Home / Romansa / Gairah yang Terlarang / Mencari Titik Balik

Share

Mencari Titik Balik

Author: OhmyTwizz
last update Last Updated: 2025-01-06 02:49:15

Keesokan harinya, Sienna berjalan kembali ke kantor dengan pikiran yang penuh. Setiap langkahnya di trotoar terasa lebih berat dari biasanya. Meski wajahnya terlihat tenang dan ekspresi wajahnya profesional, dalam hatinya, dia terus memikirkan pertemuan dengan Adrian Voss yang terjadi kemarin. Tatapan Adrian yang tajam, kata-katanya yang penuh makna, semuanya terasa lebih dari sekadar percakapan biasa. Ada sesuatu yang tersirat—sesuatu yang lebih gelap, lebih menggoda, dan, lebih dari itu, lebih berbahaya dari yang dia bisa bayangkan.

Namun, meskipun begitu banyak keraguan yang melanda pikirannya, ada bagian dari dirinya yang merasa tertarik, yang merasa seolah-olah ini adalah jalan yang seharusnya ia pilih. Tidak ada yang bisa menantang otaknya seperti Adrian. Setiap pertemuan dengannya membawa ketegangan yang sulit untuk diabaikan. Seolah dunia di sekitarnya menghilang, hanya ada dia dan Adrian, berada dalam jalinan percakapan yang penuh dengan dorongan yang tak terucapkan.

Setelah tiba di kantornya, Sienna membuka pintu ruangannya dan duduk di meja kerjanya. Namun, sebelum dia sempat memulai pekerjaannya, sebuah pesan singkat masuk ke ponselnya. Hatinya berdegup kencang saat melihat pengirimnya: Adrian Voss.

"Sienna, ada pertemuan penting siang ini. Pukul 2, di kantor saya. Harap datang tepat waktu."

Dia membaca pesan itu beberapa kali, mencoba mencerna maksud sebenarnya. Pesan yang singkat, tapi intens. Tidak ada penjelasan lebih lanjut, hanya permintaan untuk bertemu. Sienna tahu ini bukan tentang pekerjaan. Ini tentang sesuatu yang lebih.

Dia memutuskan untuk tetap profesional, berusaha menyisihkan kekhawatirannya. Saat waktu menunjukkan pukul 2 siang, dia akhirnya memutuskan untuk pergi ke kantor Adrian, meskipun hatinya terasa bergejolak. Setiap pertemuan dengan Adrian seakan mengarah ke jalur yang lebih gelap, dan dia mulai merasa kesulitan untuk menahan diri.

---

Sesampainya di kantor Adrian, Sienna disambut oleh keamanan yang mengantar langsung ke lantai tertinggi, di mana kantor Adrian berada. Gedung ini adalah simbol kekuasaan dan kemewahan yang tak terbantahkan. Lantai-lantai yang bersih dan modern memberikan kesan bahwa hanya sedikit orang yang mampu mengakses tempat ini—dan Sienna, dengan segala kemampuan dan dedikasinya, merasa seperti salah satu orang tersebut, meskipun ia tahu, semakin dalam ia terlibat dalam dunia Adrian, semakin sedikit pilihan yang tersisa untuk mundur.

Pintu besar yang terbuat dari kaca gelap terbuka begitu Sienna mengetuk, memperlihatkan Adrian yang sedang duduk di kursi kulit hitam di belakang meja kerjanya. Seperti biasa, ia mengenakan setelan jas yang sempurna, dan kali ini, ada ekspresi serius di wajahnya. Sesuatu yang berbeda dari biasanya.

“Sienna, terima kasih sudah datang tepat waktu,” ujar Adrian sambil menatapnya dengan tatapan tajam. “Saya harap Anda tidak keberatan dengan keputusan mendadak ini. Ada beberapa hal yang harus kita bicarakan.”

Sienna berjalan menuju kursi yang terletak di seberang meja Adrian dan duduk dengan sikap tenang, meskipun hatinya berdebar lebih cepat dari biasanya. “Tentu, Tuan Voss. Apa yang ingin Anda diskusikan?”

