Share

Bab 295

Author: perdy
last update Last Updated: 2025-06-21 23:39:06

"Kamu ingat kan, dulu kamu juga punya phase ingin kerja di NGO atau start up social enterprise. Untung aku remind kamu untuk lebih realistic."

Alena terdiam. Ia memang pernah memiliki mimpi-mimpi seperti itu. Dan Adrian memang yang membuat ia "sadar" bahwa mimpi-mimpi itu tidak praktis. Tapi sekarang, setelah conversation dengan Dimas, ia mulai mempertanyakan: apakah itu betul-betul kesadaran, atau manipulation?

"Ngomong-ngomong," lanjut Adrian, "mungkin sebaiknya kamu limit interaksi dengan teman-teman lama yang bisa trigger nostalgia seperti itu. Kamu kan sudah move on dari phase itu."

Dan di situlah batas yang akhirnya terlewati. Adrian tidak hanya ingin mengontrol masa depan Alena, tapi juga siapa yang boleh ia temui dari masa lalunya.

"Adrian," kata Alena pelan, "kamu tidak bisa memutuskan siapa yang boleh dan tidak boleh aku temui."

"Aku tidak memutuskan. Aku hanya suggest. Karena aku care sama kamu dan aku tidak ingin kamu terpengaruh dengan hal-hal yang bisa disrupt progress y
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 302

    Alena berhenti sejenak dari menulis dan menatap keluar jendela. Di café seberang jalan, ia bisa melihat pasangan yang sedang sarapan bersama. Mereka terlihat nyaman bersama orang lain, tapi juga melakukan aktivitas terpisah - membaca koran, dan lain-lain membuat sketsa di buku catatan. Bersama tapi mandiri.Apakah ia dan Adrian pernah punya dinamika seperti itu?Jawaban jujurnya adalah tidak. Mereka selalu bersama-sama dalam cara yang memakan waktu. Bahkan ketika mereka melakukan hal yang terpisah, selalu ada kesadaran tentang satu sama lain. Adrian selalu memantau suasana hati Alena, selalu siap dengan nasehat atau sugesti. Alena selalu sadar akan kebutuhan dan kesukaan Adrian, selalu menyesuaikan perilakunya.Mereka terjerat, tidak terhubung.Tapi apakah keterikatan itu merupakan karakteristik permanen dari hubungan mereka, atau sesuatu yang bisa diubah dengan pertumbuhan dan kesadaran?Alena tidak yakin

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 301

    Di Jogja, Alena berjalan-jalan tanpa tujuan, makan di warung yang terlihat menarik tanpa mengecek ulasan, berbicara dengan orang asing, dan mengambil foto-foto dengan ponselnya tanpa khawatir tentang komposisi atau pencahayaan.Ia merasa hidup dengan cara yang sudah lama tidak ia rasakan.Di malam terakhir di Jogja, sambil duduk di teras hotel kecil yang ia pilih, Alena menulis di journal-nya:"Aku realize bahwa selama ini aku tidak unhappy karena aku tidak dicintai. Aku unhappy karena aku tidak recognize diri aku sendiri. Aku menjadi stranger untuk diri aku sendiri.""Sekarang, untuk pertama kalinya dalam bertahun-tahun, aku mulai remember siapa aku sebenarnya. Dan aku like this person. Aku excited to get to know her better.""Mungkin Adrian mencintai versi dari aku yang ia help create. Tapi aku ingin mencintai versi yang authentic dari diri aku sendiri."Ketika kembali ke Jakarta, Alena merasa different. Tidak co

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 300

    Keesokan harinya, Alena memutuskan untuk menjelajahi lingkungan barunya. Dulu, eksplorasi seperti ini selalu dilakukan dengan Adrian, yang akan segera meneliti restoran terbaik, rute paling efisien, dan potensi masalah keselamatan. Saat ini, Alena berjalan tanpa tujuan, tanpa rencana, tanpa Google Maps.Ia menemukan kedai kopi kecil yang terletak di pojok jalan. Interiornya eklektik dan agak semrawut - tipe tempat yang persis seperti itu akan membuat Adrian tidak nyaman karena "tidak bersih" atau "terlalu ramai". Tapi Alena merasa tertarik pada energi itu.Ia memesan latte dengan rasa yang belum pernah ia coba sebelumnya - madu lavender. Adrian selalu menyukai pesanan klasik, mengatakan bahwa rasa eksotis sering kali mengecewakan dan tidak sebanding dengan risikonya. Tapi hari ini, Alena ingin mengambil resiko itu.Latte-nya ternyata enak.Sambil menikmati kopi-nya, Alena mengamati orang-orang di sekitarnya. Ada seorang seniman yang membuat sketsa di meja sudut, pasangan yang sedang b

