Home / Fantasi / Geger Kahyangan / 165.Datuk Matahari

Share

165.Datuk Matahari

Author: Gibran
last update Last Updated: 2024-11-24 09:31:49

Ular hijau bernama Manik itu masih mengumpulkan kekuatan di mulutnya. Setelah kekuatan berbentuk bola berwarna hijau itu tercipta, dia pun menoleh kearah lima orang yang masih bertahan dari amukan air bah yang Nawang Geni lancarkan. Lalu kemudian, ular tersebut menukik ke bawah dan langsung melepaskan Bola hijau dari mulut nya kearah lima orang tersebut.

"Celaka! Serangan!!!" teriak orang-orang bertubuh besar tersebut.

Wusss!

Bola hijau itu melesat dengan cepat dan menyambar perisai yang melindungi mereka berlima.

Duaaarrr!!!

Ledakan dahsyat terjadi setelah benda berwujud bola hijau itu menghantam lima orang tersebut hingga membuat kelima orang itu terpental ke udara. Perisai kuat yang mereka gabungkan hancur oleh serangan Manik. Nawang Geni tak menyia-nyiakan kesempatan dan langsung menggunakan Tombak Tujuh Samudra miliknya untuk menyerang lima orang bertubuh besar tersebut.

Lima tombak kecil yang mengelilingi tombak besar di tangannya melesat dengan cepat kearah lima orang tersebut.
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Geger Kahyangan   167.Pertarungan Dua Pedang Dewa

    Urat di kepala Datuk Matahari menggelembung menahan amarah yang sebentar lagi akan meledak bagai letusan gunung berapi. Dia benar-benar murka dengan apa yang dikatakan oleh Raksa Geni. Dengan suaranya yang aneh itu dia berteriak keras memberi perintah kepada semua pengikutnya untuk menyerang Raksa Geni dan kedua gadis putri Jaka Geni tersebut.Raksa Geni yang sadar bahwa musuh terlalu banyak dan sulit untuk dihadapi segera menyalakan Pedang Maharaja miliknya. Sebuah senjata yang diciptakan oleh Dewi Kematian Iyana Tunggadewi yang dihadiahkan kepada Batara Geni saat perang besar Dewa 500 tahun yang lalu akan dimulai. Pedang itu pun menjadi pendamping Pedang Guntur Saketi dalam perang besar tersebut. Kemudian setelah Batara Geni menjadi Mahadewa, Pedang Maharaja pun dijadikan sebagai hadiah turnamen Probo Lintang. Dan Raksa Geni keluar sebagai pemenangnya seratus tahun yang lalu.Pedang di tangannya menyala merah membara mengeluarkan aura prana api yang membakar segalanya. Nawang Geni d

    Last Updated : 2024-11-24
  • Geger Kahyangan   168.Hukuman Dewa Petir

    Serangan pertama gagal, Datuk Matahari kembali melancarkan serangan kearah Raksa Geni. Kali ini dua cahaya melesat dari Pedang di tangannya yang masih terangkat di udara. Anak Dewi Ambarwati itu pun kelimpungan menghindari serangan cepat cahaya tersebut.Duar! Duar!Dua ledakan beruntun membuat tanah bergetar. Raksa Geni berusaha untuk mencari kesempatan menyerang balik. Meski lawannya melayang terbang, dia yakin dirinya memiliki kesempatan itu tapi entah kapan. Sekarang dirinya tengah di serangan menggunakan sinar kuning secara bertubi-tubi. Dan dia hanya bisa mengelak sambil merapal pukulan Sakti di tangan kanan."Mau lari kemana kau Bajingan!" teriak Datuk Matahari membuat pikiran Raksa terganggu. Tapi dia sadar, keadaan saat ini tengah genting. Jika dia tidak segera keluar dari keadaan ini, dia bisa mati oleh serangan sinar kuning tersebut."Tak ada cara lain...Aku harus menghadang serangga itu dan mengharap berhasil membuatnya tertahan..." batin Raksa Geni lalu dia pun melepas pu

