Share

Aksi Bramono

Penulis: Husna idris
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-17 13:50:57

Bramono terbangun di pagi hari, matanya sesaat terpaku menatap langit-langit kamar, lalu perlahan menoleh ke arah sebelah tempat tidurnya, yang memang kosong. Bramono menghela nafas lega, tahu di sebelahnya tidak ada siapapun, Bramono sangat takut kejadian kemarin terulang lagi, pagi ini.

Bramono pun, langsung turun dari tempat tidur dan berjalan ke arah kamar mandi, setelah selesai mandi, dia memakai pakaiannya, lalu bersiap pergi ke kantor dan kini Bramono sudah berada dalam mobil.

Begitu masuk dan duduk di dalam mobil, Bramono langsung meminta sopirnya, untuk segera berangkat. Sampai di kantor, seperti biasanya, Bramono bicara sedikit dengan Sekertaris nya, setelah itu baru masuk ke dalam ruangannya.

"Kita mulai! lupakan hari yang kemarin!" Ucap Bramono pada dirinya sendiri.

Sekitar satu jam Bramono berkutat dengan berkas-berkas, Bramono pun mengambil handphonenya, lalu menghubungi seseorang.

"Halo, sayang. kita akan pergi kemana malam ini?" ucap Bramono.

"...... "

"Baiklah, aku akan menjemput mu nanti malam!"

Bramono, lalu memutuskan sambungan teleponnya, kemudian meneruskan pekerjaannya.

Tanpa terasa, jam kerja pun usai. Bramono bersiap pulang, dia harus bersiap diri di apartemen, sebelum bertemu dan menjemput kekasihnya, Sandra si cantik.

"Ting tong," bunyi bel.

"Halo, sayang!" Sapa Sandra, dengan mesra, pada Bramono.

Bramono tersenyum lebar, pada Sandra kekasihnya, yang malam ini, terlihat sangat cantik di matanya.

"Masuklah!" Ucap Sandra.

Bramono tanpa banyak bicara, langsung masuk ke dalam apartemen Sandra. Sandra langsung mengalungkan kedua tangannya, di leher Bramono dengan manja, mereka pun lalu berciuman, melepas rasa rindu.

"Sudah! Jika seperti ini, kita tak akan jadi pergi!" Ucap Bramono.

Sandra tersenyum mendengar itu, Sandra pun melepaskan diri dari Bramono, lalu segera mengambil tas kecilnya.

"Ayo, berangkat!" Ajak Sandra sambil mengalungkan tangan, menggandeng tangan Bramono.

"Siap sayang," balas Bramono.

Malam itu Bramono dan Sandra kekasihnya, pergi ke bioskop untuk menonton film. Bramono dan Sandra, kini sudah duduk manis dalam bioskop, menunggu film yang mereka ingin lihat, di putar.

"Kamu, pasti suka film ini, tentang perjuangan seorang wanita buruk rupa, menjadi seorang model terkenal," jelas Sandra.

Bramono terdiam sesaat, mendengar Sandra, mengucapkan kata, wanita buruk rupa. Bramono seperti di ingatkan tentang hal yang sedang ingin dia lupakan, saat ini.

"Kamu, suka film seperti ini?" tanya Bramono, mencoba menenangkan hatinya.

Sandra mengangguk, menjawab pertanyaan Bramono, sambil menyandarkan kepalanya, di bahu Bramono. Bramono pun merespon, dengan mengusap lembut rambut Sandra yang harum.

"Kenapa, wanita itu ada di sana?" bisik Bramono pelan pada dirinya sendiri.

"Siapa sayang?" tanya Sandra mendengar ucapan Bramono.

"Ah_bukan siapa-siapa, hanya sedikit terkejut melihat artis wanita nya begitu jelek," jawab Bramono.

"Kamu ini! Jangan terlalu membenci wanita jelek, nanti kamu malah jatuh cinta pada mereka!" Balas Sandra sambil tertawa kecil

Bramono terdiam lalu bergidik ngeri membayangkan hal itu, Bramono merasa akan hilang harga dirinya, dengan menggandeng seorang wanita jelek, di sampingnya.

"Itu tidak mungkin terjadi sayang!" Ucap Bramono pelan.

"Jika aku jelek seperti itu, kamu pasti tak mau jadi kekasih ku?"

"Kenapa bicara seperti itu! kamu, tak mungkin jelek seperti wanita itu!"

Sandra tertawa mendengar ucapan Bramono.

"Sudah, kita lihat filmnya lagi," ucap Sandra pelan.

