Dan liftnya terbuka, Keara mau keluar tapi dia bertabrakan dengan seorang pria bertubuh besar sampai Keara terpental ke belakang dan dengan cepat Axel menahan tubuh Keara. Keara menoleh ke belakang dan Axel langsung mendorong Keara agar berdiri tegak setelah itu Axel keluar begitu saja."Mau bilang makasih padahal," Gumam Keara dengan heran."Duh maaf ya mbakk..." Ucap pria itu."Tidak apa-apa pak," Jawab Keara sambil tersenyum. Lalu Keara segera keluar dan menemui putrinya.Axel bernafas lega karena Keara tidak melihat wajahnya tadi. Dan dia merasa kesal dengan pria yang menabrak wanitanya tadi. Dan Axel diam-diam pergi ke ruangan Vani untuk melihat mereka.Sampai di dalam ruangan Vani, Keara terkejut melihat ruangannya yang bagus."Ini kenapa ...." Gumam Keara dengan heran."Mama tenang saja ini sudah ditanggung sekolahan." Jawab Vani."Kamu ini kenapa kok sampai bisa pingsan? pasti asam lambung
Keesokan harinya.Sekolah.Axel sengaja berjalan melewati kelas Vyan, dia ingin melihat Vina masuk atau tidak dan ternyata Vina masih belum masuk hari ini. Axel terlihat cemas, dia ingin menengok putrinya itu tapi dia takut jika dia curiga padanya.Vyan menoleh ke arah jendela luar, dia melihat Axel dengan wajahnya yang sedih, dan Axel pergi begitu saja. Vyan juga merasa heran kenapa bisa Axel sebaik itu ke saudaranya.Axel kembali ke meja kerjanya, dan saat dia masuk ke ruang guru dia terkejut mendapat banyak coklat dan surat dari anak-anak cewek kelas 12."Wah pak Gavin populer banget ya, sampai ada yang kasih cokelat sebanyak ini." Canda Dion sambil tersenyum.Axel tersenyum kecil, padahal dia tidak suka jika mereka melakukan ini tapi mau bagaimana lagi ia harus menerimanya agar tidak menyakiti perasaan mereka semua. Axel masih heran kenapa bisa kejadian seperti ini terulang lagi setiap dia di sekolahan.
"Aku...aku ma-""Mama!" Panggil Vyan, mereka menoleh ke Vyan, dan Axel merasa kesal karena belum bisa tahu apa jawaban dari Keara."Pak Eric lho kok bisa sama mama disini?" Tanya Vyan dengan heran."Iya ini teman sekolah mama dulu," Jawab Keara sambil tersenyum.Vyan sontak terkejut mendengarnya, dia tidak menyangka teman mamanya adalah direktur di sekolah ini."Vyan kita sering ngobrol kan, maaf ya tidak bilang padamu." Ucap Eric sambil tersenyum."Kalian sering ngobrol?" Tanya Keara dengan heran."Iya Keara, aku rasa dia lebih sosial butterfly daripada dirimu." Jawab Eric.Keara tersenyum kecil menoleh ke Vyan."Enggak kok pak, ma kita sering ngobrol saat aku memenangkan lomba gitu," Jelas Vyan."Putramu ini benar-benar hebat, dia pandai dalam segala hal pantas saja ya banyak cewek-cewek naksir sama dia." Ucap Eric sambil tersenyum kecil."Bapak bikin malu aja." Jawab Vyan denga
Karena hujan deras, Ivan dan Vyan berhenti main basket. Mereka masuk ke dalam rumah Ivan dan mereka makan mie rebus bersama."Wah enak banget, udah hujan makan mie lagi uuhhhh..." Ucap Ivan dengan heboh.Vyan menganggukkan kepalanya dengan setuju, "Apalagi ditambahin banyak sayuran wihhhhh tambah mantap." Jawab Vyan.Ivan menggelengkan kepalanya karena dia tidak suka sayuran."Kau ini ya suka banget sama sayuran," Ucap Ivan dengan heran."Paman aneh, paman marahi Vani biar makan sayur sama buah tapi paman sendiri tidak suka, gimana sih," Ucap Vyan dengan heran.Ivan terkekeh, "Beda itu, Vani kan masih kecil jadi harus banyak makan sayur sama buah." Jawab Ivan."Yang harusnya itu banyak makan ya paman lah, paman kan udah tua jaga kesehatan paman." Omel Vyan dengan kesal."Iya..iya kenapa jadi aku yang diomeli," Gumam Ivan dengan heran."Paman," Panggil Vyan."Hm?" Tanya Ivan."Apa