    Last Updated : 2024-11-24
  • Geger Kahyangan   169.Kekuatan Candrika

    Raksa Geni menurunkan tubuh Dewi Candrika dengan perlahan."Apa kau baik-baik saja adik?" tanya Raksa Geni membuat gadis itu tersadar dari lamunanya. Wajahnya memerah. Banyak perasaan bersatu di dalam hatinya. Namun yang paling berkuasa adalah perasaan kagum terhadap kakak beda ibu tersebut."Aku baik-baik saja kakang..." sahut Dewi Candrika masih dengan wajah yang bersemu merah. Dia tak menyadari bahwa perasaan aneh yang terlarang telah berkembang di dalam hatinya kepada saudaranya tersebut.Nawang Geni datang menghampiri dan menanyakan keadaan Dewi Candrika. Setelah tahu keadaan gadis itu baik-baik saja, dia pun mencolek lengan Raksa Geni."Sepertinya pekerjaanmu sudah berhasil...?" tanyanya."Aku sudah mengalahkan Datuk Matahari. Tapi siapa sangka, peliharaan Datuk itu memiliki kekuatan yang tidak kalah dari majikannya sendiri. Bahkan tulang-tulang di dadanya itu...Meski aku belum bertarung melawannya, aku yakin tulang itu sangat keras..." kata Raksa Geni."Benar apa yang kau katak

    Last Updated : 2024-11-24
  • Geger Kahyangan   170.Tak Menyangka

    Nawang Geni yang merasakan gelombang ledakan akhirnya terpaksa membuka kedua matanya dan segera menciptakan perisai untuk melindungi tubuhnya dari gelombang hijau yang tak lain adalah gelombang racun milik Dewi Candrika."Aura kekuatan ini...Apakah...Tidak mungkin! Ini kekuatan Dewa milik Candrika!" seru Nawang Geni sambil bangkit berdiri. Dia menatap kearah Dewi Candrika yang melayang di atas tanah dengan wujud aneh.Kedua mata Nawang Geni tak berkedip sama sekali melihat kearah langit sana dimana ledakan mengerikan baru saja tercipta. Lalu pandangan matanya beralih ke tubuh Raksa Geni yang tergeletak di atas tanah."Apakah keadaan Raksa Geni yang membuat dia menjadi seperti itu...? Tapi...Bagaimana bisa dia menjebol segel Dewa dari ayah...?" batin Nawang Geni sama sekali tidak menyangka adik dari ibu yang berbeda itu memiliki kekuatan yang mengerikan seperti itu.Dewi Candrika masih menatap kearah langit dimana tubuh Galur meledak bersama kekuatan hijau miliknya. Sesaat kemudian, au

    Last Updated : 2024-11-24
  • Geger Kahyangan   171.Pertemuan Para Peserta

    Kelompok Bara Sena bersama Zhou Yin dan Sukma Geni berhasil memasuki kawasan pos kedua yang dijaga oleh Raja Naga Long Wang. Rupanya disana sudah ada beberapa kelompok lain seperti kelompok Bayu Jaga Geni dengan anggotanya Kojiro dan Gong Xia Nian. Saat mereka saling berpapasan, nampak wajah tidak suka terlihat dari sorot mata Kojiro.Bayu Jaga Geni hanya diam tak berkata apa-apa. Berbeda dengan Xia Nian yang langsung menyapa Zhou Yin dan Sukma Geni. Ketiga wanita itu saling bertegur sapa denga ramah. Tak berapa lama kemudian datang kelompok Raya Geni bersama dengan Brama Geni dan Kamadewa. Ketiganya nampak kelelahan dan tidak bersemangat. Mereka segera memasuki penginapan di dalam area pos tersebut setelah memberikan hasil buruan mereka untuk di nilai.Beberapa saat berlalu. Setelah Bara selesai minum teh panas yang baru dia seduh, nampak Gandi dan Lu Xie yang berjalan berdua menuju kearah mereka. Melihat kelompok yang hanya ada dua orang itu membuat Bara segera bangkit berdiri dan m

    Last Updated : 2024-11-25
  • Geger Kahyangan   172.Luluh!

