Share

Bab 3

Author: Ufuk Timur
last update Last Updated: 2025-09-21 12:12:33

Masih tergambar jelas betapa mengerikannya kecelakaan malam itu. Darah segar berceceran di mana-mana dan teriakkan pengunjung memenuhi seisi ruangan.

Audrey tak akan pernah lupa bagaimana ekspresi Ayesha saat ia menggencet perutnya. Wanita malang itu berteriak, meraung kesakitan dan meminta siapapun menyelamatkan putrinya.

"Sayang?" Ayesha kini meraih tangan Earl, memegangnya lembut. "Ada hal yang ingin kubicarakan dengannya. Bisakah kamu menunggu di luar?"

"Tapi,-"

"Sebentar saja!" bujuk Ayesha.

Memenuhi permintaan sang istri, Earl pun meninggalkan ruangan itu. "Baiklah kalau itu maumu!"

Pria itu pun keluar dan Ayesha menggerakkan kursi rodanya untuk mendekati Audrey. "Apa kau puas sekarang?"

Masih dalam posisi berlutut, Audrey menggelengkan kepalanya. "Maafkan aku!"

"Kamu pikir aku bisa memaafkanmu?" Dengan tangan gemetar, Ayesha meraih tangan Audrey. Meletakkan tangan kecil itu di perutnya yang kini telah mengempis. "Kamu baru saja membunuh putriku dan dengan mudahnya kamu meminta maaf?"

Kehilangan buah hati yang mereka tunggu-tunggu, siapa yang tak sedih?

Apalagi kematiannya dengan cara tragis seperti kemarin.

Menyesal, putus asa, merasa bersalah. Audrey pun memutuskan untuk menerima hukuman penjara yang Earl inginkan. "Kalau begitu, kirim saja aku ke penjara. Itu yang kamu inginkan, bukan?"

"Tidak!" Ayesha menggelengkan kepalanya. "Aku mau kamu menikah dengan suamiku dan mengganti anak yang kamu hilangkan itu, Audrey!"

Seketika, dahi Audrey mengkerut.

Audrey mengerti, Ayesha pasti terpukul atas kematian putrinya.

Dia tahu Ayesha pasti ingin segera memiliki anak lagi, tapi apa harus dia yang jadi penggantinya?

"Apa kamu sadar dengan apa yang kamu katakan?" Audrey memalingkan wajahnya, tak ingin lagi berbincang dengan Ayesha yang ia pikir sedang tidak berpikir jernih.

"Pergilah, pulihkan kondisimu, kamu akan hamil lagi setelah sembuh. Jadi jangan memintaku menikah dengan suamimu!"

Audrey berharap Ayesha paham dengan apa yang ia katakan, namun Ayesha terlihat murung dan matanya berkaca-kaca. "Tapi, aku tidak akan pernah bisa hamil lagi, Audrey!"

"Kenapa tidak bisa?" tanya Audrey.

"Karena kamu telah merusak rahimku!” Ayesha terpancing emosi. Nafasnya tak beraturan setelah mengatakan itu; sebuah jawaban yang membuat Audrey mematung seketika.

"Apa maksudnya aku merusak rahimmu? M-mungkinkah... saat aku mendorongmu kemarin?"

Lucu sekali. Audrey menunjuk dirinya sendiri dan bertanya siapa pelakunya. Padahal, dia sendiripun tahu jawabannya.

"Ya." Ayesha mengangguk pelan. "Jadi tolong, menikah dengan suamiku dan lahirkan anak untukku, Audrey!"

"Tidak!"

Audrey jelas menolak.

Dia memiliki kekasih yang sangat dia cintai, menikah dengannya adalah impian terbesarnya.

Mustahil baginya menikah dengan Earl.

Selain itu, siapa yang begitu bodoh sampai bersedia menikah dengan pria beristri?

"Lupakan saja!" Audrey menatap Ayesha dengan mimik wajah serius. "Lebih baik aku mendekam di penjara daripada harus menikah dengan suamimu!"

"Benarkah?" tanya Ayesha.

Wanita itu mengusap air mata yang mulai mengering, kemudian meraih ponsel yang ia simpan di dalam kantong.

Dia tahu Audrey tak akan setuju, namun Ayesha tidak datang tanpa persiapan.

"Apa kamu tidak ingin bertemu dengan ibumu, Audrey?" tanyanya sembari menunjukkan sebuah foto usang.

"Kamu!" Audrey mengepalkan tangannya kuat-kuat. Marah. "Apa yang kamu lakukan di rumahku?"

