Home / Rumah Tangga / Gelora Cinta Istri 1 Miliar / Bab 154 : Ada Udang di Balik Batu

Share

Bab 154 : Ada Udang di Balik Batu

Author: Kafkaika
last update Last Updated: 2025-08-01 21:37:49

Bian ada acara sore ini, biasanya aku akan lebih nyaman kalau kugunakan saat begini untuk bersantai dan rebahan. Sesekali beryoga dan mendengar musik-musik penenang.

Hanya saja, ada Miranda di apartemen. Bilangnya daripada jemu di rumah Kalisari tak ada teman, katanya dia mau menemaniku saja.

Tapi aku mulai sedikit kurang nyaman lama-lama bersama Miranda. Awalnya kuharap itu hanya perasaanku yang sering overthinking saja. Tapi, sepertinya memang ada yang tidak sreg saja.

“Kau ada makanan, Mel? Aku kok lapar, ya?” tukasnya.

“Ada kok, tadi aku masak banyak buat Tante Aini dan Om Damar. Kau mau coba?” aku menawarkan.

“Boleh. Tapi, maaf, aku tak bisa makan masakan yang sudah dingin. Apa bisa dihangatkan dulu?” pintanya.

“Boleh, Mir. Tunggu bentar, ya?” Aku sedikit kerepotan saat bangun dari duduk di sofa. Gimana lagi, Miranda mau minta makanannya dihangatkan.

Apa wanita itu tidak merasa kasihan perutku sudah sebesar ini tapi masih merepotkan saja. Gumamku sendiri sembari membatin.

Sudah b
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
vpi
Melati harus lebih pintar dri miranda,ayo melati kamu bisa,pdahal percakapan miranda rekam sja terus kasihkan ke bian…biar tau miranda itu pura2 baik,awas sja bian sampai nganu sama miranda biar dia istrinya tpi kan terpaksa…ga rela sja kasian melati mna lgi hamil
goodnovel comment avatar
iis iswari
awas aja ya lu bian lebih belain si nek lampir, kasian thor Melati lagi hamil baru juga bahagia sebentar
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Gelora Cinta Istri 1 Miliar   Bab 154 : Ada Udang di Balik Batu

    Bian ada acara sore ini, biasanya aku akan lebih nyaman kalau kugunakan saat begini untuk bersantai dan rebahan. Sesekali beryoga dan mendengar musik-musik penenang.Hanya saja, ada Miranda di apartemen. Bilangnya daripada jemu di rumah Kalisari tak ada teman, katanya dia mau menemaniku saja.Tapi aku mulai sedikit kurang nyaman lama-lama bersama Miranda. Awalnya kuharap itu hanya perasaanku yang sering overthinking saja. Tapi, sepertinya memang ada yang tidak sreg saja.“Kau ada makanan, Mel? Aku kok lapar, ya?” tukasnya.“Ada kok, tadi aku masak banyak buat Tante Aini dan Om Damar. Kau mau coba?” aku menawarkan.“Boleh. Tapi, maaf, aku tak bisa makan masakan yang sudah dingin. Apa bisa dihangatkan dulu?” pintanya.“Boleh, Mir. Tunggu bentar, ya?” Aku sedikit kerepotan saat bangun dari duduk di sofa. Gimana lagi, Miranda mau minta makanannya dihangatkan.Apa wanita itu tidak merasa kasihan perutku sudah sebesar ini tapi masih merepotkan saja. Gumamku sendiri sembari membatin.Sudah b

  • Gelora Cinta Istri 1 Miliar   Bab 153 : Tidak Bisa Marah

    “Tadi Mas Bian sendiri yang bilang kalau tante mau mampir, kan?”Aku langsung mengomeli Bian saat dia balik dari rumah yang di Kalisari.Kesal kenapa tidak memberitahu kalau Tante Aini dan Om Damar tidak bisa lama-lama di Surabaya. Mereka langsung balik ke Magetan.“Tante Aini sendiri yang bilang katanya mau mampir ke apartemen, tapi tidak tahu bagaimana mereka hanya mampir ke Kalisari. Mungkin kangen dengan rumah keluarganya. Apalagi tahu Miranda baru datang.” Bian mencoba menjelaskan dengan baik agar aku tak salah paham dan kesal.“Tapi Mas Bian harusnya memberitahuku. Aku bisa kok naik ojek atau grab ke rumah sana sekedar mau bertemu dengan mereka. Tidak enak kan mereka datang aku tidak menyambut.” Kusahut sekalian kusindir Bian. Kalau dia tak mau repot menjemputku aku bisa ngojek.“Jangan aneh-aneh, mereka juga mengerti kondisimu, kok. Kau sedang hamil besar jadi tak perlu lagi keluar-keluar.” Bian masih mencoba membujuk agar aku tidak marah.“Bilang saja kalau kalian tidak mau

