Home / Romansa / Godaan Hasrat Pria Terlarang / Bab 3. Merayu Om Dimas

Share

Bab 3. Merayu Om Dimas

Author: Maspanci
last update Last Updated: 2025-10-06 15:07:46

"Nggak waras kamu Indy!!!"

 

"Hah?" Indy kaget saat mendengar perkataan Dimas sampai tanpa sadar ia menunjuk hidungnya sendiri, "Aku? Nggak waras?"

 

Dimas langsung melemparkan berkasnya ke atas pahanya dan membuka kacamata miliknya. Jemarinya memijat-mijat kedua matanya, sambil sesekali memanggil nama Indy dengan frustasi.

 

"Cobaan apa lagi ini, Tuhan," batin Dimas sambil berusaha menenangkan hati juga pikirannya dan sesuatu yang tanpa permisi sedikit mengeras di antara kedua pahanya. 

 

"Om kenapa sih? Indy ini cuman mau liat Om, katanya Om sakit?" tanya Indy bingung kenapa Dimas bereaksi berlebihan akan kedatangannya. "Aku diminta sama Almira buat ngurus Om, dia katanya baru datang nanti siang."

 

Sekali lagi Indy berdusta karena sejujurnya dia tidak tau kapan pastinya Almira datang apalagi kalau seandainya Almira tahu keadaan Dimas yang baik-baik saja. 

 

Dimas menggeleng dan menengadah sambil sesekali melirik Indy yang berjalan mendekati dirinya. Matanya mengerjap berusaha untuk tidak melihat ke satu titik yang membuat pikiran dan batinnya berteriak.

 

"Om, nggak papa kan? Masih sesek nggak?" tanya Indy yang sudah sampi di samping ranjang Dimas dan menyentuh kening Dimas berusaha menerka-nerka apakah suhu tubuh Dimas normal. "Nggak panas Om, tapi kok ...."

 

Indy menatap wajah Dimas yang entah kenapa terlihat lebih merah, "Muka Om kok merah banget, Om kaya orang demam ... ah ...."

 

Tubuh Indy terhuyung ke depan saat tangannya ditarik oleh Dimas dan itu membuat wajahnya hanya berjarak beberapa inci dari wajah Dimas bahkan Indy bersumpah ia dapat mencium aroma tubuh Dimas yang membuat tubuhnya meraung penuh hasrat. Panas.

 

"Om," bisik Indy sambil menggigit bagian bawah bibirnya. Mata Indy seolah terperangkap dalam sorot mata tajam nan sensual dari mata Dimas. Mata Dimas seolah menatap Indy dengan tatapan yang mampu membuat Indy melemparkan tubuhnya ke pelukan Dimas dan bergelung penuh hasrat panas detik itu juga.

 

"Kamu ini mau jenguk saya atau ngapain?" tanya Dimas dengan suara serak yang menahan hasratnya sendiri. Pikirannya memaki Dimas yang bisa tergoda oleh anak ingusan bernama Indy tapi, tubuhnya menyerah kalah dan meminta Dimas untuk memuaskan hasratnya.

 

"J-jenguk," bisik Indy sambil menjilat bibir bagian atasnya, berusaha menenangkan dirinya sendiri karena saat ini jantungnya berdebar sangat keras dan pikirannya kacau akibat terlalu dekat dengan Dimas.

 

Ini kali pertama dirinya sedekat ini dengan Dimas setelah bertahun-tahun Indy menggoda pria matang tersebut. Iya, matang ... Indy tidak pernah menyebut Dimas tua karena menurut Indy, Dimas itu pria matang nan menggairahkan yang mampu membuat pikiran Indy berfantasi liar.

 

Lelaki yang lebih pantas menjadi ayahnya dibanding kekasihnya, sering membuat Indy terpesona bahkan lebih gilanya jatuh cinta. Dia menyukai Dimas karena dia merindukan sosok ayah dan pria yang mampu melindungi dirinya. Awalnya Indy hanya berniat menggoda Dimas, tapi, lama-lama ia mulai terperangkap dalam permainannya sendiri dan menyukai pria matang itu.