    Gandi tak tahu apa yang harus dilakukan. Dia merasa sungkan untuk mengajak Lu Xie bicara. Apalagi dengan keadaan mereka tanpa pakaian di dalam kolam air panas. Itu semakin menyurutkan nyalinya untuk mengajak gadis itu berbincang. Biar bagaimana pun, dia masih memiliki perasaan malu sebagai manusia.Dan sepertinya itu diketahui oleh Lu Xie. Gadis itu sesekali melirik kearah Gandi dan tersenyum kecil. Tiba-tiba muncul dalam hati ingin menggoda Gandi. Dia sudah tahu pemuda itu menyukai dirinya. Dan dirinya pun tak menampik bahwa dia pun mulai merasakan juga perasaan lain setelah melihat perjuangan Gandi yang menyelamatkan dirinya. Perasaan itu terbagi antara Bara Sena dan Gandi Wiratama. Lu Xie sendiri tak tahu, mana yang harus dia pilih. Karena baginya, keduanya memiliki sifat yang berbeda namun semuanya membuat dia nyaman. Dan keduanya juga sama-sama baik kepadanya. Saat berada di Tanah Larangan, Bara berkorban menyelamatkan dirinya dari para Pemburu Harta. Tak hanya itu, Bara juga y

    Last Updated : 2024-11-25
  • Geger Kahyangan   173.Merasa Bersalah

    Lu Xie masih saja diam setelah Gandi Wiratama mengungkapkan perasaannya. Jantungnya pun berdetak kencang dan ingin rasanya menjawab dengan anggukkan kepala. Gandi yang semula menunggu, akhirnya tak bisa lagi menahan perasaannya. Dia raih tubuh tanpa pakaian itu kedalam pelukannya. Dua benda padat menekan tubuhnya membuat darah pemuda itu mengalir lebih kencang. Perasaan berdebar dan napas memburu membuat keduanya sama-sama terhanyut dalam kehangatan. Tanpa menunggu gadis itu berkata apa pun, Gandi langsung melahap bibir merah tersebut membuat Lu Xie tak berdaya. Pada akhirnya dia pun membalas ciuman tersebut meski sebelumnya sempat diam tak bergerak.Kedua muda mudi itu pun menikmati kehangatan di dalam kolam. Lu Xie merasakan sesuatu menyentuh tubuhnya. Dia sadar, itu adalah benda yang sama dengan benda yang sebelumnya pernah menyentuh dirinya saat dia memberikan kesuciannya kepada Bara Sena.Saat dia mengingat wajah sang Pendekar Golok Iblis, entah mengapa tiba-tiba dia merasa bers

    Last Updated : 2024-11-25
  • Geger Kahyangan   174.Takdir Untukmu

    Lu Xie menatap Bara Sena yang berada di atas tubuhnya. Keduanya saling berpandangan denga tatapan penuh arti. "Ada apa? Kau sepertinya memiliki masalah adik...?" tanya Bara. Lu Xie memalingkan wajahnya kesamping. Dia merasa bingung harus mengatakan apa. Seandainya dia jujur kepada pemuda yang ada di atas tubuhnya, dia yakin pemuda itu aka marah dan menciptakan masalah besar. Namun jika dia tak mengatakannya, perasaan bersalah itu akan selalu ada dan menghantui dirinya. "Kau terlihat aneh adik...Apakah Gandi melakukan sesuatu padamu?" tanya Bara lagi. Lu Xie menoleh dan menatap wajah tampan di hadapannya. Wajahnya seketika memerah melihat tatapan Bara yang begitu mempesona. Sesuatu yang tidak dimiliki oleh Gandi Wiratama. Pesona Dewa Cahaya di dalam tubuh Bara Sena. "Aku tak memiliki masalah apa-apa..." "Lalu, kenapa tadi kau terlihat murung...?" tanya Bara. "Aku...Aku membayangkan apa yang tengah kau lakukan dengan Zhou Yin..." kata Lu Xie denga wajah malu-malu. Pemuda itu