Hari ini Axel tidak masuk ngajar, karena dia merasa tidak enak badan gara-gara kehujanan kemarin. Tapi Axel memanfaatkan momen cutinya ini untuk melihat wanita yang dia cintai itu. Setelah Axel pulang dari kantor polisi dia pergi ke rumah Keara. Dia melihat Vani yang berangkat sekolah diantarkan oleh Hera, dan beberapa menit kemudian Keara keluar.Axel mengikuti Keara yang pergi itu, Keara menaiki taksi karena kedainya cukup jauh dari rumahnya.Dan akhirnya dia sampai, setelah itu Keara segera membuka kedainya dan membersihkan kedainya itu.Axel sebenarnya kasihan tapi juga bangga karena Keara.Axel sebenarnya merasa sangat pusing tapi dia menahannya karena dia tidak ingin meninggalkan momen langka ini baginya.Beberapa menit kemudian, beberapa orang datang ke kedai itu, dan Axel memakai topi, masker, dan jaketnya karena dia juga ingin masuk ke dalam kedai itu. Setelah itu dia keluar dari mobil dan masuk ke dalam."Sela
Axel menggendong Keara ke dalam mobilnya, dan Keara masih belum sadarkan diri. Axel terus memperhatikan wajah Keara dari dekat, dia memperhatikan detail wajah wanita di sampingnya itu, duduk berada di samping Keara adalah hal dia rindukan juga selama ini, dia senang bisa melihat Keara sedekat ini tapi disisi lain banyak rasa yang dia rasakan sekarang ini, perasaan Axel campur aduk melihat Keara, dan tentu rasa bersalah itu tidak bisa lepas darinya.Sekarang Axel bingung harus membawa Keara kemana, dia bisa ketahuan jika membawa Keara ke rumahnya, karena anak-anaknya pasti curiga dengannya. Dia juga tidak tega jika harus menidurkan Keara di teras kedai itu.Axel juga takut jika membawa Keara ke rumah dan Dion mendatanginya dia takut jika anak-anak itu terancam juga, dan pada akhirnya Axel akan membawa Keara ke rumahnya sendiri.Malam harinya.Axel sudah mengirimkan pesan ke Vyan lewat Hp Keara jika Keara telat pulang karena akan ke rumah
Keesokan harinya.Vyan keluar dari kamarnya, meskipun ini hari libur tapi dia tetap bangun pagi untuk membantu mamanya. Dan tentu saja Vani masih terlelap tidur di kamarnya."Mama kemarin pulang jam berapa?" Tanya Vyan dengan heran.Keara menoleh ke Vyan dengan terkejut, dia sebenarnya masih memikirkan tentang kejadian yang menimpanya kemarin dan ditambah dompet dan Hpnya tidak ada disini."Vyan kamu tahu mama pergi kemana kemarin?" Tanya Keara dengan heran."Ha? gimana sih kan mama chat aku katanya ke rumah bibi Hera." Jawab Vyan lalu dia membantu mamanya yang sedang mengelap piring itu."Ohh..oh iya mama lupa," Jawab Keara sambil tersenyum. Dan Keara heran bagaimana pria yang menyekapnya kemarin tahu tentang Hera, dia yakin jika pria itu yang mengirimkan pesan itu ke anaknya tapi dia juga heran bagaimana dia bisa tahu kalau anaknya bernama Vyan."Mama kenapa sih?" Tanya Vyan dengan heran, karena daritadi Vyan
"Kau siapa?" Tanya Dion dengan heran."Berbaliklah mereka semua menyambutmu." Ucap Axel, lalu Dion membalikan badannya dan dia terkejut karena melihat beberapa polisi yang datang kesini."Sejak kapan mereka disini," Gumam Keara dengan heran."Menyerahlah, kita juga sudah menangkap bosmu itu." Ucap Leon sambil tersenyum.Dion berdecih tersenyum, lalu dia mengulurkan kedua tangannya ke Leon."Bawa saja aku, lagipula rencanaku hampir berhasil." Ucap Dion dengan senang."Apa maksudmu sialan, udah bawa dia dulu." Ucap Leon dengan kesal, lalu mereka membawa Dion keluar.Leon mengacungkan jempolnya ke Axel, dan Axel hanya diam saja lalu Leon pergi keluar agar mereka berdua bisa berbincang-bincang.Tapi tidak sesuai ekspetasi Leon, justru Alex pergi begitu saja tapi Keara menahan tangan Axel."Tunggu!" Ucap Keara.Axel sontak terkejut karena Keara memegang tangannya, dan Axel tidak ingin menoleh k