“Pagi ini, aku mendapat keberuntungan yang tidak disangka-sangka.” Claus Smith mengibaskan uang pemberian Angela di depan semua orang sambil menyeringai. “Seusai lari pagi, ada seorang wanita yang menghentikanku, memberiku uang ini sambil menatapku seperti pengemis.”
Pembukaan pidato yang tak biasa itu langsung membuat seisi ruangan menjadi gaduh.
“Orang gila mana yang memperlakukan Tuan Claus seperti pengemis?” tanya karyawan yang duduk di sebelah Angela.
Wanita itu rasanya ingin menenggelamkan dirinya!
Orang gila itu adalah Angela.
Dia pun menunduk malu meski Claus tak menunjuknya secara langsung, atau mungkin belum.
“Aku tidak suka banyak bicara. Yang jelas, aku ingin semua karyawan dapat bekerja dengan baik, saling menghormati karyawan lain tanpa pandang bulu, dan aku paling tidak suka melihat orang yang merendahkan orang lain setelah hanya menilai dari penampilannya. Kalian perlu mengingat itu.”
Pidato singkat penyambutan karyawan baru itu berhasil membuat semuanya terkesan, kecuali Angela. Dia sangat gelisah karena masih bertanya-tanya apakah dia sudah melakukan kesalahan besar?
Bahkan, dia tak menyadari acara sudah berakhir, sampai suara familier terdengar di telinganya. “Apa yang kau lakukan di sini?”
Travis Wood, pria pengkhianat itu telah berdiri di hadapannya.
Sontak, Angela berdiri.
Dalam benaknya, dia menampar pria itu dengan sangat keras, mencabik-cabik wajah lugunya yang ternyata hanya topeng untuk menutupi sifat cabulnya. Namun, pada kenyataannya, Angela hanya tersenyum manis.
“Mulai hari ini, aku bekerja di tempat yang sama denganmu. Semalam aku akan memberimu kejutan, tapi aku kelelahan setelah sampai di ibu kota, lalu ketiduran.”
Travis tidak benar-benar mendengarkan Angela, sekilas dia melirik ke arah pintu. Angela langsung tahu jika calon suaminya sedang bertukar isyarat dengan kekasih gelapnya! Namun, dia menahan diri.
“Baiklah. Kita akan bicara lagi nanti. Sekarang aku agak sibuk,” ucap Travis yang terlihat buru-buru.
Angela tersenyum miris. Dia bisa menebak apa yang akan Travis lakukan dengan wanita itu.
Tak bisa dipungkiri, hatinya masih sangat sakit ketika mengingat pergumulan panas calon suaminya itu dengan wanita lain. Namun di sisi lain, Angela sangat marah dan ingin segera membalas dendam.
“Sampah …,” gumam Angela.
“Nona, apa kau akan berdiri di sini sepanjang hari? Mari segera ke ruangan direktur!” tegur teman kerja barunya.
Hah?
Angela seperti tidak bisa merasakan sakit hati terlalu lama karena sekarang dia panik sekali!
Di hadapannya, sudah ada Claus Smith, direktur divisinya bersama 5 karyawan baru!
Wanita itu lantas menunduk—menghindari tatapan Claus yang jelas-jelas menunjukkan ketidaksukaan.
Apakah karena uang tadi pagi atau juga insiden di hotel itu? Tapi, Angela juga belum tahu siapa pria yang bersamanya tadi malam …
“Ekhemm…” Deheman Claus tiba-tiba membuat jantung Angela kembali berdenyut kencang. “Manajer Cliff akan membantu kalian setelah ini.”
“Baik, Pak.” Semua serempak menjawab, termasuk Angela.
“Kalau begitu kalian boleh keluar.”
Mendengar itu, Angela menghela napas lega.
Seolah tak pernah terjadi apa pun pagi tadi, dia menunduk singkat sambil tersenyum, tanpa menatap Claus—seperti lima karyawan baru lain—sampai suara Claus kembali terdengar, “Kecuali, Nona Angela Quinn. Kau tetap tinggal di sini.”
***
Lima karyawan baru sedang diberi orientasi oleh manajer mereka. Namun, Claus malah menyuruh Angela mengikutinya ke pantry kantor.
Pria itu lalu menyambar gelas kopi yang sudah tak ada isinya. “Cuci gelas ini!” titahnya.
!!!
Angela sangat tak suka diperlakukan yang tidak semestinya. Namun, dia hanya tersenyum sambil mengambil gelas kotor itu, mencucinya seperti perintah Claus.
