Share

22. Sangat Menyakitkan

Author: pramudining
last update Last Updated: 2025-06-02 10:32:11

Happy Reading

******

Entah berapa lama mata Mutia terpejam. Bagas masih setia mendampinginya di kamar utama rumahnya. Sejak kemarin, dia belum ke kantor sama sekali padahal ada banyak pekerjaan dan janji temu yang harus dia selesaikan. Namun, karena Mutia belum mau membuka mata, lelaki itu tidak melakukan pekerjaannya dengan baik.

Bagas sengaja tidak membawa wanita itu ke rumah sakit karena takut jika Gladys akan menyerangnya lagi. Semua itu karena Bagas paham dan tahu karakter pewaris keluarga Wisesa yang bisa menghalalkan semua cara untuk memuluskan keinginan dan tujuan mereka. Jadi, Bagas sengaja meninta seorang dokter untuk merawat Mutia di rumahnya.

"Bodoh, kenapa kamu tidak meminta bantuanku. Gladys itu bukan lawan yang sepadan denganmu," umpat Bagas. "Ayolah cepat bangun. Aku tidak suka melihat wanitaku kesakitan seperti ini. Ingat, ya. Kamu akan berada di sisiku selama aku mau. Jadi, jangan pernah pernah pergi sebelum aku mengijinkanmu pergi."

Di saat Bagas tengah berbicara se
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Guru Cantik Simpanan Anak Pejabat   32. Sebuah Janji

    Happy Reading*****Bagas menatap wajah Mutia yang terlelap setelah pertarungan panas mereka. Masih terngiang kalimat yang dilontarkan perempuan itu ketika mereka sedang memadu kasih. "Pak, apakah bagaimana hubungan kita jika ibunya Fardan muncul?""Apakah Anda begitu mencintai perempuan yang telah melahirkan Fardan? Di mana perempuan itu sekarang?" tanya Mutia di saat puncak pendakian penyatuan mereka hampir mencapai puncaknya.Kalimat itu terus saja terngiang di telinga Bagas. Entah mengapa, dia belum bisa mengenyahkan sepenuhnya perempuan tersebut padahal jelas-jelas mereka tidak pernah bertemu lagi setelah kejadian panas malam itu. Bagas mungkin tidak pernah benar-benar mencintai seseorang, tetapi kehadiran perempuan yang melahirkan Fardan itu sangat membekas bahkan mungkin dialah satu-satunya perempuan yang selalu diingat Bagasa selama sepuluh tahun ini. Parahnya, saat lelaki itu sedang bercinta dengan Mutia tadi, tiba-tiba ingatannya tentang perempuan tersebut muncul. Bagas me

  • Guru Cantik Simpanan Anak Pejabat   31. Tentang Fardan

    Happy Reading*****Mutia mengusap lembut puncak kepala si kecil. Cerita Fardan seperti yang pernah dia alami ketika masih bersekolah dulu. Selalu di hina miskin dan yatim piatu karena tidak memiliki orang tua. Bukannya Mutia tidak memiliki orang tua, tetapi takdir kematian telah memisahkan dia dengan kedua orang tuanya."Pembelaanmu nggak salah, tapi tindakanmu itu melanggar hukum. Wajar jika papamu kemudian marah dan nggak mau membukakan pintu rumah," kata Mutia menjawab pertanyaan si kecil sebelumnya."Jadi, menurut Tante tindakanku memang salah?" tanya Fardan disertai isakan, Biasanya, dia tidak pernah menangis di depan orang lain. Fardan kecil selalu berusaha kuat dan tegar, tetapi di hadapan Mutia entah mengapa sikap kuat itu menguap entah kemana.Anak itu seperti menemukan sosok ibu dalam diri Mutia sejak percakapan mereka beberapa hari lalu."Salah, Nak. Kamu nggak seharusnya memukul dia karena membalas perkataan jahatnya nggak harus menggunakan otot.""Jadi, apa yang seharusn

  • Guru Cantik Simpanan Anak Pejabat   30. Curhatan Fardan

    Happy Reading*****Suara nyaring yang berasal dari ponselnya terdengar, perempuan itu membuka mata. Setelah malam panjang dan panas dengan Bagas tadi malam, dia tertidur pulas."Nek, apa kabar? kenapa sejak kemarin nggak bisa di telpon?" tanya Mutia pada perempuan sepuh yang sudah merawatnya dari kecil hingga dewasa."Nenek nggak tahu kalau baterainya habis, jadi sampai dua hari nggak bisa dihubungi.""Nek, besok atau lusa aku pengen pulang. Ada sesuatu yang pengen aku tanyakan.""Apa kamu libur mengajar?""Iya dan kebetulan aku tidak ada piket jaga, jadi bisa ijin cuti sebentar.""Baiklah, nenek tunggu."Ketika perempuan itu sudah menyelesaikan panggilan dengan neneknya, dia mencari sosok bagas. Namun, lelaki itu sama sekali tidak terlihat di kamar hotel tersebut."Kemana dia? Kenapa pergi nggak ngasih kabar. selalu saja begini tiap kali kita selesai melakukannya," gumam Mutia. Perempuan itu pun berniat mencari Bagas di kamar mandi. Namun, suara ketukan terdengar. Mutia mengerutkan