 

"Yakin?" tanya Dimas sambil melepaskan cengkraman tangannya dan menyentuh ujung hidung Indy dengan jemarinya dan terus turun ke arah bibir, leher dan berkahir di bagian belahan dada Indy.

 

Napas indy tercekat, jantungnya berdetak tak karu-karuan dan tubuhnya langsung diselimuti gairah yang membuat tubuhnya bergidik hingga beberapa bagian tubuhnya meraung mendamba sentuhan jemari Dimas. "Om ...."

 

"Kamu kalau menjenguk orang sakit, bajunya kaya gini?" tanya Dimas sambil mengaitkan telunjuknya ke kerah baju tidur Indy yang berbelahan rendah dan berhiaskan brukat yang hanya mampu menutupi sedikit dari keindahan belahan dada Indy. 

 

Iya, Dimas tadi langsung mengatakan Indy tidak waras karena melihat pakaian Indy yang lebih cocok digunakan untuk melakukan malam pertama daripada untuk menjenguk orang sakit.

 

Dimas menarik pelan pakaian Indy dan mengintip ke bagian dada Indy, tubuhnya bergetar hebat dan bagian tubuh yang berada di antara pahanya makin meraung meminta untuk dipuaskan saat melihat dada Indy yang kencang. "Bagus juga."

 

Napas Indy tercekat dan spontan Indy mendorong tubuh Dimas lalu berjalan ke arah ia menyimpan jaketnya. Buru-buru Indy mengenakannya kembali, "Maaf ... maaf, tadi aku buru-buru jadi nggak sempet ganti baju."

 

"Bodoh kamu Indy," maki Indy di dalam hati sambil sesekali melirik Dimas yang sedang menatapnya dingin dan bahkan terlihat acuh. Indy mungkin suka menggoda Dimas, tapi, dia masih cukup waras untuk tidak melewati batas. Dia bukan cewe murahan! 

 

"Tadi, pagi aku kaget karena Almira nangis-nangis, jadi aku sangka Om mau meregang nyawa. Kalau Om mati kan, berabe ... jadi aku buru-buru ke sini, aku panik kan Om udah tua takutnya lebih cepat dipanggil yang kua ...."

 

"Beneran nggak waras kamu, Indy!" seru Dimas yang kesal dengan perkataan Indy. Dimas terkadang takjub dengan kelakuan sahabat anaknya ini yang bisa membuat dirinya marah, bernafsu bahkan tertawa di waktu yang bersamaan.

 

"Dih, Om ... bilang nggak waras mulu, aku ini waras Om. Cuman kadang suka error aja," ucap Indy yang bersyukur karena suasana di sekitarnya sudah tidak sepanas tadi. Entah apa yang terjadi kalau seandainya suasananya masih panas, mungking ia sudah tak mampu lagi menjaga dirinya sendiri.

 

Iya, Indy mungkin senang menggoda Dimas baik sengaja maupun tidak di sengaja, tapi, untuk melangkah lebih jauh Indy belum berani. Ia tidak seliar itu.

 

"Cuman orang nggak waras yang datang ke rumah sakit pakai baju kaya gitu, Indy. Kalau bukan aku, mungkin kamu udah abis sama laki-laki hidung belang." Dimas melirik dingin bercampur kesal pada Indy yang sedang memamerkan deretan gigi putihnya. Rese tapi lucu. 

 

Indy mendekati ranjang Dimas, mencoba menghilangkan suasana canggung. Ia mengambil gelas dan menyodorkannya secara tiba-tiba pada Dimas, "Om mau minum?"

 

Dimas yang kaget, spontan menepis tangan Indy dan membuat gelas tersebut jatuh ke pangkuannya, "Ya Tuhan ... Indy!!!"

 

"Ya ampun Om maaf," pekik Indy panik sambil mengambil tisu sebanyak mungkin dan melap paha Dimas, sesekali dia menekan-nekan lembut.

 

"Sumpah yah, bisa stroke aku kalau kamu yang ngurus aku, Indy," ucap Dimas geram sambil menatap Indy yang terlihat panik. Dimas rasanya ingin memakan gadis itu saking kesalnya.