Entah mengapa, Bramono melihat film itu, jadi membayangkan wanita jelek yang kemarin tidur dengannya, ada di depan matanya. Bramono, jadi merasa tak nyaman dengan hal itu, Bramono pun, akhirnya memilih untuk keluar dari bioskop itu.

"Aku, ingin sekali merokok, aku keluar dulu," pamit Bramono.

"Iya,"

Bramono pun, keluar dari bioskop itu. Dia merasa butuh sedikit udara segar, ketika melihat artis film itu, seperti melihat wanita jelek yang kemarin tidur bersamanya, ada di depan matanya.

"Aaaaa!" teriak Bramono pelan, ketika matanya menangkap sesuatu.

"Kenapa kamu di sini?" teriak Bramono lagi, pada wanita yang lewat di depannya.

"Anda, kenal saya tuan?"

Bramono terdiam, sesaat dia memperhatikan wajah wanita itu.

"Maaf," ucap Bramono, menyadari kesalahannya.

"Bodoh!" Maki Bramono pada diri sendiri, bisa-bisanya dia histeris seperti itu.

"Wanita jelek itu benar-benar telah memberi pengaruh buruk buatku!" Batin Bramono pelan.

"Aku, tak akan melepaskan orang yang menjebak ku, akan ku cari dan ku hukum dia seberat-beratnya!" ancam Bramono.

Sandra yang asyik menonton film, baru tersadar jika Bramono belum kembali lagi ke tempat duduknya, dia pun langsung keluar mencari Bramono, saat film telah usai.

"Kemana dia?" tanya Sandra.

Sandra sedikit berlari saat matanya, menemukan Bramono, yang ternyata sedang duduk sendirian, sambil menghisap sebatang rokok.

"Belum selesai, merokok nya?"

Bramono menoleh pada Sandra, lalu tersenyum, kemudian bangun dan memeluk Sandra. Sandra tersenyum, melihat tingkah manja Bramono, yang terlihat sangat berbeda hari ini.

"Kita pulang!" ajak Bramono.

"Apartemen, kamu atau aku?" tanya Sandra.

"Apartemen, aku atau kamu sama saja bukan?"

Sandra tertawa kecil mendengar hal itu, Sandra memeluk Bramono sekali lagi, ia merasa kekasihnya itu sangat berbeda hari ini, lebih lembut dan tenang.

Sampai di apartemen, Sandra bertanya apa Bramono, mau mandi dulu atau langsung ganti baju.

"Aku lebih baik mandi dulu," jawab Bramono.

"Akan ku siapkan air hangat," sandra langsung berlari ke arah kamar mandi.

Bramono, melepaskan pakaian bagian atasnya, lalu segera menyusul, Sandra ke kamar mandi. Memperhatikan kekasihnya, yang sedang mempersiapkan air hangat untuknya, senyuman lebar hadir di bibir Bramono.

Bramono, mendekat ke arah Sandra dan memeluk Sandra dari belakang.

"Kita mandi sama-sama" bisik Bramono.

Sandra mengangguk, lalu membalikkan tubuhnya, hingga kini mereka saling berhadapan. Kemudian tanpa ragu, Sandra mengalungkan kedua tangan nya ke leher Bramono. Seketika itu juga mereka berdua langsung berciuman, yang makin lama, makin menuntut, sebab kedua nya sudah terbakar oleh hasrat yang bergelora.

Bramono, mengangkat Sandra ala bridal style, masuk ke dalam bak mandi yang besar. Tanpa melepaskan ciuman bibir mereka, Bramono yang mulai terbakar hasrat, mulai bergerilya di atas tubuh Sandra.

"Akan. ku hilangkan jejak wanita jelek itu, dari tubuhku!" Bathin Bramono.

Bramono yang awalnya lembut, kini mempercepat gerakan nya, hingga Sandra menggeliat tak karuan.

"pelan-pelan sayang, aku geli,"

ucap Sandra mesra.

Bramono seperti tidak mendengar kata-kata Sandra, dia terus saja menjelajahi seluruh tubuh Sandra dengan penuh hasrat, dalam sekejap Sandra kini sudah dalam keadaan polos tanpa selembar benang pun. Bramono tersenyum lebar melihat pemandangan indah depan matanya.

"Wanita jelek! Pergilah dariku!" Jerit hati Bramono, sambil menyerang Sandra saat itu juga.

