"Stop! Berhenti! Jangan bertindak bod*h di depan anak anak!" Sandra memperingatkan.
"Bukan aku yang memulai!" sahut Arya tak terima dengan teguran Sandra."Aku tahu itu Arya! Tapi Levin melihat ke arah kalian berdua!" seru Sandra.Arya melirik sebentar ke arah Levin. Perlahan lahan ia melepaskan genggaman tangannya di kemeja Rayhan."Jika kita bertemu di luar dan kau melakukan hal ini lagi, aku akan memberimu pelajaran yang tak akan pernah bisa kau lupakan seumur hidupmu!" Arya bicara pelan tapi suaranya masih terdengar jelas oleh Rayhan."Hai Levin!" Arya menyapa."Daddy juga kemari? Wah ini keren. Kalian sudah berbaikan rupanya," ucap Levin."Ya! Kami sudah berbaikan!" Arya mengangguk pelan."Daddy duduklah di samping Papa. Aku akan panggilkan Ana ke sini. Dia pasti akan langsung berhenti menangis," ucap Levin seraya berlari masuk ke dalam kamarnya.Dan benar saja, saat Levin bilang jika ada Arya dat"Tin!" Suara klakson mobil milik Arya terdengar. Mobil berwarna hitam itu keluar dari rumah.Rayhan mengira jika Arya menyetir seorang diri, jadi ia nekad pergi ke rumah Arya untuk menemui Sandra lagi."Pak Rayhan lagi, dia ini memang biang masalahnya!" ucap Pak Aldi.Rayhan turun dari mobil dan meminta Pak Aldi untuk membuka pagar. "Buka pagarnya, aku ingin bertemu istriku!""Istri? Istri siapa maksudnya? Istri Pak Arya?" Aldi mengejek."Hai asal kalian tahu, Sandra adalah istriku dan dia akan menjadi istriku selama lamanya!" seru Rayhan."Tidak ada! Mereka berdua baru saja pergi bulan madu! Jangan membuat kerusuhan di sini!" bentak Pak Aldi.Mendengar penjelasan Pak Aldi, Rayhan dengan buru buru masuk ke dalam mobilnya. Ia menginjak pedal gas dan mengejar mobil milik Arya yang sudah sangat jauh berada di depannya."Dimana mobil mereka! Aku tidak akan membiarkan mereka pergi berduaan saja!" Rayhan mengebut. Mat
Sandra dan suaminya sudah sampai di depan rumah Rama. Mereka berdua turun dari mobil. Belum juga pintu diketuk, Rita sudah keluar dari rumah dan menyambut kedatangan mereka berdua."Pak Arya, Non Sandra. Silahkan masuk. Bagaimana kabarnya?" Rita mempersilahkan kedua tamunya duduk di dalam.Sandra dan Arya duduk di atas kursi kayu yang ada di ruangan depan."Sebentar ya, saya buatkan minum." Rita pergi ke dapur, membawa beberapa camilan kecil dan juga teko berisi teh hangat."Terima kasih Bu. Kami malah merepotkan Ibu," ucap Sandra."Tentu saja tidak Non. Saya senang sekali kalau Non mau datang bertamu ke rumah saya yang mungil ini."Begini Bu, maksud kedatangan saya ke sini, adalah untuk meminta Rama bekerja di rumah saya." Arya bicara langsung pada intinya."Semalam rumah kami kemasukan pencuri," imbuh Sandra."Jadi Rama akan bekerja menjadi satpam di rumah Bapak?" Rita mengerti arah pembicaraan Arya dan Sandra
Arya menyalakan semua lampu yang ada di rumah. Ia meminta Sandra untuk mengunci kunci kamar, sementara ia memeriksa sekeliling rumah.Arya berlari kecil menuju ke arah sumber suara. Matanya dengan cepat memindai sekelilingnya. Tapi, tak seorang pun terlihat berkeliaran di dalam rumahnya.Arya pergi ke dapur. Ia melihat pintu kulkas yang terbuka dan botol kaca yang jatuh di lantai. "Siapa yang membuka pintu kulkas?""Saya yang membukanya." Bi Diah tiba tiba muncul dari belakang. Membuat Arya terjingkat, hingga hampir pingsan. Arya mengelus pelan dada bidangnya."Bi Diah, membuatku kaget saja. Kenapa ke dapur malam malam? Bibi sakit?""Tidak Tuan. Ini sudah jam 4 pagi. Waktunya saya untuk mulai memasak." Bi Diah tersebut. Raut wajah tuanya menyiratkan keikhlasan saat bekerja."Sudah pagi ternyata. Dan kami begadang semalaman." Arya menggeleng pelan.Arya kembali ke kamarnya. Ia menceritakan apa yang terjadi pada istrinya. "Kita seperti orang konyol karena Rayhan." "Lebih baik kita lan
