Share

bab 32 pertengkaran

"Cukup!! Lalu kamu itu ayah yang seperti apa?!" Aku tersenyum sinis sambil menatapnya. Kini kami sudah berdiri saling berhadapan. "Ayah yang meminta bayaran atas darah yang akan diberikannya, padahal dia darah dagingmu, Mas! Dimana otak kamu itu!"

"Bu-bunda … Ayah …!"

Aku langsung menoleh begitu juga dengan Mas Arka. Musda sudah berdiri di ambang pintu yang menghubungkan antara ruang tamu dan ruang tengah. Wajahnya sudah berderai air mata. Aku melangkah mendekatinya.

"Sayang … kenapa menangis? Mana nenek?" tanyaku lembut sambil memegang wajahnya dan berusaha menghapus air mata.

"Kenapa Bunda marahin Ayah?" tanyanya dengan polos.

"Bunda nggak marahin ayah, kok, bunda hanya sedang berbicara dengan Ayah saja. Musda masuk lagi, ya, sama nenek!"

"Nggak! Musda maunya sama Ayah, Musda masih kangen sama Ayah!

Tanpa ku duga reaksi dari gadis kecilku itu justru melangkah mendekati ayahnya dan langsung memeluknya. Astaga! Kenapa jadi seperti ini. Aku memijit pelipisku yang tiba-tiba terasa pusi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status