"Bukan aku," jawab Ayesha. Gadis itu kembali menyimpan ponselnya dan berkata, "Aku meminta Earl mengirim dua ajudannya mendatangi alamat ini."

"Dia?"

"Ya." Ayesha menggangguk. "Memenjarakan seorang pembunuh bukan hukuman yang setimpal. Kamu harus merasakan apa yang aku rasa, Audrey!"

“Kau membunuh anakku, membuatku depresi, juga melukai hati Earl. Sudah tiga orang kau sakiti! Sekarang, pilihlah. Kau mau menikah dengan Earl atau nyawa anakku harus dibayar dengan nyawa ibumu? Pikirkan baik-baik!”

Setelah mengatakan itu, Ayesha pun pergi meninggalkan Audrey. Sementara Audrey menyapu bersih benda yang ada di meja hingga berserakan di lantai.

"Sial!" Gadis itu memukul meja berkali-kali.

Gadis itu kini dilanda kebingungan.

Foto usang tentang ibunya rusak karena banyaknya tetesan air mata karena Audrey merindukan ibunya. "Apa yang harus kulakukan?"

Ternyata Earl mendengar percakapan itu dari ruang kerjanya.

Meski ruang Audrey disekap penuh dengan tembok baja, ada beberapa CCTV yang bisa merekam semuanya, termasuk suara.

Begitu ajudan Earl tiba bersama Ayesha, Earl langsung menyambutnya dengan dahi mengkerut. "Kamu gila, ya? Mana mungkin ada istri yang mau dimadu?”

“Aku,” lirih Ayesha.

Akhirnya, pria itu pun bangkit dari duduknya. Menghampiri Ayesha dan menggenggam tangannya erat-erat "Aku akan setia dan aku akan mencari cara. Jadi, bisakah jangan memintaku menikah lagi?"

Mendengar ucapan suaminya, Ayesha pun tersenyum tipis. "Caranya memang ada, tapi aku tidak sanggup jika harus menunggu selama itu."

Hanya ada dua cara agar mereka keturunan. Yang pertama adalah transplantasi rahim. Masalahnya, cara ini lebih sulit direalisasikan.

Sedangkan cara yang kedua adalah dengan mencari ibu pengganti. Mereka hanya perlu meminjam rahim wanita lain, meminta wanita itu mengandung dan melahirkan anak mereka.

Namun, kondisi Ayesha yang belum pulih tidak memungkinkan untuk melakukan prosedur surrogacy gestasional.

Untuk itulah ia memilih cara yang lain.

Meminta suaminya menikah dengan Audrey dan membiarkan gadis itu melahirkan anak untuknya. Tak masalah siapapun ibunya.

Asal benih itu berasal dari Earl, itu sudah cukup untuknya.

Di sisi lain, Earl sangat menentang keinginan itu. Menikah lagi bukanlah apa yang dia inginkan, bahkan meskipun tujuannya adalah mendapat keturunan.

Pria itu memijit keningnya yang pusing dan berkata, "Ayesha, aku bersedia menunggu. Jadi, mari bersabar dan memikirkannya lagi saat kamu pulih."

Earl pikir, Ayesha akan mengerti. Namun, wanita itu menarik tangannya dan berteriak dengan lantang. "Tapi kakek dan nenekmu tidak mungkin menunggu selama itu!"

Mendengar kakek dan neneknya disebut, Earl pun terdiam.

Mereka memang sangat mendambakan cicit darinya.

Jika mereka tahu kalau Ayesha tak akan pernah bisa hamil lagi, mereka pasti akan meminta Earl menceraikannya dan menikahi gadis lain.

"Sayang?" Earl menghela nafasnya dalam-dalam, meyakinkan Ayesha agar ia percaya. Namun, Ayesha menyela pembicaraannya dengan bertanya, "Bukankah kamu mencintaiku?"

"Tentu saja aku mencintaimu."

"Kalau begitu nikahi Audrey, aku menginginkannya. Kamu bisa merahasiakan identitasnya dan menceraikannya setelah dia melahirkan seorang anak."

Kali ini, Ayesha yang menggenggam tangan Earl. Menatap Earl penuh harap agar pria itu mengabulkan keinginannya. "Maukah kamu melakukan itu untukku?"

"Menikahinya untuk melahirkan anak?" Pria itu mendesah membayangkan tugas berat itu. "Bagaimana caraku melakukannya?"

Tidak benar. Jika mereka sampai menikah, bukan hubungan suami-istri yang akan terjadi di malam pengantin, melainkan perseteruan tanpa ujung.

