Share

Empat

Penulis: kajede10
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-23 14:15:24

Sebagai anak tunggal jelas saja Abian melakukan semuanya sendiri. Orang tuanya yang sibuk bekerja di luar kota, membuatnya kesepian. Ia tidak mendapat perhatian penuh, meskipun uang yang diberikan orang tuanya cukup. Abian tetap merasa ada yang kurang, karena ia perlu kasih sayang orang tuanya. Untungnya saat masuk kelas sepuluh, ia dikenalkan pada Laura oleh kedua orang tuanya. Sejak satu tahun yang lalu Abian dan Laura sudah menjadi sahabat dekat, berkat orang tuanya yang berkerabat. Mereka berdua akrab dengan sangat cepat, mungkin karena factor sama-sama anak tunggal. Tidak jarang ia merasa iri pada Laura, meskipun kedua orang tuanya juga sibuk. Tapi perhatian dan kasih sayang yang diberikan pada Laura sangatlah cukup. Abian membutuhkan suasana damai, berkumpul dengan keluarganya. Serta berbagi kisah hari-hari yang mereka lalui setiap saat. Abian kecil tumbuh menjadi pria remaja yang mandiri. Berhasil menarik perhatian lawan jenis karena wajahnya yang tampan. Abian mengambil ponselnya, menekan satu nomer telepon dan menempelkan ponselnya ditelinga.

“Hallo, kenapa bi?” ucap gadis disebrang sana, yaitu Laura.

“Gapapa, lo udah sampe rumah?”

“Udah kok, tadi kak Darrel yang anter” Laura juga mempertanyakan kenapa Darrel tiba-tiba menghubunginya, padahal pendaftaran kan sudah ditutup.

“Gatau, mungkin kurang anggota kali” jawabnya, menutupi fakta bahwa ia yang memaksa Darrel menerima Laura.

“Yaudah ya ra, gua tutup telponnya” Abian langsung mematikan ponselnya, lalu masuk ke toilet dan berendam air hangat di bathtub. Menyalakan satu lagu di playlist spotify yang hits saat ini.

^ So take my hand now, seen me

‘Cause you’ve made me into this man

I promise I’ll treasure you girl

You’re all that I’ve needed completing my world

You, you’re my love, my life, my beginning

And I’m just so stumped I got you

Girl, you are the piece I’ve been missing^

Abian berteriak ketika menyanyikan penggalan lirik itu, menurutnya bernyanyi di dalam toilet sangat menyenangkan. Seperti konser pribadi, bebas berteriak. Apalagi rumahnya sedang sepi, jadi tidak akan ada yang menggedor pintu toilet, dan memintanya untuk berhenti.

Laura duduk di tepi lapangan. Memperhatikan sang pujaan hati yang ia sukai sejak pandangan pertama di Nirmala. Sagara sedang latihan basket bersama timnya. Terik matahari tidak melunturkan semangat mereka yang membara. Seperti yang diketahui, bulan depan akan ada pertandingan basket antara SMA Nirmala dan SMA Garuda. Keringat yang mengucur di wajah Sagara, membuat Laura ingin mengelap peluh itu. Laura dan Dezora, berteriak memberikan semangat. Abella yang sedang membaca buku, agaknya merasa terganggu dengan teriakan kedua sahabatnya itu. Tadinya Abella tidak mau ikut menonton, tapi Laura terus saja memaksanya.

“Kak Sagara, ganteng banget anjir, Damagenya pas ngibasin rambut yang basah nusuk sampe jantung” ucap Dezora heboh, hingga ditatap sinis oleh Laura.

“Pliss ya Zora, lo mending haluin yang lain deh. gua ikhlas lahir batin. Tapi jangan kak Gara juga dong, lo mau nikung gua ya?” Dezora yang mendengar itu hanya tertawa geli dengan ekspresi Laura.

