Share

17. Kacau

Author: pramudining
last update Last Updated: 2025-05-30 12:27:20

Happy Reading

*****

Tak berbeda jauh dengan keadaan Mutia yang kacau, kondisi Bagas pun lebih menyedihkan lagi. Setelah meninggalkan klinik Satya karena kecewa dan kesal dengan hasil pemeriksaan Mutia, lelaki itu segera datang ke kantor. Rapat penting yang membahas proyek besar bernilai fantastis, dia batalkan. Entah mengapa hatinya begitu sakit ketika mengetahui dirinya bukanlah lelaki pertama yang berhubungan intim dengan Mutia.

"Kamu beneran sudah gila, Gas. Cuma karena suasana hatimu buruk, kamu bisa membatalkan meeting penting kali ini. Ada apa sebenarnya? Nggak biasanya kamu linglung begini. Apa ini menyangkut Fardan?" tanya Arham di ruang kerja Bagas.

Lelaki itu terpaksa menghubungi klien mereka yang akan bekerja sama untuk membatalkan pertemuan. Alhasil, rekanan itu marah dan membatalkan kontrak kerja sama yang akan mereka jalani. Pihak rekanan menganggap jika perusahaan yang dipimpin Bagas, hanya main-main dengan proyek yang sedang berlangsung.

Bagas tak menyahut, malah m
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Guru Cantik Simpanan Anak Pejabat   128. Tekad Kuat

    Happy Reading*****"Sayang, Mas mohon jangan seperti ini," ucap Bagas. "Tia, bukannya aku mau ikut campur," sahut Fikri yang kini sudah berdiri di samping sahabatnya. "Waktu itu, Bagas nggak tahu harus berbuat apa. Saat dia menelpon kami dan memberitahu bahwa dirinya sedang dijebak oleh Nazar. Satya sudah berusaha untuk menolong dengan mendatanginya di hotel tersebut. Tapi, semua terjadi di luar kendali. Ketika kami datang, dia sudah masuk kamar hotel denganmu.""Jadi, sebenarnya Pak Fikri tahu kejadian malam itu?" tanya Mutia dengan suara tinggi. "Sebagai sahabatnya, kamu semua tahu. Tapi, kami terlambat menyelamatkan dirinya.""Fik," panggil Bagas disertai gelengan kepala kuat."Dia juga harus tahu bagaimana kondisimu malam itu, Gas," kata Fikri. "Sudahlah, jangan bahas masalah malam itu," ucap Bagas. Dia pun menoleh pada Mutia. "Sayang, maafkan Mas jika selama ini kamu sudah banyak menderita. Sekarang, katakan bagaimana Mas harus menebus semua itu?""Permintaanku cuma satu. Buk

  • Guru Cantik Simpanan Anak Pejabat   127. Menikah Sekarang

    Happy Reading*****Tawa Fikri meledak ketika melihat ekspresi Bagas yang lucu. Ingin sekali mengatakan kata-kata ejekan pada sahabatnya itu. Namun, dia urungkan karena Mutia sudah membuka suara lagi."Kenapa teriak-teriak? Memangnya ini hutan?" sahut Mutia. Rupanya, perempuan itu benar-benar geram melihat Bagas yang selalu semena-mena. "Sayang, jangan gitu, dong. Aku lapar, lho. Dari pagi belum kemasukan makanan sedikitpun," kata Bagas berusaha merayu sang kekasih."Terus, aku suruh nyuapi Bapak, gitu?" Mutia melipat kedua tangannya, angkuh sambil membuang muka. "Tidak begitu, Sayang." Bagas memegang kedua pundak Mutia, berusaha meminta perempuan itu agar mau duduk di sofa dan berbicara dengan tenang."Nggak usah pengang-pegang," bentak Mutia. Fikri kembali mengeluarkan tawanya. Kali ini, cukup lirih hingga dua insan yang sedang bermusuhan itu tidak mendengar tawanya. Sang kepala sekolah bahkan merekam momen keduanya dengan melakukan panggilan video pada para sahabat Bagas.Arham

  • Guru Cantik Simpanan Anak Pejabat   126. Pulang Sana

    Happy Reading*****Mutia mengikuti arah pandang si kurir. "Dih, bisanya ngaku-ngaku," ucapnya. Si ibu guru mengambil buket mawar dari tangan muridnya, lalu menyerahkannya kembali pada si kurir. "Tolong katakan sama beliau, Pak. Saya nggak butuh buket," kata Mutia.Si kurir, melongo ketika Mutia berkata demikian. "Ibu saja yang ngembalikan langsung. Saya nggak berani," ucapnya. Menyodorkan kembali buket yang dibawanya ke hadapan Mutia. Setelahnya, si kurir berbalik dan melangkah pergi dengan cepat. "Hei, Pak. Tunggu," teriak Mutia. Namun, si kurir tak lagi mendengarkan semua teriakan si ibu guru.Mutia mengembuskan napas panjang. Berbalik dan saat itu juga suara teriakan para muridnya terdengar."Cie ... cie. Bu Mut dapat buket dari ayangnya," celetuk salah satu dari muridnya yang terkenal nakal."Diam," kata Mutia sedikit keras. Semua muridnya terdiam karena baru kali ini perempuan itu bernada tinggi. Biasanya si ibu guru tidak pernah demikian walau anak didiknya lumayan bandel."