Adrian mengambil sehelai kertas dari tumpukan di meja kerjanya dan menyerahkannya padanya. “Ini adalah beberapa dokumen yang sangat penting. Kasus ini bukan sekadar masalah hukum. Ada banyak pihak yang terlibat, dan saya ingin Anda memastikan bahwa tidak ada yang bocor.”

Sienna menatap dokumen itu dan segera memeriksa isinya. Namun, sebelum dia bisa mengeluarkan komentar, Adrian kembali berbicara, suaranya berubah lebih serius.

“Sienna,” katanya, lebih pelan kali ini. “Saya tahu Anda adalah seorang profesional yang hebat, tapi saya juga tahu bahwa Anda lebih dari sekadar pengacara bagi saya. Anda sudah mulai memahami lebih banyak tentang saya, bukan?”

Sienna terdiam, kata-kata Adrian menggantung di udara. Hatinya berdegup cepat. Ada kedalaman dalam tatapan Adrian yang tak bisa dia hindari. Sesuatu yang lebih dari sekadar hubungan profesional. Dia tahu betul apa yang Adrian maksud—sekarang bukan hanya tentang pekerjaan. Ada ketegangan yang lebih besar di antara mereka, sesuatu yang tidak bisa diabaikan begitu saja.

“Sienna,” lanjut Adrian, perlahan bangkit dari kursinya dan mendekat. “Saya rasa Anda tahu bahwa dunia saya sangat berbeda dari dunia yang Anda kenal. Anda mungkin merasa terjebak di antara moralitas dan pekerjaan. Tapi saya bisa memberi Anda kesempatan untuk lebih dari itu. Lebih dari sekadar tugas.”

Sienna merasa napasnya tercekat. Sebagai seorang profesional, dia tahu dia harus menjaga jarak. Tetapi di hadapan Adrian, segalanya terasa lebih sulit. Ada sesuatu dalam dirinya yang membuatnya tergoda untuk lebih dekat lagi, untuk mengeksplorasi sisi dunia yang selama ini dia hindari.

“Adrian,” kata Sienna, mencoba menenangkan dirinya. “Apa yang Anda tawarkan tidak hanya berkaitan dengan pekerjaan, bukan? Ini lebih dari itu.”

Adrian tersenyum tipis, namun senyum itu penuh dengan arti yang sulit dipahami. “Anda sudah memahami semuanya lebih baik dari yang Anda kira, Sienna. Apa yang saya tawarkan... adalah kesempatan untuk lebih mengenal dunia saya. Dunia yang lebih gelap. Dunia yang lebih menggoda.”

Sienna merasakan aliran panas yang merayapi kulitnya. “Dan Anda yakin, saya akan sanggup menghadapinya?” tanyanya, meskipun dia tahu jawabannya sebelum Adrian mengucapkannya.

Adrian mendekat lebih jauh, wajahnya hanya beberapa inci dari wajah Sienna. “Saya yakin, Anda lebih kuat dari yang Anda kira. Anda hanya perlu sedikit keberanian untuk melangkah lebih jauh.”

Sienna merasa napasnya semakin berat. Segala ketegangan yang ada di antara mereka terasa semakin kuat, semakin menggoda. Meski begitu, ada perasaan tidak nyaman yang terus meresap dalam dirinya. Dia tahu, apapun yang terjadi, dia sudah berada dalam permainan yang berbahaya. Dan sekali dia melangkah lebih jauh, tidak ada jalan kembali.

Adrian menatapnya satu detik lagi, kemudian mundur sedikit, memberi sedikit ruang. “Saya ingin Anda mempertimbangkan apa yang saya katakan, Sienna. Pilih dengan bijak.”

Sienna hanya bisa mengangguk pelan, mencoba mencerna kata-kata itu. Dia tahu, dunia yang telah dibuka oleh Adrian Voss tidak akan pernah sama. Ketika dia keluar dari kantor itu, Sienna menyadari satu hal—dia sudah terperangkap dalam jaring yang sulit untuk dilepaskan. Apakah dia akan terus bermain, atau berhenti sebelum terlambat?