 

"Eh ...." Indy menghentikan gerakkannya dan menatap wajah Dimas. "Ini apa Om?" tanya Indy polos sambil menekan sesuatu di antara paha Dimas. "Kok keras?"

 

Seketika itu juga Dimas mengutuki bagian tubuh pribadinya! Sial!

 

•••

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Godaan Hasrat Pria Terlarang   Bab 6. Gio

    "Terima kasih banget sahabat sejatiku, sebumi dan setanah air ku," ucap Almira sambil memeluk Indy dari belakang."Sinting kamu yeh, bapak kamu ampe masuk RS cuman gara-gara tau anaknya ngelayap ama si Ferry monyong itu," maki Indy kesal sambil berbalik dan mendelik ke arah Almira."Dih, ngambek ... dah kaya ibu sambung aku aja," ucap Almira santai sambil duduk di samping Indy."Awas kamu yeh, kalau aku jadi ibu sambung kamu. Aku kurung kamu kalau bikin bapak kamu masuk RS lagi," ucap Indy sambil menggerakkan tangannya seperti orang mengunci pintu.Hampir dua minggu setelah kejadian Indy mengurusi Dimas. Setelah Indy pura-pura tidur untungnya Almira datang dan menangis meminta maaf pada Dimas."Tapi, karena itu kamu bisa magang di sini kan," ucap Almira sambil merentangkan tangannya dan menunjuk ke arah tulisan PT. Berlian Technology and innovation."Iya sih," sahut Indy yang memang sedang mencari tempat magang yang bisa memuluskan dirinya untuk mendapatkan nilai A di mata kuliah inte

  • Godaan Hasrat Pria Terlarang   Bab 5. Sebuah Rasa Sedih

    "Maaf permisi waktunya minum O ...." Suster tersebut tidak melanjutkan perkataannya dan malah berdiri mematung menatap Indy juga Dimas yang terlihat sangat mesra.Spontan Indy dan Dimas melihat ke arah sumber suara, lalu dengan cepat Indy mendorong Dimas hingga lelaki itu terjengkang."Astaga, Indy," maki Dimas yang kaget karena di dorong. Rasanya ia ingin meremas kepala Indy yang membuatnya kalang kabut. Sebentar-sebentar menggodanya, lalu melemparnya, lalu menggodanya lagi dan jangan lupa menyindir dirinya jompo! Ampun ... benar-benar anak ini."Eh maaf, Om ... maaf, Indy nggak sengaja? Sakit?" tanya Indy spontan sambil menyentuh bagian-bagiam tubuh Dimas secara serampangan. "Udah ... udah, udah." Dimas berteriak kesal karena apa yang Indy lakukan lagi-lagi membuat ia harus menggemeretakan giginya menahan hasrat. Baju tidur yang Indy kenakan benar-benar membuat nafsu Dimas hampir meledak."Ehem ...."Suara itu langsung membuat Indy dan Dimas terdiam dan menoleh kembali ke sumber su

  • Godaan Hasrat Pria Terlarang   Bab 4. Bermain Api

    "Indy!" teriak Dimas frustasi, terkadang dia kesal setengah mati dengan sahabat anaknya ini. Entah polos, entah pura-pura bodoh atau bahkan terlalu pintar hingga cara Indy menggoda dirinya kadang diluar nalar.Dimas lelaki yang sudah makan asam garam dunia percintaan, mungkin dia menikah muda hingga sudah memiliki anak berusia 23 tahun di usianya yang baru 44 tahun. Tapi, menduda selama 10 tahun membuat ia menemukan berbagai macam bentuk wanita.Semua godaan wanita dari yang terhalus sampai terfrontal pernah ia rasakan, dari wanita yang murahan hingga yang terlihat mahal namun liar di ranjang pernah ia rasakan. Tapi, mendapatkan godaan dari gadis bau kencur seperti Indy benar-benar membuat dia tak habis pikir!Namun, yang gilanya kenapa dia akhir-akhir ini merasa tertarik dengan Indy! Padahal dulu dia hanya menganggap gadis itu hanya anak perempuan bau kencur bukan wanita yang memliki daya tarik seksual yang membuat ia harus menahan ledakan hasratnya sendiri. Gila!"Om, nggak salah ur

