Share

Bab 48

last update Last Updated: 2025-11-07 13:14:11

Julian berdiri di balik kegelapan lorong, memegang ponselnya yang baru saja selesai merekam. Wajahnya tak setenang yang Maria lihat tadi. Ada senyum kecil yang menyeringai tipis.

“Permainanmu semakin menarik, Maria,” gumamnya.

Ia menutup file rekaman dan bergerak cepat kembali ke kamar mereka. Namun ketika ia melangkah, lantai kayu berdecit pelan. Maria mendongak tajam. Ia khawatir jika ada seseorang yang berani bermain api dengannya di rumah itu.

“Siapa di sana?” serunya.

Lorong sunyi. Hanya suara hujan yang terdengar. Maria keluar dari kamar kecil itu, tatapannya menyisir seluruh lantai dua seperti mata predator yang mencari mangsa. Tak ada siapa pun. Hanya ketenangan palsu yang menutupi kecurigaan dalam dadanya.

“Aneh …” gumamnya.

Ia kembali ke kamar utama. Ketika pintu dibuka, Julian sudah terbaring dengan mata terpejam, napasnya teratur seperti orang yang benar-benar tertidur.

Maria menatapnya lama. Semua terlihat aneh, tapi ia tak menemukan alasan kuat untuk mencurigainya. Ia me
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Gemerlap Dendam Sang Pewaris   Bab 48

    Julian berdiri di balik kegelapan lorong, memegang ponselnya yang baru saja selesai merekam. Wajahnya tak setenang yang Maria lihat tadi. Ada senyum kecil yang menyeringai tipis.“Permainanmu semakin menarik, Maria,” gumamnya.Ia menutup file rekaman dan bergerak cepat kembali ke kamar mereka. Namun ketika ia melangkah, lantai kayu berdecit pelan. Maria mendongak tajam. Ia khawatir jika ada seseorang yang berani bermain api dengannya di rumah itu.“Siapa di sana?” serunya.Lorong sunyi. Hanya suara hujan yang terdengar. Maria keluar dari kamar kecil itu, tatapannya menyisir seluruh lantai dua seperti mata predator yang mencari mangsa. Tak ada siapa pun. Hanya ketenangan palsu yang menutupi kecurigaan dalam dadanya.“Aneh …” gumamnya.Ia kembali ke kamar utama. Ketika pintu dibuka, Julian sudah terbaring dengan mata terpejam, napasnya teratur seperti orang yang benar-benar tertidur.Maria menatapnya lama. Semua terlihat aneh, tapi ia tak menemukan alasan kuat untuk mencurigainya. Ia me

  • Gemerlap Dendam Sang Pewaris   Bab 47

    Langit malam di atas rumah besar itu tampak gelap pekat, tapi suasana di ruang kerja lantai dua justru hangat oleh cahaya lampu yang kuning redup. Samudra yang semula menunduk pada tumpukan dokumen langsung menegakkan tubuh ketika pintu terbuka perlahan.Viska masuk dengan anggun, membawa bau parfum lembut yang langsung memenuhi ruangan. Wanita itu menatap putranya dengan senyum hangat yang tak pernah gagal membuat Samudra merasa dihargai.“Bagaimana hari ini? Dania sehat?” tanya Viska sambil melepas mantel panjangnya. “Mama sudah lama tak mengunjunginya.”Pertanyaan itu saja sudah cukup membuat senyum tipis Samudra muncul tanpa ia sadari. Ingatannya masih segar, tatapan Dania, pipinya yang memerah, dan momen ketika kotak cincin itu ia letakkan di meja kerja Dania, tanpa kata-kata resmi namun penuh makna.“Dania menerima kotak cincin itu, Mah,” jawab Samudra pelan namun tak bisa menyembunyikan kebahagiaannya. “Aku nggak memaksa dia untuk jawab sekarang. Melihat dia menerima itu saja …

  • Gemerlap Dendam Sang Pewaris   Bab 46

    Maria menatapnya tajam. “Kau tak seharusnya ikut campur urusanku dan keluarga Hartono. Kau bisa kulenyapkan dengan mudah kalau aku mau.”Alih-alih mundur, Reno justru mendekat lebih jauh hingga jarak mereka hanya satu langkah. Ia menunduk sedikit, suaranya nyaris berbisik di telinga Maria. “Silakan, Maria. Tapi sebelum kau melakukannya, ingat sesuatu … aku memegang semua yang bisa menjatuhkanmu.”Maria terdiam, pupil matanya menyempit. “Apa maksudmu?”Reno tersenyum licin. “Kau pikir aku bodoh? Tak perlu bawa dunia bisnis dalam persaingan kita. Kehidupan pribadimu ... aku tahu sesuatu tentang itu. Dan kalau aku kau, aku bisa adukan pada ayahmu tentang dukungan penuhmu pada perusahaan seseorang bernama ... Julian."Maria menelan ludah, mencoba menahan gemetar. “Omong kosong! Kau tidak punya bukti!”Reno mendekat lagi, kali ini menatapnya langsung. “Aku punya. Bukti tak seharusnya kau lihat sekarang, yang pasti ... aku bisa lumpuhkan kehidupan pribadimu secara perlahan. Jadi jangan cob

