Share

Bab 7

last update Terakhir Diperbarui: 2023-09-12 14:23:14

"Sudahlah, Bang. Ini tempat umum. Abang ingat apa yang dulu Mama ajarkan?" Diana mencoba untuk membujuk Faiz. Tapi dia tetap bergeming.

"Abang ingat. Tapi Mama sudah bohong sama Abang. Mama bilang Papa akan datang karena Papa sayang sama Abang. Tapi mana buktinya? Papa tidak datang!" teriaknya. Rasa kesal jelas terlihat dalam wajah Faiz.

Baru saja aku hendak melangkah ke arah mereka, Milla mencekal tanganku.

"Sebaiknya kamu jangan ikut campur, Mas. Itu masalah mereka. Apalagi anaknya terlihat emosian," ucap Milla. Tampak pada wajahnya kekhawatiran.

"Emosian?" Aku mengulang perkataan Milla yang mengatakan Faiz emosian. Selama ini, aku belum pernah melihatnya seperti ini. Tentu saja penilaian Milla salah. Tapi aku tidak peduli.

Aku tetap melangkah untuk mendekati mereka. Namun, langkahku langsung terhenti ketika melihat seseorang yang sangat kukenal lebih dulu mendekati mereka.

"Hei, Faiz. Anak jagoan. Sedang apa? Kok wajahnya ketus banget," goda lelaki itu dengan ramah.

Tapi Faiz, dia sama sekali tidak mengindahkan perkataan lelaki itu. Matanya masih menatap Diana tajam.

"Sayang, dia itu Mamamu. Apa kamu akan menjadi anak durhaka?" lelaki itu kembali mencoba untuk membujuk Faiz.

"Anak durhaka itu akan masuk api neraka, lho, Bang. Rasanya panas benget," Fahri menimpali.

Darimana dia tahu kalau api neraka itu panas? Selama ini dia hanya berdiam diri di rumah.

"Apa Abang mau masuk neraka?" Fahri kembali melayangkan pertanyaan yang tidak seharusnya kepada anak-anak seusia Faiz. Dia sudah keterlaluan.

"Abang tidak mau," lirihnya melemah. Kini tatapan mata tajamnya sudah tidak terlihat lagi.

"Berarti Abang harus minta maaf sama Mama," ucap Fahri kembali. Faiz langsung berlari dan menghambur ke pelukan Diana yang sedari tadi berjongkok di hadapannya.

"Maafkan Abang ya, Ma. Abang janji tidak akan marah-marah lagi. Abang akan menjadi anak yang nurut dan tidak mau membuat Mama sedih lagi," ucap Faiz terisak.

Dengan jelas, aku melihat ibu dan anak itu saling berpelukan dan menangis. Ah, ada rasa haru ketika melihat itu.

Ingin rasanya aku mendekat, tapi mata lelaki itu menatapku tajam. Seolah mengatakan aku jangan mendekat. Ditambah lagi, Milla dan anak-anaknya menahanku.

"Mama sangat menyayangi Abang dan Mas Fahri," lirih Diana sambil menciumi Faiz dan Fahri yang entah sejak kapan sudah berada dalam pelukan Diana.

Padahal selama ini, Fahri belum pernah memelukku. Dengan alasan dia bukan anak kecil lagi.

"Kami janji tidak akan nakal dan akan selalu nurut sama Mama," ucap mereka bersama hingga membuat lelaki itu terenyuh.

Tapi semenit kemudian, lelaki itu menatapku tajam. Milla yang sadar akan tatapannya langsung menarik tanganku untuk duduk.

"Sebaiknya Mas duduk. Lihat, ayah dari anak-anak itu sudah datang," ucapnya sambil menunjuk ke arah lelaki itu.

"Dia bukan ayahnya. Akulah ayah dari mereka," ucapku sedikit kesal. Tapi aku hanya mampu mengatakannya dalam hati.

Aku kesal bukan karena perkataan Milla, tapi karena lelaki itu yang melemparkan tatapan benci berkali-kali padaku.

"Sebaiknya kita pulang, Mas. Karena sepertinya anak-anak juga sudah mengantuk," Milla menggendong Azka. Sementara Radit memegang tangan Sifa.

Sebenarnya hatiku terasa berat harus meninggalkan Diana dan anak-anak bersama lelaki itu. Tapi juga tidak mungkin bagiku untuk meninggalkan Milla dan anak-anaknya. Bisa-bisa hati Azka akan kembali terluka.

