Share

Bab 259

Author: perdy
last update Last Updated: 2025-06-04 23:42:57

Kantor Adrian di lantai 40 gedung Hartono Group terasa seperti bunker yang terkepung. Di meja kerjanya bertumpuk laporan keuangan yang menunjukkan grafik merah—saham perusahaan terus merosot, beberapa klien besar membatalkan kontrak, dan yang terburuk, tiga bank mulai mempertimbangkan untuk menarik fasilitas kredit.

Tapi yang membuat Adrian benar-benar terpukul bukanlah angka-angka di kertas. Melainkan email yang baru saja ia terima dari Sophia—perempuan yang selama lima tahun terakhir ia percayai untuk mengelola komunikasi strategis perusahaannya.

"Adrian,

Saya rasa sudah waktunya untuk percakapan yang honest. Situasi perusahaan sudah tidak bisa ditolerir lebih lama. Board of directors akan bertemu minggu depan, dan saya punya informasi yang menunjukkan bahwa mereka sedang mempertimbangkan vote of no confidence.

Saya juga punya dokumentasi lengkap tentang budaya kerja yang problematik di perusahaan ini—tidak hanya yang berkaitan dengan kasus Alena, tapi juga insiden-insiden lain yang
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 262

    Sudah dua minggu Alena tinggal di Ubud, dan ia mulai merasakan kedamaian yang sudah lama hilang. Rutinitas barunya sederhana: bangun pagi, yoga di teras sambil menyaksikan matahari terbit, sarapan dengan tante Sari, menghabiskan pagi di workshop keramik, dan sore hari berjalan-jalan di sawah atau membaca buku di taman.Tapi ketenangan itu terganggu ketika ponselnya berdering di pagi hari yang cerah. Nomor yang tak dikenal, tapi dengan kode area Jakarta."Halo?""Alena? Ini mama Reno."Alena tersentak. Suara ibu mertuanya yang dulu—wanita yang pernah ia anggap seperti ibu sendiri—terdengar dingin dan berbeda."Bu Sari? Apa kabar?""Kabar buruk, Alena. Sangat buruk."Alena merasakan dadanya sesak. "Ada apa, Bu?""Reno sekarang di rumah sakit. Stroke ringan. Dokter bilang karena stress berkepanjangan.""Oh my God... Bu, aku—""Aku tidak menelepon untuk minta simpati dari kamu, Alena. Aku menelepon untuk memberitahu kamu apa yang sudah kamu lakukan pada anak aku.""Bu Sari, aku tidak meng

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 261

    Tiga hari setelah percakapan terakhir dengan Adrian, Alena berdiri di bandara Soekarno-Hatta dengan satu koper kecil dan backpack berisi buku-buku kesayangannya. Tiket ke Denpasar sudah di genggamannya, tapi langkah kakinya terasa berat.Bukan karena ia menyesal dengan keputusannya. Melainkan karena ia menyadari bahwa ini adalah pertama kalinya dalam hidupnya ia benar-benar memilih dirinya sendiri di atas orang lain.Nadira memeluknya erat di departure gate."Kamu pasti akan baik-baik saja di sana," bisik sahabatnya."Aku harap begitu. Aku harap tante Sari masih ingat betapa nakalnya aku dulu waktu liburan sekolah di Ubud.""Dia pasti senang banget kamu datang. Especially setelah semua yang kamu lalui."Alena mengangguk. Tante Sari—adik bungsu ibunya yang memilih hidup sederhana sebagai seniman keramik di Ubud—adalah satu-satunya keluarga yang tidak pernah menghakiminya. Yang tidak pernah bertanya kenapa ia belum menikah di usia hampir tiga puluh. Yang tidak pernah membanding-bandingk