Rayhan berjalan ke arah kamar yang pintunya tak tertutup rapat. Ia mendengar suara orang yang sedang bersenda gurau. Perlahan lahan ia mengintip dari balik pintu. Rayhan melihat Arya dan juga Sandra sedang menonton TV di dalam kamar sembari berpelukan, sesekali mereka juga bergurau manja. Pemandangan di depannya membuat Rayhan merasa cemburu dan sakit hati. Ia jadi sangat ingin mem*kuli wajah sahabatnya. "Dia milikku. Hanya milikku. Aku yang terlalu bodoh karena telah membiarkan dia pergi begitu saja dari diriku," gumam Rayhan. Saat film memutar adegan romantis, Sandra dan Arya saling menempel dekat sekali. Kedua bibir mereka saling bertaut, kemudian Arya terlihat sedang menggelitik bagian sensitif Sandra. Membuat Sandra terbuai dalam kenikmat4n surga dunia. "Ah... emmhhh lakukan lagi." Sandra mendesah di telinga Arya. Rayhan makin emosi melihat adegan mesra Sandra dan Arya. Ia menjadi lebih g
Pria berbadan tegap yang sejak tadi berdiri menghadap dinding, membalikkan badan ketika mendengar suara polisi."Waktu bicara hanya sekitar sepuluh menit.""Saya hanya butuh waktu 3 menit saja." Si pria menjawab sembari tersenyum pada Novi.Mulut Novi sedikit terbuka. Karena ia mengenali wajah lelaki tersebut."Kau, dokter yang ada di rumah sakit waktu itu kan." Novi memperhatikan wajah si pria dengan seksama."Ya! Ini aku.""Untuk apa kau datang ke sini?" Novi mengerutkan keningnya. "Menawarkan kerja sama.""Kerja sama? Apa maksudmu?" Novi makin tidak mengerti. "Aku bisa mengeluarkanmu dari tempat ini. Lebih cepat daripada yang kau inginkan.""Apa kau yakin?" Mata Novi berbinar ketika mendengar Chandra akan membantunya."Tentu saja! Aku hanya perlu waktu 7 hari untuk membebaskanmu. Tapi aku punya syarat." "Syarat? Syarat apa yang kau mau? Aku akan lakukan apapun yang kau minta." Novi sangat tertarik."Kau harus masuk ke dalam keluarga Dani. Pastikan saja kau dan Dani menikah. Tuga
"Buka pagarnya dan suruh Rayhan masuk," ucap Arya.Satpam rumah berlari kecil untuk melaksanakan tugas. Sementara Sandra merasa heran, mendengar ucapan suaminya."Kau tak cemburu jika dia datang ke sini untuk menemuiku?" tanya Sandra."Sangat cemburu. Tapi aku juga tidak tega mengusirnya dari sini," sahut Arya sembari membersihkan noda makanan dari bibirnya."Untuk apa dia ingin menemuiku?" Sandra bicara pelan."Kita akan tahu sebentar lagi. Sayang, kau tenang saja aku tak akan membiarkan dia menyakitimu lagi." Arya memegang jemari Sandra dengan lembut. Rayhan segera masuk, ketika pagar rumah dibuka oleh satpam yang berjaga. Ia berjalan lurus ke arah Sandra tanpa mempedulikan Arya yang berdiri tepat di samping Sandra.Sandra merasa takut ketika melihat Rayhan dengan mata yang tak berkedip, memandang ke arahnya. Ia memegang erat lengan Arya."Sandra... aku ingin bicara," ucap Rayhan."Bicara apa?"