*

Setelah mengantarkan Milla dan anak-anaknya, aku langsung pulang ke rumah.

Ketika sampai, rumah tampak hening. Apa mereka belum pulang?

"Kamu dari mana, Mas?" tanya Diana dari samping daput. Tepat ketika aku baru saja akan menaiki tangga ke atas.

"Aku–aku dari rumah sakit," jawabku berbohong. Untunglah tadi aku tidak mengeluarkan suara keras. Jadi Diana tidak melihat aku ada di dekat mereka.

"Kamu tidak bohong, kan?" tanyanya dengan tatapan curiga.

"Tentu saja tidak. Apa kamu sudah tidak mempercayai aku?" kunaikan nada bicaraku untuk menekannya.

"Aku seperti melihatmu tadi. Tapi ya, sudahlah. Lupakan saja."

"Aku mana ada keluar hari ini," dalihku untuk membuatnya percaya.

"Baguslah kalau kau jujur. Jangan sampai aku tahu kau berbohong, Mas. Jika saja terjadi, kau akan menyesal," ucapnya pelan tapi penuh ancaman.

Kenapa Diana menjadi tidak sopan begini? Apa seperti ini sikap wanita shalihah?!

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Tri Wahyuni
Diana kmu jangan diem aja kmu d bohongin dgn suami mu dn kmu diem2 ikutin suami oulang dr RS kema pulang nya
goodnovel comment avatar
Iroh Maghfiroh Ikhyak
msh bagus di awal
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • HADIAH PERNIKAHAN PEMBAWA PETAKA    Bab 43 Tamat

    "Dok, tolong ada pasien yang sedang membutuhkan penanganan!" teriak asisten baruku, Fadil.Dua tahun telah berlalu, aku masih menjadi seorang dokter, tapi berbeda dengan dulu. Setelah Diana dan anak-anak pergi, hidupku hanya diselimuti oleh penyesalan dan sepi. Tanpa ada bahagia ataupun senyuman.Tidak hanya mereka saja yang menjauh, tapi juga orangtuaku ikut terdiam. Mereka seolah tidak melihatku ketika aku berkunjung ke rumahnya. Padahal dulu, hubungan kita tidak seperti ini."Baik!" segera aku berlari dari kantin rumah sakit ke ruangan. Tapi kosong. Tidak ada pasien di sini."Dimana pasiennya?" teriakku keluar."Di sini!" Fadil muncul dari ruangan sebelah, itu adalah ruangan Dion."Kenapa disana?""Dokter Dion tidak masuk, dia mengalami pendarahan di lengannya."Aku langsung melakukan penanganan pada pasien, seorang bocah yang kuperkirakan mungkin baru berusia enam tahun. Sama seperti umur Fahri sekarang.Ya Allah, Nak, kalian dimana? Papa merindukanmu.***Beberapa bulan yang lalu

  • HADIAH PERNIKAHAN PEMBAWA PETAKA    Bab 42

    "Halo, Ma, ada apa?" tanya Burhani pada Farah dengan khawatir ditelpon.”Ya ampun. Sudah jadi dokter bukannya bantu orangtua, malah bikin susah."Dion memasang wajah menghina tanpa dosa. Bagai yang dilakukannya ada benar. Sungguh membuat Burhani sangat emosi."Apa maksudmu?""Apa kau tahu apa yang sedang menimpa kedua orangtuaku? Apa kau ada dibelakangnya?"Burhani menarik kerah baju Dion."Cari tahu saja sendiri. Bukankah selama ini kau tidak pernah percaya padaku?""Kau memang bia**b! Dasar penghianat! Pecundang!”"Terserah sebutan apa yang akan kau berikan padaku.""Kau memang pantas!" Burhani berdecak sebal.Baru saja dia akan melayangkan bogem, tapi tidak tertahan denger kedatangan Alena."Maaf kepada Pak Dokter Burhani, sepertinya tidak mempunyai otak dan tidak memenuhi kriteria sebagai dokter," Alena menepuk bahu Burhani kuat. "Mungkin anda bisa memilih untuk mengundurkan diri dari rumah sakit ini!""Apa maksudmu?""Semua yang aku katakan sudah jelas. Ayah yang mana dengan teg

