Page 2 . Savior
***
"Apa kalian merasakan kehadirannya?"
"Awalnya aku merasa ragu, tapi semakin jelas dan semakin jelas. Ini sudah pasti 'dia', 'dia' yang menghilang dua tahun yang lalu."
"Aku mengira dia adalah pemimpin baru kita, dia adalah yang terkuat! Lalu bagaimana bisa ... "
"Terlalu banyak rahasia mengelilinginya. Dan hanya dengan menduga-duga, tidak akan membantu apapun. Aku akan mengunjungi pemimpin baru kita, juga bertatap muka dengan Savior."
"Callahad, jangan membuat masalah."
"Kalian yang hidup dan bercampur dengan manusia, yang membiarkan kekacauan terjadi, tidak berhak memberiku nasihat sama sekali."
***
Sialan.
Aku tidak menduga aku akan kalah dari penjual daun bawang, bagaimana bisa aku membeli dengan harga semahal ini!?Paman itu sudah memperdayaiku, apalagi timunnya terlihat begitu segar dan indah hingga melupakan menawar harga daun bawang.
Hah.
Omong-omong, langitnya terlihat mendung, tapi kenapa hawa di sekitarku terasa panas sekali?
Rasanya ada yang menyalakan api di belakangku, dan sekarang rasanya semakin panas. Mana mungkin ada yang sengaja mau membakarku, 'kan? ... 'kan!?"Halo *king*!"
*Crashh-*
Bahaya!
Apa itu!?
Siapa pria ini!? Ya Tuhan, badannya besar sekali ... jika, jika dia memelukku dengan sepenuh hati, tubuhku yang kurus ini pasti remuk!"*Boo*!"
Wa!
*Brak-*
Sakit ... tubuhku membentur batang pohon besar. Harusnya aku berguling ke arah kanan, di sana lapangan kosong, lebih aman. Tapi mau bagaimana lagi, aku hanya bergerak spontan karena terkejut.
"Ternyata pemimpin baru kita manusia lemah ini? Yang benar saja! Bukannya masih lebih bagus aku yang jadi pimpinan jika memang para Limmerence itu sudah tidak peduli lagi?"
Pemimpin? Pemimpin apa yang pria besar ini ucapkan?
Siapa? Yang mana? Di mana? Jika kalian mencari peminpin baru, lalu kenapa malah menyerangku? Ya ampun, tubuhku rasanya sakit sekali. Harusnya aku dengar nasihat guru olahraga untuk terus berlatih jadi kuat seperti laki-laki super."Anak ini bahkan lebih bodoh dari yang aku duga, membuatku malas menghadapinya. Kau saja yang habisi, aku pikir tadi kita bisa main-main dengannya. *Mood*-ku sudah hilang."
Menghabisi!?
Perempuan ini ... iya, perempuan, kakak perempuannya cantik sekali. Lihat rambut emasnya yang panjang hingga ke punggung, bola matanya yang jernih seperti lautan, kulit putihnya yang seperti pualam.Sungguh, kakak ini cantik sekali ... tunggu dulu!
Aku ini sedang dalam keadaan bahaya! Aku bisa mati sungguhan jika kakak berbadan besar dengan rambut seperti sarang lebah ini benar-benar menyerangku!Tapi salahku apa!?
Kenapa kakak berbadan besar dan kakak perempuan yang benar-benar tipeku ini mengincarku!?"Maaf, sepertinya kalian salah orang. Aku tidak tahu pemimpin yang kalian bicarakan, jadi, kenapa kalian menyerangku dengan tiba-tiba?"
Ajak bicara dahulu.
Mungkin dengan bicara hingga mencapai satu kesepakatan yang adil dan bijaksana akan membuatku selamat dari kematian, kalau beruntung, aku bisa berkenalan dengan kakak perempuan yang cantik ini.Apa aku bertingkah keren sebentar? Bukannya perempuan itu suka pria-pria yang bertingkah *cool* seperti ninja berambut bokong ayam itu? Aku masih ingat bagaimana Naya berteriak histeris saat ...
"Omong kosong! Keluarkan senjatamu! Atau kau ini berduel dengan tangan kosong sepertiku!? Keduanya tidak jadi soal! Tapi yang harus kau ingat, aku benci sekali pria yang pura-pura bodoh dan lari dari masalah! Aku akan remukkan tulang-tulangmu itu!"
Manusia mana yang tidak lari saat bertemu dengan orang yang akan mencelakainya? Memangnya aku ini salah satu dari kumpulan ninja yang aku bicarakan tadi? Sebenarnya apa yang terjadi!? Baik, coba bicara sekali lagi, bahkan aku ditawari hingga tiga kali saat membeli daun bawang tadi.
"Aku sungguh tidak tahu apa yang kalian bicarakan, aku tidak tahu kalian siapa dan kenapa kalian bertindak seperti ini. Aku hanya murid sekolah biasa, aku berkata jujur! Aku tidak mengerti, apalagi kenal dengan peminpin yang kalian ucapkan tadi."