  • Gemerlap Dendam Sang Pewaris   Bab 45

    Samudra mengelus kening Dania setelah mengecupnya cukup lama. Sentuhannya lembut, tapi cukup untuk meninggalkan sesuatu yang berdenyut pelan di dada wanita itu. “Tidur nyenyak malam ini, Nona,” ucapnya lembut, seolah menutup malam itu dengan kehangatan yang tak bisa digambarkan dengan kata-kata.Dania tersenyum kecil, matanya menatap Samudra seperti enggan melepas. “Terima kasih,” ucapnya pelan, hampir seperti bisikan. Samudra hanya mengangguk, menatapnya sesaat lebih lama sebelum benar-benar berbalik menuju pintu. Ia tahu, masih banyak hal belum terucap di antara mereka, terutama tentang hubungan yang perlahan tumbuh tanpa pernah mereka rencanakan.Begitu pintu tertutup, Dania masih berdiri di tempat. Hujan di luar masih belum berhenti, menetes pelan di kaca jendela. Tangannya menggenggam kotak cincin itu erat-erat, seolah benda kecil itu punya arti besar yang tak bisa ia ungkapkan pada siapa pun.“Dia benar-benar tulus .…” gumamnya pelan, lalu tersenyum sendiri sebelum akhirnya be

  • Gemerlap Dendam Sang Pewaris   Bab 44

    Hening menyelimuti keduanya. Suara detik jam di dinding terdengar pelan, bersaing dengan deru angin malam yang berhembus melalui celah balkon. Lampu kota dari kejauhan menyorot lembut ke wajah Dania, membuat garis rahangnya tampak tegas namun anggun. Ia berdiri dengan kedua tangan masih menggenggam kotak cincin kecil itu, seolah tak ingin melepasnya. Sementara Samudra, hanya mampu menatap. Pandangan matanya dalam, menelusuri setiap detail wajah wanita yang selama ini hanya bisa ia kagumi diam-diam.Ia tersenyum samar. “Kau tahu,” ucap Samudra pelan, “di antara semua hal gila yang terjadi di dunia bisnis, aku baru sadar… hal paling berbahaya adalah ketika aku mulai memperhatikanmu terlalu dalam.”Dania menoleh, keningnya berkerut, tapi senyum kecil muncul tanpa bisa ia tahan. “Berbahaya karena aku bisa menghancurkan kariermu?” tanyanya setengah bercanda, namun nada suaranya terasa getir.Samudra menggeleng. “Berbahaya karena aku bisa kehilangan fokus. Dan kehilanganmu akan lebih menya

  • Gemerlap Dendam Sang Pewaris   Bab 43

    Samudra tersenyum tipis. “Lebih tepatnya … pengemis. Tapi bukan minta uang, hanya minta perhatian kecil dariku.”Axel tertawa pendek. “Kalau urusannya Reno, jangan ajak aku. Aku gak mau energi buruknya nular ke aku.”Samudra menepuk bahunya sekilas dan terus berjalan tanpa menoleh lagi.Di halaman depan, Reno sudah menunggu. Ia bersandar di mobilnya, r*kok lain di tangan, wajahnya tampak lelah namun penuh dendam. Begitu melihat Samudra mendekat, ia menyeringai sinis.“Apalagi?” tanya Samudra datar.Reno mengangkat wajahnya dengan senyum miring. “Jangan songong dulu. Aku datang karena punya informasi penting.” Ia menatap sekeliling seolah memastikan Dania tak ada. “Mana Dania?”“Dia tak perlu turun tangan. Katakan saja apa informasinya,” jawab Samudra.Reno menegakkan badan, menatap Samudra tajam. “Informasi penting ini … bisa mengubah posisi saya. Bisa mengembalikan jabatan saya di perusahaanmu. Tapi kalau kamu gak kasih apa-apa ...”Samudra memotong cepat, suaranya tegas. “Kalau tida

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status