  • HADIAH PERNIKAHAN PEMBAWA PETAKA    Bab 41

    Milla menarik ujung baju Dea dan menamparnya berkali-kali karena tidak terima dikatakan sebagai pembantu. Burhani yang melihat semakin geram dengan sikap Milla yang berubah drastis.'Masih terasa hangat di pikiran kalau beberapa minggu lalu aku menikahi seorang wanita cantik dan lemah lembut, bukan wanita gemb*l dan kasar ini! Kemana Milla yang dulu?'batin Burhani dongkol.Merasa dirinya sudah ditindas, Dea langsung menonjok perut Milla lumayan keras hingga dia terpental lumayan jauh. "Jangan kau pikir aku diam kau bisa melakukan apapun padaku! Berani membuat masalah denganku, kau akan tamat!" ancam Dea serius. Kedua matanya yang tajam dan berwarna merah menatap Milla tanpa berkedip.Burhani bahkan dibuat diam dengan sikap Dea, sekaligus kaget dengan yang dilakukan gadis itu. Sungguh tidak menyangka wanita yang dia kira hanya berani berkata-kata saja, ternyata mampu bertindak.Dia pun mengacungkan kedua jempol tangannya kepada Dea. Bukti kalau Burhani kini sama sekali tidak mencintai

  • HADIAH PERNIKAHAN PEMBAWA PETAKA    Bab 40

    Berbeda dengan Milla yang sedang terpuruk, Diana justru tertawa terbahak-bahak ketika melihat video yang dikirimkan oleh Radit melalui aplikasi hijau."Hahaha ... benar aku tidak menyangka kalau Milla yang cantik jelita itu akan mengalami hal seperti ini." Diana masih terkikik.Fahri dan Faiz yang hanya bisa mendengar tertawa Diana membuatnya bingung."Mama kenapa, Mas?" Faiz berjalan ke arah Fahri. Tampak ada rasa takut di wajahnya. Mungkin dia mengira ada sesuatu yang mengganggu pikiran Diana ataupun terjadi sesuatu.Fahri menoleh, "Mungkin Mama lagi senang," ucapnya mencoba menghilangkan kekhwatiran yang ada di wajah Faiz. Padahal aslinya dia juga sangat takut terjadi sesuatu pada Diana ataupun memang ada hal mistis. Namun, dia tetap saja menjaga harga dirinya. Bagi Fahri, seorang kakak itu harus terlihat lebih keren dan berani daripada adiknya. Apalagi usia di antara mereka lumayan agak jauh, membuat gengsi Fahri semakin tinggi.”Hahaha."Lagi-lagi tawa Diana terdengar sangat kera

  • HADIAH PERNIKAHAN PEMBAWA PETAKA    Bab 39

    Aku sungguh tidak kuat menjadi ketika menyaksikan kebisuan putra yang dulu selalu aku banggakan. Memang aku telah melakukan kesalahan yang sangat besar, tapi apakah harus mendapatkan balasan yang sangat cepat?Rasanya baru kemarin aku bermain bersama mereka. Apalagi lelaki tampan yang bernama Delon ini mengaku sebagai calon istri dari istri dan anak-anakku.Ah, mungkin sekarang aku hanyalah menyandang status sebagai mantan suaminya. Meskipun dia memutuskan perceraian secara sepihak.Beberapa kali aku mengajak Fahri dan Faiz untuk bicara, tapi perkataanku bagai melayang tertiup angin. Kedua anakku yang dulu sangat ceria dan aktif, kini berubah menjadi pendiam.Dalam waktu singkat, aku harus menghadapi cobaan yang bertubi-tubi. Sudah dikhianati kedua sahabatku, ditinggalkan istri dan anak-anakku, serta dibohongi Milla. Wanita yang kupikir lembut dan baik seperti bidadari ternyata hanyalah iblis yang menyamar sebagai malaikat.Tanpa bisa kutahan, air mata ini luruh begitu saja. Kupikir k

  • HADIAH PERNIKAHAN PEMBAWA PETAKA    Bab 38

    "Tidak! Tidak mungkin wanita hina itu berubah dalam waktu yang sangat dekat untuk menjadi ratu.""Tidak. Aku yakin mereka semua hanya membohongiku. Mana ada berubah dalam hitungan hari? Pasti semuanya hanyalah isu. Ya, benar. Semuanya hanya isu."Beberapa kali Milla mengatakan kata-kata yang sama. Berat baginya menerima kebenaran siapa Diana yang sebenarnya. Padahal dia sudah melihat dengan mata kepalanya sendiri media cetak dan sosial mengabarkan hal itu. Tapi tetap saja hati dah pikirannya tidak bisa menerima hal itu."Apa kau tahu direktur utama yang baru? Aku sungguh tidak menyangka kalau Dirut dari F2 Group adalah seorang wanita muda yang cantik," ucap salah seorang wanita di sebuah jalanan yang penuh dengan orang-orang."Sama. Aku juga sangat tidak menyangka, apalagi beliau sepertinya terlihat sangat rendah hati," ucap yang lainnya.Hati Milla menjadi semakin penuh kebencian dan dengki. Matanya pun semakin memerah serta lebih tajam. Ia pun kembali melakukan sepeda motornya menuj

