar cemas karena Yessa tak kunjung menyahut. Yessa buru-buru berdiri, dia kalut harus diapakan lima testpack tersebut. Ia lantas membersihkan semuanya dan membuangnya ke tong sampah tanpa menyisakan satu. “Yessa!” suara Isandro semakin meninggi, ketukan di pintu juga semakin keras namun Yessa tak kunjung merespon. Wanita itu panik karena matanya merah sehabis menangis, ia masih kaget dan tak terima dirinya hamil mengingat sudah minum obat kontrasepsi selama ini tanpa ketinggalan. Ia segera mencuci wajahnya dengan air dingin, sementara Isandro semakin panik dibuatnya. “Buka pintunya Yessa!” desak pria itu, “Atau saya dobrak sekarang!” “Iya, Mas ....” sahut Yessa cepat sebelum pintu kamar mandinya benar-benar di rusak oleh pria itu. Buru-buru tangannya membuka pintu kamar man

  • Gairah Terlarang: Sahabat Suamiku, Nafsu Rahasiaku   CHAPTER 71 | HASIL TESTPACK

    Beberapa kru tampak sibuk berlarian di balik panggung, menyiapkan pencahayaan dan kursi juri. Di sela kesibukan itu, terdengar bisikan pelan di antara mereka. “Pak Luke katanya bakal ngawasin langsung kandidat fashion show malam ini.” “Iya, soalnya model yang terpilih nanti yang bakal dibawa ke Paris.” Nada suara mereka terdengar penuh antusias sekaligus tegang, seolah kehadiran Luke selaku CEO membuat atmosfer panggung jadi lebih berat. Sementara, di ruang rias masing-masing, beberapa model sudah mempersiapkan diri mereka untuk menunjukkan bakat dan kecantikan mereka di depan juri, termasuk Aurora. Wanita itu menatap refleksinya di cermin di hadapannya. Ia sangat yakin akan dipilih malam ini, karena Luke sudah menjamin hal itu beberapa hari yang lalu. Wajahnya sudah cantik, pakaiannya juga tak kalah indah dengan riasannya. Hanya tinggal menunggu waktu setengah jam lagi untuk maju ke panggung. “Rora,” panggil manajernya yang lebih tua lima tahun darinya. Aurora hanya m

  • Gairah Terlarang: Sahabat Suamiku, Nafsu Rahasiaku   CHAPTER 70 | BELI TESTPACK

    “Pak, kenapa anak saya ditahan? Apa yang sudah anak saya perlakukan?” Salma kini sudah berada di kantor polisi setelah lima belas menit perjalanan menggunakan ojek online. Sekarang dia tengah berhadapan dengan polisi untuk meminta penjelasan. “Tenang, Bu,” ujar polisi tersebut. “Jadi begini, anak ibu kami tahan atas kasus penganiayaan berat, KDRT, pengurungan secara paksa, intimidasi dan pemalsuan identitas.” “KDRT? Pengurungan? Maksudnya ...?” tanya Salma tak paham. “Iya, anak Anda melakukan semua kasus itu pada istrinya, saudari Yessa Callista sejak lusa kemarin malam. Dan ditemukan semalam di villa tua atas laporan teman saudari Yessa.” “Anak ibu menyiksa dan mengurung, memasang borgol di kedua tangan dan kaki korban selama dua puluh empat jam. Selama itu pula, tidak diberi makan dan minum.” Bola mata Salma langsung membulat, tangannya yang terletak di ata

  • Gairah Terlarang: Sahabat Suamiku, Nafsu Rahasiaku   CHAPTER 69 | KAVEER DIGEBUK TAHANAN

    Sekitar pukul satu dini hari, Kaveer baru saja selesai menjadi bulan-bulanan para tahanan satu selnya. Tubuhnya terkapar di lantai dingin, penuh lebam dan darah yang menetes dari pelipis. Napasnya tersengal, nyaris tak bertenaga. Tak ada yang bisa menolongnya. Suara tawa kasar para tahanan lain masih menggema, sementara ia hanya bisa meringkuk menahan sakit. Di sudut gelap ruangan, lampu redup berkedip-kedip, menambah suasana mencekam. Rasa sesal mulai merayapi benaknya—namun semuanya sudah terlambat. “Siapa ... siapa yang panggil polisi? Kenapa bisa ada polisi?” Kaveer bergumam dalam hati, suatu hal yang membuatnya merasa aneh. “Apa selama ini ada yang bantu Yessa? Apa Yessa gak tinggal sendirian di apartemen itu sehingga kehilangannya diketahui?” Itu menjadi pertanyaan besar bagi Kaveer. Siapa orang tersebut? Pria atau wanita? Atau bisa jadi ibunya sendiri

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status