Bramono, benar-benar melampiaskan kekesalannya pada Sandra. Sandra terlihat kerepotan melayani Bramono, namun dia sangat menikmati hal itu. Sandra bisa memastikan Bramono memang sangat perkasa dan tidak mengecewakan dirinya.

entah, berapa banyak desahan yang dia keluarkan akibat ulah Bramono, Bramono benar-benar memuaskan dirinya hingga akhir.

"Akhirnya, hilang juga jejak kamu dari diriku, wanita jelek!" Umpat Bramono, dalam hatinya setelah hasratnya tercapai dengan baik, bersama Sandra.

Setelah puas, Bramono pun segera keluar dari bak mandi itu, kemudian segera membasuh diri, di bawah guyuran air dingin dari shower.

Sandra tersenyum memandang ke arah Bramono, yang masih dalam keadaan polos saat itu.

"Lelaki itu, tak bisa aku lepaskan begitu saja!" Batin Sandra, menatap lekat Bramono yang sedang berada di bawah guyuran air.

"Lebih baik aku pulang sekarang," pamit Bramono setelah membilas tubuhnya, Sandra yang sedang tergolek lemah, terkejut mendengar itu. Dia hanya bisa menatap Bramono, yang meninggalkan dirinya begitu saja, di dalam kamar mandi.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Gelora Cinta Cassanova Impoten   Bahagia Berdua

    Bramono menatap tidak percaya pada Markus, Markus mengedipkan matanya, melihat keterkejutan Bramono itu.Mendapat kedipan mata dari Markus, Bramono malah makin terkejut, bagaimana bisa Markus yang terkenal dingin, mengedipkan matanya bahkan senyum-senyum seperti sekarang."Dia berubah!" Batin Bramono."Apa kamu ingin menjadi, seperti aku dulu?" Tanya Bramono."Tentu tidak! Aku tidak akan melakukan hal bodoh itu, aku dan kamu berbeda, aku tidak akan pernah membuat seorang wanita dendam padaku,""Bahkan aku tidak mau membuat senjataku marah, hingga tidak bisa berdiri," lanjut Markus.Bramono menggaruk kepalanya yang tidak gatal, sambil tersenyum malu."Semoga apapun usaha kamu, kamu segera mendapatkan hasilnya," ucap Bramono kemudian."Terimakasih! Aku titip Mala dan Brama jaga mereka, jangan buat mereka terluka, karena jika itu terjadi, bisa aku pastikan kamu akan menyesal!" Ancam Markus dengan wajah dinginnya."Siap-siaplah kehilangan segalanya, jika sampai itu benar-benar terjadi!" L

  • Gelora Cinta Cassanova Impoten   Menjadi Pengantin

    "Aku tadi," Bramono mencoba membuka mulutnya, untuk menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya pada Mala, namun dengan cepat Mala memotongnya."Seharusnya kamu, tadi cepat masuk ke sini, begitu Markus keluar dari ruangan ini!" Omel Mala."Aku berharap melihat kamu di balik pintu itu, mengintip aku dan Markus dalam ruangan ini!" Omel Mala lagi."Tapi ternyata kamu bahkan, tidak langsung masuk menemui ku, ketika Markus keluar!" Lanjut Mala.Bramono menatap Mala yang terlihat sedih mengatakan semua itu, padanya.Bramono bahkan kini melihat kedua mata Mala sudah berkaca-kaca."Tidak seperti itu! Saat melihat kamu berada dalam satu ruangan bersama Markus! Sebenarnya aku juga ingin ikut masuk! Tapi, aku takut kamu marah!" Ucap Bramono."Aku berpikir mungkin memang kalian berdua, butuh untuk bicara," lanjut Bramono."Aku juga gelisah, saat kalian berdua di dalam ruangan ini, begitu lama!""Apalagi saat melihat Markus keluar dengan wajah marah dan kesal,""Lalu kenapa kamu tidak langsung masuk,

  • Gelora Cinta Cassanova Impoten   Bicara dengan Markus

    Markus menatap Mala, dengan tajam, dia ingat bagaimana Mala mempermalukan dirinya di pesta ulang tahunnya.Pesta ulang tahun, yang seharusnya menjadi hari yang paling bahagia, berubah menjadi hari yang buruk karena penolakan yang di lakukan Mala pada lamarannya, didepan orang banyak.Bahkan, Mala menambah drama penolakan nya, dengan aksi membuang cincin nya, tanpa rasa bersalah.Flash back on.Markus menjemput Mala dan Brama ke bandara siang itu."Aku akan mengajak kalian jalan-jalan dulu sekarang, apa kalian mau?" Tanya Markus pada Mala dan Brama."Mau!" Jawab Brama dengan semangat.Mendengar hal itu, Markus tersenyum bahagia. Siang itu Mala dan Brama benar-benar di manjakan oleh Markus.Mereka berjalan-jalan mengitari sebuah taman yang sangat indah di tengah kota. Hingga tanpa terasa siang pun sudah berubah menjadi malam.Saat malam datang, Markus tidak membawa Mala dan Brama pulang ke rumah, tapi mengajak Mala dan Brama masuk ke sebuah restoran, untuk makan.Tanpa di ketahui oleh M