  • HADIAH PERNIKAHAN PEMBAWA PETAKA    Bab 37

    Milla berteriak mengumpat setelah mengetahui kalau Diana sebenarnya adalah orang kaya. Dia benar-benar sudah sangat kecewa dengan dirinya sendiri yang sudah merendahkan Diana.Padahal berbagai cara sudah dilakukannya untuk membuat Diana jatuh dan semakin terpuruk, bahkan enggan untuk bertahan. Tapi ternyata, dia bukanlah orang sembarangan bisa disentuh begitu saja.Rasa kecewa tidak dapat disembunyikan lagi dari wajahnya yang dalam waktu sekejap berubah menjadi amarah."Pantas saja selama ini kau baik-baik saja setelah apa yang telah aku lakukan!" geram Milla ketika hendak berjalan di antara kerumunan orang.Secara tidak sengaja, Burhani ternyata berada di dekatnya dan mendengar umpatan istri kedua yang sudah membuatnya melupakan istri dan kedua putranya."Apa sebenarnya yang sudah kubela dari wanita ini? Dia tidak lebih hanya seorang penghancur!" lirihnya geram dan sangat kesal. Namun tidak tahu lagi apa yang harus dilakukannya.Bagi Burhani, kata penghancur adalah kata yang paling t

  • HADIAH PERNIKAHAN PEMBAWA PETAKA    Bab 36

    "Maaf, Pak, kami akan segera tutup," ucap salah seorang karyawan restoran.Burhani mengangkat wajahnya menatap sayup seorang karyawan wanita yang tengah berdiri di sampingnya. "Tahun berapa restoran ini di bangun dan diresmikan?"Karyawati tersebut tampak heran dengan pertanyannya, dia merasa pertanyaan yang bagus ini harusnya dilontarkan dengan wajah yang cerah dan tersenyum. Bukan seperti wajah orang yang ada di sampingnya ini. Kusam dan sama sekali tidak ada senyuman. Justru malah terlihat sendu dan akan menangis.Apa karena orang ini terharu?Beberapa kali pertanyaan itu muncul dalam benaknya, tapi tetap saja ekspresi itu tidak pantas."Bisa jawab atau tidak? Oh, mungkin anda karyawan baru di restoran ini?" Burhani menatap remeh. Dia merasa kesal karena pekerja wanita ini hanya menatapnya dan tidak mengatakan apapun.Wanita yang di depannya tersenyum ramah, dia seolah tidak peduli dengan kata-kata yang menyakitkan dari Burhani, "Perkenalkan, saya Deswina, manager di sini dan sekal

  • HADIAH PERNIKAHAN PEMBAWA PETAKA    Bab 35

    Beberapa kali Burhani meyakinkan kalau apa yang dilihatnya tidak nyata. Dia sama sekali tidak menerima kalau istri yang selama ini bersamanya ternyata tidak terbuka dalam beberapa hal.Dia merasa telah dibohongi setelah sekian tahun lamanya.Kedua tangannya mengepal kuat dan matanya menatap ke arah Diana, Dion, dan kedua putranya bergantian. Tidak terkecuali kedua orang tuanya Diana yang dulu ketika akad nikah mengakui pekerjaan mereka adalah petani, tapi ternyata dari keluarga Gardan Pradipta.Dion tersenyum penuh kemenangan ketika melihat bagaimana reaksi Burhani. "Saatnya kau sadar dan menerima kekalahan. Pada dasarnya semua orang akan menebus semua dosa yang dilakukannya di masa lalu. Tapi hanya DP saja." gumamnya pelan sambil terkekeh.”Jujur awalnya saya sangat kecewa. Tapi kedua orangtua terus meyakinkan saya kalau ini memang jalan terbaik dari yang maha kuasa. Banyak juga para ibu yang mengalami hal sama seperti saya yang memberikan kata-kata mutiara dan beberapa pengalamannya

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status