Share

Aksi Bramono

Bramono terbangun di pagi hari, matanya sesaat terpaku menatap langit-langit kamar, lalu perlahan menoleh ke arah sebelah tempat tidurnya, yang memang kosong. Bramono menghela nafas lega, tahu di sebelahnya tidak ada siapapun, Bramono sangat takut kejadian kemarin terulang lagi, pagi ini.

Bramono pun, langsung turun dari tempat tidur dan berjalan ke arah kamar mandi, setelah selesai mandi, dia memakai pakaiannya, lalu bersiap pergi ke kantor dan kini Bramono sudah berada dalam mobil.

Begitu masuk dan duduk di dalam mobil, Bramono langsung meminta sopirnya, untuk segera berangkat. Sampai di kantor, seperti biasanya, Bramono bicara sedikit dengan Sekertaris nya, setelah itu baru masuk ke dalam ruangannya.

"Kita mulai! lupakan hari yang kemarin!" Ucap Bramono pada dirinya sendiri.

Sekitar satu jam Bramono berkutat dengan berkas-berkas, Bramono pun mengambil handphonenya, lalu menghubungi seseorang.

"Halo, sayang. kita akan pergi kemana malam ini?" ucap Bramono.

"...... "

"Baiklah, aku akan menjemput mu nanti malam!"

Bramono, lalu memutuskan sambungan teleponnya, kemudian meneruskan pekerjaannya.

Tanpa terasa, jam kerja pun usai. Bramono bersiap pulang, dia harus bersiap diri di apartemen, sebelum bertemu dan menjemput kekasihnya, Sandra si cantik.

"Ting tong," bunyi bel.

"Halo, sayang!" Sapa Sandra, dengan mesra, pada Bramono.

Bramono tersenyum lebar, pada Sandra kekasihnya, yang malam ini, terlihat sangat cantik di matanya.

"Masuklah!" Ucap Sandra.

Bramono tanpa banyak bicara, langsung masuk ke dalam apartemen Sandra. Sandra langsung mengalungkan kedua tangannya, di leher Bramono dengan manja, mereka pun lalu berciuman, melepas rasa rindu.

"Sudah! Jika seperti ini, kita tak akan jadi pergi!" Ucap Bramono.

Sandra tersenyum mendengar itu, Sandra pun melepaskan diri dari Bramono, lalu segera mengambil tas kecilnya.

"Ayo, berangkat!" Ajak Sandra sambil mengalungkan tangan, menggandeng tangan Bramono.

"Siap sayang," balas Bramono.

Malam itu Bramono dan Sandra kekasihnya, pergi ke bioskop untuk menonton film. Bramono dan Sandra, kini sudah duduk manis dalam bioskop, menunggu film yang mereka ingin lihat, di putar.

"Kamu, pasti suka film ini, tentang perjuangan seorang wanita buruk rupa, menjadi seorang model terkenal," jelas Sandra.

Bramono terdiam sesaat, mendengar Sandra, mengucapkan kata, wanita buruk rupa. Bramono seperti di ingatkan tentang hal yang sedang ingin dia lupakan, saat ini.

"Kamu, suka film seperti ini?" tanya Bramono, mencoba menenangkan hatinya.

Sandra mengangguk, menjawab pertanyaan Bramono, sambil menyandarkan kepalanya, di bahu Bramono. Bramono pun merespon, dengan mengusap lembut rambut Sandra yang harum.

"Kenapa, wanita itu ada di sana?" bisik Bramono pelan pada dirinya sendiri.

"Siapa sayang?" tanya Sandra mendengar ucapan Bramono.

"Ah_bukan siapa-siapa, hanya sedikit terkejut melihat artis wanita nya begitu jelek," jawab Bramono.

"Kamu ini! Jangan terlalu membenci wanita jelek, nanti kamu malah jatuh cinta pada mereka!" Balas Sandra sambil tertawa kecil

Bramono terdiam lalu bergidik ngeri membayangkan hal itu, Bramono merasa akan hilang harga dirinya, dengan menggandeng seorang wanita jelek, di sampingnya.

"Itu tidak mungkin terjadi sayang!" Ucap Bramono pelan.

"Jika aku jelek seperti itu, kamu pasti tak mau jadi kekasih ku?"

"Kenapa bicara seperti itu! kamu, tak mungkin jelek seperti wanita itu!"

Sandra tertawa mendengar ucapan Bramono.

"Sudah, kita lihat filmnya lagi," ucap Sandra pelan.

Entah mengapa, Bramono melihat film itu, jadi membayangkan wanita jelek yang kemarin tidur dengannya, ada di depan matanya. Bramono, jadi merasa tak nyaman dengan hal itu, Bramono pun, akhirnya memilih untuk keluar dari bioskop itu.

"Aku, ingin sekali merokok, aku keluar dulu," pamit Bramono.

"Iya,"

Bramono pun, keluar dari bioskop itu. Dia merasa butuh sedikit udara segar, ketika melihat artis film itu, seperti melihat wanita jelek yang kemarin tidur bersamanya, ada di depan matanya.