  • Guru Cantik Simpanan Anak Pejabat   29. Serangan Gladys

    Happy Reading*****Bagas melihat perubahan wajah Mutia. Lelaki itupun menatap Rena dan berkata, "Apa tidak ingat siapa wanita yang sering dibawa Nazar, tapi tidak pernah dia kenalkan sebagai wanitanya."Rena melirik Haura dan menggerakkan dagunya. Tunangan sang dokter itu seolah meminta bantuan untuk menjawab pertanyaan Bagas. Haura apun menggerakkan kedua bahunya ke atas tanda bahwa dia tidak mengingat siapa perempuan itu. "Siapa, sih?" tanya Rena pada kekasihnya. "Mutia," jawab sang dokter."Sialan memang Nazar," umpat Haura, "sekarang aku baru mengingatnya. Saat itu, aku sempat bertanya siapa perempuan yang sering dia ajak, tapi jawabannya sungguh menyakitkan.""Apa yang dia katakan, Bu?" sela Mutia dengan panggilan yang cukup menggelitik semua sahabat Bagas."Nggak perlu memanggilnya Ibu. Dia belum jadi Ibu, Tia," sahut Fikri."Tapi, Pak. Saya nggak bisa cuma memanggil beliau dengan sebutan nama," kata Mutia keberatan."Biasakan, Tia. Kita akan sering bertemu di acara-acara sep

  • Guru Cantik Simpanan Anak Pejabat   28. Pesta

    Happy Reading*****Hampir seharian Mutia berada di salon. Berbagai macam perawatan sudah dipesan oleh bagas termasuk riasan untuk menghadiri pesta. Lelaki itu juga sudah membelikan gaun untuk dikenakan di pesta nanti sore.Tepat pukul lima sore, perempuan itu sudah selesai didandani. Sopir suruhan Bagas juga sudah menunggu. Mutia sudah mendapat chat supaya ikut sopir yang akan mengantarnya ke tempat pesta karena lelaki itu menunggunya di sana.Di sebuah hotel paling mewah di kota tersebut, Mutia diturunkan oleh sang sopir."Bapak sudah menunggu di dalam, Bu. Silakan hubungi saja beliau," kata sang sopir.Mutia cuma bisa menganggukkan kepala. Mulai menekan kontak Bagas yang entah sejak kapan sudah berganti nama. Semula, Mutia cukup terkejut ketika mendapati nama Bagas."Dasar narsis. Bisa-bisanya ngasih nama sang penyelamat," gumam Mutia sendirian di lobi hotel.Cukup satu kali deringan, panggilan Mutia sudah diangkat oleh sang penyelamat."Masuk ke ballroom hotel. Aku menunggumu di

  • Guru Cantik Simpanan Anak Pejabat   27. Salon

    Happy Reading*****Mutia mendorong tubuh Bagas dengan keras ketika lelaki itu mencondongkan bibirnya ke telinga bahkan hampir menggigit indera pendengaran si ibu guru."Harus berapa kali saya mengatakan bahwa saya nggak pernah melakukan hubungan intim dengan lelaki manapun kecuali Anda," kata Mutia keras bahkan kini air mata perempuan itu terlihat jatuh mengaliri pipinya.Bagas terdiam, beberapa detik kemudian segera meninggalkan Mutia yang terisak ke kamar mandi. Ada sesuatu yang harus segera lelaki itu dinginkan agar tidak menyakiti wanitanya. Puas meluapkan kesedihannya dengan tangisan, perempuan itu keluar menuju kamar yang memang diperuntukkan untuknya ketika menginap di rumah Bagas. Di kamar tersebut, Mutia melihat Fardan yang sudah tertidur sambil memeluk guling. Perlahan, perempuan itu mendekati si kecil. "Kenapa kamu suka sekali bersembunyi dan tidur di kamar ini? Apakah kamar ini memiliki kenangan dengan ibumu?" tanya Mutia lirih sambil mengusap air matanya."Aku nggak pe

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status