Polisi.
Aku harus panggil polisi, bicara tidak akan menyelamatkan nyawaku yang berharga ini. Dari sini kantor polisinya berjarak dua kilo, kalau lari mungkin bisa. Tidak ada cara lain, pilihanku hanya mencoba lari atau mati sia-sia di sini."Kau tidak tahu siapa kami? Raja baru kita ternyata benar-benar tolol! Kami adalah *Heirs*, bukan manusia biasa pada umumnya. Kami mendapatkan kemampuan dari para Limmerence yang hidup bercampur dengan manusia."
"Hentikan Zarkesh, buat apa kau menjelaskan hal seperti itu pada orang yang harus kita habisi? Kau sengaja buang-buang waktu agar aku kelaparan!? Sudah habisi saja lalu kita bisa segera pergi dari sini, sebelum ada yang mengganggu."
Bahkan saat marah kakak ini cantik sekali, aku semakin ... tidak! Tidak boleh begini! Aku ini sedang dalam bahaya!
Baik.
Dalam hitungan ketiga aku akan lari.Kalau memang aku mati hari ini, apa boleh buat, meski aku belum sempat membaca majalah yang aku curi dari bawah tempat tidur Diaval.Satu ... tiga!
*Brak!*
Astaga!
Apalagi ini!? Aku menabrak apa!? Keras se ... kali."Anda baik-baik saja tuan? Apa saya datang terlambat? Tangan, kaki, kepala, semuanya lengkap. Jadi bisa saya asumsikan tuan baik-baik saja. Mereka cukup bodoh ternyata, dalam waktu sebanyak ini belum juga bertindak. Ini lah alasan kenapa saya benci sekali dengan *superhuman wannabe*."
Pria ini, pria berambut panjang bertopeng dengan pakaian aneh ini yang aku lihat di atap gedung kemarin!
Tidak salah lagi!Tapi ... dari bicaranya, apa dia sungguhan ingin menyelamatkanku atau apa? Dia berharap tanganku putus satu?
"S ... Savior. Bagaimana mungkin kau bisa ada di sini!? Kau menghilang dua tahun lalu!"
Apa!?
Apa pria aneh di sampingku adalah mantan pacar kakak perempuan ini yang menghilang saat kakak sedang sayang-sayangnya!?Pria keji tidak tahu malu!
"Jangan percaya begitu saja padanya Soveyn, sejak Savior menghilang, memanya sudah berapa kali kita temui para heirs yang berpura-pura jadi dia? Memangnya aku percaya padamu! Memangnya aku percaya kalau kau adalah Limmerence!?"
Oh bukan.
Ternyata hanya Li .. Limmerence!?Limmerence yang bertugas melindungi manusia!? Limmerence yang baik hati dan sangat mulia karena sedang menjalankan tugas dari sang bijaksana!?Aku selamat.
Aku selamat hari ini.Aku tidak akan mati.
Aku tidak akan lagi meragukan kemuliaan hati mereka, tidak akan lagi beranggapan buruk tentang mereka. Mereka makhluk suci yang berhati sangat lembut dan peduli."Saya tidak minta kalian untuk percaya, saya tidak butuh. Tapi maju saja, satu persatu atau keduanya. Mungkin kehilangan satu kaki dan satu tangan bisa membuat kalian sadar siapa yang sedang kalian hadapi ini."
...
Aku tarik kembali kata-kataku barusan.Di suatu hari tanpa sengaja Di suatu hari tanpa sengaja senja menghampiri kau dan aku.Kau berdiri, tegak kulihat.Aku duduk, gemetar. Di suatu hari tanpa sengaja teriakan itu terdengar.Siapa? Aku jawabmu.Kau takut dan aku ragu. Di suatu hari tanpa sengaja hujan datang.Kau bilang hari akan cerah, kau bilang matahari akan bersinar.Salah, aku yang percaya, bukan kau yang mengatakannya. Di suatu hari tanpa sengaja aku melihatmu berlari.Tidak begitu cepat, tapi tidak kukejar.Ada apa? Bukan begitu.Aku berdiri, gemetar. Di suatu hari tanpa sengaja kita kembali berdiri di tempat yang sama.Angin berbisik, memintaku pergi.Kau duduk, tegap. Di suatu hari tanpa sengaja senja menghampiri kau dan aku.Kau tidak lagi berdiri dan aku tidak lagi duduk.Di tanah lapang, di bawah matahari yang tenggelam.Kau matahari dan aku hujan.