  • Gelora Cinta Istri 1 Miliar   Bab 152 : Keram Kaki

    Bian sedang berbicara dengan anaknya saat kami akan beristirahat. Dia mulai sering mengajaknya mengobrol. Kadang bercanda. Kadang sudah berceramah seolah anaknya itu sudah bisa memahami ucapannya.Seperti, “Jadi laki-laki itu harus kuat, tidak boleh cengeng, tidak boleh manja ya, Nak. Kalau ada teman yang nakal, hadapi, kalau kamu ditonjok, tonjok dia balik. Jangan takut kalau kamu tidak salah!”Aku mencubit lengannya untuk mengingatkan, “Dia lahir saja belum, Mas. Masa sudah disuruh tonjok-tonjokan!”Bian tertawa renyah mendengarku kesal karena belum-belum sudah menyuntikkan sesuatu yang menurutku radikal untuk ukuran bayi mungilku.“Ya enggak apa-apa, biar dia siap menghadapi kerasnya dunia,” tukasnya tak berhenti terkekeh.“Ya sudah, bobok yuk!” ajakku karena aku sudah merasa lelah saja. Perutku sudah membesar jadi mudah sekali terasa lelah.Apalagi tidurnya sekarang sudah mulai susah. Mau miringpun susah. Harus diganjal bantal dan guling di kanan kiriku.“Sudah nyaman, Sayang?” Bi

  • Gelora Cinta Istri 1 Miliar   Bab 151 : Jagoan Kecil

    “Tadi dia telpon ada masalah dengan pihak imigrasi, Pomo sedang cuti karena saudaranya mantu, Andik juga sedang ngantar kamu. Lagipula aku sudah mendingan setelah minum obat yang kau beri tadi.”Bian yang sudah pulang menjelaskan kenapa dia menjemput Miranda di bandara.Hatiku masih tidak terima lantaran dia yang bisa menjemput Miranda tapi tidak mengantarku periksa kehamilan.Tapi, aku menahan diriku karena apa yang dilakukannya tidak salah. Tadi pagi dia memang sedang demam dan sekarang sudah lebih baik. Karenanya bisa menjemput Miranda.Lagi pula apa ada yang salah kalau Bian menjemput istrinya yang hampir sebulan ini di luar negri?Egois kalau aku mempermasalahkan hal itu.“Iya, Mas. Tidak apa-apa. Sekarang Mas Bian sudah enakan?” kutanya keadaannya untuk mengalihkan rasa tidak suka yang kusembunyikan.“Sudah, kok. Mungkin hanya kecapaian saja,” tukasnya memelukku dan mengelus punggungku. Bian masih sempat memastikan, “Mel, beneran kau tidak sakit hati aku menjemput Miranda?”Aku

  • Gelora Cinta Istri 1 Miliar   Bab 150 : Sibuk

    Sorenya ketika aku di antar Andik ke tempat gym yoga ibu hamil, tak sengaja aku bertemu dengan seorang wanita.Aku tak mengenalnya, tapi herannya dia terlihat sinis sekali padaku.“Hamil hasil merusak rumah tangga orang saja bangga!” gumamnya ketika berpapasan denganku.Deg!Kenapa dia berkata demikian?Apa dia mengenalku?“Maaf, Kak? Apa kita saling kenal?” aku menoleh padanya dan menahan langkahnya yang hendak menjauhiku.“Kau saja yang bodoh kalau tidak kenal aku! Muak aku melihat tampangmu!” umpatnya lagi lalu berlalu.Aku masih tertegun menatapnya keluar dari tempat gym.Kuingat-ingat lagi siapa wanita itu?Selama mengikuti instruktur yoga tadi aku memang merasa wanita itu terus melirik ke arahku. Aku sama sekali tak berfikir bahwa ada orang yang mengenalku di kelas yoga khusus ibu hamil yang kuikuti itu.Membuatku semakin penasaran dan tidak enak. Apalagi tadi dia sempat mengataiku bodoh karena tidak mengenalnya.“Sore, Ma! Mari duluan…” sapa yang lain saat melewatiku hendak pul

  • Gelora Cinta Istri 1 Miliar   Bab 149 : Jadi Tidak Enakan

    ~ POV Melati ~“Aku tambah gendut, Mas,” ujarku saat bercermin dan melihat perutku semakin membulat. Tubuhku pun tampak berisi.“Kan kamu hamil, Sayang,” tukas Bian tertawa kecil melihatku mengeluhkan bentuk badanku.“Mas Bian masih bergairah sama aku enggak sih kalau aku segendut ini?” aku malah melanjutkan pembahasan itu.“Kamu amnesia apa gimana? Yang setiap bercinta masih juga tergila-gila padamu itu siapa?”Diingatkan tentang itu aku sedikit tersipu. Kehamilan ini sama sekali tidak menyurutkan gairah bercinta kami. Justru seringnya kurasakan dorongan yang selalu membuatku menginginkan bercinta dengan suamiku itu.Kata dokter, itu normal sih.Jadi kami tak pernah membatasi keinginan bercinta. Asal aku-nya nyaman, aman, dan tidak mengeluhkan sakit.Aku baru mengulas senyum dan duduk di sampingnya dengan manja. Walau begitu kalau teringat sedikit kerepotan yang aku buat ahir-ahir ini, aku pun meminta maaf.Bagaimana tidak. Terkadang keinginan bercinta itu tidak tahu waktu.Seperti b

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status