    Last Updated : 2024-11-25

Latest chapter

  • Geger Kahyangan   555.Dibalik Tungku Raksasa

    Gandi melayang turun dan mendarat di depan Nagini. Pemuda itu menatap sejenak wajah cantik tersebut membuat wanita itu sedikit canggung. Namun dia pun membalas tatapan mata tajam Raja Naga Air sambil menahan senyum."Apa kau baik-baik saja?" tanya Gandi sambil terus menatap wajah Nagini yang memang sangat cantik. Wanita Naga Air itu mengangguk pelan. Gandi menarik napas lega."Aku tak tahu kenapa Ki Ageng merahasiakan cara untuk membuat wanita ini kembali pulih dengan cepat...Apakah cara itu mempunyai dampak yang sangat buruk?" batin Gandi."Aku baik-baik saja. Tapi, kenapa kau menghentikan pertarungan kami? Aku belum puas sebelum memberinya pelajaran!" kata Nagini dengan suara yang sedikit meninggi. Sambil berucap, jarinya menunjuk ke arah pilar emas raksasa dimana Empu Jagat tengah duduk dan uncang-uncang di atas pilar raksasa tersebut. Gandi tersenyum sambil menoleh kearah Empu Jagat. Pria tambun itu pun melayang turun dan mendarat beberapa langkah di belakang Gandi. Tiba-tiba saja

  • Geger Kahyangan   554.Salah Paham

    Nagini mendekati Empu Jagat Martapura yang masih melotot kearahnya. Wanita berparas cantik itu menatap pria tambun tersebut dengan seksama sambil berpikir siapa sebenarnya pria bertubuh gemuk itu. Dan kenapa dia bisa berada di Alam Jiwa milik Gandi."Siapa kau? Kenapa di alam jiwa pemuda itu ada pria tua seperti dirimu? Kau juga bukan hanya seorang pria tua, tapi kau memiliki jiwa yang sangat kuat. Sayangnya, jiwamu suda sangat tipis. Mungkin, usiamu tidak kurang dari 1000 hari lagi," kata Nagini ketus membuat Empu Jagat terkejut."Bagaimana bisa kau tahu berapa lama lagi aku hidup!? Bahkan Dewa pun tidak bisa melihatnya meski menggunakan teropong masa depan! Darimana kau mengetahuinya!? Katakan!" seru Eyang Jagat. Nagini tersenyum kecil sambil menggeleng-gelengkan kepala."Itu rahasia. Aku tidak mengenal dirimu, untuk apa aku mengatakannya?" sahut wanita itu yang lagi-lagi dengan suara ketus membuat Eyang Jagat menggaruk-garuk kepala."Uh...Memang benar, aku juga belum tahu siapa dir

  • Geger Kahyangan   553.Kerajaan Jiwa Nagini

    Gandi melayang terbang ke arah pulau yang gersang tersebut. Pulau itu cukup besar dan banyak ditumbuhi pepohonan. Tapi entah mengapa pohon-pohon itu kering sehingga tempat tersebut lebih cocok disebut hutan mati. Pemuda itu pun menyusuri hutan kayu mati tersebut dengan terbang rendah. Sepanjang perjalanan, dia melihat tengkorak-tengkorak yang berserakan di tanah dalam keadaan setengah hancur. Hal itu menandakan banyak sekali makhluk hidup yang mati disana karena sesuatu yang besar. Ki Ageng Samudra Biru tiba-tiba keluar dari tubuh Gandi dan terbang di samping pemuda tersebut."Saat semua pemilik Alam Jiwa sekarat dan kehabisan kekuatan jiwa, di Kerajaan Jiwa ini akan terjadi bencana mengerikan yang bisa menewaskan semua makhluk hidup yang ada di dalamnya. Karena disaat itu, pemilik Alam Jiwa akan menggunakan kehidupan yang ada di Alam Jiwa untuk memulihkan tubuhnya. Hal ini juga sama dengan apa yang terjadi pada muridku. Keadaan Nagini yang mengenaskan membuat Kerajaan Jiwa miliknya m