“Denger ya, Laura Gistava. Sebelum jalur kuning melengkung, jomblo bebas menikung!”

“Iya juga sih, tapi lo liat aja nanti kak Gara bakal jadi milik gua” ucapnya polos.

Laura menyukai Sagara saat ia mengikuti Mos hari kedua, waktu itu Laura duduk di tepi lapangan sambil memakan roti yang ia bawa dari rumah. Salah satu anggota ekskul basket, tidak sengaja melempar bola terlalu keras. Hingga bola itu memantul dan mengenai Laura. Benturan yang keras itu, membuat kepala Laura sakit hingga pingsan. Sagara yang melihat itu dengan sigap berlari, membantu menggendong Laura ke UKS. Sagara menemani Laura sampai Laura sadar. Membawakan Laura teh hangat, dan membantunya minum. Wangi Parfurm vanilla yang menempel di bajunya, sangat manis.

“Maaf ya, tadi temen gua kekencengan lemparnya” ucap Sagara halus, sembari mengelus tangan Laura.

Laura mengedipkan matanya beberapa kali, dan menoleh pada sumber suara.

“Lo gapapa kan?” tanya Sagara lagi,

“Hem, udah kok. Udah mendingan” jawab Laura pelan”

“Lo, istirahat disini aja ya. Atau mau pulang aja biar gua anter?”

“Engga kak, gausah. Aku udah baik-baik aja kok, aku mau balik kekelas aja. Ini kan masih hari kedua MOS”

Sagara membantu Laura yang ingin turun dari ranjang UKS. Lalu mengantar Laura untuk kembali ke kelas. Sagara menggenggam tangannya erat, sangat erat. Aroma vanilla yang hingga kini masih Laura ingat dengan jelas. Sampai di kelas, Sagara mengetuk pintu itu dan membiarkan Laura masuk. Memanggil salah satu panitia angkatannya, dan meminta dia untuk tidak terlalu keras pada Laura yang sedang sakit. Laura senang, tersenyum tipis dengan kepalanya yang menunduk. Sagara sangat baik padanya, penuh perhatian dan rasa kasih sayang. Tidak mungkin ada yang tidak jatuh hati, pada malaikat tampan seperti Sagara.

Saat sudah didalam kelas, Laura melihat Sagara yang masih berdiri di depan jendela. Sambil tersenyum ramah. Hingga seseorang menepuk bahu Sagara dan meninggalkan tempat itu.

Bahkan hingga kini, senyuman manis milik Sagara tidak pernah Laura lupakan. Hati Laura selalu berbunga-bunga ketika melihat Sagara tersenyum, lesung pipi di wajahnya membuat ia terlihat sangat manis. Laura bahkan bisa mematung saat melihat Sagara lewat didepannya. Suara Sagara saat berbicara padanya sangatlah lembut.

Pulang sekolah Laura mengajak Abian untuk singgah sebentar. Perempuan dengan wajah putih pucat serta tatapan mata sayu yang menenangkan, sedang menikmati es krim yang ada ditangan kanannya. Abian juga ikut menikmati es krim coklat vanilla yang ia pesan. Duduk dibawah pohon rindang yang ada di taman. Suasa tenang nan damai, tak ada satu pun dari mereka berdua yang mengeluarkan suara.

“Enak ya,” ucap Laura memecahkan keheningan.

Abian yang awalnya tidak menyukai es krim, memaksakan diri untuk mencobanya, mengikuti kemauan Laura si pecinta es krim. Hingga mencoba es krim rasa coklat vanilla yang ia pegang sekarang, selalu menjadi ice cream andalan setiap ia pergi.

“Iya, kaya biasanya. Ga ada yang berubah dari rasa es krim ini” jawabannya, jujur.

