Share

(28) Kumpulan Kal

Author: SyasaRanni
last update Last Updated: 2024-08-17 23:53:28

Hening menerpa salah satu meja di kafe kopi, lima pria muda sesekali saling bertukar pandang dengan wajah masam. Pertanyaan pembuka dari Kal berhasil mengacaukan suasana santai, berhasil membuat suasana jadi kaku, dan berhasil membuat keadaan jadi canggung.

"Oi gue tanya, lo selingkuh dari kakaknya Rana tapi lo juga suruh gue buat nikah sama Rana. Apa tujuan lo sebenarnya?" ucap Kal mengulangi pertanyaannya, menatap pria yang ia beri pertanyaan berulang.

"Kenapa jadi aneh gini sih suasana?" pungkas Den, pria bernama lengkap Denandra Jamali yang seringkali hanya menjadi pendengar dalam kelompok, "lo punya prasangka buruk sama Tom?" lanjutnya bertanya pada Kal yang justru hanya mengecapkan mulut.

"Enggak, makanya gue tanya sama dia sekarang biar enggak ada prasangka atau fitnah," jawab Kal tanpa sedikitpun melihat ke arah Den, ia tahu tiga teman lain merasa keadaan tidak nyaman, tapi bagi Kal pula pikirannya kini harus lurus dan segala pertanyaan harus mendapat jawaban sekarang.

"Gue je
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Gara-gara Teman, Rumah Tanggaku Berantakan   (148) Di rumah sakit

    Bisik dan obrolan pelan terdengar bersahutan, tidak bisa dikatakan bising tapi cukup ramai. Dari pria muda yang berbincang di depan perut membesar wanita muda, wanita yang terlihat merajuk dengan bersedekap dada dan rayuan kecil dari pria yang terkekeh ringan, celotehan kecil pria yang berandai bersama wanita dengan perut yang belum begitu besar, dan hal lain yang sebenarnya terlihat menarik dan romantis. Namun sayang sejuta sayang, suasana hati tidak cukup menyenangkan untuk berkata itu semua menarik, beratnya pikiran tidak mampu memikirkan perandaian yang begitu romantis, bila sadar pada fakta bahwa pernikahan ini hanyalah kesepakatan hampa.Membisu seorang diri di kursi tunggu yang berbaris secara horizontal, melihat lurus ke salah satu ruang periksa dokter di rumah sakit. Hanya terpaku diam seolah ruang periksa dokter kandungan sangat lah menarik, hingga tidak adanya niat bermain gim dalam ponsel, menjelajah media sosial, membaca grup perpesanan, mengirim pesan, atau sekadar berte

  • Gara-gara Teman, Rumah Tanggaku Berantakan   (147) Kumpul lagi?

    Tok ... Tok.Cklek!Dua kali ketukan pintu terdengar jelas, belum juga Rana menyambut, pintu sudah terbuka dan cepat kembali tertutup setelah Kalil masuk. Beranjak Rana dari kursinya usai melihat sang suami lebih pilih untuk duduk di sofa, "kenapa? Kalau memang ada yang mau dibahas, kan bisa di rumah.""Fafa siap tes paternitas kandungannya." Terdiam membisu Rana mendengarnya, tidak terkejut dan tidak juga khawatir. Rana lebih dari pada terkejut dan khawatir, andai ada kata yang cocok untuk mengungkapkan perasaan kini, tapi itu hanya akan jadi hal tidak berguna. Sejak kapan ada hal yang benar-benar berguna di dunia ini? Semua hanya bersifat subjektif dan terbatas pada waktu."Gimana cara dia kasih tahu kamu?" tanya Rana berulang kali mengubah posisi duduknya, tidak ada kekhawatiran khusus tapi rasanya begitu gelisah untuk sekadar tenang. Ingin membuat rencana baru lagi, ingin memperkirakan hal terjadi tanpa rencana agar bisa bersiap diri, tapi harus apa? Mulai dari mana? Dan bagaimana