Namun, satu hal pasti: dia sudah terlalu jauh terlibat untuk bisa mundur sekarang.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Gairah yang Terlarang   Jejak Bayangan di Balik Konspirasi

    Matahari baru saja naik saat Sienna terbangun dengan perasaan gelisah. Semalam, setelah pembicaraan mereka dengan Clara, pikirannya tak bisa berhenti berputar. Jika Marcus benar-benar merencanakan sesuatu yang lebih besar, maka Adrian dalam bahaya—dan itu berarti dia juga dalam bahaya.Adrian masih tertidur di sampingnya, dadanya naik turun dengan tenang. Sienna menatapnya sejenak, mengingat semua yang telah mereka lalui. Dia telah berusaha keras untuk menjauh dari kehidupan Adrian yang penuh intrik, tetapi kenyataannya, semakin dia mencoba keluar, semakin dalam dia terperangkap.Dengan hati-hati, dia bangkit dari tempat tidur dan menuju ke dapur untuk membuat kopi. Namun, sebelum dia sempat menyeduhnya, ponselnya bergetar di atas meja.Nomor tak dikenal.Sienna mengernyit, tetapi tetap mengangkatnya."Halo?"Suara berat di ujung sana terdengar dingin. "Kau harus menjauh darinya, Sienna."Jantungnya mencelos. "Siapa ini?""Kau tahu siapa. Jangan membuat segalanya lebih sulit dari yang

  • Gairah yang Terlarang   Bayangan Masa Lalu

    Pagi itu, sinar matahari yang lembut menyelinap melalui tirai kamar Adrian dan Sienna. Setelah sekian lama menghadapi berbagai badai dalam kehidupan mereka, hari-hari terasa lebih damai. Adrian telah meninggalkan dunia bisnis gelapnya dan menyerahkan perusahaannya kepada orang kepercayaannya. Kini, dia bisa menikmati kehidupan yang lebih tenang bersama Sienna.Sienna menggeliat di tempat tidur, merasakan kehangatan Adrian di sisinya. "Kau sudah bangun?" gumamnya dengan suara serak.Adrian tersenyum, mengusap rambutnya yang berantakan. "Aku sudah bangun sejak tadi. Aku hanya ingin menikmati momen ini lebih lama."Sienna tertawa kecil, lalu menatapnya dalam. "Siapa sangka kita akan sampai di titik ini?"Adrian menariknya ke dalam pelukan. "Aku selalu tahu bahwa aku ingin menghabiskan hidupku denganmu, Sienna."Namun, kedamaian mereka tak bertahan lama. Ponsel Sienna berbunyi, memecah kehangatan di antara mereka. Dia mengambilnya dan melihat nama di layar. Marcus.Sienna menegang. Dia me

  • Gairah yang Terlarang   Persidangan Terakhir

    Sienna terbangun lebih awal dari biasanya. Matahari baru saja muncul di ufuk timur, memancarkan cahaya keemasan yang menyinari kota. Dia menoleh ke samping dan melihat Adrian masih terlelap. Wajahnya tampak lelah, namun tetap menunjukkan ketegasan yang sama seperti biasa.Persidangan hari ini akan menjadi titik balik bagi mereka berdua. Jika Adrian terbukti bersalah, dia bisa kehilangan segalanya—bisnisnya, kebebasannya, bahkan mungkin hubungannya dengan Sienna. Tetapi jika dia menang, ini akan menjadi awal baru yang telah lama mereka impikan.Sienna menghela napas panjang sebelum bangkit dari tempat tidur dan menuju dapur. Saat dia sedang menyiapkan kopi, Adrian muncul dari belakang dan melingkarkan lengannya di pinggangnya."Kau sudah bangun?" suaranya serak, masih terbawa sisa kantuk.Sienna mengangguk. "Aku tidak bisa tidur nyenyak. Aku terlalu banyak berpikir."Adrian mengecup puncak kepalanya. "Apa kau siap?"Sienna menatapnya, mencoba mencari keteguhan dalam sorot matanya. "Aku