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 260

    Apartemen Alena di kawasan Kemang terasa berbeda hari itu. Lebih tenang, seolah-olah keputusan yang sudah ia buat dalam hatinya memberikan ketenangan yang sudah lama tidak ia rasakan. Di meja ruang tamu, tersusun rapi dokumen-dokumen—surat resign dari pekerjaan paruh waktunya, tiket pesawat ke Bali untuk minggu depan, dan sebuah surat yang sudah ia tulis untuk Adrian tapi belum ia kirim.Nadira duduk di seberangnya, memperhatikan dengan khawatir."Kamu yakin dengan keputusan ini, Len?""Untuk pertama kalinya dalam berbulan-bulan, aku merasa yakin dengan sesuatu.""Tapi pergi tanpa ngomong sama Adrian dulu...""Aku sudah mencoba bicara dengannya, Dira. Setiap kali aku mencoba menjaga jarak, dia jadi possessive. Setiap kali aku bilang butuh ruang untuk berpikir, dia jadi agresif. Aku tidak bisa lagi hidup seperti ini.""Tapi dia pasti akan cari kamu.""Makanya aku pergi ke Bali dulu. Ke rumah tanteeku di Ubud. Tempat yang jauh dari Jakarta, dari media, dari semua kekacauan ini. Aku butu

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 259

    Kantor Adrian di lantai 40 gedung Hartono Group terasa seperti bunker yang terkepung. Di meja kerjanya bertumpuk laporan keuangan yang menunjukkan grafik merah—saham perusahaan terus merosot, beberapa klien besar membatalkan kontrak, dan yang terburuk, tiga bank mulai mempertimbangkan untuk menarik fasilitas kredit.Tapi yang membuat Adrian benar-benar terpukul bukanlah angka-angka di kertas. Melainkan email yang baru saja ia terima dari Sophia—perempuan yang selama lima tahun terakhir ia percayai untuk mengelola komunikasi strategis perusahaannya."Adrian,Saya rasa sudah waktunya untuk percakapan yang honest. Situasi perusahaan sudah tidak bisa ditolerir lebih lama. Board of directors akan bertemu minggu depan, dan saya punya informasi yang menunjukkan bahwa mereka sedang mempertimbangkan vote of no confidence.Saya juga punya dokumentasi lengkap tentang budaya kerja yang problematik di perusahaan ini—tidak hanya yang berkaitan dengan kasus Alena, tapi juga insiden-insiden lain yang

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 258

    Keesokan harinya, Alena duduk di kafe kecil di kawasan Kemang, tempat yang dulu sering ia datangi bersama Reno sebelum pernikahan mereka mulai runtuh. Tempat yang menyimpan kenangan tentang masa ketika hidupnya masih sederhana, masih bisa diprediksi.Reno duduk di seberangnya, memperhatikan wajahnya yang pucat dan mata yang sembab—bukti bahwa ia hampir tidak tidur semalaman setelah Adrian datang ke apartemennya dengan emosi yang tidak terkendali."Kamu terlihat kacau, Len," kata Reno dengan nada yang lebih lembut daripada yang pernah ia gunakan dalam beberapa bulan terakhir."Aku merasa kacau.""Mau cerita?"Alena tertawa pahit. "Cerita tentang apa? Tentang bagaimana hidup yang kukira sudah aku bangun kembali ternyata lebih kacau dari sebelumnya? Tentang bagaimana keputusan untuk jujur malah menghancurkan hidup orang lain?""Atau tentang bagaimana pria yang kamu pikir mencintaimu ternyata posesif dan manipulatif?"Alena menatap Reno dengan terkejut. "Apa maksudmu?""Len, kemarin malam

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 257

    Apartemen mewah Adrian di kawasan SCBD terasa lebih dingin dari biasanya, meskipun AC-nya sudah dimatikan. Sudah tiga hari sejak pertemuan dengan para mitra bisnisnya, dan ultimatum mereka terus bergema di kepalanya. Tapi yang lebih mengganggu adalah kenyataan bahwa ia belum berbicara dengan Alena sejak kemarin.Ponselnya berdering untuk kesekian kalinya. Alena, akhirnya."Halo?" suaranya terdengar lelah."Len, dimana kamu? Aku sudah mencoba menghubungimu seharian.""Aku di apartemen. Bersama Nadira.""Aku mau menemuimu. Sekarang.""Adrian, tidak. Aku tidak bisa bertemu denganmu sekarang. Terlalu berisiko.""Berisiko?" Nada suara Adrian berubah tajam. "Berisiko untuk siapa? Untuk reputasimu yang sudah hancur? Atau untuk kariermu yang sudah tidak ada?"Keheningan di ujung telepon. Adrian langsung menyesal dengan kata-katanya."Maaf. Aku tidak bermaksud—""Adrian," suara Alena terdengar dingin, "aku pikir kita perlu... mengambil jarak sementara waktu.""APA?" Adrian bangkit dari sofa de

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status