Share

KERICUHAN DI PEMAKAMAN MAMA

"Buuu ... buuu ... coba ini lihat bu!" Mba Retno berlari tergesa mendekati Ibu. Gawainya diperlihatkan ke arah Ibu dan Bapak yang belum menggunakan kacamatanya.

"Opo sih ... opo? Nggak keliatan Ret!" Bapak segera mengambil kacamata milik Ibu dan miliknya.

"Ya, Tuhan Aksa ini, Ret? Kawin lagi dia ... ini anak beneran kena covid atau alasan aja buat kawin lagi? Gambar dari siapa itu, Ret?" Bapak kaget melihat foto Mas Aksa yang ternyata kawin lagi.

"Dari Mas Pras, Pak. Liat aja tanggal di fotonya. Itu kan kemarin." Mba Retno menimpali.

"Aksa itu keterlaluan banget ya. Kurang ajar, biar Bapak yang telepon dia." wajah Bapak memerah, kemudian dia buru-buru menelpon Mas Aksa.

Kudengar Bapak marah-marah pada Mas Aksa sedangkan Ibu masih menenangkanku. Aku tak dapat membendung air mataku, mengapa nasibku harus seperti ini. Apa salahku selama ini, Tuhan?

"Nduk, maafin Aca ya, Nduk. Ibu tau rasanya sakit sekali dihianati oleh pasangan kita, Nduk. Ibu mohon orangtuamu jangan sampai tau ya, Nduk." Ibu mertuaku mengelus-elus kepalaku.

"Nggih, bu. Fa juga nggak mau kalo sampe Mama tau. Pasti Mama langsung drop." Aku masih menahan kekesalanku pada Mas Aksa.

"Nduk, cobalah kamu menenangkan diri. Pergilah kemanapun, biar masalah ini kami yang tangani, Nduk. Biar Ibu kasih bekel kamu ya, Nduk. Tiga hari atau seminggu. Nanti kalo suasana sudah kondusif kamu bisa pulang lagi kesini." Ibu tiba-tiba memberikan solusi yang cemerlang untukku.

Untung saja masih ada Ibu mertuaku yang walaupun sedikit tapi masih memberikan perhatian pada menantunya. Malam itu aku segera packing baju-bajuku untuk dibawa lusa nanti. Belum terfikirkan aku akan kemana, tapi aku benar-benar jenuh dengan sandiwara dunia ini.

~~~~~~

Empat hari sudah berlalu tetapi bukannya kabar baik yang kuterima, malah kabar buruk yang mengharuskan aku pulang ke rumah orangtuaku.

Air mata terus mengalir semenjak dalam perjalanan menuju rumahku tadi. Kulihat bendera kuning terpampang nyata di rumahku. Mama, iya Mama pergi meninggalkan aku untuk selamanya.

Kulihat dia dibungkus kain putih dengan dilapis kain jarik, kupandangi wajahnya begitu putih dan pucat. Maafkan aku Mama, belum sempat aku membahagiakanmu.

Kakak-kakakku nampak berkumpul diantara saudara-saudara kami. Kulihat juga Ibu Mertua, Mba Retno dan Mas Aksa ikut berkumpul juga. Ish ... aku malas sekali melihat muka Mas Aksa. Rasanya ingin ku gugat cerai saja agar aku tak perlu bertemu dia lagi.

Mama kemudian dibawa ke masjid terdekat untuk disolati selanjutnya dibawa ke area pemakaman dekat rumah kami. 

Ibu mertua, Mbak Retno dan Mas Aksa kemudian menghampiriku ketika kami semua sudah dirumah.

"Dek, kemana aja kamu seminggu ini?" Mas Aksa membuka percakapan.

"Ngapain masih ngurusin aku, Mas. Urus aja istri baru kamu. Setelah pemakaman Mama beres semua, aku mau ajuin cerai sama kamu, Mas." Aku menjawab ketus.

"Alaaah ... sok suci kamu, Dek." Suara Mas Aksa agak meninggi membuat saudara-saudaraku melirik kearah kami. Untung saja tamu-tamu yang lain sudah mulai pulang.

Akhirnya aku menarik Mas Aksa ke kamar agar kami tak jadi pusat perhatian.

"Maksud kamu gimana ya Mas? Aku sok suci?" Kekesalanku sudah sampai ubun-ubun.

"Kamu seminggu pergi itu kan sama Si Pras? Kemana aja kamu? Lebih hina kamu, suami kakak iparmu sendiri kamu embat," pupil mas Aksa semakin melebar seakan-seakan ingin keluar dari kelopaknya.

"Tunggu ... tunggu. Maksud kamu gimana ya?Aku pergi sendiri dan ingin menenangkan diri biar aku nggak gila karena kelakuanmu." Aku semakin tak bisa mengontrol emosiku.

"Uang darimana kamu bisa pergi-pergian kaya gitu kalo bukan dari Si Pras? Udah ngaku aja, Dek!" Mas Aksa masih kekeuh sama pendapatnya.

Belum juga aku ingin menjawab, Ibu dan Mba Retno masuk ke kamar. Seketika aku seperti mendapat pertolongan atas kedatangan Ibu Mertuaku.

"Bu, tolong jelasin ke Mas Aksa kalo Ibu yang kasih aku bekel buat pergi dari rumah dan menenangkan diri kan, Bu?" Kupandangi Ibu mertuaku penuh harap. Sementara dia masih diam seperti bimbang mencari kata- kata.

Duh, gimana ini. Drama apalagi dalam hidup aku?

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status