“Kau sudah paham dengan posisimu, bukan? Aku atasanmu di perusahaan ini. Jangan berani merendahkan orang dengan sedikit uang yang kau miliki!”
“Maaf, Tuan Claus, saya sedikit kehilangan akal saya tadi pagi,” balas Angela pelan.
Saat ini, dia yakin jika tindakan gegabahnya tadi pagi akan mengancam kariernya. Claus mungkin dendam dengannya dan akan memperbudaknya.
Namun, tebakan Angela salah.
Setelah menaruh gelas di rak, Claus hanya memberinya peringatan. “Jangan diulangi lagi!”
“Baik, Tuan.”
Claus tampak mengangguk. Pria itu lalu memberikan orientasi karyawan baru padanya.
Hanya saja, Claus sesekali meninggikan suara karena Angela melakukan kesalahan kecil yang tak disengaja.
Lagi-lagi, Angela menahan diri meski lelah.
Untungnya, Claus akhirnya memberikan waktu istirahat selama lima belas menit. Setelahnya, Angela dapat berkumpul lagi dengan karyawan baru lain.
Kaki Angela lantas mengayun keluar dari sana. Namun, dia tak sengaja melihat Travis baru saja keluar dari ruangan lain.
“Trav–” Angela ingin memanggil Travis, menunjukkan hubungan di depan karyawan lain untuk melihat respon mereka. Sayangnya, seorang wanita muncul dari pintu yang sama, melingkarkan tangan di lengan Travis.
Britney bergelayut manja di depan para karyawan yang menyapa!
Tampaknya hubungan mereka telah diketahui banyak orang dan Travis—pria itu tak pernah mengakui dirinya selama ini?
Asher Smith adalah pria yang dingin dan arogan. Setiap perkataannya adalah kemutlakan yang harus dipatuhi oleh semua orang.Sejak bertemu Laura Hartley, Asher Smith menjadi pria yang sangat berbeda. Tanpa terduga, pria itu dapat menunjukkan kehangatan, sisi manis, dan penuh kasih sayang.Suatu hari, muncul sosok bertudung gelap menghampiri Asher Smith. Sosok itu mengaku sebagai penggemar kisah hidupnya.“Tuan Asher, saya selalu tertarik dengan kisah hidup Anda yang dipenuhi petualangan membara. Tolong izinkan saya menulis cerita tentang kehidupan Anda!”Asher Smith dengan angkuh berkata, “Kau seharusnya memperkenalkan dirimu lebih dulu sebelum minta sesuatu! Lagi pula, siapa kau minta-minta padaku?!”Sosok itu kesal dengan cara bicara Asher yang menyebalkan, tapi masih menunjukkan senyuman.“Saya hanya seorang penulis pemula, tapi saya akan mengerahkan segala kemampuan saya untuk menuliskan cerita tentang perjalanan hidup Anda yang mendebarkan!”“Hmm … akan aku pikirkan dulu.”Hari itu
Angela dan Nadine menyelamatkan Jolie dari siksa bercampur kenikmatan di ranjang. Mereka khawatir pada Jolie yang kemarin sempat bersedih, lalu mengajak Jolie menghabiskan waktu bersama.Sesampainya di rumah Duke, mereka dikejutkan oleh Duke yang masih di rumah, dan hanya memakai baju santai. Duke membuka pintu depan sambil membawa cangkir kopi.“Masuklah. Jolie sudah menunggu di dalam.”“Duke? Bukankah kau sudah mulai bekerja? Jolie bilang, kalian akan pergi bulan madu setelah pekerjaanmu selesai.” Angela sampai ingat tanggal keberangkatan bulan madu mereka karena bersamaan dengan rencana bulan madu Collin dan Nadine yang tertunda. Tentu saja karena Claus yang masih sesekali merajuk ingin ikut liburan.“Aku akan ke kantor nanti. Apa kalian mau pergi ke luar? Bisakah kalian menghabiskan waktu di rumah saja? Aku akan menyediakan apa pun yang kalian butuhkan.”Duke berjalan di depan Angela dan Nadine, mengantar mereka ke tempat Jolie.Nadine menyikut Angela sambil menaik-turunkan alis,