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 299

    Apakah ia mencintai siapa Alena sebenarnya, atau ia mencintai versi Alena yang sudah ia bentuknya sesuai dengan preferensi-nya?Pertanyaan-pertanyaan ini sangat menyakitkan karena jawabannya tidak hitam dan putih. Adrian benar-benar peduli pada Alena. Ia ingin ia bahagia, ia ingin ia aman, ia ingin ia sukses. Tapi cara ia mengungkapkan kepedulian itu... mungkin tidak sehat.Ia mengingat kata-kata Alena: "Hormati itu bukan hanya soal bersikap sopan atau tidak berteriak-teriak. Hormati itu soal mengakui bahwa aku punya agensi untuk menentukan pilihanku sendiri."Agen. Kata yang tidak pernah benar-benar Adrian ingat dalam konteks hubungan. Ia selalu berpikir bahwa kemitraan itu tentang pengambilan keputusan bersama, tapi "bersama" dalam definisinya artinya ia menyajikan pilihan dan Alena setuju atau tidak setuju. Ia tidak pernah benar-benar mempertimbangkan bahwa Alena mungkin mempunyai ide atau preferensi yang benar-benar berbeda dari yang ia antisipasi.Dan ketika Alena tidak menyuarak

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 298

    Setelah pintu apartemen tertutup di belakang Alena, Adrian berdiri terpaku di tengah ruang tamu yang masih dihiasi lilin-lilin romantis yang kini terasa mocking. Carbonara yang ia masak dengan penuh harapan sudah dingin di atas meja, dan aroma wine yang ia buka untuk merayakan rekonsiliasi yang tidak pernah terjadi kini tercium pahit.Ia merosot ke sofa yang masih hangat bekas tempat duduk Alena, tangannya meremas rambut dengan frustasi. Kata-kata Alena berputar-putar di kepalanya seperti rekaman yang tidak bisa berhenti."Kamu treat aku seperti anak kecil yang perlu di-guide, bukan seperti equal partner.""Aku sudah lupa siapa diriku yang sebenarnya.""Aku need partner yang membuat aku feel more like myself ketika aku bersamanya, bukan less."Adrian menggelengkan kepala keras-keras. Tidak, Alena salah paham. Semua yang ia lakukan adalah untuk kebaikan mereka. Ia bukan tipe yang controlling atau possessive. Ia hanya... peduli. Sangat peduli.Ia bangkit dari sofa dan mulai mondar-mandi

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 297

    Setelah pintu apartemen tertutup di belakang Alena, Adrian berdiri terpaku di tengah ruang tamu yang masih dihiasi lilin-lilin romantis yang kini terasa mocking. Carbonara yang ia masak dengan penuh harapan sudah dingin di atas meja, dan aroma wine yang ia buka untuk merayakan rekonsiliasi yang tidak pernah terjadi kini tercium pahit.Ia merosot ke sofa yang masih hangat bekas tempat duduk Alena, tangannya meremas rambut dengan frustasi. Kata-kata Alena berputar-putar di kepalanya seperti rekaman yang tidak bisa berhenti."Kamu treat aku seperti anak kecil yang perlu di-guide, bukan seperti equal partner.""Aku sudah lupa siapa diriku yang sebenarnya.""Aku need partner yang membuat aku feel more like myself ketika aku bersamanya, bukan less."Adrian menggelengkan kepala keras-keras. Tidak, Alena salah paham. Semua yang ia lakukan adalah untuk kebaikan mereka. Ia bukan tipe yang controlling atau possessive. Ia hanya... peduli. Sangat peduli.Ia bangkit dari sofa dan mulai mondar-mandi

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status