"Maaf, Ayesha!" Setelah sekian lama, akhirnya Earl membuka mata. "Aku tidak bisa melakukannya."

Cukup lama pria itu merenung. Diam tak bergerak sampai terdengar suara ketukan pintu di luar sana.

Tok ... Tok... Tok ....

"Earl!" Suara itu milik Edgar, sahabat sekaligus adik tingkatnya saat mereka di kampus. Pria itu masuk dengan membawa sebuah amplop coklat di tangannya. Saat Edgar masuk, Ayesha minta diantar keluar.

Earl heran menatap Edgar yang panik, "Ada apa?"

"Aku membawa informasi dan data diri Nona Audrey." Edgar menyodorkan amplop itu ke meja, sementara Earl menatap pria itu dan bertanya, "No-Nona Audrey...”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Gelora Cinta Tuan Muda Kepada Istri Muda   Bab 90 Takutnya Direbut Orang

    Setelah mengantar Earl menemui ayahnya, Joshua pun undur diri. Praktis, tersisa Earl dan Hudson saja di ruangan besar itu. 'Pantas saja bisnis Joshua berkembang pesat dalam waktu singkat, ternyata dia memiliki bekingan sekuat Hudson.'Earl tahu, Joshua adalah pria yang hebat. Namun, memiliki kemampuan hebat saja tidaklah cukup.Uang, koneksi, dan dukungan penuh dari orang hebat seperti Hudson adalah hal yang tak kalah penting. Jujur, kenyataan ini membuat Earl insecure dalam beberapa aspek.Dia berbeda. Tak ada dukungan dari kakeknya meskipun dia lahir dikeluarga konglomerat. Bisnis kecil yang ia bangun pun kembang-kempis karena kurangnya modal yang ia punya.Itulah alasan ia masih bertahan sebagai Direktur Keuangan di perusahaan sang kakek. Dengan kondisinya yang seperti itu, jika Earl ingin menyamai pencapaian Joshua, takutnya ia membutuhkan waktu seumur hidup.Hanya memikirkannya saja sudah membuat Earl gugup. Lebih gugup lagi ketika Hudson ingin bertemu dengannya. Dia takut Hudson

  • Gelora Cinta Tuan Muda Kepada Istri Muda   Bab 89 Aku Nggak Selingkuh!

    Waaaa apa-apaan ini?' Audrey terkejut bukan main. Bisa-bisanya Joshua memeluknya di depan Earl. Kalau Earl marah dan menghukumnya bagaimana? "Sayangku, ini tidak seperti yang kamu lihat!" Panik, Audrey segera memberi Earl penjelasan. "Sumpah, aku nggak selingkuh. Aku nggak tahu kenapa Joshua memelukku!" Audrey tidak berbohong. Meskipun dia dan Joshua dekat, namun tidak ada benih-benih cinta yang tumbuh di hatinya. Namun, Earl malah diam membisu seperti patung. "Earl?" panggil Audrey lagi. 'Dia ini kenapa, sih?' Gadis itu mulai memaki dalam hati. 'Istrimu dipeluk orang. Serius kamu nggak marahin dia?' Saat ini, Earl memang tak bergerak. Namun, dahinya mengkerut dan matanya melotot tajam. "Katakan itu setelah kamu melepas pelukanmu!" ucapnya datar. "Ha?" Seperti orang bodoh, Audrey memiringkan kepalanya. "Apa maksudmu? Aku nggak ngerti!" "Maksudku, lepaskan Joshua dulu. Setelah itu kamu baru boleh mangatakan kalau kamu nggak selingkuh dengannya." Memang benar, Joshua lebih dul

  • Gelora Cinta Tuan Muda Kepada Istri Muda   Bab 88

    Matanya pun menyapu setiap sudut ruangan, tak ada yang aneh. Namun, mawar merah yang diletakkan di gelas-gelas kaca itu menarik perhatiannya. Dilihat dari bentuknya, Earl yakin bunga itu baru dipetik hari ini. Dia bahkan sampai membandingkan rumah Joshua dengan rumah kakeknya. 'Apa hanya perasaanku? Ku pikir rumah Joshua lebih besar dan lebih terang dari rumah kakek.' Sebenarnya, pria itu tertarik dengan rumah Joshua sejak ia memasuki halaman. Lampu-lampu menyala terang, padahal hari belum gelap. Meskipun Joshua berasal dari keluarga kaya, tetap saja, itu sedikit berlebihan. Selain itu, belasan pelayan yang menyambut kedatangan mereka juga tak kalah menarik perhatian. Penampilan mereka sangat rapi seperti baru mandi. Jumlah mereka pun sangat banyak. Buktinya, membutuhkan belasan pelayan hanya untuk menyambut kedatangan Audrey dan dirinya. Jika ini di rumah kakeknya, Earl yakin, sebagian besar pelayannya pasti sudah banyak yang beristirahat. Tak ada banyak pekerjaan yang bi

