Share

3. Tak Diakui

Penulis: VERARI
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-23 02:09:58

“Pagi ini, aku mendapat keberuntungan yang tidak disangka-sangka.” Claus Smith mengibaskan uang pemberian Angela di depan semua orang sambil menyeringai. “Seusai lari pagi, ada seorang wanita yang menghentikanku, memberiku uang ini sambil menatapku seperti pengemis.”

Pembukaan pidato yang tak biasa itu langsung membuat seisi ruangan menjadi gaduh. 

“Orang gila mana yang memperlakukan Tuan Claus seperti pengemis?” tanya karyawan  yang duduk di sebelah Angela.

Wanita itu rasanya ingin menenggelamkan dirinya!

Orang gila itu adalah Angela.

Dia pun menunduk malu meski Claus tak menunjuknya secara langsung, atau mungkin belum.

“Aku tidak suka banyak bicara. Yang jelas, aku ingin semua karyawan dapat bekerja dengan baik, saling menghormati karyawan lain tanpa pandang bulu, dan aku paling tidak suka melihat orang yang merendahkan orang lain setelah hanya menilai dari penampilannya. Kalian perlu mengingat itu.”

Pidato singkat penyambutan karyawan baru itu berhasil membuat semuanya terkesan, kecuali Angela. Dia sangat gelisah karena masih bertanya-tanya apakah dia sudah melakukan kesalahan besar?

Bahkan, dia tak menyadari acara sudah berakhir, sampai suara familier terdengar di telinganya. “Apa yang kau lakukan di sini?” 

Travis Wood, pria pengkhianat itu telah berdiri di hadapannya. 

Sontak, Angela berdiri. 

Dalam benaknya, dia menampar pria itu dengan sangat keras, mencabik-cabik wajah lugunya yang ternyata hanya topeng untuk menutupi sifat cabulnya. Namun, pada kenyataannya, Angela hanya tersenyum manis.

“Mulai hari ini, aku bekerja di tempat yang sama denganmu. Semalam aku akan memberimu kejutan, tapi aku kelelahan setelah sampai di ibu kota, lalu ketiduran.”

Travis tidak benar-benar mendengarkan Angela, sekilas dia melirik ke arah pintu. Angela langsung tahu jika calon suaminya sedang bertukar isyarat dengan kekasih gelapnya! Namun, dia menahan diri.

“Baiklah. Kita akan bicara lagi nanti. Sekarang aku agak sibuk,” ucap Travis yang terlihat buru-buru. 

Angela tersenyum miris. Dia bisa menebak apa yang akan Travis lakukan dengan wanita itu.

Tak bisa dipungkiri, hatinya masih sangat sakit ketika mengingat pergumulan panas calon suaminya itu dengan wanita lain. Namun di sisi lain, Angela sangat marah dan ingin segera membalas dendam.

“Sampah …,” gumam Angela.

“Nona, apa kau akan berdiri di sini sepanjang hari? Mari segera ke ruangan direktur!” tegur teman kerja barunya.

Hah?

Angela seperti tidak bisa merasakan sakit hati terlalu lama karena sekarang dia panik sekali!

Di hadapannya, sudah ada Claus Smith, direktur divisinya bersama 5 karyawan baru!

Wanita itu lantas menunduk—menghindari tatapan Claus yang jelas-jelas menunjukkan ketidaksukaan.

Apakah karena uang tadi pagi atau juga insiden di hotel itu? Tapi, Angela juga belum tahu siapa pria yang bersamanya tadi malam …

“Ekhemm…” Deheman Claus tiba-tiba membuat jantung Angela kembali berdenyut kencang. “Manajer Cliff akan membantu kalian setelah ini.”

“Baik, Pak.” Semua serempak menjawab, termasuk Angela.

“Kalau begitu kalian boleh keluar.”

Mendengar itu, Angela menghela napas lega. 

Seolah tak pernah terjadi apa pun pagi tadi, dia menunduk singkat sambil tersenyum, tanpa menatap Claus—seperti lima karyawan baru lain—sampai suara Claus kembali terdengar, “Kecuali, Nona Angela Quinn. Kau tetap tinggal di sini.”

***

Lima karyawan baru sedang diberi orientasi oleh manajer mereka. Namun, Claus malah menyuruh Angela mengikutinya ke pantry kantor.

Pria itu lalu menyambar gelas kopi yang sudah tak ada isinya. “Cuci gelas ini!” titahnya.

!!! 

Angela sangat tak suka diperlakukan yang tidak semestinya. Namun, dia hanya tersenyum sambil mengambil gelas kotor itu, mencucinya seperti perintah Claus.