  • Geger Kahyangan   552.Dewi Nagini

    Ki Ageng Samudra Biru tersenyum melihat tekad yang begitu kuat dari dalam jiwa Gandi."Kelak kau akan melebihi diriku anak muda...Kau sudah memiliki semuanya dan usiamu masih sangat muda. Mungkin, apa yang sebelumnya tak bisa kau raih, kau dapat mencapainya..." batin Ki Ageng.Aura biru terang masih melayang di depan Gandi dan Naga Kuno tersebut. Sepertinya penyerapan Pil Pemulih Jiwa cukup lama."Ki, sebelumnya kau pernah berkata bahwa di dalam Lautan Jiwa milikku telah tumbuh sebuah pulau. Bisakah kau jelaskan sekarang, apa maksud dari pulau itu?" tanya Gandi."Hm...Benar juga. Aku hampir melupakan hal itu anak muda. Mengenai pulau itu, namanya adalah Awal Kehidupan. Pulau itu akan menjadi semakin berkembang dan membesar seiring dengan perkembangan dirimu. Lebih mudahnya, itu adalah cikal bakal Kerajaan Jiwa sama seperti yang dimiliki oleh Batara Geni. Besar dan tidaknya itu tergantung pada kekuatan dari pemilik Kerajaan Jiwa. Seperti yang kita lihat, Kerajaan Jiwa milik Batara Geni

  • Geger Kahyangan   551.Pil Pemulih Jiwa

    Mendengar apa yang dikatakan oleh Ki Ageng Samudra Biru membuat hati Gandi Wiratama tersentuh. Dia tak menyangka, Naga Kuno itu begitu menyayangi muridnya. Pandangan matanya kembali ke arah Nagini yang masih bersimpuh di atas lantai sambil menunduk. Hati Raja Naga Air itu pun tergerak untuk menolong wanita tersebut."Aku akan mencoba menciptakan sesuatu...Semoga ini berhasil," batin pemuda itu.Gandi segera duduk bersila lalu menyatukan kedua telapak tangannya didepan dada. Saat itu juga muncul aura biru dari dalam tubuh pemuda tersebut. Aura biru itu perlahan melayang di udara dan berkumpul menjadi satu lalu membentuk sesuatu seperti bola. Perlahan aura biru yang merupakan kekuatan jiwa milik Gandi itu mengecil dan memadat menjadi sebesar kelereng.Ki Ageng pun dibuat tertegun melihat apa yang dilakukan oleh Gandi. Dia segera melesat dan mengelilingi benda bulat kecil yang nampak bergetar hebat tersebut. Matanya menatap tajam sambil memeriksa."Pemadatan kekuatan jiwa yang diberikan

  • Geger Kahyangan   550.Pelampiasan

    Tangan hitam raksasa itu menyapu tubuh Ki Ageng Samudra Biru. Namun anehnya, tangan tersebut tak mengenai tubuh Naga Kuno itu seolah menembusnya. Gandi yang sudah panik pun bernapas lega karena melihat Ki Ageng dalam keadaan baik-baik saja."Dasar orang tua...tahu ada bahaya kenapa tak menghindar...! Untung kau hanyalah tubuh jiwa!" batin Gandi sambil menatap tangan raksasa yang masuk kembali ke dalam ruangan."Kau tak perlu cemaskan diriku. Cepat masuk dan selamatkan Nagini muridku anak muda!" seru Ki Ageng sambil melotot kearah Gandi.Karena penasaran dengan tangan hitam itu sekaligus berniat menyelamatkan Nagini, Gandi pun segera melesat dengan cepat menggunakan tubuh petir Trikala. Gerakannya sangat cepat dan dalam satu gerakan sudah berada di dalam ruangan luas dengan pemandangan yang membuat jantung pemuda itu berdebar keras."Apa-apaan ini...!?" geram Raja Naga Air tersebut setelah dia melihat banyak sekali mayat yang tergantung dalam keadaan sangat mengenaskan. Mayat-mayat ter

