Share

bab 17 Rindu Tapi Malu.

"Paman sedang bercanda, 'kan?" pekik Amera.

Hermawan menatap sekilas ke arah Amera yang nampak begitu terkejut dan menggeleng pelan sebagai jawaban dari pertanyaan wanita itu.

Amera membuang nafasnya kasar dan meminta agar Hermawan untuk menghentikan mobil, namun lelaki itu tidak mau menuruti permintaannya.

"Paman! Aku mau turun di sini saja!" teriak Amera bagaikan angin lalu untuk Hermawan.

Namun, Amera tidak menyerah. Ia memukuli bahu Hermawan, tapi segera dihentikan oleh lelaki itu yang kini menatap tajam kearahnya.

"Jangan kekanak-kanakan, Ra. Ingat, kamu sudah punya anak!" kata Hermawan dengan nada sedikit meninggi membuat Amera terdiam dan memilih membuang wajahnya ke arah lain.

Sebagai seroang perempuan ia merasa begitu dihinakan, walaupun tidak bisa dipungkiri bahwa statusnya lah yang membuat setiap pandangan orang menjadi begitu.

Apalah dirinya yang hanya seorang janda, di mana membuat lelaki baik yang bujang ataupun sudah memiliki istri tertarik kepadanya.

Isak tangis Amer
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status