  • Godaan Hasrat Pria Terlarang   Bab 3. Merayu Om Dimas

    "Nggak waras kamu Indy!!!""Hah?" Indy kaget saat mendengar perkataan Dimas sampai tanpa sadar ia menunjuk hidungnya sendiri, "Aku? Nggak waras?"Dimas langsung melemparkan berkasnya ke atas pahanya dan membuka kacamata miliknya. Jemarinya memijat-mijat kedua matanya, sambil sesekali memanggil nama Indy dengan frustasi."Cobaan apa lagi ini, Tuhan," batin Dimas sambil berusaha menenangkan hati juga pikirannya dan sesuatu yang tanpa permisi sedikit mengeras di antara kedua pahanya. "Om kenapa sih? Indy ini cuman mau liat Om, katanya Om sakit?" tanya Indy bingung kenapa Dimas bereaksi berlebihan akan kedatangannya. "Aku diminta sama Almira buat ngurus Om, dia katanya baru datang nanti siang."Sekali lagi Indy berdusta karena sejujurnya dia tidak tau kapan pastinya Almira datang apalagi kalau seandainya Almira tahu keadaan Dimas yang baik-baik saja. Dimas menggeleng dan menengadah sambil sesekali melirik Indy yang berjalan mendekati dirinya. Matanya mengerjap berusaha untuk tidak melih

  • Godaan Hasrat Pria Terlarang   Bab 2. Dering di Pagi Hari

    Kring ... Kring ....Suara dering dari ponsel Indy membuat gadis itu berjuang membuka matanya. Tangannya bergerak-gerak mencari ponselnya sedangkan bibirnya berkomat-kamit memaki orang yang meneleponnya di pagi hari."Orang gila mana yang nelepon jam ...." Indy menggantungkan perkataannya sambil melirik ke arah jam dinding, "jam empat subuh! Ngapain Almira!!!"Mata Indy langsung membulat sempurna, cacian dan hinaan makin banyak Indy keluarkan dari bibirnya. Indy bukan morning person hal itu membuat dia sangat sulit untuk bangun pagi dan membenci manusia-manusia tidak waras yang menelepon sepagi itu."Iya halo ape?" tanya Indy dengan suara yang sedikit membentak dan ketus. Sumpah kalau bukan hal penting, Indy akan ngamuk sengamuk ngamuknya. "Apa Almira? Kamu gila yah, nelpon jam 4 subuh? Mau nyuruh kajian rohani?""Indy tolong!"Spontan Indy membangunkan tubuhnya dan mengerjap, "Kenapa? Kamu kenapa? Ada apa? Ferry ngapain kamu?" Indy langsung memberondang Almira dengan berbagai macam p

  • Godaan Hasrat Pria Terlarang   Bab 1. Menggoda Om Dimas

    "Otak kamu nggak waras, yah!" sentak Dimas geram.Indy yang saat itu sedang duduk di depan Dimas hanya bisa memamerkan deretan gigi putihnya, "Ih ... Om kasar, Indy nggak suka."Dimas hanya bisa mengambil napas sebanyak-banyaknya dan mencoba menenangkan diri dari kelakuan Indy yang tak lain dan tak bukan adalah sahabat anak semata wayangnya. Almira."Om, nggak boleh kasar-kasar ... nanti ...." Indy berdiri dan berjalan ke arah Dimas dan menarik lengan baju pria itu sambil mengedipkan sebelah matanya, "Om, jadi suka sama Indy loh, Om."Dimas mengangkat tangannya lalu menyentuh kening Indy berusaha mengecek suhu tubuh perempuan di sampingnya, dia takut Indy demam hingga melakukan tindakan-tindakan bodoh contohnya seperti saat ini. Merayunya."Om ...." Indy mengedipkan kedua matanya beberapa kali mencoba untuk menggoda Dimas. Pria yang umurnya hampir dua kali lipat dari umur dirinya."Indy, kamu kalau sakit berobat ke rumah sakit, bukan ke sini." Dimas kemudian berdiri dan membenarkan pa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status