  • Gelora Cinta Tuan Muda Kepada Istri Muda   Bab 87

    "Oh, jadi Joshua yang memberikannya padamu?" Seulas senyum terukir di bibir Earl, namun senyum itu justru membuat Audrey semakin gugup."Y-ya." Audrey mengangguk lagi. Sekarang, menelan ludah pun rasanya sangat susah.Sementara itu, Earl yang cemburu berat pun teringat pada momen dimana ia meminta Audrey mencukur kumis dan jenggotnya. "Jangan-jangan, pria lain yang pernah kamu cukur itu, Joshua orangnya?"Earl berharap itu bukan, tapi itulah kenyataannya. Audrey menggaruk pipinya yang tidak gatal, kemudian menundukkan pandangannya. "I-itu memang dia, sih!"'Wah!' Rasanya Audrey nggak sanggup lagi duduk di mobil yang sama dengannya. Ingin sekali keluar dan pulang naik taksi, tapi Earl sepertinya tidak berencana melepaskan tangannya."Earl?!" panggil Audrey. Gadis itu memberanikan diri melirik Earl yang duduk di sampingnya. "Apa kamu ... marah?""Aku?" tanya Earl Sanders.Pria itu menghela nafas panjang. Pada tahap ini, dia sendiri pun bingung harus menjawab apa.Sebenarnya, dia tidak m

  • Gelora Cinta Tuan Muda Kepada Istri Muda   Bab 86

    Seluruh tubuh rasanya merinding mendengar kata sayang dari Joshua. Ponsel itu pun ia singkirkan dari telinganya. 'Sayang kepalamu!' umpatnya dalam hati. Dan begitu melihat Joanna melihat apa yajg dia lakukan, Audrey pun bertanya, "Apa kamu dengar apa yang dia katakan?" "Menurutmu?" Dahinya mengkerut sampai alisnya hampir menyatu. "Tentu saja tidak." 'Syukurlah!' gumam Audrey lagi. Bukan apa-apa, Audrey hanya takut Joanna salah paham. Takutnya dia mengira dirinya dan Joshua memiliki hubungan spesial. Audrey pun menjauh, volume suaranya juga ia kecilkan. "Berhenti memanggilku sayang. Aku bukan sayangmu!" Audrey bahkan terus mengoceh tanpa memberi Joshua kesempatan untuk bicara. "Shua, apa kamu masih ingat? Hari itu, kamu memohon padaku dan berjanji akan melakukan apa saja asal aku memaafkanmu?" Hari itu, maksudnya adalah saat Joshua mengurung Audrey di rumahnya selama tiga hari. Setelah kejadian itu, Audrey memblokir semua akses. Tidak hanya memblokir kontak Joshua, dia bahkan t

  • Gelora Cinta Tuan Muda Kepada Istri Muda   Bab 85

    Gadis itu mengenakan celana gombrong dan kaus tanktop yang ia balut dengan kemeja oversize. Meskipun beda motif dan warna, tapi gaya berpakaiannya sangat persis dengan Audrey. Bedanya, rambut Joanna diwarnai, sedangkan Audrey tidak. "Pengen aja," jawab Audrey. "Yakin?" Alis Joanna terangkat ke atas. Mereka memang sudah lama tidak bertemu, tapi Joanna tahu persis apa yang Audrey suka dan tidak suka. Gadis itu paling benci memakai masker karena itu membuatnya sulit bernafas. Joanna pun berdiri, menarik masker yang Audrey kenakan. Topi yang menutup kepalanya pun ia lepaskan juga. Setelah semuanya hilang, Joanna baru tahu alasan Audrey memakainya. Dahinya diperban, bibirnya terluka. Joanna nggak yakin, tapi penampilannya yang seperti ini mirip seperti korban bullying. "Bilang sama aku. Siapa yang berani mukul kamu sampai babak belur begini?" Marah? Jelas! Baginya, Audrey terlalu imut untuk disakiti. "Kalau aku memberitahumu, memangnya apa yang akan kamu lakukan?" Jus je

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status