“Kau sudah paham dengan posisimu, bukan? Aku atasanmu di perusahaan ini. Jangan berani merendahkan orang dengan sedikit uang yang kau miliki!”

“Maaf, Tuan Claus, saya sedikit kehilangan akal saya tadi pagi,” balas Angela pelan.

Saat ini, dia yakin jika tindakan gegabahnya tadi pagi akan mengancam kariernya. Claus mungkin dendam dengannya dan akan memperbudaknya. 

Namun, tebakan Angela salah. 

Setelah menaruh gelas di rak, Claus hanya memberinya peringatan. “Jangan diulangi lagi!”

“Baik, Tuan.”

Claus tampak mengangguk. Pria itu lalu memberikan orientasi karyawan baru padanya. 

Hanya saja, Claus sesekali meninggikan suara karena Angela melakukan kesalahan kecil yang tak disengaja.

Lagi-lagi, Angela menahan diri meski lelah.

Untungnya, Claus akhirnya memberikan waktu istirahat selama lima belas menit. Setelahnya, Angela dapat berkumpul lagi dengan karyawan baru lain.

Kaki Angela lantas mengayun keluar dari sana. Namun, dia tak sengaja melihat Travis baru saja keluar dari ruangan lain. 

“Trav–” Angela ingin memanggil Travis, menunjukkan hubungan di depan karyawan lain untuk melihat respon mereka. Sayangnya, seorang wanita muncul dari pintu yang sama, melingkarkan tangan di lengan Travis.

Britney bergelayut manja di depan para karyawan yang menyapa! 

Tampaknya hubungan mereka telah diketahui banyak orang dan Travis—pria itu tak pernah mengakui dirinya selama ini?

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Gelora Hasrat si Kembar Smith   153. Kejujuran yang Berbahaya

    Pasangan itu pergi ke ruang makan sambil bergandengan tangan dengan senyuman lebar. Namun, mereka segera berwajah datar setelah sampai di ruang makan.“Apa Tuan Rangga tidak makan bersama kita?” bisik Angela. “Paman sudah pindah ke hotel pagi tadi.”Hanya ada Asher dan Collin di ruangan itu. Sementara orang tua Angela bepergian sejak dini hari ke tempat sanak saudara terdekat untuk memberikan undangan pernikahan putri mereka sendiri.“Jangan berdiri di depan pintu, Claus,” tegur Laura lirih dan serak.Angela dan Claus sontak memutar badan. Angela menatap ibu mertua dan suaminya bergantian dengan raut wajah murung.Baru beberapa saat lalu Claus terlihat sangat bahagia. Namun, ketika melihat wajah cantik ibunya tampak sayu, bibir Claus melengkung ke bawah.Sudah jelas bahwa Laura menangis semalaman. Riasan tipis itu tidak bisa menutupinya.Angela tak kuasa melihat kesedihan suaminya. Dia sudah berkali-kali mendengar jika Laura adalah sosok yang sangat disayangi Claus. Bahkan, Claus tid

  • Gelora Hasrat si Kembar Smith   152. Istri Berbakti

    Angela bangun pagi-pagi buta. Sebelum-sebelumnya, dia termasuk wanita pemalas yang tak mau tergesa-gesa melakukan aktivitas.Pikiran Angela tercerahkan setelah melihat tindakan Claus semalam. Dia berjanji pada diri sendiri akan melayani suaminya yang memiliki hati suci bagaikan malaikat itu dengan sangat baik.Selesai mandi, dia membereskan kamar, tak seperti dirinya yang biasanya. Dia menata baju-baju kotor suaminya yang berserakan di walk-in closet.“Apa sebaiknya aku mencuci baju Claus sendiri?”Angela mengangguk penuh keyakinan. Dia membawa pakaian kotor itu ke kamar mandi, menuangkan sabun mandi cair ke ember untuk mencuci pakaian. Dengan begitu, dia sudah selangkah menjadi istri yang berbakti pada suaminya.“Kalau dipikir-pikir, selama ini pelayan mencucikan baju suamiku. Secara tidak langsung, para pelayan itu juga menyentuh kesucian tubuh suamiku.”Sebagai catatan, Angela tidak pernah sekali pun mencuci pakaian. Saat ini, dia hanya memutar-mutar pakaian kotor di dalam ember be