  • Gairah yang Terlarang   Manuver Berbahaya

    Sienna terbangun dengan perasaan gelisah. Matanya menatap layar ponselnya yang masih menunjukkan pesan terakhir yang ia terima tadi malam:“Adrian baru saja bertemu dengan Kiera di The Royale Club.”Dia menggigit bibirnya, mencoba menenangkan pikirannya. Ini bukan pertama kalinya dia menghadapi situasi di mana Adrian berhubungan dengan wanita dari masa lalunya, tapi kali ini berbeda. Kiera bukan hanya ancaman bagi hubungan mereka, tetapi juga musuh yang mencoba menjatuhkan Adrian dengan cara apa pun.Sienna menghela napas, mengumpulkan keberanian sebelum akhirnya bangkit dan bersiap untuk menghadapi hari.Saat dia keluar dari kamar, suara langkah kaki Adrian terdengar dari dapur. Pria itu tampak tenang seperti biasanya, seolah tidak ada yang terjadi.“Kau tidur nyenyak?” tanya Adrian sambil menyeduh kopi.Sienna menatapnya, mencari tanda-tanda kebohongan di wajahnya. “Aku mendengar kau bertemu dengan Kiera tadi malam.”Adrian mengangkat alisnya, kemudian meletakkan cangkirnya di meja.

  • Gairah yang Terlarang   Jeratan Musuh dan Godaan yang Mengancam

    Sienna membuka matanya perlahan, merasakan kehangatan tubuh Adrian yang masih tertidur di sampingnya. Semalaman mereka berbicara panjang tentang ancaman Marcus dan pengkhianatan dalam sistem hukum yang berusaha menjatuhkan Adrian. Namun, meskipun masalah itu terus menghantui mereka, malam sebelumnya menjadi tempat pelarian di mana mereka hanya memiliki satu sama lain.Sienna menggerakkan jemarinya di atas dada Adrian, merasakan detak jantungnya yang stabil. Namun, saat ia hendak beranjak dari tempat tidur, lengan Adrian melingkar di pinggangnya, menahannya."Jangan pergi dulu," suara berat Adrian terdengar serak karena baru bangun.Sienna tersenyum kecil. "Aku harus ke kantor. Kita masih harus mencari tahu siapa pengkhianat di dalam sistem hukum."Adrian membuka matanya dan menatapnya dengan penuh ketenangan. "Aku tahu. Tapi sebelum itu, aku ingin menikmati pagiku denganmu sebentar lagi."Sienna tertawa kecil sebelum akhirnya menyerah dan membiarkan dirinya tenggelam dalam pelukan Adr

  • Gairah yang Terlarang   Ancaman dari Bayanh - Bayang

    Pagi itu, Sienna bangun dengan perasaan berat di dadanya. Pikirannya masih dipenuhi oleh dokumen yang Ethan berikan kemarin. Kasus Adrian semakin rumit, dan meskipun dia mempercayai Adrian, Sienna tidak bisa mengabaikan fakta bahwa seseorang dengan kekuatan besar berusaha menghancurkannya.Di sebelahnya, Adrian masih tertidur, napasnya teratur. Wajahnya yang biasanya penuh percaya diri terlihat lebih tenang saat tidur. Sienna ingin membangunkannya, ingin membahas rencana mereka selanjutnya, tapi dia tahu Adrian butuh istirahat.Sienna bangkit perlahan, berjalan menuju dapur untuk membuat kopi. Namun, saat dia membuka ponselnya, sebuah pesan masuk membuat jantungnya berdebar kencang.“Kau pikir kau bisa menyelamatkannya? Dia akan jatuh, dan kau juga.”Sienna langsung menunjukkan pesan itu kepada Adrian setelah dia bangun.“Ini semakin gila,” kata Sienna dengan nada frustrasi.Adrian mengambil ponselnya, membaca pesan itu, lalu mengerutkan dahi. “Ini bukan hanya ancaman biasa.”“Menurut

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status