  • Geger Kahyangan   549.Murid Ki Ageng Samudra Biru

    Gandi yang sudah tak bisa menahan lagi luapan kekuatan jiwa yang terlalu berlimpah pun akhirnya membiarkan aura kekuatan tersebut meledak dan menciptakan gelombang biru. Namun anehnya ledakan kekuatan itu tak menciptakan kehancuran sama sekali. Bahkan, ledakan itu membuat Ki Ageng Samudra Biru yang terkena ledakan kekuatan menjadi merasa lebih segar."Hm...Kekuatan yang sangat murni...Setelah kau menguasai Tombak Banyu Biru, kekuatan lain yang masuk ke dalam tubuhmu akan langsung dimurnikan selama Tombak itu ada di dalam tubuhmu. Dan kelebihan kekuatan ini menjadi uap kecil yang cukup menyegarkan bagi tubuh jiwa seperti diriku. Yang lebih hebat lagi, karena kau memiliki tiga inti kekuatan, maka kau bisa memurnikan tiga kekuatan yang berbeda secara bersama-sama." kata Ki Ageng sambil menghirup udara seolah dia berada di tempat yang sejuk segar padahal saat itu merasa ada di tempat yang gelap dan lembab."Tapi Ki, aku merasa ada yang aneh dengan diriku..." kata Gandi sambil membuka tela

  • Geger Kahyangan   548.Istana Hitam

    Semua orang yang baru saja keluar dari Dunia Penyimpanan ternyata kembali lagi ke dalam Istana Abadi yang saat ini sudah menjadi milik Gandi Wiratama. Terdengar beberapa ucapan dari mereka yang masih penasaran alasan Bara mengusir mereka semuanya.Sementara itu, Gandi nampak lebih memilih untuk menyendiri di bawah pilar raksasa dan duduk bersila. Kahiyang Dewi yang melihatnya sangat ingin mendatangi pemuda tersebut. Namun dia memilih untuk tetap berada di tempatnya karena satu alasan. Dia tak ingin membuat Raja Naga Air itu semakin terluka hatinya. "Memang seharusnya aku segera pergi dari tempat ini. Lebih cepat lebih baik. Keberadaanku di antara dua pemuda ini malah akan semakin memperkeruh suasana," batin Kahiyang Dewi lalu dia pun menghela napas dalam-dalam. Bukan hanya dua pemuda itu yang akan terluka hatinya karena keputusan dirinya memilih menjadi Pertapa Suci untuk mewarisi pemimpin Naga Suci. Tapi hatinya juga sangat terluka karenanya.Tiba-tiba Gandi bangkit berdiri dari dud

  • Geger Kahyangan   547.Kembali Sepenuhnya

    Gandi tak berkata sepatah katapun. Dia mengepalkan tinjunya untuk menenangkan perasaannya yang sangat kacau. Ucapan Ki Ageng Samudra Biru memang benar adanya. Jika sampai dia lepas kendali dan mengamuk, bukan tidak mungkin dirinya akan di segel oleh ayah mertuanya sendiri. Pemuda itu pun mendongak kan kepala menatap kearah Bara Sena yang masih melayang dan tanpa ekspresi padahal dia juga baru saja mendengar keputusan Kahiyang Dewi. Harusnya Dewa Cahaya itu juga merasakan sakit yang sama dengan dirinya. Tiba-tiba satu tangan menepuk bahunya. Gandi tahu, itu adalah tangan Batara Geni. Dia bisa merasakan adanya kekuatan yang menakutkan dari tubuh ganda Mahadewa tersebut."Bangunlah. Seorang pria tidak pantas berlutut hanya karena cinta. Gandi, aku pernah terpuruk sama sepertimu...Tapi bedanya, aku membuat keputusan yang salah hingga membuat wanita yang aku cintai mati. Kau harus bisa menerima apa yang sudah terjadi. Karena ini demi kebaikannya dan juga kebaikan bersama." ucap Batara Gen

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status