  • Gelora Cinta Cassanova Impoten   Menjenguk bayi

    Pulang menjenguk Ratna, Mala dan Bramono langsung pulang, mereka pun kini sedang berbaring berdua di atas tempat tidur, sambil menatap langit-langit kamar.Setelah puas menatap langit-langit kamar, Bramono mengubah posisi tidurnya menghadap ke arah Mala.Menatap wajah cantik Mala, merupakan hal yang senang dia lakukan akhir-akhir ini.Mala makin di lihat makin cantik, dia memang untung besar mendapatkan Mala.Bahkan dia sering merasa tidak percaya diri berjalan bersama Mala, kecantikan Mala membuat semua hampir menoleh kearah, Bramono takut suatu ketika Mala menghilang darinya."Kenapa?" Tanya Mala, melihat Bramono menatapnya sambil melamun."Kenapa, apanya?" Tanya Bramono balik."Apa yang sedang kamu, pikirkan?""Aku sedang memikirkan bagaimana seandainya kamu pergi dariku, pasti aku akan mati!" Jawab Bramono."Kenapa bisa begitu?" "Tanpa kamu apalah arti diriku!" "Gombal!" ucap Mala sambil tersenyum."Itu benar, aku sekarang sangat tergantung padamu!""Kalau begitu buatlah, aku be

  • Gelora Cinta Cassanova Impoten   Menjenguk Ratna

    Ciuman yang sangat panjang dan lama, hingga membuat kedua merasakan sesuatu dorongan yang kuat dalam hati mereka untuk berbuat lebih dari itu.Mendorong Bramono untuk membawa Mala, ke atas tempat tidur dengan lembut, dan mulai merangkak di atas tubuh Mala."Tok, tok, tok!" Tiba-tiba suara pintu di ketuk dari luar, membuat gerakan Bramono terhenti.Bramono dan Mala saling pandang."Siapa?" Tanya Bramono."Ini aku ayah, aku ingin tidur bersama ayah!" Jawab Brama.Bramono kembali menatap Mala, Mala tersenyum. Bramono mau tidak mau segera turun untuk membukakan pintu untuk Brama."Kamu mau tidur sama ayah?" "Iya,""Baiklah!" Jawab Bramono. Bramono langsung menggendong Brama lalu masuk ke dalam kamar nya Brama."Baiklah, malam ini kita akan tidur berdua di kamar ini," ucap Bramono.Brama tersenyum senang mendengar itu, dia pun langsung tidur sambil memeluk Bramono erat, seakan-akan tidak akan dia lepaskan lagi.Bramono jadi senyum sendiri, menyadari hal yang tidak jadi dia lakukan bersam

  • Gelora Cinta Cassanova Impoten   Berkumpul lagi

    Bramono menatap Mala yang muntah mengenai seluruh tubuhnya, Mala menutup mulutnya, menahan rasa mual yang kembali menyerangnya.Mala tanpa ragu mendorong tubuh Bramono, lalu turun dari tempat tidur, dan kelur dari kamar menuju kamar mandi.Sedangkan Bramono menatap tubuhnya, yang penuh dengan muntah."Oh, Tuhan!" Ucap Bramono, dia pun langsung berlari ke arah kamar mandi menyusul Mala.Mala menatap sedih ke arah Bramono."Maaf!" Lirih Mala "Sudahlah, mungkin bayinya belum mau di tengok," ucap Bramono sedih.***Bramono dengan berat hati harus meninggalkan Mala dan Brama di kampung, hari ini. Bramono harus kembali, ke Jakarta karena Bramonos'grup membutuhkannya.Sampai di Jakarta, Bramono benar-benar langsung pergi menuju kantor, hari itu juga.Dia mencoba berbuat sesuatu yang dia bisa dia lakukan untuk menyelamatkan Bramonos'grup dari kebangkrutan.Siang dan Malam, Bramono berkutat hanya di seputar pekerjaan, tidak ada waktu untuk memikirkan hal lain.Hingga tanpa terasa, waktu pu

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status