  • Gelora Hasrat si Kembar Smith   151. Saling Mengancam

    John tampak tak senang. Mulutnya terbuka akan menolak keputusan Adam, tapi ayah Asher Smith itu malah mengalihkan pembicaraan.“Bagaimana kabar Aurora? Aku sudah lama tidak bertemu dengannya. Apa dia masih cantik dan dingin seperti dulu?” tanya Adam kepada Billy.Billy memicingkan mata, mencoba menerka apa yang diinginkan Adam dengan membahas ibunya. Namun, dia gagal membaca ekspresi Adam yang tenang, seolah-olah tak memikirkan apa pun.“Biasa saja. Tidak ada hal yang baru darinya, kecuali temperamennya yang semakin berlebihan.”Adam terkekeh. “Sudah sewajarnya orang yang semakin tua memiliki emosi yang lebih meluap-luap. Sama juga denganku. Aku pun akan marah besar kalau sampai salah satu cucu kesayanganku dipenjara, walaupun aku sudah tidak pernah marah lagi.”Billy menyeringai. Adam sedang mengancamnya!Semua orang yang ada di sana tahu perangai Adam Smith di masa lalu. Pria berhati dingin yang akan melakukan apa pun demi mendapatkan tujuannya. Hanya setelah menikah, sosok Adam ber

  • Gelora Hasrat si Kembar Smith   150. Perjodohan Dadakan

    Di lantai atas kediaman Smith masih terjadi keributan antara Asher dan salah satu si kembar. Sementara Billy menunggu di ruang kerja Asher.Pria itu berjalan pelan mengelilingi ruangan, mengangkat satu persatu benda-benda yang menarik perhatiannya. Tampaknya, amarah Billy telah mereda setelah melihat kemarahan Asher.Namun, kali ini Billy tak begitu senang setelah melihat Asher marah. Jika dirinya di posisi Asher, dia pun harus berpikir keras dengan apa yang harus dilakukan untuk menghadapi putra angkat kesayangannya.“Tuan, apa tidak sebaiknya kita kembali saja? Di sini adalah sarang musuh.” James terlihat waspada, sesekali melihat ke arah luar, di mana banyak pengawal Asher menjaga koridor.“Tidak. Masalah ini harus segera diselesaikan. Aku tidak bisa menahan Jolie lebih lama di apartemenku. Dia sangat berisik dan mengganggu. Duke juga akan khawatir kalau membiarkan Jolie kembali ke rumah ini. Kalaupun pulang ke rumah John … ah … kenapa aku jadi ikut pusing?!”Billy mengambil buku d

  • Gelora Hasrat si Kembar Smith   149. Ada Untukmu

    Claus ternganga tak percaya. Dia teringat kedatangan Billy di apartemennya, yang mendadak membicarakan tentang Travis.Seperti dugaan Angela sebelumnya, Billy belum sempat mengatakan semua informasi yang sebenarnya. Namun, Claus justru memikirkan pelaku lain setelah Billy menyinggung kecelakaan Travis. Oleh karena itu, dia sempat gugup ketika Angela bertanya.“Dari mana kau mendengar itu?!” desak Claus. Memegang kedua lengan Angela, lalu mengguncang badannya.Angela pun ikut terkejut. Dia pikir, Claus sudah mengetahuinya, setelah Claus membahas perbuatan Collin yang menjebak mereka terlebih dulu.“Angela! Apa pertanyaanmu itu hanya asumsi atau kau memang tahu dari seseorang?!” Claus meninggikan suara. Tangannya gemetar menahan kekuatan agar tak menyakiti lengan Angela.Angela menunduk, merasa bersalah. “Aku … tidak sengaja mendengar pertengkaran Collin dan Mama Laura.”Tangan Claus jatuh dari lengan Angela dengan lemas. Mulutnya masih terbuka, tak dapat menutupi keterkejutan.“Aku pik

  • Gelora Hasrat si Kembar Smith   148. Tidak Tahu?

    Suara pecahan kaca terdengar setelahnya. Kamar Claus dan Collin sangat luas, tapi keributan itu masih terdengar sampai di kamar mereka.“Tunggu, Claus!” cegah Angela panik.Claus berhenti saat menggenggam kenop pintu. “Kau jangan meniru mama yang selalu membela dan memanjakan Collin! Sekarang lewat tengah malam, dan dia sudah keterlaluan mengganggu ketenangan orang!”Selain khawatir Collin akan melukai suaminya, di mana cara Angela menilai Collin telah berubah total, tapi dia juga tak sudi membiarkan Claus gegabah keluar tanpa memperhatikan penampilan.“Setidaknya pakai celanamu dulu kalau mau keluar! Apa kau ingin memamerkan tubuhmu?!”Claus terkesiap menatap dirinya sendiri. Setelah menghabiskan waktu bulan madu selama dua minggu, dia jadi terbiasa tak menutupi tubuhnya ketika tidur.“Astaga! Kenapa kau menelanjangiku dan tidak bilang-bilang dulu?!”Angela menepuk keningnya. Sungguh lelah menghadapi kegilaan suaminya. Claus sendiri yang mengatakan ingin memijat Angela tanpa busana d

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status