Suasana kembali diam, membiarkan hembusan angin menusuk kulitnya. Pikirannya melayang, sama-sama memikirkan sesuatu yang harapnya akan terjadi. Laura memikirkan Sagara. Mungkinkah Sagara yang berbeda dengan, bisa ia dapatkan. Ia belum pernah jatuh cinta sebelumnya, tapi ia juga ragu. Apakah perasaanya pada Sagara sungguh-sungguh? Atau hanya rasa terima kasih yang terlalu dalam.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • HARMONY   delapan puluh

    Laura sudah berada di bali sekarang, ia pulih setelah beberapa hari tinggal disini. Laura sama sekali belum memberi kabar apapun pada teman-temannya di Jakarta. Ia yakin mereka semua pasti sedang khawatir, namun dia juga tidak ingin menghubungi mereka saat ini, entahlah perasaan Laura sangat sulit dimengerti akhir-akhir ini. “Jadi pacar Laura ini siapa sebenarnya?” tanya sang mama yang sedang asik membuatkan sarapan pagi untuk keluarga kecilnya. Sudah lama mereka tidak berkumpul, menurut Laura ada untungnya juga ia sakit, jadi keluarga senantiasa merawatnya seperti bayi lagi seperti dulu. “Apaan sih mah, gausah bahas itu lagi deh” sahut Laura. sejak itu mamanya selalu bertanya siapa kekasih Laura sebenarnya. Karena saat itu dua laki-laki terlihat paling terpuruk saat Laura berada di rumah sakit. Yaitu Abian dan juga Darrel. “Pacaran sama Darrel, tapi kenapa pas habis operasi manggil-manggil nama Abian terus” tanya sang mama lagi. wanita itu sangat penasaran tentang kisah cinta an

  • HARMONY   tujuh puluh sembilan

    Sudah satu bulan hubungan palsu yang mereka jalani untuk mengelabui orang-orang. Namun perasaan Darrel setiap harinya semakin nyata, ia bahkan tidak mau jauh-jauh dari Laura. Mereka semakin dekat dan selalu menghabiskan waktu bersama. Darrel juga sering menceritakan masalah-masalah yang ia alami di masa lalu hanya pada Laura, karena setiap kali bercerita pada gadis itu, Darrel selalu merasa nyaman. Hubungan dua remaja itu membuat pertemanan Laura dan Abian semakin menjauh. Keduanya terlihat sering mengabaikan satu sama lain, selain itu Abian juga sedang dekat dengan Nayla sekarang. “Aku gamau putus” ujar Darrel parau.“Tapi dari awal kita ga pacaran beneran kan” ujar Laura. ia juga berpikir bahwa berat rasanya meninggalkan Darrel seperti ini. Bersama laki-laki itu Laura jadi tahu bagaimana sikapnya yang lembut, berpura-pura kuat padahal sering rapuh. Laura juga tidak yakin bisa meninggalkan Darrel, laki-laki itu belum sembuh total dari rasa kecewa mengingat hidupnya di masa lalu.

  • HARMONY   tujuh puluh delapan

    Berita tentang hubungan Darrel dan Laura ramai di perbincangkan oleh masyarakat sekolah. Beberapa fans Darrel menentang hubungan ini, dan beberapa juga senang karena mereka berdua terlihat sangat cocok.Laura harus jalan sambil menundukkan kepalanya setiap kali melihat fans Darrel yang sedang dalam zona senggol bacok. Laura tidak mungkin meladeni orang-orang buta yang tergila-gila dengan pacar pura-puranya. Karena tidak mau orang-orang curiga, jadi Laura dan Darrel berangkat ke sekolah bersama tadi. Seperti biasa, Darrel harus menjemput perempuan itu dulu. Darrel juga mengantar Laura masuk kedalam kelasnya agar hubungan mereka terlihat real. Mereka juga menghabiskan waktu bersama di kantin, dan beberapa kali hangout bersama couple lainnya. Tidak punya banyak waktu bersama Laura membuat Abian penasaran, apakah hubungan itu sungguhan atau hanya mengelabui Sagara saja. Agar Laura tidak terlalu ngenes, sejak hari itu Laura belum cerita tentang apapun pada Abian. Laki-laki itu merasa k