Claus dan Collin saling melirik dengan seringai licik. Mereka belum lama datang untuk menjemput para istri. Duke mengantar mereka ke ruangan itu. Mereka justru mendengar sesuatu yang mengejutkan dan menyenangkan untuk menggoda Duke.“Astaga … ya ampun … ternyata Kakak kita ini masih perjaka!”Duke mematung, enggan berbalik menyahut olokan Claus. Dia masih memikirkan keluhan Jolie sampai tak bisa berkata-kata.Duke bukan tak mau menyentuh Jolie, tapi takut menyinggung atau menakuti Jolie jika ternyata wanita itu belum siap melakukannya. Dia pun menginginkannya, setelah mendengar Billy dan si kembar selalu membicarakan kegiatan panas di ranjang. Telinga Duke seperti berdarah karena mereka membicarakan itu sepanjang waktu. Tubuh Duke jelas bereaksi ketika tidur satu ranjang dengan Jolie, tapi dia ragu memulai. Karena itu, dia pura-pura tidur lebih dulu.“Duke, kita ke tempat lain dulu.”Collin merangkul Duke, membimbing ke ruangan lain. Dia terlihat benar-benar prihatin.Duke seakan ter
Jolie Foster dan Duke Volker telah menyelenggarakan pesta pernikahan empat hari lalu, namun mereka belum sempat menuntaskan malam pertama. Mereka disibukkan oleh tamu dari keluarga Duke yang berasal dari negara lain. Keluarga besar Volker begitu banyak sampai mereka kewalahan menjamu tamu.Hari ini adalah hari terakhir keluarga besar Duke tinggal di kediaman Billy Volker yang ada di negara ini. Angela dan Nadine juga datang membantu Jolie menemani keluarga Duke untuk yang terakhir kali. Mereka berharap hubungan kedua keluarga membaik seiring berjalannya waktu. Karena itu, mereka mewakili keluarga Smith datang menyapa.Seusai pertemuan dengan keluarga besar Volker, mereka bersantai sambil menikmati camilan. Angela dan Nadine menanti suami mereka datang menjemput.“Jolie, apa kau dan Duke sungguh belum melakukan malam pertama kalian? Tadi, Nyonya Aurora sempat membicarakan itu dengan bibi Duke saat aku dan Nadine bersama mereka. Mereka hanya menduga-duga karena kau dan Duke selalu mas
Pernikahan Collin dan Nadine sebelumnya hanya disahkan dalam selembar kertas. Mereka mengucap janji suci pernikahan di apartemen dan Collin juga tak begitu bersungguh-sungguh.Namun, sekarang Collin gugup setengah mati setelah berdiri di depan pintu ruangan pesta.Mereka akan melakukan pembaruan pernikahan. Yang artinya, mereka mengikrarkan janji suci untuk yang kedua kali dan sekarang dilakukan di depan banyak orang.“Apa kau akan menjadi patung di sini dan membiarkan Nadine menunggu?” tegur Asher.Asher masuk lebih dulu melalui pintu lain, lalu duduk di samping Laura. Sementara Collin menyusul setelah pintu utama dibukakan.Collin menelan ludah saat melangkah. Di ujung ruangan itu, Nadine menanti dengan buket bunga dalam genggaman, serta mengenakan gaun pengantin indah.‘Sial … cantik sekali … rasanya, aku ingin membawanya ke kamar sekarang,’ batin Collin tak sabar.Dengan ketidaksabaran itu, Collin melangkah dengan tegas. Kegugupannya menghilang setelah sampai di samping Nadine.Se
Claus menghirup aroma kopi hitam di pagi hari. Dia tersenyum kecil, lalu menyeruput kopi buatan sang istri.“Kopi buatanmu bagaikan air suci yang menjernihkan seluruh jiwa dan ragaku, Ratu,” celetuk Claus.Angela memeluk suaminya dari belakang. Dia tadi tak sengaja menuangkan kopi terlalu banyak dan pasti terasa pekat, tapi Claus tetap menenggak dengan nikmat.“Apa lagi yang kau inginkan, Claus? Kau pasti menginginkan sesuatu setelah memujiku.”Claus tersenyum samar. Angela semakin pintar menerka isi pikirannya.“Tidak. Apa yang kau katakan? Aku hanya memujimu!”Claus menaruh cangkir kopi ke atas meja di balkon kamar, lalu menarik Angela sampai duduk di pangkuannya.“Tapi, kalau kau memaksaku meminta sesuatu, ada yang sangat aku inginkan darimu.”Angela menempelkan hidung mancung mereka sambil tersenyum.“Dan apakah yang kau inginkan itu?”Dia seperti ingin mencium Claus sampai bibir pria itu maju mendekati bibirnya, namun dia segera memundurkan kepala untuk mempermainkan suaminya.“A