Page twenty four - Ending "Kenapa kehidupan beranjak dari gelap?""Ia ingin lebih baik, katanya." *** Dua makhluk yang ditinggalkan itu tidak saling bertanya, tidak saling menatap hanya diam menghabiskan waktu di antara mereka. Hingga malam pun terlewat, menjelang pagi dengan matahari yang muncul seolah tidak terjadi apa-apa. Sepasang mata terasa lelah, Limmerence yang ikut berjaga semalaman itu melewatkan salam pertamanya pada pimpinan baru mereka. Tidak apa pikirnya, ia dapat tugas yang lain dari raja. Sementara sepasang mata yang lain tidak mau tertutup, ia tetap memaksa untuk terjaga. Tidak tahu apa dan tidak tahu kenapa, seakan dia yang belum menerima kenyataan yang ada. Benarkah? Benarkah yang terjadi? Ia selalu menanyakan hal yang sama, ia selalu bertanya pada dirinya sendiri tanpa bisa menjawab. "Semuanya sudah berlalu. Sudah lewat, sudah terjadi. Seperti katanya, jika kau memen
Page twenty three - In Between "Kenapa kehidupan beranjak dari gelap?""Ia ingin lebih baik, katanya." *** "Aku tidak akan minggir, aku juga tidak akan ragu untuk menghentikanmu. Tuanku sudah memberi perintah, ia yang akan memberi hukuman pada Bellial." Dammian menatap lurus pada sosok yang sama dengannya, sosok Doppelganger, perwujudan dari kekuatan yang di anugerahkan pada Savior dan Bellial. Judas diam, tidak ia menjawab tidak juga ia bergerak seolah ia yang tidak menolak keputusan yang Savior buat. "Judas, aku tahu. Aku tahu kau merasa sedih karena tuanmu, aku tahu kau ingin dia bahagia lebih dari siapa pun. Aku tahu jika kau, benar-benar peduli padanya, tapi jika kau diam, kau tidak akan pernah bisa menyelamatkannya." "Tuanku, tidak seperti tuanmu Dammian. Dia tidak pernah menganggapku sebagai teman atau saudara, dia hanya menganggapku sebagai alat. Aku adalah senjatanya, kekuatannya, hanya itu. Aku t
Page twenty two - The Truth "Aku menembakkan peluru ke kepala yang harusnya aku lindungi dengan topi, dan aku membiarkan diriku tertabrak agar aku dibawa lari." *** "Callahad ... " Suara itu terdengar tenang, tidak bernada tinggi tidak juga bernada takut seperti sebelumnya. Seolah yang berdiri di hadapan tiga makhluk tersebut adalah orang yang tidak lagi sama. "Rayshane?" Diaval menatap pria yang ada di hadapannya, memastikan jika pria ini benar-benar saudaranya, benar-benar orang yang ia kenal sejak ia kecil. "Maaf ... saya tidak bermaksud membohongimu selama ini. Tetapi, saya tidak pernah benar-benar berbohong. Saya memperlakukanmu sebagaimana saya, sebagaimana saya yang menjalani kehidupan baru. Saya hanya meminjam nama itu." Pria yang seharusnya ketakutan dan menangis itu kini menatap Diaval dengan tatapan sulitnya, nada bicaranya tenang dan terasa asing untuk Diaval. Sementara makhluk yang Diaval yak
Page twenty one - Salvation "Rayshane, kenapa kau ini pelit sekali? Bukankah kalau kau kehabisan uang, kau bisa minta pada heirs brutal itu?" "Aku tidak pelit tapi perhitungan. Coba berkaca, kau itu menghabiskan makanan pokokku untuk satu minggu dalam satu hari!" *** Aku berlari, yang aku tahu aku harus menemukan Callahad. Aku berlari dan tidak sekali pun menoleh ke belakang. Tidak juga kudengarkan teriakan Savior ataupun Diaval yang mencoba menghentikanku. Bagaimana ini?Bagaimana ini? Ada yang tewas, ada yang tiada. Bagaimana ini?Semuanya karena aku, semuanya terjadi karena aku yang tidak berguna. Harusnya aku menyerah saja sejak dulu. Harusnya aku mati saja, harusnya aku saja yang mati. Callahad! Langkah kakiku terhenti, aku hampir tersungkur jika bukan karena Savior yang menangkap salah satu lenganku. Di belakangnya Cassian dan Diaval menyusul. "Tuan ... "
Page twenty - World Behind Aku bertindak terlalu jauh saat mencintaimu, aku bertindak terlalu jauh saat aku mencium tanah yang bekas kau injak, aku bertindak terlalu jauh menunggu mata kita saling menatap. *** Aku masih menunggu Savior, sudah tiga puluh menit berlalu dan dia belum muncul juga. Aku tahu Savior jauh lebih kuat dari Callahad, jadi, tidak mungkin Savior kalah, 'kan? Aku menggigiti bibir bawah karena gugup, mengingat malam semakin gelap dan angin semakin dingin. Aku sengaja fokus menatap dua kakiku, memperhatikan bagaimana bentuk jari kaki, kuku juga sepasang sandal yang sudah aku pakai sejak tiga tahun lalu. Bukan menghemat, tapi sandal ini sandal keberuntungan. Kenapa Savior lama sekali? Apa dia sengaja? Apa dia meninggalkanku karena marah? "Tuan?" Aku terlonjak, hampir saja aku memukul makhluk yang memanggilku dengan balok kayu. "Savior ... hah. Astaga, kau tidak bisa ya muncul dengan normal?