  • HARMONY   tujuh puluh tujuh

    Semenjak kemenangan itu, mereka mendapat banyak job untuk mengisi pertunjukan di beberapa café-café. Darrel selalu mengajak Laura untuk ikut bersamanya, sekarang mereka sudah seperti paket komplit yang kemana-mana harus bersama. Saat sekolah mengadakan Nirmala Art Festival atau biasa disingkat dengan Nafest, band 70 ditugaskan untuk menyumbang suara untuk mengisi malam festival. Mereka berlatih setiap hari agar bisa menampilkan yang terbaik untuk para penonton terkhusus anak-anak Nirmala. Laura berlatih keras agar tidak malu dihadapan teman-temannya, Darrel juga selalu membantunya setiap kali Laura merasa kurang. Laura dan Sagara juga masih dekat seperti biasa, ia pikir hari itu akan menjadi hari terakhir untuk dirinya dan Sagara. namun laki-laki itu masih mencarinya dan mengajaknya bermain bersama. Abian lebih fokus pada latihannya karena ia menjadi siswa satu-satunya yang mewakili sma Nirmala untuk bertanding di tingkat Provinsi. Ia tidak lagi punya banyak waktu untuk bermain,

  • HARMONY   tujuh puluh enam

    Tidak heran jika band 70 memenangkan lomba ini sebagai juara pertama. Perpaduan suara antara Darrel dan Laura memang sangat cocok untuk disatukan, keduanya memiliki suara yang sangat indah. Abian dan Sagara menghampiri Darrel dan teman-temanya untuk mengucapkan selamat. Mereka mendapat juara pertama dan hadiah sebesar 5 juta rupiah. Jujur saja, alasan mereka ikut lomba ini bukan karena uang, tapi karena ingin menambah pengalaman saja. Laura menepuk jidatnya ketika ingat kejadian tadi, dimana saat pengumuman juara dan mereka memenangkannya Laura sangat excited sehingga memeluk orang disampingnya yang ternyata Darrel. Darrel juga malah merespon pelukan itu, sehingga ketika sadar keduanya langsung membuang muka seolah tidak terjadi apa-apa. “Congrats ya ra” ujar Abian menghampiri gadis itu. “Makasih bi” sahutnya. “Gua gabisa lama-lama disini, lo pulang bareng Darrel ya?” tanya Abian, ia harus pergi setelah ini. “Abian, makasih udah selalu dukung gua” ujar Laura memeluk laki-laki

  • HARMONY   tujuh puluh lima

    Semakin hari Sagara lebih banyak menghabiskan waktunya bersama Laura. mereka semakin dekat saja setiap harinya. Membuat Abian dan Darrel kesal karena terus-terusan ditinggal oleh temannya. Besok 70 akan mengikuti lomba yang sudah ditunggu-tunggu sejak lama. Sekarang mereka sedang berkumpul kembali membahas persiapan untuk besok, Laura merasa sedikit gugup karena takut membuat kesalahan yang membuat 70 malu karenanya. “Jangan gugup ya Ra, gua yakin lo bisa!” ujar Dava membuat Laura menoleh percaya diri. “Kita udah kerja keras, kita latihan setiap hari dan berharap hasil terbaik buat band ini. Gua harap kita semua bisa tunjukin yang terbaik!” ujar Darrel pada anggotanya. Gina yang ikut duduk disana tersenyum, ia sudah melihat bagaimana kerja keras Laura selama kurang dari sebulan ini. Perempuan ini sangat berbakat, ia harap 70 bisa berhasil dalam lomba ini. Abian: “Dimana Ra?” Laura: “Di rumah kak Dava”Abian: “Udah jam sembilan, apa ga pulang aja? jangan begadang biar besok bangu

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status