"Aaaaa!" teriak Bramono pelan, ketika matanya menangkap sesuatu.

"Kenapa kamu di sini?" teriak Bramono lagi, pada wanita yang lewat di depannya.

"Anda, kenal saya tuan?"

Bramono terdiam, sesaat dia memperhatikan wajah wanita itu.

"Maaf," ucap Bramono, menyadari kesalahannya.

"Bodoh!" Maki Bramono pada diri sendiri, bisa-bisanya dia histeris seperti itu.

"Wanita jelek itu benar-benar telah memberi pengaruh buruk buatku!" Batin Bramono pelan.

"Aku, tak akan melepaskan orang yang menjebak ku, akan ku cari dan ku hukum dia seberat-beratnya!" ancam Bramono.

Sandra yang asyik menonton film, baru tersadar jika Bramono belum kembali lagi ke tempat duduknya, dia pun langsung keluar mencari Bramono, saat film telah usai.

"Kemana dia?" tanya Sandra.

Sandra sedikit berlari saat matanya, menemukan Bramono, yang ternyata sedang duduk sendirian, sambil menghisap sebatang rokok.

"Belum selesai, merokok nya?"

Bramono menoleh pada Sandra, lalu tersenyum, kemudian bangun dan memeluk Sandra. Sandra tersenyum, melihat tingkah manja Bramono, yang terlihat sangat berbeda hari ini.

"Kita pulang!" ajak Bramono.

"Apartemen, kamu atau aku?" tanya Sandra.

"Apartemen, aku atau kamu sama saja bukan?"

Sandra tertawa kecil mendengar hal itu, Sandra memeluk Bramono sekali lagi, ia merasa kekasihnya itu sangat berbeda hari ini, lebih lembut dan tenang.

Sampai di apartemen, Sandra bertanya apa Bramono, mau mandi dulu atau langsung ganti baju.

"Aku lebih baik mandi dulu," jawab Bramono.

"Akan ku siapkan air hangat," sandra langsung berlari ke arah kamar mandi.

Bramono, melepaskan pakaian bagian atasnya, lalu segera menyusul, Sandra ke kamar mandi. Memperhatikan kekasihnya, yang sedang mempersiapkan air hangat untuknya, senyuman lebar hadir di bibir Bramono.

Bramono, mendekat ke arah Sandra dan memeluk Sandra dari belakang.

"Kita mandi sama-sama" bisik Bramono.

Sandra mengangguk, lalu membalikkan tubuhnya, hingga kini mereka saling berhadapan. Kemudian tanpa ragu, Sandra mengalungkan kedua tangan nya ke leher Bramono. Seketika itu juga mereka berdua langsung berciuman, yang makin lama, makin menuntut, sebab kedua nya sudah terbakar oleh hasrat yang bergelora.

Bramono, mengangkat Sandra ala bridal style, masuk ke dalam bak mandi yang besar. Tanpa melepaskan ciuman bibir mereka, Bramono yang mulai terbakar hasrat, mulai bergerilya di atas tubuh Sandra.

"Akan. ku hilangkan jejak wanita jelek itu, dari tubuhku!" Bathin Bramono.

Bramono yang awalnya lembut, kini mempercepat gerakan nya, hingga Sandra menggeliat tak karuan.

"pelan-pelan sayang, aku geli,"

ucap Sandra mesra.

Bramono seperti tidak mendengar kata-kata Sandra, dia terus saja menjelajahi seluruh tubuh Sandra dengan penuh hasrat, dalam sekejap Sandra kini sudah dalam keadaan polos tanpa selembar benang pun. Bramono tersenyum lebar melihat pemandangan indah depan matanya.

"Wanita jelek! Pergilah dariku!" Jerit hati Bramono, sambil menyerang Sandra saat itu juga.

Bramono, benar-benar melampiaskan kekesalannya pada Sandra. Sandra terlihat kerepotan melayani Bramono, namun dia sangat menikmati hal itu. Sandra bisa memastikan Bramono memang sangat perkasa dan tidak mengecewakan dirinya.

entah, berapa banyak desahan yang dia keluarkan akibat ulah Bramono, Bramono benar-benar memuaskan dirinya hingga akhir.

"Akhirnya, hilang juga jejak kamu dari diriku, wanita jelek!" Umpat Bramono, dalam hatinya setelah hasratnya tercapai dengan baik, bersama Sandra.

Setelah puas, Bramono pun segera keluar dari bak mandi itu, kemudian segera membasuh diri, di bawah guyuran air dingin dari shower.

Sandra tersenyum memandang ke arah Bramono, yang masih dalam keadaan polos saat itu.

"Lelaki itu, tak bisa aku lepaskan begitu saja!" Batin Sandra, menatap lekat Bramono yang sedang berada di bawah guyuran air.

"Lebih baik aku pulang sekarang," pamit Bramono setelah membilas tubuhnya, Sandra yang sedang tergolek lemah, terkejut mendengar itu. Dia hanya bisa menatap Bramono, yang meninggalkan dirinya begitu saja, di dalam kamar mandi.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status