  • Guru Cantik Simpanan Anak Pejabat   125. Pacar

    Happy Reading*****"Nggak usah menghujat jelek. Aku emang belum punya seseorang yang bisa menarik perhatianku. Tapi, bukan berarti aku nggak bisa jatuh cinta, ya. Aku cuma menjaga hati untuk dia yang benar-benar menjadi istri," jelas Arham."Hilih. Cepet sana panggil Ratna," perintah Bagas."Kamu itu sebenarnya mau ke mana? Kenapa gelisah banget?""Nanti, aku jelaskan selesai meeting.""Oke, aku tunggu ceritamu." Arham segera memutus panggilannya dengan si bos.Bagas tersenyum setelah memutuskan sambungannya dengan sang asisten. Walau tak lama sesudahnya sang sekretaris datang membawakan berkas materi yang akan mereka bahas di pertemuan, sang pemimpin masih saja menunjukkan senyum tersebut seperti orang kesurupan saja. "Selamat pagi, Pak. Ini berkas yang Bapak minta," kata Ratna sambil menyodorkan map warna hitam ke hadapan sang pemilik ruangan. Namun, si bos masih saja tersenyum sambil menatap ponselnya. "Pak ... Pak," panggilnya sekali lagi."Eh, iya. Bagaimana?" Bagas menatap ke

  • Guru Cantik Simpanan Anak Pejabat   124. Mengejar Kata Maaf

    Happy Reading***** Mutia bersiap menutup pintu rumahnya lagi ketika melihat wajah Bagas. Namun, gerakan lelaki itu jauh lebih cepat untuk mencegah niatan si perempuan. "Sayang, Mas mau ngomong penting," ucap Bagas. Mutia menatap lelaki di depannya dengan malas. "Nggak ada yang perlu kita omongin lagi. Pergi sana," usir si ibu guru. Dia kembali akan menutup pintu, tetapi tangannya Bagas jauh lebih cepat menarik pinggang perempuan itu sehingga bibir keduanya menempel satu sama lain.Bagas malah dengan sengaja melumatnya sebentar membuat Mutia meronta-ronta dan saat itulah, si kecil Fardan memanggil keduanya."Mama sama Papa ngapain, sih? Kalau mau mesra-mesraan di dalam saja, deh. Malu kalau di luar gitu. Dilihat tetangga juga nggak enak," ucap si kecil. Mutia tak menjawab, melangkah pergi meninggalkan keduanya. Setelah jaraknya cukup jauh, perempuan itu menoleh dan berkata. "Suruh dia pergi, Sayang. Kita harus segera berangkat sekolah," suruhnya pada si kecil.Fardan menyilangkan

  • Guru Cantik Simpanan Anak Pejabat   123. Aku Akan Membawamu

    Happy Reading*****Mutia benar-benar menghentikan langkahnya. Dia berbalik menatap Surya dan Bagas bergantian. Sementara Bagas, dia terpaku. Ucapan Surya membuatnya mematung. "Jadi, Papa sudah mengetahui semua ini?" tanya Bagas. Sempat tak percaya jika orang yang membelanya saat ini adalah Surya.Surya menoleh pada putra dan istri sahnya. "Maaf, jika selama ini Papa terkesan selalu membela Nazar," ucapnya.Mutia mendengkus. "Jadi, beginilah kelakuan semua keluarga Anda. Salah satu anggota keluarga melakukan tindak kriminal, tapi Anda malah melindunginya. Maaf, jika saya semakin yakin untuk membawa Fardan pergi dari sini." Perempuan yang berprofesi sebagai guru itu kembali melanjutkan langkahnya sambil menggandeng tangan si kecil yang sejak tadi sama sekali belum membuka suara."Tia, tunggu!" teriak Bagas. Akan tetapi, orang yang dia panggil makin mempercepat langkahnya."Gas, biarkan saja. Beri kesempatan pada Mutia untuk bersama Fardan dulu," nasihat Anjani yang ikut mengejar langk

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status