  • Gara-gara Teman, Rumah Tanggaku Berantakan   (146) Kesiapan Fafa

    Ddrrtt ... Ddrrtt.Menoleh cepat Rana ke meja kerjanya, getaran ponsel yang berhasil membuat Rana kembali bangkit dari posisi baringnya meski tak berhasil membuat Rana semangat, terutama setelah ia melihat nama Diah KDRFN tertera jelas di layar ponsel, "apa lagi sih," gerutunya lalu menekan tanda hijau di layar, menjawab panggilan yang tak diharapkan.Bagaimana tidak? Dua bulan berlalu sejak rencana dibuat, pembagian tugas disetujui, dan kesepakatan didapat. Diah yang memang berasal dari geng KDRFN, Diah yang memang sengaja berkhianat pada Fafa karena ketidaksesuaian prinsip hidup, setiap pekan hanya memberi laporan bahwa Fafa tidak berkomunikasi, tidak menunjukkan gelagat mencurigakan, bahkan cenderung jarang bertemu atau kumpul karena mual pagi hari yang masih dialami.Walau pernah Diah memberi tahu perkembangan dari peran yang dimainkan dalam rencana pembalasan, tapi itu hanya suatu hal biasa yang tidak berdampak signifikan. Justru sebaliknya, perkembangan dari Diah yang mencengang

  • Gara-gara Teman, Rumah Tanggaku Berantakan   (145) Laporan Nifa

    Bergerak cepat tangan Rana membuka lembar demi lembar berkas yang sudah dalam satu tumpukan khusus, berkas yang digolongkan berdasarkan kasus dan keperluan pribadi maupun perusahaan. Sampai tangan berjari lentik itu berhenti membuka lembaran kala netra cokelatnya menemukan lembar yang dicari, lembar berisikan baris awal yang tertulis 'bukti laporan', lembar ini juga yang memiliki beberapa sub-bagian berdasarkan bukti tercantum."Jadi maksud dari beberapa laporan ini apa?" tanya Rana mengembalikan suasana pada kondisi semula, kondisi sebelum Fafa datang secara konyol untuk memaksa dengan cara khasnya yang rendahan dan memalukan."Di bagian awal, ada bukti tertulis dari salah satu jawaban survei yang bertuliskan ancaman penghabisan nyawa bagi kepala tim humas pusat, yang saya artikan secara khusus mengarah ke Anda. Untuk yang kedua, ancaman penyebaran foto tak senonoh ke salah satu anggota tim humas kita yang lagi berhalangan hadir hari ini, jika tidak memberikan hal yang diminta terkai

  • Gara-gara Teman, Rumah Tanggaku Berantakan   (144) Perdebatan tak guna

    "Kamu juga akan dilaporkan atas kasus perilaku tidak menyenangkan, penyalahgunaan data hingga menimbulkan kerugian, kamu sudah mengacaukan survei dari beberapa produk menggunakan data kenalanmu, dan sekarang datang dengan rusuh sampai mengganggu ketentraman dan jam kerja," tutur Nifa tak henti melihat ke arah Fafa yang begitu fokus ke lembar demi lembar dari berkas laporan itu. "Dan aku selaku pimpinan tim yang paling dirugikan, akan mempertimbangkan laporan kalau kamu mau kerja sama tanpa terkecuali," sambung Rana tegas, ujaran yang begitu tiba-tiba dan cukup membuat Nifa mengalihkan pandangannya cepat. "Maksudnya?" tanya Fafa sambil mengangkat kepala dan menatap Rana. "Kamu juga akan dilaporkan dengan segudang bukti, tapi aku bisa menolongmu jika kamu menolongku lebih dulu," jawab Rana tersenyum tipis dan mengaitkan tangan melalui setiap sela jemari, "aku enggak akan percaya kamu lagi, tapi kamu bisa percaya aku." "Kenapa aku harus percaya kamu?" sentak Fafa menyulut emosi, i

  • Gara-gara Teman, Rumah Tanggaku Berantakan   (143) Fafa ke kantor

    Tubuh tinggi langsing, kulit putih, wajah oriental, lahir sebagai anak dari salah satu keluarga pengusaha, besar dan tumbuh sebagai anak dari salah satu keluarga terkaya di negeri, mendapat banyak perhatian dan perilaku spesial, dan memiliki kecerdasan yang tak perlu diragukan. Dimana kesialan yang perlu ditangiskan dan dimaki dari dasar kehidupan seorang Kirana Zendaya?Tubuh tinggi langsing sebagai bagian dari badan yang sulit naik berat badan, yang seringkali dikeluhkan oleh tenaga medis setiap kali periksa kesehatan rutin. Kulit putih cenderung kurang pigmen, begitu sensitif kala terkena sinar matahari dan membuatnya hampir selalu mengenakan pakaian serba panjang, wajah oriental yang konon katanya memiliki nilai khusus positif di masyarakat tapi jadi daya tarik yang mengganggu, lahir dan tumbuh di keluarga terkaya dengan jutaan ekspektasi tidak manusiawi demi memenuhi harapan banyak orang, agar saham dan nama tetap terjaga dan diingat dengan baik. Lantas, dimana keberuntungan yang

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status